Anda di halaman 1dari 34

HALAMAN PERSETUJUAN

EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DI DESA LAPANDEWA

TAMBUNALOKO

PROPOSAL

Oleh

Yansan

091801050

Telah di periksa dan disetujui oleh

Pembibing I pembibing II

Anwar sadat,S.sos.,MIP Andy Arya.M.W.,S.I.P.,M.SI


NIDN. 0919097504 NIDN. 0927128701

Mengetahui
Ketua program studi

NASTIA.S.I.P.,M.I.P
NIDN.0930128302

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum waramatulahi wabarakatu

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, Karena atas

limpah dan rahmat, karunia dan hidayah-Nya lah sehinggah Saya mendapat

kesempatandan kemampuan untuk menyelesaikan proposal yang berjudul ‘’evaluasi

pembangunan di desalapandewa tambunaloko’’ dapat terselesaikan dengan

semestinya. Shalawat serta salam tak lipa pula kita haturkan kepada junjungan Nabi

Muhamad SAW , yang telah memperjuangkan ajaran islam hinga samapai saat ini

kita dapat merasakan indahnya iman dan islam

Saya sangat menyadari bahwa dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

dimiliki masi terbatas maka apa bila dalam penulisan proposal inmi di temukan

kekeliruan atau kekurangan baik di tinjau dari segi penulisan maupun dari segi

penyajian materi,maka kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya

tulisan ini sangat di harapkan.berbagai hambatan dan kesulitan di temukan sewaktu

melakukan penyusunan proposal akan tetapi karena kerja keras kesabarab serta

adanya bantuan dari pihak-pihak lain baik berupa penyajian literature maupun

sumkbangan pikiran telah memungki8nkan terselesainya proposal ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masala.......................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6

BAB II METODE PENELITIAN...................................................................... 7

A. Landasan Teori............................................................................................ 7

B. Perencanaan................................................................................................. 10

c. Pembangunan................................................................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 18

A. jenis penelitian............................................................................................. 19

B. variabel penelitian........................................................................................ 20

C. Definisi Operasional.................................................................................... 21

D. populasi dan sampel..................................................................................... 22

E. sumber data.................................................................................................. 24

F. Teknik Pengumpulan data............................................................................ 24

G. Teknik Analisis Data................................................................................... 26


iii
H. Tempat Dan jadawal penelitian................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerataan pembangunan masih menjadi isu seksi dalam

targetpemerintahan. Dengan membandingan pembangunan antara Kawasan Barat

Ind!nesia (KBI) dan Kawasan Timur Ind!nesia (KTI) persebaran daerah tertinggi

sebesar 84,42 % dari 122 jumlah daerah tertinggal dan 49,76 % dari jumlah

seluruh kabupaten di Ind!nesia. Sebanyak 103 kabupaten dikategorikan sebagai

daerah tertinggal yang terdapat di KTI. Rencana strategis (Renstra) Direktorat

Jenderal Pembangunan Daerah tertinggal tahun 2015-2019.

Isu pembangunan menjadi penitng mengingat pembangunan menghasilkan

suatu pertubuhan dan perubahan terencana,Pembangunan menurut Sondang P.

Siagian (2008: 4) adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan

perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara,

dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Hal ini,

menjelaskan bahwa pembangunan didesa yang menjadi salah satu punggung

pembangunan daerah, dimana desa menjadi bagian geografis ataupun kefungsian

dari wilayah kabupaten itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Saeful hakim, dkk

(2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya

mempunyai keterkaitan secara fungsional, dengan demikian mempertegas desa

turut berperan dan menjadi penyokong keberhasilan pembangunan pada

wilayahnya.

1
Pembangunan desa menjadi pengungkit pembangunan dengan target capaian

yang ditetapkan dalam rencana Pembangunan jangka menengah Nasional

(RPJMN) Yang memiliki dua sasaran Yaitu 1). Penurunan desa tertinggal sapai

dengan 5000 desa tertinggal. 2.). Peningkatan desa Paling sedikit 2000 desa

mandiri (Buku 1 Agenda Pembangunan Nasional. hal 5-11, 2014). Target tersebut

menjadi ukuran dalam pencapaian nawacita membangun indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan transmigrasi

nomor 2 tahun 2014 tentang indeks Desa membangunan secara nasional diperoleh

dari indeks rata rata nasional adalah 0,5662. Indeks sebagai alat ukur dalam

melihat keberhasilan pembangunan desa dengan bertujuan untuk melihat tingkat

kemandirian Desa secara nasional. Dari hasil yang didapat status Desa tertinggal

bila dibandingkan dengan batas ambang batas status tertinggal (< 0,5662.

sehingga menghasilkan penilaian yaitu:

a. Mayoritas Desa di Indonesia didominasi oleh Desa tertinggal (Desa

Pramadya). Untuk Desa tertinggal (Desa Pramadya) berjumlah33.592 desa

(46%).

b. Desa sangat tertinggal (Desa Pratama) berjumlah 13.4553 Desa (18 %).

c. sedangkan jumlah Desa memiliki status Desa mandiri (Desa sembada)

terdapat 174 Desa (0,245), sementara

d. Desa maju (Desa Pra-sembada) adalah 3.608 Desa (5%) dan

e. Desa Berkembang (Desa madya) 31% atau 22.882 desa.

2
Terget peningkatan status desa tersebut terus diupayakan oleh pemerintah,

dengan menyiapkan berbagai bentuk program yang disesuaikan dan diatur oleh

pemerintah pusat dalam kerangka kebijakan. Prioritas penggunaan Dana Desa

difokuskan pada pembangunan fisik di bidang pendidikan, kesehatan,

sarana,prasarana, dan energi. (Permendes No 22 tahun 2016 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa tahun 2017). Pembangunan fisik berimplikasi kepada

penyusunan rencana proyek beserta anggarannya.

Pada pelaksanaanya, pengelolaan dana desa masih terus selalu

disempurnakan guna menghasilkan kinerja pembangunan desa yang efektif.

Tantangan dan kendala dalam pengimplementasian kebijakan tersebut juga

ditemui, semenjak bergulirnya kebijakan tersebut. Terdapat beberapa isu strategis

pengelolaan (transfer) dana desa yang berhasil dirangkum yaitu:

Terdapat 3 rancangan polac proses pengelolaan transfer dana desa dengan

memperhatikan kemampuan dan kapasitas dana desa, dengan ketiga pola tersebut

masih terdapat tantangan yang di hadapi pemerintah desa untuk dapat siap tepat

waktu dalam pemerosesan dan penyerapan dana desa tersebut dengan juga

memperhatikan kebutuhan pedanaan yang diterima oleh desa-desa yang memiliki

propesi serapan dana tersebut.

Selain itu juga ditemukan permasalahan pada kerangka proses penyaluran

dana pengunaan dana desa yang dirasa kurang tepat dan pada akhirnya membawa

dampak pada pembangunan desa. Evaluasi penyaluran dan pengunaan dana desa

dilakukan dengan menghasilkan beberapa permasalahan yaitu (kemenkeu, 2016):

3
1. Evaluasi penyaluran dana desa,terdapt keterlambatan dan rendahnya

penyaluran Dana desan dari kabupaten/kota kedesa:

a. Sebagian Daerah belim memasukkan Dana desa dalam APBD induk.

b. Sebagian Daerah terlambat menetapkan perbub/perwali tentang

pengalokasian Dana Desa per Desa .

c. Sebagian daerah harus merubah penetapan alokasi Dana Desa per desa

karena jumlah desanya berbeda dengan yang ditetapan dalam peraturan

mentri dalam negri.

d. Sebagian daerah terlambat menetapkan perbup/perwali tentang pedoman

pengelolaan keuangan Desa dan tentang pengadaan barang/jasa di desa.

e. Sebagian Daerah menambahkan persyaratan penyaluran Dana Desa dari

RKUD ke Rekening kas Desa.

f. Sebagian Daerah memeriksa dokumen pertagung jawaban Dana Desa

sebagai syarat penyaluran tahapan.

g. Terdapat daerah belum berani menyalurkancdana Desa ke Desa dan

sebagian Desa belum berani menggunakan dana Desa karena belum ada

pendamping desa.

h. Sebgian Desa belum menyetapkan apbdesa.

i. Kekhawatiran perangkat desa terjerat kasusus hukum.

2. Evaluasi Pengunaan Dana Desa, yaitu:

a. masih terdapat pengunaan Dana Desa di luar priorits pengunaan.

b. pekerjaan kontruksi dilakukan seluruhnya oleh pihak ketiga.

c. hasil pengadaan tidak dapat digunakan/dimanfaatkan.

4
d. pengeluaran Dana Desa tidak didukung dengan bukti yang memadai.

3. Kelebihan Perhitungan Volume RAB.

Kebijakan dan penganggaran menjadi instrument dalam mendukung

pembangunan desa saat ini.

a. Anggaran merupakan alat pemerintah untuk mengarahkan pembangunan

sosial ekonomi, menjamin kesinabungan, dan meningkatkan kualitas

hidup masyarakat.

b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dank e inginan masyarakat

yang berbatas dan terus berkembang. Sedang sumber daya yang ada

terbatas. Anggaran di perlukan karena adanya masalah keterbatasan

sumber daya.

c. Anggaran di perlukan umtuk meyakinkan bahwa pemerintah telah

bertagung jawap terhadap rakyat. Pembangunan sosial dan ekonomi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat merumuskan pokok

masalah sebagai berikut,bagaimana Evaluasi pembanggunan Desa Lapandewa

Tambunaloko.?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak pembangunan Desa

Lapandewa Tambunaloko.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa/i dan pihak lain yang ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut terkait dampak pembanguna di Desa

terhadap kesejahteraan masyarakat.

b. Di harapkan pembangunan di Desa bagi pemerintah sebagai rujukan

dalam mengambil kebijakan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah Diharapkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan

bagi pihak pemerintah daerah khususnya dalam pembangunan Desa upaya

menciptakan dampak-dampak positif bagi masyarakat.

b. Bagi masyarakat

Sebagai masukan agar masyarakat dapat merasakan pembangunan Desa

tersebut dengan sebaik-baiknya.

c. Bagi mahasiswa/i peneliti

Untuk memenuhi kewajiban utama sebagai mahasiswi serta menambah

wawasan pengetahuan dan keilmuan, terkait dengan keberhasilan

pembangunan Desa dalam meningkatkaan kesejahteraan masyaraka.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Evaluasi

1. Teori Konsep Evaluasi

Sebagai suatu konsep, secara sederhana kita bisa menyatakan bahwa

evaluasi merupakan kegiatan menilai apakah kegiatan yang dilakukan sudah

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia arti kata Evaluasi adalah penilaian. Pada umumnya evaluasi adalah

suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan

dan akan digunakan untuk menilai, memperhitungkan, dan mengendalikan

pelaksaan program ke depannya agar jauh lebik baik. Evaluasi lebih ditujukan

untuk perbaikan dan penyempurnaan keberhasilan suatu program. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006:19), pengertian evaluasi dipertegas lagi sebagai

proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan

suatu kriteria tertentu.

Menurut Arifin dan Zainal (2010:45) mengatakan bahwa evaluasi adalah

suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan

evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,

sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah

evaluasi. Hal yang sama disampaikan oleh Purwanto dan Ngalim (2010:57).

Menurut Suharyadi dalam Bappenas (2007:80) evaluasi adalah suatu

proses untuk membuat penelitian secara sistematik mengenai suatu kebijakan,

program, proyek, atau kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis

7
dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya untuk

keperluan pemangku kepentingan.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara

objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana

hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan

yang akan dilakukan didepan (Yusuf, 2003:3).

Menurut arikunto (2010:3) evaluasi adalah proses penggambaran,

mencari serta memberikan informasi yang sangat berguna untuk pengambil

keputusan dalam menentukan alternatif keputusan tersebut.

Menurut William N. Dunn (2012:608) dalam arti yang lebih spesifik,

evaluasi berkenaan dengan produktif informasi mengenai nilai atau manfaat hsil

kebijakan. Menjelaskan evaluasi kebijakan merupakan hasil kebijakan dimana

pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan.

Sebagian akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi kebijakan.

Jadi dapat disimpulkan evaluasi adalah proses kegiatan yang dilakukan

untuk menilai dan menentukan suatu program kegiatan telah sesuai dengan

sasaran atau telah tercapai tujuan yang diinginkan atau belum. Evaluasi

dilakukan terhadap penyelenggaraan suatu program yang telah dilaksanakan

sebelumnya, untuk menilai hasil dari suatu program yang telah berjalan dari

tahap awal hingga tahap akhir dari suatu program atau kegiatan yang telah

berlangsung.

8
2. Metode evaluasi/penilaian

Menurut Arikunto (2012:40) ada dua teknik evaluasi yaitu teknik notes

dan teknik tes:

a. Teknik notes

 Skala bertingkat (rating scale), skala mengambarkan suatu nilai yang

berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

 Kuesioner (questionair), adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus

diisi oleh yang akan diukur (responden).

 Daftar cocok (check list), adalah deretan pertanyaan (yang biasanya

singkat-singkat), dimana rsponden yang dievaluasi tinggal

membubuhkan tanda cocok (V) di tempat yang sudah disediakan.

 Wawancara (interview), adalah suatu metode atau cara yang digunkan

untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab

sepihak.

 Pengamatan (observation), adalah suatu teknik yang dilakukan dengan

cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.

 Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama

masa kehidupan.

b. Teknik tes

Tes merupakan alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan

dengan alat-alat yang lain, tes verrsifat lebih resmi karena penuh dengan

batasan-batasan.

9
B. KONSEP PERENCANAAN

Perencanaan berasal dari kata rencana,yang artinya rancangan atau rangka

sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan

beberapa komponen penting , yakni tujuan (apa yang ingin dicapai), kegiatan

(tindakan-tindakan untuk merealisasikan tujuan) dan waktu (kapan bilamana

kegiatan tersebut hendak dilakukan). Apapun yang direncanakan tentu saja

merupakan tindakan-tindakan dimasa depan (untuk masa depan). Dengan

demikian suatu perencanaan bisa dipahami sebagai respon (reaksi) terhadap

masa depan. (Abe,2005:27)

Menurut Tjokroamidjojo (dalam Syafalevi,2011:28) perencanaan dalam arti

seluas-luasnya merupakan suatu proses mempersiapkan secara sistematis

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya

dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan efisien.

Perencanaan merupakan suatu proses yang kontinu yang meliputi dua

asapek , yaitu formulasi perencanaan dan pelaksanaannya. Perencanaan dapat

digunakan untuk mengontrol dan mengevaluasi jalannya kegiatan, karena sifat

rencana itu adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

(Listyangsih,2014:90).

Menurut Terry (dalam Riyadi, 2005 : 3), perencanaan adalah upaya untuk

memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan

asumsi-asumsi mengenal masa yang akan datang dengan jalan mengambarkan

10
dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang di perhatikan untuk mencapai hasil

yang di inginkan.

Defenisi perencanaan dapat diartikan hubunggan antara apa yang ada

sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian

dengan kebutuhan penentuan tujuan, prioritas program, dan alokasi sumber.

(Uno,2006 :1)

Menurut Hasibuan (dalam Syafie, 2007:49) rencana adalah sejumlah

keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang, namun tidak semua rencana

merupakan perencanaan pembangunan terkait dengan kebijaksanaan

pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan, ini

terkait dengan defenisi perencanaan yang merupakan upaya institusi publik untuk

membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan disebuah wilayah

baik di negara maupun daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan

yang di miliki oleh wilayah tersebut.

Berdasarkan defenisi-defenisi yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa

perencanaan adalah suatu rangkaian keputusan yang dibuat sebagai pedoman

yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan

dengan sumberdaya yang tersedia.

Dalam kamus bahasa Indonesia kata fungsi merupakan kegunaan suatu hal,

daya guna serta pekerjaan yang dilakukan. Menurut Sutarto (dalam Nining

Haslinda 2008:22) Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada

jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan atau pertimbangan lainnya.

11
Fungsi perencanaan itu merupakan sebagai usaha persiapan yang sistematik

tentang berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mencapa

tujuan. Perencanaan ialah perumusan tujuan prosedur, metode dan jadwal

pelaksanaannya, didalamnya termasuk ramalan tentang kondisi dimasa akan

datang dan perkiraan akibat dari perencanaan terhadap kondisi tersebut. Rencana

pembangunan hendaknya dapat pula menimbulkan solidaritas nasional dan

solidaritas sosial, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab.

Menurut Siagian (2002:36) mengemukakan fungsi perencanaan dapat

didefenisikan sebagai Pengambilan keputusan pada masa sekarang tentang hal-

hal yang akan dilakukan dalam saat kurun waktu tertentu diwaktu dimasa yang

datang. Menurut Handoko, ( 2003: 23 ) ada dua fungsi perencanaan :

a) Penetapan atau pemilihan tujuan-tujuan organisasi dan

b) Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program prosedur, metode.

Sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Untuk

merumuskan sebuah perencanaan pembangunan harus ditentukan langkah-

langkah tertentu guna penetapan perencanaan yang baik, yaitu :

1. Identifikasi masalah

2. Analisis situasi

3. Merumuskan yang hendak dicapai

4. Menyusun garis besar semacam proposal

5. Membicarakan proposal yang telah disusun

6. Menetapkan komponen

7. Penentuan tanggungjawab masing-masing komponen

12
8. Menentukan outline

9. Mengadakan kontak antar unit

10. Pengumpulan data terkait

11. Pengolahan data

12. Penyimpulan data

13. Pendiskusian rencana sesuai data

14. Penyusunan naskah pinal

15. Evaluasi naskah rencana

16. Persetujuan naskah rencana

17. Penjabaran untuk pelaksana. (Prajudi dalam Syafie, 2007; 50)

Jadi dalam sebuah kegiatan yang ingin dilakukan, sebelumnya harus

direncanakan terlebih dulu karena sebuah perencanaan akan menjadi sebuah

patokan dalam melaksanakan kegiatan dalam pencapaian sebuah tujuan. Dengan

adanya sebuah perencanaan sebuah kegiatan akan berjalan secara struktural yang

akan mempermudah tercapainya tujuan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Menurut Siagian (2003: 90-91) proses perencanaan dapat ditinjau dari cirri-

ciri suatu rencana yang baik, yakni :

1) Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

2) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang memahami tujuan organisasi.

3) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami

4) Teknik-teknik perencanaan.

5) Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang diteliti.

13
6) Perencanaan tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.

7) Rencana harus bersifat sederhana dan jelas.

8) Rencana harus luas.

9) Dalam perencanaan terdapat pengambilan resiko tidak ada seorang

10) Manusia yang persis tahu apa akan terjadi dimasa depan.

11) Rencana harus bersifat praktis.

Jadi sebuah rencana itu sangat penting sekali dalam sebuah pembangunan

karena merupakan sebuah keterampilan penting untuk suatu keberhasilan dan

sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam sebuah perencanaan waktu

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perencanaan, dimana terdapat

tiga hal penting dalam penggunaan waktu :

1. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanakan perencanaan efektif,

2. Waktu sering diperlukan untuk melaksanakan perencanaan tanpa informasi

lengkap tentang variable dan alternative, karena waktu diperlukan untuk

mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan,

3. Jumlah waktu yang akan dicakupkan dalam rencana harus dipertimbangkan.

Keberhasilan pencapaian tujuan perencanaan jangka pendek atau jangka

panjang maupun jangka menengah membutuhkan kemampuan jenisjenis lain dari

perencanaan, selain harus memiliki tingkat pengalaman, pengetahuan, dan

institusi yang baik, perencanaan perumusan yang sistematis, maka segala upaya

pencapaian tujuan yang dilaksanakan dapat menjadi kurang efisien. Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka

14
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. (UU NO. 25

Tahun 2004, pasal 1).

C. KONSEP PEMBANGUNAN

Pembangunan adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju

keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai

pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam

seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh

satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara

satu dengan Negara lain.

Soetomo (2009:166) mengartikan pembangunan masyarakat adalah proses

perubahan menuju pada suatu kondisi yang lebih baik. Dengan demikian,

peningkatan taraf kehidupan dapat pula diartikan sebagai tujuan yang hendak

dicapai melalui proses pembangunan masyarakat. Maka menurut Soetomo

dikatakan peningkatan taraf kehidupan dianggap sebagai tujuan maka sebetulnya

juga dapat diposisikan sebagai indikator untuk melihat keberhasilan proses

pembangunan masyarakat tersebut.

Sebagaimana telah disebutkan tentang pengertian pembangunan

masyarakat, Soetomo (2009:168) mengatakan pembangunan cenderung

dinyatakan cukup membawa hasil apabila mampu untuk mengurangi proporsi

jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan.

15
Sudjana (2001:265) Pembangunan adalah proses dinamisasi,

demokratisasi, dan modernisasi. Proses dinamisasi dimaksud bahwa

pembangunan masyarakat adalah kegiatan edukatif untuk membangkitkan

praserta masyarakat. Program-Program pembangunan masyarakat akan berhasil

dengan baik apabila dapat melibatkan semua potensi yang ada di masyrakat

untuk mencapai kemajuan masyarakat itu sendiri. Proses modernisasi berarti

bahwa pembangunan masyarakat ialah upaya meningkatkan kualitas masyarakat

dalam semua aspek kehidupan dengan titik berat pada peningkatan aspek sosial

dan ekonomi.

Menurut Siagian (2005 : 4), mengatakan bahwa pembangunan adalah

sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan yang

berencana dan dilakukan sacara sadar oleh suatu negara dan pemerintahan

menuju modernisasi dalam rangka pembinaan bangsa.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan pembangunan adalah suatu

bentuk usaha yang dilakukan untuk memcapai suatu perubahan yang mengarah

kepada kesejahteraan masyarakat suatu daerah.

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, jenis penelitian adalah

deskriptif. Menurut Sugiono (2010:9) penelitian kualititatif adalah penelitian

dimana peneliti ditempatkan sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif. Penelitian

kuantitatif menghasilkan data dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

hasil wawancara dan observasi/pengamatan.

Moleang (2011:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Penelitian desktiptif tidak

memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang

diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Metode

analisis yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan yaitu melalui studi letaratur

yang terkait dengan penelitian ini, pengumpulan data baik itu yang bersifat primer

dan sekunder dan analisis data yang dikumpulkan.

Penelitian ini menggunakan Metode penelitian deskriptif kualitatif karena

merupakan suatu metode penelitian dimana penelitian bertujuan untuk

mendiskripsikan serta menganalisis tentang bagaimana Evaluasi Sistem

perencanaan pembangunan desa Lapandewa, Kecamatan Lapandewa Kabupaten

Buton Selatan.

17
B. Variabel Penelitian

Dalam melakukan penelitian variabel tersebut tidak pernah lepas digunakan,

dengan adanya variabel dapat memudahkan untuk menentukan objek-objek apa

yang ingin dilakukan oleh peneliti tesebut. Variabel peneliti menurut Sugiyono

(2011 : 60-64) adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sedangkan menurut Arikunto (2002 : 161)

menyatakan variabel adalah “objek peneliti, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian”.

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas (Independent variabel) atau variabel X adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:61). Variabel bebas penelitian

ini adalah Evaluasi.

Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) atau variabel Y adalah

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya

variabel bebas (Sugiono, 2011:62). Variabel terikat pada penelitian ini adalah

Pengelolaan Air Bersih.

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) : Evaluasi pembangunan

a. Mazhab historismu

Pembangunan berdasarkan suatu pola pendekatan yang berpangkal pada

presfektif sejarah. Dalam alam pikiran mazhap ini adalah produk

18
perkembangan menyeluruh dan dalam tahap tertentu dalam perjalanan

sejarah.

b. Friedrich List

Pembangunan adalah pelopor yang meletakan landasan bagi pertumbuhan

pemikiran pembangunan. Perkembangan tergantung pada peranan

pemerintah,organisasi swasta dan lingkungan kebudayan.

c. Bruno Hilderand

Pemikiran Hilderand pembangunan selalu menengkankan masyarakat

sebgai kritikanya terhadap pembangunan sayanya Hilderand tidak

menjelaskan proses perkembangan pembangunan bukan didasarkan

tahapan tertentu ke tahap berikutnya.

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel): Program Pembangunan desa

Lapandewa (Y)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti. Definisi penelitian adalah untuk

memberikan batasan dan pengertian yang jelas tentang variabel sehingga tidak

terjadi kesalah pahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan menghindari

kesesatan alat pengumpulan data. Definisi dari penelitian ini antara lain:

1. Evaluasi adalah proses penggambaran, mencari serta memberikan informasi

yang sangat berguna untuk pengambil keputusan dalam menentukan alternatif

keputusan tersebut (Arikunto, 2010:3).

19
Evaluasi kebijakan adalah merupkan persoalan fakta yang berupa pengukuran

serta baik terhadap tahap emplementasi kebijakanya maupun terhadap hasil

ataupun dampak kebijakan atau program tertentu, sehinga menentukan

langkah yang dapat diambil di masa yang akan datang.

2. Program Lapandewa adalah seluruh pembangunan yang dilakukan untuk

pemeratan Desa Lapandewa Tambunaloko Dalam kurung waktu 5 tahun

kedepanya

D. Populasi dan Sampel

1. Polulasi

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011:80).

Dari pengertian di atas, maka Penulis ini Menentukan Populasi

berdasarkan Jumlah Aparat pemerintah desa Lapandewa, Kecamatan

Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan berjumlah 12 Orang dan seluruh

masyarakat di Kecamatan Lapandew berjumlah 10.179 jiwa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki pada populasi (Sugiyono, 2011:81). Sedangkan menurut Arikunto

(2002: 109) menyebutkan sampel merupakan “sebagian atau wakil populasi

20
yang diteliti”. Jadi sampel merupakan bagian terkecil atau bagian yang

mewakili populasi untuk diteliti.

Sampling dengan teknik purposive sampling menurut Sugiyono

(2016:85) adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, dengan metode Purposive

Sampling adalah pemilihan sampel dimana peneliti mengandalkan penilainnya

sendiri ketika memilih anggota populasi untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini yang hubungan langsung terhadap perencanaan pembangunan desa

Lapandewa. Dari seluruh populasi yang ada penulis mengambil sampel bagian

terkecil dari Pegawai pemerintah desa Lapandewa yaitu kepala desa

Lapandewa, bendahara desa Lapandewa, sekretaris desa Lapandewa, kepala

dusun, serta masyarakat desa Lapandewa sebanyak 5 Orang.

Sesuai pendapat diatas maka sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah

1. Kepala Desa Lapandewa = 1 Orang

2. Bendahara Desa Lapandewa = 1 Orang

3. Sekretaris Desa Lapandewa = 1 Orang

4. Kepala Dusun =2 Orang

5. Masyarakat Lapandewa =5 Orang

Jumlah Populasi =10 Orang

E. Sumber Data

Dalam proses penelitian ini data yang dibutuhkan bersumber dari dua data

yaitu data primer dan data sekunder dengan rincian sebagai berikut:

21
1. Data Primer

Data primer dari penelitian ini didapatkan/dikumpulkan melalui

pengamatan langsung/survei (observasi) di lapangan serta data (catatan) hasil

observasi, wawancara kepada informan dengan tatap muka secara intens dan

dokumentasi dilapangan berupa foto.

2. Data Sekunder

Data sekunder digunakan sebagai pelengkap dan penunjang data primer

didapatkan berdasarkan acuan yang berhubungan dengan masalah penelitian,

baik berupa arsip atau dokumen, buku, jurnal, skripsi, dan data-data dari

internet yang berhubungan dengan judul penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data baik data primer maupun data sekunder, teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan) Lapangan

Observasi lapangan teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan

langsung dilapangan terhadap objek yang diteliti. Dengan melakukan teknik ini

akan mendapatkan gambaran/data langsung dilapangan secara aktual sehingga

diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi mengenai fenomena-

fenomena di lapangan serta dapat melihat secara langsung kondisi di lokasi

penelitian. Peneliti turun langsung dilapangan membuat catatan dan menulis

secara singkat peristiwa-peristiwa penting terkait dalam Evaluasi Sistem

rencana pembangunan desa Lapandewa.

22
2. Wawancara

Wawancara adalah menanyakan sesuatu mengenai hal yang ingin

ditanyakan oleh peneliti kepada responden/orang dengan tujuan untuk

mendapatkan data atau informasi yang diinginkan. Dengan melalui wawancara

ini peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat terkait Evaluasi Sistem

rencana pembangunan desa Lapandewa.

Penulis berkomunikasi langsung dengan pihak pemerintah desa yang

bersangkutan melalui Tanya jawab lisan. Adapun informan yang diwawancarai

dalam penelitian ini adalah PEMDES Lapandewa , wawancara juga dilakukan

terhadap masyarakat.

3. Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan dokumentasi di ambil dari berbagai sumber

data seperti dokumen, buku, jurnal, skripsi, dan data-data dari internet serta

data instansi setempat yang digunakan untuk memperoleh data sekunder

tentang masalah penelitian yaitu data jumlah populasi untuk menentukan

jumlah sampel penduduk, foto untuk dokumentasi lapangan dan data lainnya

yang berkaitan dengan masalah peneliti.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan data yang diperoleh kemudian dianalisis

secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, proses analasis yang

dilakukan merupakan suatu proses cukup panjang.

23
Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses

penyusunan dan pengelolaan data guna menafsirkan data yang telah

dperoleh.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data

kualitatif. Data dari hasil observasi dan wawancara (data primer) yang diperoleh

kemudian dicatat dan dikumpulkan sehingga menjadi sebuah catatan lapangan.

Penelitian kualitatif bersifat pemberian (deskriptif), artinya mencatat secara

teliti segala gejala atau fenomena yang dilihat dan didengar serta dibaca, analisis

kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, di mana ilogisme

dibangun berdasarkan apa hal-hal yang khusus atau data di lapangan dan

bermuara pada kesimpulan umum, yang mana seorang memulai berfikir induktif,

yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena sosial melalui pengamatan

kemudian mengalisinya dan berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang

di amati. Satu data dengan yang lain diperbandingkan atau dihubungkan sehingga

diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti.

Dalam penelitian deskriptif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan

setelah data terkumpul, atau analisis data tidak mutlak dilakukan setelah

pengolahan data selesai. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung

bersama-sama dengan proses pengumpulan data.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisa kualitatif, yaitu analisa

dengan jalan mengelompokkan data-data berdasarkan kategori-kategori atas dasar

persamaan dari data-data yang ada, kemudian data tersebut diuraikan sedemikian

rupa, sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti,

Kemudian untuk diambil kesimpulan.

24
Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam

analisis data kualitatif, yaitu mengalisis proses berlangsungnya suatu fenomena

sosial dan memperoleh gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan

menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan suatu proses fenomena

sosial itu.

Menurut Miles da Hebermes dalam (Bungin, 2013) bahwa selama peneliti

melakukan pengumpulan data dilapangan, peneliiti juga melakukan analisi data.

Semua data yang telah didapat kemudian diolah melalui tiga jalur analisis data

kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara

rinci, tahapan analisis data dijabarkan sebagai berikut:

1. Reduksi data dilakukan dengan cara memberikan kode terhadap data-data yang

sesuai dengan kebutuhan data penelitian untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari perumusan masalah penelitian.

2. Penyajian data yaitu data yang telah direduksi kemudian diorganisasikan dan

disajikan dalam bentuk tulisan yang memiliki arti dan kemampuan untuk

menjawab masalah-masalah penelitian. Penyajian data juga dilakukan

dalam bentuk: gambar, dan berbagai kutipan penjelasan dari informan.

H. Tempat dan Jadwal Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat peneliti dilakukan di desa Lapandewa Tambunaloko, kecamatan

Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan.

2. Jadwal penelitian

25
Waktu penelitian terhitung setelah ujian proposal dan dikeluarkannya

surat izin penelitian dari Fakultas Universitas Muhammadiyah Buton, dalam

kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan, yakni bulan Maret hingga bulan

Agustus 2023.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Waktu Dalam Bulan Ket


No Penjelasan Kegiatan
Maret Juni Agustus

1. Ujian Proposal

2. Perbaikan Hasil Ujian proposal

3. Pengurusan Surat Izin Penelitian

4. Observasi Observasi

5. Penyusunan Hasil Observasi

6. Reduksi Hasil Penelitian

7. Bimbingan Hasil Penelitian

8. Ujian Skripsi

26
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Arikunto, suharsini. (2002:13). Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010:3). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, (2002:161). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, (2010:3). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Rinekca Cipta.

Arikunto, Suharsini. (2010:31). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin dan Zainal (2010:45). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, prosedur.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Azhar Susanto. (2013:22). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Bardach, E. (2008). The Implementation Game. Cambridge: MIT Press.

Dimyati dan Mudjiono (2006:19). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke

Cipta.

Dunn, William N. (2012:608). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada Press.

Farazmand A, (2004:10-11). Sound Governance: Police and Administrative

Innovations. Westport, CT: Praiger Publishers.

Geroge R. Terry (2006:342). Prinsip-Prinsip manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi

Aksara.

27
Indiahoni, Dwiyanto (2009:47). Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy

Analysis. Yogyakarta: Gaya Media.

Jeperson Hutahaean. (2015:2). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: CV. Budi

Utama.

Jogiyanto, H. M. (2005:2). Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi..

Moleang, J, Lexy. (2011:6). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyani, Sri. (2016:2). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Abdi Sistematika.

Mulyadi. (2016:5). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Pratama, Aditya Bagus. (2012:323). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Pustaka Media Press..

Salim, Peter dan Yenny Salim (2002:695). kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Salim, Peter dan Yenny Salim. (2002:535). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press.

Sugiyono, (2011:80-81). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Winarno, Budi. (2012:168). Kebijakan Publik, Teori, Proses dan Studi kasus.

Jakarta: CAPS. PT. Buku Seru.

Widodo. (2008:112). Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wirawan. (2012:7). Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:

Rajawali Press.

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai