Anda di halaman 1dari 14

HAKEKAT DAN KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perkembangan Kurikulum

DOSEN PENGAMPU
Samrul Bahri Hutabarat, S.Ag., MA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
SARNIDA PANGGABEAN
ABDUL HABIB PRATAMA HUTAGALUNG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRIYATUL ULUM

KH. ZAINUL ARIFIN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH

SEMESTER VI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan
makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Samrul Bahri Hutabarat,
S.Ag., MA yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa
kami pelajari melalui makalah ini. Makalah berjudul “Hakekat dan kedudukan
kurikulum dalam pendidikan” disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Psikologi Agama. tidak lupa kami mengucapkan Terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Pandan, 22 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………….……………………………………………...ii
A. Pendahuluan…………………….……………………………………….……….1
1. Latar Belakang Masalah…...………………………………………………….1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..2
3. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………...2
B. Pengembangan Kurikulum……………………………………………………...3
1. Hakikat Kurikulum……………………………………………………………3
2. kedudukan kurikulum dalam pendidikan……………………………………...5
C. Penutup…………………………………………………………………………...9
1. Kesimpulan……………………………………………………………………9
2. Saran…………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….10

ii
A. Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
Setiap kegiatan memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur agar dapat mencapai tujuan yang
ditentukan dan yang diharapkan. Demikian pula halnya pendidikan, diperlukan
adanya program yang terencana dan dapat mengantarkan proses pembelajaran sampai
pada tujuan yang diharapkan. Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam
pendidikan lebih dikenal dengan istilah "kurikulum pendidikan". 1
Kurikulum sangat berarti dalam dunia pendidikan, karena merupakan
operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa
melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen
pokok dalam pendidikan, dan kurikulum sendiri juga merupakan sistem yang
mempunyai komponen-komponen tertentu. Komponen kurikulum paling tidak
mencakup tujuan, struktur program, strategi pelaksanaan yang menyangkut sistem
penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar, bimbingan-penyuluhan, administrasi, dan
supervisi pendidikan.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan
di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan
pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki
enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi,
fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. pendidikan tidak mungkin
berjalan dengan baik atau berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan jika
pendidikan tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum. dan kurikulum yang dibuat

1
Sudirman, dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1989), h. 13-14.

1
tidak dapat mencapai kesempurnaanjika dalam penyusunannya, penyusun kurikulum
tidak memahami secara utuh hakikat dan fungsi kurikulum. 2
Dimasa ini pendidikan tidak sesuai dengan apa diharapkan pemerintah,
sebagaimana apa yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar, yakni melahirkan
pribadi-pribadi yang beriman dan bertakwa. Ketimpangan yang terjadi sekarang ini
harus ditindaklanjuti sehingga mendapatkan solusi. Sebetulnya dimana letak
kesalahan itu, apakah pada kurikulum atau pada komponen-komponen kurikulum.
Bagaimana caranya kurikulum sesuai dengan fungsinya, salah satunya kurikulum
berfungsi sebagai penyesuaian, bahwasannya siswa harus mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Oleh karena itu, pihak-
pihak terkait dengan kurikulum harus mengetahui hakikat dan fungsi kurikulum. Jika
kurikulum sudah tersusun dengan baik, maka guru harus mengemban tugas
pelaskanaan kurikulum tersebut dengan baik, dengan berpedoman pada kurikulum
yang berlaku. Dengan demikian, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman kerja.

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Hakikat Kurikulum ?
2) Bagaimana kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
3. Tujuan Pembahasan
1) Agar Mengetahui Hakikat Kurikulum
2) Agar Mengetahui kedudukan kurikulum dalam pendidikan

2
S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran, Jakarta, PT.Bumi aksara, 2006,

2
B. Pengembangan Kurikulum
1. Hakikat kurikulum
Istilah kurikulum yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal
dari kata curir pelari dan curere tempat berpacu. Pada saat itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Dari pengertian tersebut, dalam
kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu:
a. adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
b. ujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
Dengan demikian, implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus
menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam
posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh
seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan
skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
Pengertian kurikulum seperti disebutkan di atas dianggap pengertian yang sempit
atau sangat sederhana. Jika kita mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang
kurikulum, terutama yang berkembang di negara negara maju, maka akan ditemukan
banyak pengertian yang lebih luas dan beragam. Kurikulum itu tidak terbatas hanya
pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar
learning experiences yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan
pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua
kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah all of the
activities that are provided for the students by the school. Kurikulum tidak dibatasi
pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan menguatkan pengertian

3
tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap
kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar,
baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai
pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu
pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Pada saat sekarang istilah
kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, satu dimensi dengan dimensi lainnya
saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
1) kurikulum sebagai suatu ide atau gagasan
2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide
3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis
4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan. 3
Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia
pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada

3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2002).

4
pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
a) Peningkatan iman dan takwa
b) Peningkatan akhlak mulia
c) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d) Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f) Tuntutan dunia kerja
g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h) Agama
i) Dinamika perkembangan global
j) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta
didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa,
ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan
global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius
dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia
yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.

2. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan


Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam
upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi
pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun
masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara orang tua
sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana
tertulis.

5
Sedangkan pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru
sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga
pendidikan guru.
Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan,
dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan disekolah dalam bentuk
kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah, serasehan, dan
pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki latar belakang
pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang melaksanakan tugas sebagai
pendidik karena pengalaman, kurikulumnya juga bervariasi. Dari yang memiliki
kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya ada pada
pikiran penceramah atau moderator serasehan.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik kesimpulan berkenaan dengan
pendidikan formal.yaitu :
a. Pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis yang
tersusun secara sistematis, jelas dan rinci.
b. Dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai.
c. Diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan ketrampilan khusus
dalam bidang pendidikan.
d. Interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan
alat serta aturan-aturan permainan tertentu pula.
Pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan dibanding dengankan dengan
pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Yaitu :
1) pendidikan formal disekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas,
bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu
pengetahuan dan ketrampilan
2) pendidikan disekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih
luas dan mendalam.

6
3) arena memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis,
pendidikan disekolah dilaksanakan secara berencana, sistematis, dan lebih
disadari. Karena yang memiliki rancangan atau kurikulum formal dan tertulis
adalah pendidikan disekolah.

Telah diuraikan sebelumnya, bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal


dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, kurikulum
merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah. Kalau kurikulum merupakan
syarat mutlak, hal itu berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat kita bayangkan, bagaimana
bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki
kurikulum.
Kurikulum mengarahkan segala betuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson kurikulum juga merupakan suatu
rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pengangan tentang jenis, lingkup, dan
urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping itu kurikulum juga merupakan suatu
bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi
sumber konsep-konsep atau memberian landasan-landasan teoritis bagi
pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan. Dalam lingkungan sekolah
pasti memiliki kurikulum. Pengajaran yang direncanakan, terstruktur. Guru sebagai
pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru.
Sehingga peran guru dalam pengembangan kurikulum juga sangat penting.
Berhubungan dengan itu, kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah :
a) Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Kurikulum mengarahkan segala
bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
b) Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan
pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan.
7
Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau
spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
kedudukan kurikulum dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri,
pendidikan sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan itu antara
lain adalah tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan, sarana
dan pra sarana, manajemen, serta teknologi. berdasarkan komponen-komponen ini
jelas bahwa kurikulum mempunyai kedudukan-kedudukan tersendiri dalam sistem
pendidikan nasional .
dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional, bab X tentang
kurikulum pasal 36 dikemukakan bahwa :
ayat (1): pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
ayat (2): kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta
didik.
ayat (3): kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka negara
kesatuan republik indonesia dengan memperhatikan peningkatan iman dan taqwa,
peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik,
keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan
nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
agama, dinamika perkembangan global dan persatuan nasional serta nilai-nilai
kebangsaan.

8
C. Penutup
1. Kesimpulan
1) Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam lembaga
pendidikan. Salah satu penentu keberhasilan pendidikan terdapat pada
kurikulum. dan bagus tidaknya kurikulum tergantung kepada perumus
kurikulum sendiri. Kurikulum diharapkan dapat menjadi sarana
terciptanya cita-cita tujuan pendidikan nasional, "berkembangnya potensi
peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung
jawab"
2) kedudukan kurikulum dalam pendidikan.
a) kurikulum sebagai rencana. kegiatan belajar mengajar
b) kurikulum sebagai pengaturan. pengaturan dalam kurikulum dapat
diartikan sebagai pengorganisasian materi atau isi pelajaran pada
arah horizontal dan vertikal , pengorganisaian pada arah horizontal
berkaitan dengan lingkup dan integrasi sedamgkan
pengorganisasian pada arah vertikal berkaitan dengan urutan dan
kontinuitas.
c) kurikulum sebagai cara. pemilihan metode mengajar erat
hubungannya denga sifat materi pelajaran
d) kurikulum sebagai pedoman.
2. Saran
Dengan makalah yang penyusun selesaikan ini, dengan judul “Hakekat dan
kedudukan kurikulum dalam pendidikan” Penyusun menyadari kalau dalam
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun
menyusunnya. Dan penyusun sangat mengaharapkan kritik dan saran dari
pembaca khususnya Dosen pengampu untuk perbaikan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa, 2002
S.Nasution, Kurikulum dan pengajaran. Jakarta: PT.Bumi aksara, 2006

Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, 1989

10
11

Anda mungkin juga menyukai