Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap 5 (Dengan Anak Remaja)
Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap 5 (Dengan Anak Remaja)
REMAJA
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat menentukan bagi tumbuhnya generasi muda yang cerdas dan
generasi yang tercipta pun akan baik. Keluarga atau yang dalam hal ini adalah
merupakan generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau tidaknya suatu negara
dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Fenomena kesehatan anak
di Indonesia menjadi hal yang menarik dikaji karena anak masih dalam masa
kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai tumbuh kembang.
Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan
perkembangan anak terdiri dari fase prenatal (masa kehamilan sampai anak
dilahirkan), fase neonatal (usia 0- 28 hari), fase infant (usia 1-12 bulan), fase
2
todler (usia 1-3 tahun), fase prasekolah (usia 3-6 tahun), fase sekolah (usia 6-
anak dan masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan
tumbuh dan berkembangnya seks primer dan seks sekunder sedangkan secara
psikologis ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil
Dengan menyediakan lingkungan rumah yang aman dan kondusif, anak akan
Indonesia sebanyak 75,49 juta atau 27,94% dari total 270,70 Juta enduduk
bahwa jumlah penduduk usia remaja 2,56 juta atau 71% (budy, 2020). Kota
dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria
atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, menerima keadaan
emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, memilih dan
bertanggung jawab secara sosial dan memperoleh seperangkat nilai dan sistem
adalah usaha penyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif mengatasi
stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah yang dihadapi.
merupakan salah satu prasyarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa
atau mental individu. Banyak individu terutama remaja yang menderita dan
sedikit remaja yang mengalami stres atau depresi akibat kegagalan mereka
4
untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan
oleh remaja akibat berbagai perubahan fisik, sosial, emosional yang semuanya
itu akan menimbulkan rasa cemas dan ketidaknyamanan. Akibatnya masa ini
disebut juga sebagai masa yang penuh dengan badai dan tekanan, karena
remaja harus belajar beradaptasi dan menerima semua perubahan yang sering
yang lebih baik, terhindar dari permasalahan dan lebih siap menghadapi
seringkali dilakukan dengan jalan membentuk citra atau image tentang diri
remaja itu sendiri. Wujud dari citra itu terakumulasi dalam suatu konsep
Bariyah, 2016)
perkembangan yang tidak bisa dihindari oleh remaja, maka menjadi sangat
5
Adversity quotient berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan
dan dapat mencari alternatif solusi masalah. Artinya dengan kata lain bahwa
Sehingga untuk Mecagah Hal – hal yang tidak di ingkan pada remaja
dalamnya terdapat cinta, kasih sayang dan respek, toleransi, rasa aman dan
kehangatan, seorang anak akan dapat melakuan penyesuaian diri secara sehat
dan baik. Remaja dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi perkembangan jiwa seorang anak, lingkungan teman sebaya teman
remaja. Suatu hal yang sulit bagi remaja adalah menjauh dari teman dan
tugas yang tidak hanya sebatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja.
Tetapi juga mencakupi tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan
komplek. Demikian pula guru, tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
remaja
remaja
7
remaja
anak remaja.
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Definisi Remaja
Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode
masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga
tahapan yakni masa 13 remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa
remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan
yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa
9
remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki
yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan
yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010). Menurut
Papalia dan Olds (dalam Jahja, 2012), masa remaja adalah masa transisi
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan
tahun atau awal dua puluhan tahun. Jahja (2012) menambahkan, karena
mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
jawab
tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.
Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak menjadi tubuh orang
remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak
berikut:
tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus
pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16
sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira
1.) Rambut.
dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit
2.) Pinggul.
3.) Payudara.
puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula
4.) Kulit.
6.) Otot.
a. Perubahan Emosi
1.) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan
3.) Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang
b. Perkembangan integelensia
memberikan kritik
Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih
14
ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan
berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka berpikir tentang ciriciri ideal
diri mereka sendiri, orang lain dan dunia); lebih mampu menguji
pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain
Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak dan masa
dewasa, status remaja remaja agak kabur, baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya (Ali & Asrori, 2016). Semiawan (dalam Ali & Asrori,
2016) mengibaratkan: terlalu besar untuk serbet, terlalu kecil untuk taplak
meja karena sudah bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum dewasa. Masa
gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat
emosional, misalnya agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan
tingkah laku menyakiti diri, seperti melukai diri sendiri dan memukul-
mukul kepala sendiri. Sejumlah faktor menurut Ali & Asrori (2016) yang
a. Perubahan jasmani
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi.
Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh
anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta kasih.
Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap
misalnya, kalau dulu anak dipukul karena nakal, pada masa remaja
geng seperti ini sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal
mereka Bersama
17
emosional.
baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai
selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para
percaya, lebih patuh, bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada
a. Pengertian
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun
dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur
pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.
motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini
(Nur, 2009)
berkaitan, yaitu :
20
proksimodistal)
Gambar 2.1
Paradigma Keperawatan Anak
a. Manusia (anak)
remaja.
kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik
lambat.
sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar. Perilaku sosial
dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari
b. Sehat sakit
Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
c. Lingkungan
d. Keperawatan
kematangan.
26
melibatkan keluarga.
hukum (legal).
27
bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Indah
Sari, 2020).
anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek
anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi
a. Sebagai pendidik.
b. Sebagai konselor
dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat
e. Sebagai peneliti.
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
tiap anggota.
melibatkan anggota
3. Struktur Keluarga
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
sedarah istri.
d. Patrilokal
saudara suami.
33
e. Keluarga Kawinan
4. Tipe Keluarga
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang ditinggal
b. Extended Family
c. Reconstituted Nuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
sekolah/perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
f. Single Parent
g. Dual Carier
h. Commuter Married
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
j. Three Generation
k. Institutional
l. Communal
m. Group Marriage
Satu peruamahan terdiri atas orang tua dan keturunnya di dalam satu
adopsi.
o. Cohibing Couple
a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak (kandung/angkat).
c. Single parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
kematian/perceraian.
d. Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
c. Homosexual : dua invidu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah
tangga.
5. Peran Keluarga
merujuk kepada beberapa set perilaku yang lebih bersifat homogen, yang
luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran perawat yang dimaksud
setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
6. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang
b. Fungsi psikologis, yaitu memberi kasih saya ng dan rasa aman bagi
pada keluarga.
nilai-nilai budaya.
tingkat perkembangannya.
7. Tugas Keluarga
antara lain :
keluarga
luas
keluarganya?
39
anggota keluarga.
pelayanan kesehatan.
kesehatan.
2016):
a. Keluarga sehat
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
terminal.
41
(Widagdo, 2016):
a. Pelaksana
b. Pendidik
c. Konselor
d. Kolaborator
a. Pengertian
keluarga yang dibinanya. Secara garis besar terdapat data dasar yang
2010):
3) Faktor lingkungan
5) Psikososial keluarga
b. Format Pengkajian
1) Data Umum
terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau
keluarga.
maupun non-tradisional.
praktisi
kesehatan
pengeluarannya
senggang keluarga.
45
dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana
yang hilang.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
mereka.
mereka lainnya.
peliharaan.
lingkungan.
tersebut.
konseling, pekerjaan).
tersebut.
keluarga.
4) Struktur Keluarga
anak-anak.
50
c) Struktur Peran
konsisten.
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
menghargai.
b) Fungsi Sosialisasi
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
6 bulan
bulan.
stressor,
permasalahan.
53
menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan Fisik
7) Harapan keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pengertian Diagnosis
(Widagdo, 2016).
d) Memodifikasi lingkungan.
Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari
2017 yaitu:
kesehatan
kesehatan
d) Maturasional
56
kesalahan persepsi)
dan psikologis).
Tabel 2.1
Tabel skoring
Keterangan :
Skoring
X Bobot = Hasil
Angka Tertinggi
3. Intervensi Keperawatan
lain.
instansi kesehatan.
berikut:
keperawatan keluarga.
pada keluarga.
melakukan evaluasi.
lainnya.
keperawatan.
Table 2.2
Perencanaan Keperawatan Keluarga
3.3 Berikan
KEsempatan
untuk bertanya
3.4 Jelaskan
kebutuhan gizi
seimbang pada
anak reamaja
3.5 Jelaskan
pemebrian
makanan
mengandung
vitamin Ddan
zat besi pada
masa pubertas
3.6 Anjurkan
menghindar
i makanan
yang tidak
sehat
3.7 Ajarkan PHBS
4. Implementasi Keperawatan
pihak keluarga.
1) memberikan informasi;
keluarga;
5. Evaluasi
mencapai tujuan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
DAFTAR PUSTAKA
Riskesdas. (2009). Laporan hasil riset kesehatan dasar provinsi kalimantan timur.
Syaifuddin. (2010). Anatomi Fisiologi (M. Ester (ed.); Cetakan 20). Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Widagdo, W. (2016a). Keperawatan Keluarga & Komunitas (1st ed.). Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Adelina Haryono, A. R. (2009). Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaa , 149.
Baumrind, D. (2018 ). Pola Asuh Orang Tua . Jakarta : Binus .
Catio, M. (2013). Peran pendidikan dalam penanganan masalah kesehatan
remaja. Jakarta pusat : indonesia pediatric society .
Mardalifa, T. (2018 ). Sleep Hygiene . Padang Sumatra Barat .
Ns. Aprisunadi, M. S. (2017). Standar diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta
selatan : DPP PPNI .
Pengetahuan, K. (2017). Pengetahuan Keluarga dan peran Keluarga .
Yogyakarta: fkmk .
Widagdo, W. (2016b). Keperawatan Keluarga dan Komunitas Komprehesif. 634.
file:///C:/Users/user/Documents/KEPERAWATAN/TK 3/SEMESTER
6/KEP KOMUNITAS/Keperawatan-Keluarga-dan-Komunitas-
Komprehensif.pdf
69
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. R
b. Umur KK : 45 tahun
c. Alamat dan telepon : Jl Mawar No 7 Blitar/ 081081081
d. Pekerjaan KK : Karyawan tambang
e. Pendidikan KK : SMA/sederajat
f. Agama KK : Islam
g. Suku bangsa KK : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub. dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK
1. Ny. N Perempuan Istri 43 D3 Islam IRT
2. Sdr. C Laki-laki Anak 17 SMA Islam Pelajar
3. An. A Perempuan Anak 4 Belum Islam -
sekolah
i. Genogram
70
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
j. Tipe Keluarga
Keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak laki-laki
dan perempuan.
k. Suku Bangsa
Jawa, Indonesia
l. Agama
Islam
LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1) Denah rumah
Dapur Kamar mandi
Teras
d) Pembuangan sampah
Sampah diangkut oleh petugas di lingkungan tempat tinggalnya.
73
e) Jamban
Jamban menggunakan jamban duduk yang disalurkan ke septic tank
menggunakan leher angsa.
f) Sumber pencemaran
Sumber pencemaran berasal dari polusi kendaraan bermotor, karena rumah
keluarga ini berada dipinggir jalan raya.
g) Sanitasi rumah
Kebersihan, pencahayaan dan ventilasi tiap kamar baik. Kebersihan dan
kerapian rumah ini juga baik.
Fasilitas kesehatan
(Posyandu,
Puskesmas, Dokter
Praktik)
Klg. Besar
Tn. R Klg. Besar
Ny. N
Ny. N
Tn. R
Sdr. C An. A
Keterangan :
= hubungan timbal balik sangat kuat
= hubungan timbal balik kuat
= hubungan timbal balik lemah
75
3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Anak pertama jarang berkomunikasi secara terbuka dengan ibunya, cenderung suka
keluar rumah dan nongkrong bersama teman-temannya. Sering kali menginap di
rumah temannya. Dikarenakan ayahnya jarang berada di rumah dan ibunya jarang
memperhatikan anak pertama karena sibuk mengurus anak kedua yang masih balita.
Pada saat ayahnya pulang ke rumah Sdr. C juga jarang mau berkomunikasi secara
langsung dengan Tn. R. Sdr. C hanya berkomunikasi dengan ibu atau ayahnya saat
meminta uang saja.
4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afeksi
1). Kebutuhan – kebutuhan keluarga, pola – pola respon
Aggota keluarga terutama anak pertama tidak terlalu merespon terhadap orang
tuanya, jika anak pertama meminta uang selalu diberi oleh ibunya tanpa
menanyakan untuk keperluan apa.
76
b. Fungsi sosial
1) Cara pola asuh pada anak
Ny. N terlalu memberi kebebasan kepada anak pertama untuk bermain bersama
teman sebayanya dan tidak terlalu mengekangnya, selalu memberi apa yang
diminta dengan alasan daripada anak pertamanya melawan dan Ny. N merasa
jarang memperhatikan anak pertamanya.
2) Kebersihan perorangan
Anggota keluarga menjaga kebersihan masing dengan mandi 2 kali sehari, mencuci
tangan sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.
4) Penyakit keturunan
Tidak ada penyakit keturunan di keluarga ini
78
6) Kecacatan
Tidak ada
7) Pola makan
Makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk dan sayur.
8) Pola istirahat
Pada umunya pola istirahat/tidur Ny. N dan An. A baik, tidur 8 jam/hari, namun
pada Sdr. C kebutuhan tidur dinilai kurang karena tidak pernah tidur siang dan
sering pulang larut malam sekitar pukul 2 malam, sehingga rata-rata tidur malam
hanya 4-5 jam per hari. Namun sekolah pernah menelpon Ny. N jika Sdr. C sering
tidur saat jam pelajaran berlangsung.
d. Fungsi reproduksi
Sdr. C enggan menceritakan tanda-tanda pubertas seperti kapan bermimpi basah
kepada orang tuanya, terutama ibunya yang ada di rumah karena merasa malu dan
canggung.
79
6. PEMERIKSAAN FISIK
Hari/ Tgl :
TB BB LLA TD N R
No Nama S ºC Keterangan keluhan
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’
1 Ny. N 165 58 23,2 130/75 87 20 36,4 Tidak ada keluhan
2 Sdr. C 170 65 20 120/70 78 21 36,5 Tidak ada keluhan
3 An. A 98 13,4 16 100 22 36,2 Tidak ada keluhan
80
Fransnedo/Binti Khoirin N.
81
B. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1 Data subjektif Gangguan Proses Krisis
Sdr. C merasa canggung untuk Keluarga perkembangan
berkomunikasi dengan orang
tuanya.
Data objektif
1. Tidak bisa menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung
jawab anak pertama yang sering
keluar malam dan tidak pulang
ke rumah
2. Tn. R sebagai kepala keluarga
bagi Ny. N, akan tetapi bagi Sdr.
C, Tn. R dianggap tidak berperan
sebagai ayah dikarenakan jarang
pulang dan jarang berkomunikasi
dengannya.
3. Aggota keluarga terutama anak
pertama tidak terlalu merespon
terhadap orang tuanya, jika anak
pertama meminta uang selalu
diberi oleh ibunya tanpa
menanyakan untuk keperluan
apa.
4. Hubungan orang tua dengan anak
tergolong tidak baik, karena
tidak terjalin komunikasi, Sdr. C
tidak mau mendengarkan
perkataan orang tuanya, dan
orang tuanya jarang
memperhatikan Sdr. C karena
kesibukan masing-masing.
2 Data Subjektif Penampilan peran Perubahan peran
Keluarga mengatakan bahwa tidak efektif
masalah mengasuh anak remaja ini
sangat membingungkan, Ny. N juga
mengatakan tidak mau jika anaknya
terjerumus ke pergaulan yang
negatif. Ia juga mengkhawatirkan
suaminya tidak segera bisa terus
tinggal di rumah, karena merasa
82
Data objektif
1. Antara anak remaja dan orang
tua jarang berkomunikasi dan
orang tua terlalu membebaskan
anaknya untuk melakukan hal-
hal yang dikehendaki tanpa ada
pengawasan. Sdr. C juga jarang
di rumah, lebih senang begadang
pulang hingga larut malam,
nongkrong, merokok dan
menginap di rumah temannya
2. Keluarga tidak mampu dalam
memenuhi kebutuhan Sdr. C
yang masih remaja
3. Keluarga membiarkan Sdr. C
melakukan hal yang ingin
dilakukannya seperti pulang
malam, merokok, dan Ny. N
selalu memberikan uang ketika
Sdr. C meminta.
3 Data subjektif Manajemen Konflik keluarga
1. Keluarga mengatakan bingung Kesehatan
dalam mengasuh anak remajanya Keluarga Tidak
2. Ny. N mengatakan anak Efektif
remajanya sering pulang malam
dan merokok Ketika nongkrong
bersama teman-temannya.
3. Ny. N sering ditelpon pihak
sekolah anaknya karena Sdr. C
sering tidur pada saat jam
pelajaran
Data objektif
1. Karena merasa tidak kerasan di
rumah, Sdr. C sering pulang larut
malam
2. Merokok habis 1 pack/hari
Diagnosa keperawatan
C. SKOR/PRIORITAS MASALAH
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Dx Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
Tugas keluarga 3
Keluarga mampu
merawat anak
remajanya, dengan
kriteria hasil
1. Verbalisasi Psikomotor 1. Keluarga mampu
kesulitan mengatasi konflik
menjalankan yang dialami keluarga
perawatan pada 2. Anak remajanya (Sdr.
anak remajanya C) mampu mengubah
menurun perilaku sehar-hari
2. Aktivitas keluarga menjadi lebih sehat
Psikomotor
mengatasi masalah (mengurangi jumlah
kesehatan tepat merokok dan
meningkat memulai tidur lebih
awal)
Tugas keluarga 4
Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan/suasana
di rumah yang
menguntungkan
keluarga dengan
kriteria hasil
1. Verbalisasi Afektif 1. Keluarga mampu
perasaan antar menyebutkan manfaat
anggota keluarga menciptakan
meningkat lingkungan yang
nyaman bagi anak
89
Keluarga mampu
merawat anak
remajanya dengan
kriteria hasil
7. Kemampuan psikomotor 1. Keluarga dapat
keluarga melakukan
berkomunikasi komunikasi terbuka
secara terbuka di antara nggota
antara anggota keluarganya
keluarga meningkat 2. Keluarga dapat
8. Kemampuan memenuhi kebutuhan
Psikomotor
keluarga memenuhi fisik dan emosional
kebutuhan fisik dan bagi anak remajanya
emosional 3. Keluarga dapat
meningkat memberikan aktivitas
9. Aktivitas Psikomotor yang mendukung
mendukung pertumbuhan anak
pertumbuhan remajanya
anggota keluarga 4. Keluarga dapat
meningkat memberikan peran
10. Ketepatan peran yang tepat bagi anak
keluarga pada tahap Psikomotor remajanya
perkembangan anak
remaja meningkat
94
Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan/suasana
di rumah yang
menguntungkan
keluarga dengan
kriteria hasil
11. Adaptasi keluarga Psikomotor 1. Keluarga dapat
terhadap perubahan memberikan
meningkat lingkungan/suasana
yang nyaman bagi
anak remajanya
Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan dengan
kriterian hasil
12. Kemampuan Kognitif 1. Keluarga dapat
keluarga mencari Afektif mengambil keputusan
bantuan secara Psikomotor untuk memanfaatkan
fasilitas pelayanan
tepat meningkat
apabila mengalami
masalah pada
kesehatan keluarga,
khususnya pada
perkembangan anak
remajanya
95
P:
Lanjutkan intervensi no 6 dan intervensi untuk Frans
tugas keluarga 2
96
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi pada tugas keluarga 3 Frans
22-11-2022 pkl 10.00 1 Tugas Keluarga 3 S:
1. Menciptakan suasana rumah yang sehat 1. Keluarga mentakan sudah mengetahui
dan mendukung perkembangan anggota keinginan anak remajanya
keluarga O:
2. Memfasilitasi anggota keluarga dalam 1. Keluarga tampak koorperatif
mengidentifikasi dan menyelesaikan 2. Sdr. C masih terlihat merokok
konflik A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi pada Tugas Keluarga 4
Frans
97
Frans
23-11-2022 pkl 11.00 1 Tugas Keluarga 1 S:
1. Menyediakan materi dan media 1. Sdr. C mengatakan sudah memahami dampak
Pendidikan kesehatan tentang perilaku perilaku merokok
merokok dan kebutuhan istirahat tidur O:
2. Mnegajarkan untuj mengenal masalah 1. Sdr. C tampak koorperatif dan aktif bertanya
penyimpangan pada remaja saat sesi tanya jawab
3. Mnegajarkan perilaku hidup bersih dan A:
sehat dengan prinsip CERDIK Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi, untuk diagnose 1 dapat
diselesaikan bersama dengan intervensi pada
Diagnosa ke 2. Frans