KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM TAHUN ANGGARAN 2018 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan Unit eselon I/II : Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit /Dinas Kesehatan Prov. Kepulauan Riau Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sasaran Program : Menurunnya penyakit tidak menular dan meningkatnya kesehatan jiwa Indikator Kinerja Program : Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% Jumlah kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa Kegiatan : Penyakit Tidak Menular Sasaran Kegiatan : Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu 2. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM 3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun 4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini rujukan kasus katarak Keluaran (Output) : Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular Indikator Keluaran (Output) : Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM Volume Keluaran (Output) : 10 Satuan Ukur Keluaran (Output) : Desa A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum - Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan - Kepmenkes RI No. 1479 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak menular Terpadu - Kepmenkes RI No. 1116 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim Surveilans Epidemiologi Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau TA. 2018 2. Gambaran Umum Sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung lebih senang berkelompok, dan saling bersilaturahmi dibandingkan hidup menyendiri. Mereka umumnya mempunyai kebiasaan berkumpul atau menyenangi kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Sebagai contoh, kumpulan RT, arisan, majelis taklim, posyandu untuk KIA, atau lanjut usia, klub jantung sehat, dll. Perkumpulan tersebut bisa di tempat tinggal atau pekerjaan. Kegiatan pada perkumpulan yang sudah aktif tersebut bias dikembangkan untuk menyelenggarakan kegiatan posbindu PTM. Misalnya, jika perkumpulan tersebut sudah melakukan kegiatan posyandu untuk usia lanjut, maka sasaran dikembangkan menjadi usia 25 tahun ke atas dan jenis kegiatan ditambah dengan peningkatan pengetahuan individu (konseling) atau masal (penyuluhan). Jika belum sama sekali mempunyai kegiatan untuk kesehatan maka perkumpulan tersebut dimotivasi untuk melakukan kegiatan posbindu PTM dengan standar minimal, atau sekaligus langsung lengkap. Posbindu PTM merupakan pospembinaan terpadu faktor risiko PTM utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok). .Berupa bentuk peran serta kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko tersebut pada masyarakat, khususnya usia 15 tahun keatas. B. Penerima Manfaat Dengan output laporan ini akan meningkatnya desa/kelurahan yang melaksanakan Deteksi dini Foktor risiko Penyakit Tidak Menular pengetahuan kader posbindu PTM di 10 Desa dalam 2Kab/Kota mendeteksi dini faktor risiko dimasyarakat sehingga PTM dapat dikendalikan DAFTAR NAMA DESA/KELURAHAN DI 2 KAB/KOTA YANG AKAN DIBENTUK DAN DILATIH POSBINDU PTM NO KAB/KOTA NAMA DESA/KEL JLH KADER YG AKAN DILATIH 1 BINTAN 1. Desa Toapaya Utara 2. Desa Berakit 3. Desa Sei Lekop 4. Desa Sri Bintan 5. Desa Sebong Lagoi 25 Orang 2 KARIMUN 1. Desa Parit 2. Desa Selat Mendaun 3. Kel. Teluk Uma 4. Kel. Tebing 5. Kel. Darussalam 25 Orang C. Strategi / Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan 1. Metode Pelaksanaan Bidang Pencegahan dan Pengendian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau TA. 2018 Metode pelaksanaan pencapaian indikator kinerja kegiatan adalah : - Melaksanakan Melaksanakan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di 25 desa5 kab/kota , dengan metode Sosialisasi Pembekalan kader Posbindu Penyakit Tidak Menular di daerah. 2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan D. Kurun Waktu/ Pencapaian Keluaran Kegiatan Keluaran Desa yang melaksanakan Deteksi Dini Faktor Risiko PTM akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun anggaran 2018. E. Biaya yang diperlukan Perkiraan biaya yang dibutuhkan dari kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Output Layanan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular adalah sebesar Rp. 327.000.000 (Tiga Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Rupiah) dan rincian lebih lanjut atas biaya tersebut disajikan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir. Tanjungpinang, Oktober 2017 N o Jenis Kegiatan Bulan Kegiatan 1234567891 0 1 1 12 1. Sosialisasi FR PTM LS/LP Toga/PKK/Ka.Desa/K arangtaruna di Daerah X 2. Pembekalan Kader di Daerah X 3. DeteksiDiniFaktorRisik o PTM X