Anda di halaman 1dari 2

SI OREN KUCING HEBAT

Karya: Jovaniko (Lolos moderasi pada: 19 February 2023)

Halo namaku Niko, pada suatu hari aku bermain ke rumah temanku yang memiliki kucing,
saking seringnya bermain kesana, aku pun merasa tertarik untuk memelihara kucing. Tapi karena
aku orangnya kurang rajin dan pemalas, jadi agak sulit dapat izin dari orangtuaku.
Pada saat hari minggu aku, ayahku, ibuku dan adikku bekumpul untuk makan malam, kita
pun makan seperti biasanya. Sesudah aku makan aku ingin meminta kucing kepada ibukku, tapi
aku sedikit takut karena orangtuaku tau kalau aku orangnya kalau minta sesuatu kalau sudah
dibelikan nanti cepat bosan. Tapi akhirnya aku pun memberanikan diri untuk minta kucing
kepada ibu.
“Buk, beli kucing ginilo lucu tau,” kataku.
“Kamu aja suka cepat bosan, nanti kalau udah beli pasti tidak terawat kayak ikan ikan
kemarin” jawab ibu.
Aku kemarin abis beli ikan tapi karena aku sudah bosan, akhirnya tidak aku rawat dan
akhirnya ikanya mati, aku pun dimarahi, kata ibuku aku tidak bisa merawat hewan dengan baik,
padahal aku kan bisa, cuma agak pemalas sedikit.
“nggaa, aku berjanji bakal merawat kucingnya nanti kalau udah beli” jawabku ke ibu.
“iya nanti tak carikan ke temane ibu, dia punya banyak kucing” jawab ibu.
“okee siap, nanti pasti kujaga dan kurawat” jawabku sambil tertawa.
Akhirnya aku pun sudah senang karena kata ibuku aku bakal dibelikan kucing ke teman
ibuku, sejak waktu itu aku suka banget liat liat kucing di hp ku, aku biasa melihat video kucing di
aplikasi tiktok di sana banyak video kucing kecil lucu, dan aku pun melihat video kucing kecil
lucu dengan badan yang gembul dan bulu yang lebat. Aku berekspektasi akan mendapatkan
kucing lucu seperti itu. Aku pun menjadi tidak sabar menunggu kucingku yang ditanyakan ibu ke
temanya.
Selang beberapa hari pada suatu sore ibu berkata kepadaku ada tetangga yang punya kucing
kecil dan mau diberikan ke aku.
“Kak, mama (tetanggaku) punya kucing kecil nih, katanya mau dikasihkan,” kata ibuku.
“Mana coba liat,” jawabku dengan raut wajah senang.
“Ya di rumah mama, mau ngga kalau mau nanti kita ambil, tapi janji harus dirawat ya,”
kata ibukku.
“Iya bu siapp,” jawabku sambil bersemangat.
Dan aku pun tidak sabar untuk menunggu untuk mengambil kucing tadi ke rumah
tetanggaku.
Pada suatu malam aku pun diajak ke rumah tetanggaku untuk mengambil kucing, aku
sangat bersemangat karna sebentar lagi mempunyai kucing lucu ynag bisa diajak bermain dan
menemaniku di saat bosan. Di sepanjang perjalanan aku sudah membayangkan. “Bagaimana ya
kucingku nanti, kalau dia lucu sih aku mau, kalau ngga lucu gimana ya, kucinya harus yang kecil
sih, kalau yang besar aku ga mau,” pikirku di perjalanan, sedikit ngelunjak sih tapi ga papaa
hehehe.
Akhirnya aku pun sampai di rumah tetanggaku, ada kucing oren satu di depan rumahnya
yang sedang duduk de pagar rumah, aku berkata ke ibuku.
“masa itu buk kucingnya yang mau diberikan” kataku sambil menunjuk kucing.
“ga tau kita liat aja nanti” jawab ibu.
Aku dan ibuku pun masuk ke dalam gerbang dan memanggil tetanggaku, akhirnya pun
tetanggaku keluar dan mempersilahkan untuk masuk. Katanya dia punya kucing kecil yang mau
diberikan ke aku karena dia udah kebanyakan melihara kucing, saat itu ada kucing lucu hitam
lewat, kukira kucing itu yang mau diberikan kepadaku. Setelah beberapa lama ibu berbicara
dengan mama akhirnya aku pun ditunjukkan kucing mana yang mau diberikan kepadaku. Dan
benar apa kataku kucing oren tadi adalah kucing yang mau diberikan kepadaku.
Saat kulihat lihat kucingnya, di bagian telinganya ada yang kasih penyakit apa gitu ga tau
juga aku, kata mama tetanggaku sih itu bisa diobati dengan cara diolesi micin dengan garam
(kalau tidak salah) hehehehehe. Akhirnya aku pun pulang sendirian dengan membawa kucing
yang diberikan, si ibu masih di rumah mama tetanggaku, mereka sedang ngerumpi.
Sesampainya di rumah si kucing pun kulepaskan tapi semua pintu rumah kututup. Waktu itu
si kucing masih takut dia belum terbiasa dengsn lingkungan baru. pada saat itu si kucing duduk di
pangkuanku dan dia pun merasa nyaman
Berselang beberapa menit si kucing pun kabur, karena ayah yang membuka pintu depan
rumah, aku dan ayahku berlari untuk mengejar si kucing, kucing berlari ke arah sungai, waktu itu
sudah malam aku pun agak takut, setelah kucari, aku melihat kucing berlari ke arah rumah
tetanggaku, setelah kucari aku mendengar suara kucing, ternyata dia bersembunyi di sela sela
kayu. Ayahku pun berusaha mengambilnya. Akhirnya kucing pun kubawa kembali ke rumah dan
kumasukkan kandang.
Keesokan harinya, aku berfikir “Ternyata tidak sesuai ekspektasiku, tapi ngga papalah
namanya juga dikasih, mau gimana lagi?”
Dan hari hari pun berlalu, akhirnya si kucing kunamai OREN, kata adekku sih disuruh
manggil gitu, si oren ternyata sakit di bagian telinga tidak hilang hilang. pada suatu hari aku dan
ibuku mutuskan untuk membeli obat, namun sakit di telinganya oren tak kunjung sembuh,
malahan makin menyebar sampai ke area leher, tubuh oren semakin mengecil dia juga tidak
seaktif dulu, dia lemas terbaring di kandangnya, tapi karena kesabaran ibuku dan aku, setiap hari
aku dan ibuku selalu memberi obat ke oren.
Hari demi hari pun berlalu keadaan oren semakin membaik, penyakit di kupingnya pun
sudah mulai menghilang, tinggal bagian yang di leher saja, setiap hari ibu kasih oren obat oles,
selang beberapa bulan oren pun menjadi sehat kembali, tubuhnya menjadi besar dia pun lincah
banget, dia suka banyak tingkah. sekarang pun oren seperti kucing kucing pada umumnya. lincah,
bermain kesana kemari, berlarian tapi dia sedikit nakal karena suka makan sembarangan. Tapi
lama kelamaan pun aku terbiasa bermain dengan oren, dan aku pun akhirnya bisa menerimanya
dan menyayanginya (meskipun tidak sesuai ekspektasi sih, hehehehehe). Sekarang pun aku dan
oren menjadi teman baikkk.

Keterangan:
*Cetak atau printout Cerpen ini;
*Cerpen ini akan menjadi bahan literasi pada kegiatam MPLS SMPN 1 Purwakarta hari kedua (Selasa, 18
Juli 2023).

Anda mungkin juga menyukai