Anda di halaman 1dari 1

Pemateri Made Pujangga guru mata pelajaran Biologi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaran

Kabupaten Kapuas. Sekolahnya menjadi salah satu Pelaksana Program Sekolah Penggerak
Angkatan 1.
Lebih dari 1 semester ini telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Sekolah.
Selama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ada banyak perubahan pembelajaran yang
dilakukan, khususnya dalam mengenali potensi anak dan memberikan mereka pembelajaran
yang relevan
Pada Kurikulum sebelumnya kita mengenal Kompetensi Dasar. Dalam Kurikulum
Merdeka ini kita menggunakan Capaian Pembelajaran yang lebih sederhana dan lebih nyaman.
Melalui Komunitas Belajar Kami diberikan kepercayaan dan kemerdekaan untuk mendesain
Kurikulum Operasional Tingkat Satuan Pendidikan (KOSP) menentukan tujuan dan desain
pembelajaran yang dibutuhkan oleh para murid.
Dalam kurikulum Merdeka kami dibantu dengan platform Merdeka mengajar yang
banyak berisi tentang pelatihan Mandiri video-video inspirasi dan tata cara melakukan asesmen
diagnostik/diagnosa.
Pak Made Pujangga telah melakukan Assessmen Diagnostik (Assesmen Awal
Pembelajaran) kepada murid-murid sampai dengan tahap analisis. Data kondisi literasi dan
numerasi gaya belajar, serta minat para murid saya gunakan untuk mendesain pembelajaran.
Pada materi sistem ekskresi manusia saya mengatakan anak berdasarkan minat pada
video, infografis ataupun dengan Powerpoint. Pak Made mengajak anak-anak berdiskusi
kelompok untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Nantinya, anak-anak yang secara
kreatif saling menjelaskan dengan membuat bahan presentasi melalui berbagai bentuk hasil
tugas. Ada yang presentasi dengan Video Infografis maupun Powerpoint. Dari sini kita akan
lihat, bukan hanya anak-anak saja yang belajar, tetapi sebagai guru juga belajar dari kemampuan
dan kreativitas yang mereka miliki.
Selain Assessmen Diagnostik (Assesmen Awal Pembelajaran) para murid saya ajak
untuk menilai diri sendiri dan ada juga penilaian sesama teman (Penilaian Teman Sejawat). Pak
Made Pujangga juga melakukan Penilaian Formatif dan Sumatif untuk melihat progres dari
setiap Murid. Proses asesmen ini menjadikan saya, lebih menghargai potensi yang ada dan tidak
cepat memberikan Penilaian Akhir. Satu hal lagi yang saya sukai dari Kurikulum Merdeka ini
adalah saat Ujian Sekolah. Yang dahulunya kita menyusun soal ujian dengan MGMP Tingkat
Kabupaten. Saat ini yang membuat soal ujian adalah MGMP Tingkat Satuan Pendidikan,
sehingga soal yang dibuat betul-betul sesuai dengan kondisi anak yang kita ajar. Kurikulum
Merdeka ini memacu kita sebagai Guru untuk terus belajar berkarya dan mendorong anak-anak
lebih kreatif. Ini semua adalah harapan baru bagi embrio pendidikan Indonesia 100 tahun
Indonesia Merdeka. 

Anda mungkin juga menyukai