Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN


KEPENDUDUKAN DAN KB
UPT PUSKESMAS POGALAN
JL. RAYA TRENGGALEK-TULUNGAGUNG KM 09
Desa Ngetal Kec. Pogalan
Kabupaten Trenggalek Kode Pos: 66371
Telp. (0355) 795371, Email: pkm-pogalan@mail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBINAAN KADER JIWA
UPT PUSKESMAS POGALAN
I. Pendahuluan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan jiwa
adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi
komunitasnya
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas hidup sehingga memiliki
resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan
atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia (www.hukumonline.com)
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan
marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang
bermutu rendah. Marginalisasi dan diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan
pada hak-hak individu, hak politik, ekonomi, sosial dan budaya.

II. Latar Belakang


Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat menjadi ancaman,
baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain. Keluarga dan masyarakat di
sekitar lingkungannya cenderung melakukan tindakan paksa untuk mengurangi atau
membatasi ancaman tadi. Bentuk pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu
mengikat tangan dan/atau kaki dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada
sebuah batang kayu, atau mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit.
Pembatasan gerak ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan penelantaran
termasuk kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan. Kebutuhan
makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian yang
pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya penderita gangguan
jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin, yang seharusnya ditanggung
oleh pemerintah.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat Menteri Dalam
Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada
Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan
pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa dan menumbuhkan kesadaran masyarakat
untuk menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar
diinstruksikan kepada para Camat dan Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil
prakarsa dan langkah-langkah dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah
masing-masing.
Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung. Sebagian Budaya
masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari kecelakaan. Sebagian
lagi memasung karena takut membahayakan orang lain. Ibu yang lain memasung
putranya karena malu sebab putranya sering mencuri rokok di warung tetangga.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa
yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan oleh pemerintah daerah, dan / masyarakat.
(www.hukumonline.com)

II.Tujuan
Tujuan Umum
Masyarakat dan anak sekolah mampu memahami dan menjelaskan masalah- masalah
kesehatan jiwa dan napza
Tujuan Khusus .
1. Masyarakat dan anak sekolah mengetahui pengertian kesehatan jiwa dan napza.
2. Masyarakat dan anak sekolah mampu memahami dan menjelaskan masalah –
masalah kesehatan jiwa dan napza.

III.Kegiatan Pokok
Adapun bentuk kegiatan Puskesmas antara lain :
a.Memberikan Asuhan Keperawatan pasien jiwa
b.Pengkajian Keperawatan pasien jiwa
c.Tindakan Keperawatan pasien jiwa
d.Konseling Keperawatan jiwa
e.Pengobatan (sesuai kewenangan)
f.Rujukan pasien jiwa
g.Dokumentasi kegiatan

V.METODE
- Penyuluhan di masyarakat dan di sekolah.
- Kunjungan ke rumah penderita jiwa.
- Pengobatan terhadap pasien jiwa.

VI.SASARAN
VII.TATA NILAI
A. Tata Nilai
1. Profesionalisme
2. Etos Kerja
3. Solidaritas
4. Nyaman
5. Aman

VIII.Peran Lintas Sektor dan Program


No Kegiatan Lintas Peran Lintas Peran
Program Sektor
Terkait Terkait
1. pembinaan kader jiwa pomkes preventiv kepala desa koodinasi
kesling lingkungan

IX.Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan setiap bulan di R. Pertemuan Puskesmas Pogalan
No. Pukul Kegiatan Materi/Kegiatan Nama Pelaksana
1 08.00-08.30 1.absensi panitia
08.30-08.45 2.pembukaan kapus
08.45-10.45 3.materi dr rendra
10.45-12.30 4.diskusi d rendra
12.30-13.30 5.kesimpulan subandi
13.30-13.45 6.penutup

X.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan Rekapitulasi hasil kegiatan setiap selesai kegiatan. Pelaporan di
kirim setiap bulan ke Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kabupaten. Evaluasi dilakukan setiap semester untuk menilai kesenjangan pelayanan dan
Standart Pelayanan Minimal atau Penilaian Kinerja Puskesmas.
XI.PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
pembinaan pd pelaksana pogram.

Mengetahui,

Kepala UPT Puskesmas Pogalan Pelaksana

Dr.LELY NURLAELI ...................................


Pembina
NIP. 19701001 200604 2008

Anda mungkin juga menyukai