PDF Referat KB Edit - Compress
PDF Referat KB Edit - Compress
REFERAT
KB
Pembimbing :
dr. Doddy Sp.OG
Disusun oleh :
Muhammad Ricky - 030.13.
Uray Annisya Defia Putri H – 030.13.196
030.13.196
LEMBAR PENGESAHAN
“KB ”
DISUSUN OLEH :
Muhammad Ricky
030.13.
Dokter pembimbing
dr. Doddy Sp. OG
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala
limpahan rahmat, kasih sayang dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat ini yang berjudul ” KB” Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan
klinik departemenilmu kebidanan dan kandungan Studi Pendidikan Dokter Universitas
Trisakti di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Dengan selesainya referat ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu meyelesaikan referat ini terutama
kepada:
1. dr. Doddy Sp.OG selaku pembimbing yang telah memberi masukan dan saran
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN .............................................
.....................................................................
...................................
........... i
KATA PENGANTAR ..............................................
.....................................................................
..........................................
................... ii
DAFTAR ISI .......................
...............................................
................................................
...............................................
...............................
........ iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1994 (SDKI) AKI di Indonesia
adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI tersebut sangat lambat, yaitu
menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 (SDKI) dan 307 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002/2003), sementara pada tahun 2010 ditargetkan
menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB)
selama kurun waktu 20 tahun telah berhasil diturunkan secara tajam, yaitu 59 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1989 - 1992 menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2002 – 2003. Namun angka tersebut masih di atas negara-negara seperti
Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam
18 per 1000 kelahiran hidup, Brunei 8 per 1000 kelahiran hidup dan Singapura 3 per
1000 kelahiran hidup dan saat ini mengalami penurunan cukup lambat.(1,2)
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak kelahiran
1
partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB. Tanggung jawab pria
pria dalam hal
KB sangat penting dalam peranserta program Keluarga Berencana. (5)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen. Yang bersifat permanen pada wanita disebut tubektomi dan pada pria
disebut vasektomi.(6)
2.2 Tujuan Kontrasepsi
Menunda kehamilan: sampai usia 20 tahun
Menjarangkan kehamilan:20-35 tahun
Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi:35 tahun keatas
3
2.3 Manfaat Kontrasepsi
Manfaat kontrasepsi atau perencanaan keluarga, yaitu:(8)
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
lingkungan.
2.4 Syarat Kontrasepsi(6)
1) Efek samping yang merugikan tidak ada
2) Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
3) Tidak mengganggu hubungan seksual
4) Sederhana, sedapat -dapatnya tidak perlu dikerjakan oleh seorang dokter.
5) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas
6) Dapat diterima pasangan suami istri
4
(9)
2.5 Metode Kontrasepsi
Metode-metode dengan efektivitas bervariasi yang saat ini digunakan adalah :
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
Senggama terputus (coitus interuptus)
Pembilasan pasca senggama (post coital douche)
Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged lactation)
Pantang berkala (rhythm
(rhythm method )
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
Pria (kondom pria)
cap.(9)
3. Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida
suppositorium
jelly atau cream
tablet busa
C-film,
4. Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)
5
Cara ini mengurangi kemampuan terjadinya konsepsi hanya dalam batas-batas tertentu
karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar telah
memasuki servik uteri.(9)
6
menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi; ibu
bulan pasca persalinan.(9)
belum mendapat haid, dan atau dalam 6 bulan
Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya
ovulasi. Tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi dan dapat mendahului haid pertama
sehingga apabila hanya mengandalkan pemberian ASI saja dapat memberikan resiko
kehamilan untuk itu dapat dipertimbangan pemakaian kontrasepsi lain.(9)
Sterilisasi √ √
Kondom/spermasida √ √ √ √
Kontrasepsi Progestin √ √
KB Alamiah √ √
Kontrasepsi kombinasi √
dari Jerman, pada saat yang sama, kira-kira tahun1931. Oleh karena itu cara ini sering
juga disebut cara Ogino-Knaus.
Ogino-Knaus. Mereka bertitik tolak dari hasil penyelidikan bahwa
seorang wanita hanya dapat hamil selama beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya.
Masa subur yang disebut ”Fase Ovulasi” mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir
24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, wanita tersebut berada dalam
masa tidak subur.(9)
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk
ditentukan; ovulasi umumnya terjadi 14 ± 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan
datang. Pada wanita dengan haid yang tidak teratur, akan tetapi variasi yang tidak jauh
7
“Daur haid terpendek dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi 11 hari”.
Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi.(9)
kekurangan kontrasepsi
kontrasepsi alamiah :
tingkat kegagalannya cukup tinggi bila tidak di ikuti secara tertib
pasangan tidak terhindari dari penyakit menular seksual
2.1 PRIA
2.1.1 Kondom pria
Penggunaan kondom mempunyai tujuan perlindungan terhadap penyakit
kelamin yang telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Kini paling umum dipakai ialah
kondom dari karet; kondom ini tebalnya kira-kira 0,05 mm. Kini telah tersedia
berbagai ukuran dengan bermacam-macam warna. Pada waktu sekarang kondom telah
dipergunakan secara luas di seluruh dunia dalam program keluarga berencana. (9)
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan
koitus, dan mencegah tumpahnya sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah
silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu
berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira-kira 31-36,5 mm
dan panjang lebih kurang 19 mm. Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai
sifat spermatisid.(9)
Keuntungan kondom, selain untuk tujuan kontrasepsi juga dapat memberi
perlindungan terhadap penyakit kelamin(10). Kekurangannya ialah ada kalanya
pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai
penghalang dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Sebab-sebab kegagalan
memakai kondom ialah bocor atau robeknya alat atau tumpahnya sperma yang
disebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera setelah terjadi ejakulasi. Efek
8
sampingan kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat
karet.(9)
Cara penggunaan:
Kondom dipasang saat penis
saat penis ereksi,
ereksi, dan sebelum melakukan hubungan
seksual.Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah
tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan. Tekan
ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke
dalam kondom. Pastikan
Past ikan gulungan kondom pada sisi luar.Buka gulungan kondom
secara perlahan ke arah pangkal penis,
pangkal penis, sambil
sambil menekan ujung kondom. Pastikan posisi
kondom tidak berubah selama koitus, jika kondom
jika kondom menggulung, tarik kembali
gulungan ke pangkal penis.
pangkal penis. Setelah ejakulasi,
Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi.
Hindari kontak penis dan kondom dari pasangan anda. Buang dan
bungkus kondom yang aman.(6)
kondom bekas pakai ke tempat yang aman.
Keuntungan :
mencegah infeksi menular seksual
tidak menganggu produksi air susu ibu
tidak memiliki efek sistemik
murah dan mudah didapatkan di tempat umum
kekurangan
kadang secara psikologis meganggu
me ganggu hubungan seksual
2.2 WANITA
2.2.1 Kondom Wanita
Cincin polyurethane fleksibel, cincin yang terbuka tetap berada di luar vagina,
dan cincin internal yang tertutup terletak tepat di bawah simfisis seperti sebuah
diafragma.(10)
Kondom dapat diberi pelumas air maupun minyak. Jangan digunakan dengan
kondom pria karena dapat menimbulkan gesekan, terselip dan robek. Setelah
9
digunakan, cincin luar kondom wanita dipuntir untuk menyegel kondom sehingga
semen tidak tumpah. Impermebael terhadap HIV, CMV dan virus hepatitis B namun
angka kegagalan kondom wanita lebih tinggi dari pria.(10)
2.2.2 Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan kontrasepsi. Secara
umum pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni (1) diafragma vaginal ; dan (2)
cervical cap.(9)
Diafragma paling cocok untuk dipakai pada wanita dengan dasar panggul yang
tidak longgar dan dengan tonus dinding vagina yang baik.(9)
Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian diafragma tidak dapat dibenarkan, misalnya
pada 1) sistokel yang berat; 2) prolapsus uteri; 3) fistula vagina; 4) hiperantefleksio
atau hiperretrofleksio uterus.(9)
Terdiri dari kubah lateks sirkular dengan berbagai diameter yang diperkuat oleh
pegas logam sirkumferensial yang dibungkus oleh lateks. Efektif jika digunakan
dalam kombinasi dengan gel atau krim spermisida.agen spermatisidal diletakkan di
tengah mangkok berhadapan dengan serviks. Penempatan yang tepat, satu lingkaran
10
belakang permukaan dalam simfisis dan tepat di bawah uretra.Penggunaan > 6 jam
harus diberikan spermisida tambahan pada vagina bagian atas untuk proteksi
maksimum. Diafragma jangan dilepas minimal 6 jam setelah senggama karena toxic
shock syndrome
syndrome.. Insiden penyakit menular berkurang namun infeksi saluran kemih
simfi sis.(10)
meningkat karena kemungkinan iritasi uretra oleh cincin di bawah simfisis.
Efektivitas nya sedang (bila digunakan dengan spermatisida angka kegagalan 6-18
kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)(6).
11
Cara Penggunaan:
Diafragma dipasang 6 jam sebelum dan pasca sanggama, dan dilepas <24 jam
pasca sanggama. Kosongkan
Kosongkan kandung kemih dan
dan cuci tangan dengan sabun dan air
12
3.KONTRASEPSI
3.KONTRASEPSI DENGAN
DE NGAN OBAT-OBAT SPERMATISIDA
Obat spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2 komponen,
yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoa, dan vehikulum yang nonaktif
yang dipergunakan untuk membuat tablet atau cream/jelly. Makin erat hubungan
antara zat kimia dan sperma, makin tinggi efektivitas obat. Oleh sebab itu, obat yang
paling baik ialah yang dapat membuat busa setelah dimasukkan ke dalam vagina,
sehingga kelak busanya dapat mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri
eksternum. Cara kontrasepsi dengan obat spermatisida umumnya digunakan bersama-
sama dengan cara lain (diafragma vaginal), atau apabila ada kontraindikasi terhadap
cara lain. Efek samping jarang terjadi dan umumnya berupa reaksi alergi.Efektivitas
KB spermatisid ini kurang (3 – 21 kehamilan per 100 perempuan per tahun
(6,9)
pertama)
Kini di pasaran terdapat banyak obat-obat spermatisida, antara lain dalam
bentuk :
1. su
sup
pposito
sitori um : Suppositorium dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina
sebelum koitus. Obat ini baru mulai aktif setelah 5 menit. Lama kerjanya
kurang lebih 20 menit sampai 1 jam.
2. je
jelly
lly atau cr
cr eam: Jelly
Jelly lebih encer daripada cream.
cream. Obat ini disemprotkan ke
dalam vagina dengan menggunakan suatu alat.Lama kerjanya kurang lebih 20
menit sampai 1 jam.
3. tablet busa : Sebelum digunakan, tablet terlebih dahulu dicelupkan ke dalam
air, kemudian dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin. Lama kerjanya
30-60 menit.
4. C-film, yang merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut dalam air.
Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat dispersi yang tinggi dan
menyebar pada porsio uteri dan vagina. Obat mulai efektif setelah 30 menit.
Cara Penggunaan:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa
atau krim) dan insersi spermisida. Pada penggunaan tablet vagina atau suppositoria
13
atau film adalah pertama melepaskan tablet suppositoria dari paket. Sambil berbaring
masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh ke dalam vagina. Kemudian tunggu 10-
15 menit sebelum memulai hubungan seksual. Pada penggunaan busa pertama kocok
tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan. Tempatkan kontainer dengan posisi ke
atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer, dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina mendekati serviks. Dorong
sampai busa keluar. Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air, tiriskan dan
keringkan. Pada penggunaan krim, insersi krim kedalam aplikator sampai penuh,
masukkan kedalam vagina sampai mendekati serviks. Tekan alat pendorong sampai
krim keluar. Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan
infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan. (6)
4.KONTRASEPSI HORMONAL
4.KONTRASEPSI
Saat diperkenalkan pada tahun 1960, kontrasepsi hormonal menjadi sebuah
perubahan drastis dari metode-metode tradisional sebelumnya. Kontrasepsi ini tersedia
dalam berbagai bentuk, oral, injeksi, dan implant. Kontrasepsi oral adalah kombinasi
estrogen dan progestin atau hanya progestin – mini pil. Kontrasepsi injeksi atau
implant hanya mengandung progestin atau kombinasi estrogen dan progestin. Pada
tahun 1995, 10,4 juta wanita di AS menggunakan kontrasepsi oral untuk
mengendalikan kesuburannya.
Mekanisme Kerja: Cara kerja kontraseptif, KOK, bersifat multipel, tetapi efek yang
paling penting adalah mencegah ovulasi dengan menekan hypothalamic
h ypothalamic gonadotropin-
14
releasing factor. Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap
perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui
Mel alui hipotalamus dan hipofisis, estrogen
lainnya. Bila terjadi kehamilan, maka estrogen dan progesteron akan tetap dibuat
bahkan dalam jumlah lebih banyak tetapi tanpa adanya puncak-puncak siklus, sehingga
akan mencegah ovulasi selanjutnya. Estrogen bekerja secara primer untuk membantu
pengaturan hormon releasing factors ofhypothalamus,
ofhypothalamus, membantu pertumbuhan dan
pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan
endometrium.Progesteron bekerja secara primer menekan dan melawan sinyal dari
hipotalamus sehingga mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini atau prematur dari
ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium.
Adapun efek samping akibat kelebihan hormon estrogen, efek samping yang sering
terjadi yaitu rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor
albus atau keputihan.Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut
kembung.Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan
dapat meningkatkan berat badan.Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan.Kepada
penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat diberikan diuretik. Selain efek
samping kelebihan hormon estrogen, hormon progesteron juga memiliki efek samping
jika dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur,
bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, acne
acne,, alopesia
alopesia,, kadang-
kadang payudara mengecil, fluor albus (keputihan), hipomenorea. Fluor albus yang
15
Dosis: Kandungan estrogen dan progestin pada KOK telah dikurangi secara bermakna
untuk menurunkan efek samping terkait hormon. Saat ini, dosis terkecil yang dapat
diterima dibatasi oleh kemampuannya untuk mencegah kehamilan dan breakthrough
bleeding yang
yang tidak diinginkan. Walaupun kandungan estrogen harian bervariasi dari
20 sampai 50 μg etinyl estradiol atau kurang. Jumlah progestin bervariasi dalam dua
cara. Dalam beberapa formulasi, dosis progstin tetap konstan selama siklus –
monofasik . Di satu sediaan, dosis progestin, dan di sediaan lainnya, dosis estrogen
bervariasi selama siklus- bifasik dan trifasik . Pil fasik dikembangkan untuk
menurunkan jumlah progestin total persiklus tanpa mengorbankan manfaat kontraseptif
atau kontrol siklus. Penurunan tersebut dicapai dengan diawali oleh progestin dosis
Pemberian : Dengan pengecualian satu sediaan, KOK diminum setiap hari selama
periode waktu tertentu (21 sampai 81 hari) dan kemudian dihentikan selama periode
waktu tertentu pula (4 sampai 7 hari) yang disebut “interval bebas pil”. Selama hari
bebas pil tersebut, diharapkan terjadi withdrawal bleeding . Satu tren dari pil estrogen
dosis rendah adalah dapat memperpendek interval bebas pil, yang tampaknya dapat
menurunkan terjadinya perdarahan intermenstrual.(10)
16
terus-menerus, dan kemudian berhenti jika isi bungkus habis; sebaiknya pil diminum
pada waktu tertentu,
te rtentu, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil
dihentikan, biasanya terjadi withdrawl bleeding dan
dan pil dalam bungkus kedua dimulai
pada hari ke-5 dari permulaan perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawl bleeding ,
maka pil dalam bungkus kedua mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus
pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari
pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan dipilih pil menurut hari yang
ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28 tablet ialah bahwa
karena pil ini diminum tiap hari terus-menerus, sehingga menghilangkan faktor
kelupaan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya,
sedang pil untuk hari tersebut diminum pada waktu yang biasa. Jika lupa minum pil 2
hari berturut-turut, dapat diminum 2 pil keesokan harinya dan 2 pil lusanya.
Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara kontrasepsi yang lain selama sisa
hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian pula hendaknya jika mulai minum pil,
digunakan cara kontrasepsi lain selama sedikit-dikitnya 2 minggu. Petunjuk umum
untuk hal ini ialah anggaplah bungkus pertama belum aman. Sangat dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan sediaan apus dan pemeriksaan mammae setahun sekali pada
pemakai pil.(9)
I nter
nter aksi obat
Kontrasepsi oral dapat mengganggu kerja beberapa obat (tabel 2-1 dan 1-2).
Sebaliknya, sebagian obat menurunkan efektifitas kontrasepsi oral kombinasi antara
lain : barbiturat, karbamazepin, felbamat, griseofulvin, ketokonazol/itrakonazol,
fenitoin, primidon, rifampisin, topiramat, sehingga untuk itu dapat dipakai kontrasepsi
dit ingkatkan.(10)
tambahan atau dosisnya lebih ditingkatkan.
17
Tabel 2.5.4.1-1. Obat yang efektivitasnya menurun oleh kontrasepsi oral kombonasi (10)
Tabel 2.5.4.1-2 Obat yang efektivitasnya ditingkatkan oleh kontrasepsi oral (10)
Obat yang berinteraksi Efek yang merugikan
Alkohol Efek meningkat
Aminofilin Efek meningkat
Antidepresan Efek meningkat
Benzodiazepine Efektifitas zat penenang dan fungsi
psikomotor dapat meningkat atau
menurun
Beta bloker Efek penghambat meningkat
Kafein Efek meningkat
Kortikosteroid Toksisitas meningkat
Teofilin Efek meningkat
18
bertahan lebih dari 24 jam, mini pil harus diminum pada waktu yang sama setiap hari
supaya efektifitasnya maksimal. Dapat menyebabkan insiden perdarahan ireguler yang
lebih tinggi dan angka kehamilan yang agak sedikit lebih tinggi daripada KOK.
Kerugian: Harus diberikan pada waktu yang sama atau hampir sama setiap
hari. Jika pil yang hanya mengandung progestin terlambat diberikan bahkan hanya 4
jam, maka kontrasepsi cadangan harus digunakan selama 48 jam berikutnya.
Kegagalan kontrasepsi dapat menyebabkan peningkatan relatif proporsi kehamilan
kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan
setiap saat asal diyakini sedang tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual
selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari. Bila menyusui
antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai
setiap saat. Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah haid, minipil dapat
dimulai pada hari 1-5 siklus haid. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi
suntikan dan ingin mengganti dengan minipil, maka minipil dapat diberikan pada
jadwal suntikan berikutnya.Bila kontrasepsi sebelumnya kontrasepsi hormonal dan
ingin mengganti dengan minipil, maka minipil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid
19
dan tidak memerlukan metode lain. Bila kontrasepsi sebelumnya AKDR, minipil
diberiksan pada hari 1-5 siklus haid dan dilakukan pengangkatan AKDR. (6)
bokong tanpa dipijat untuk memastikan agar obat dilepaskan secara perlahan-lahan.
Dosis lazim adalah 150 mg setiap 90 hari.
Noetindron etantat disuntikan dengan cara yang sama dalam dosis 200mg,
tetapi penyuntikan obat ini harus diulang setiap 60 hari.
20
injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan
setiap 12 minggu.(6)
Implan Etonogestrel
Implanon merupakan
Implanon merupakan sebuah implan subdermal satu batang yang mengandung
68 mg progestin etonogestrel, dan dilapisi kopolimer ethylene vinyl acetate. Implan
ditempatkan di permukaan medial lengan atas 6-8 cm dari siku pada lekukan biseps
dalam 5 hari awitan menstruasi. Sediaan ini dapat digunakan sebagai kontrasepsi
selama 3 tahun dan kemudian diganti pada lengan yang sama atau lengan yang lain.(10)
dengan cepat. Ini merupakan metode yang sangat efektif, dan Croxatto dan
Makarainen melaporkan tidak terjadinya kehamilan dalam pengggunaannya selama
53.530 siklus.
siklus. Implanon
Implanon tidak bersifat radiopak, dan posisi implan yang salah dapat
diidentifikasi dengan sonoografi menggunakan transduser linear 10 – 15 MHz. Pada
dapat diperlukan.(10)
beberapa kasus, magnetic resonance imaging dapat
21
kehamilan, yang telah dikenal sejak dulu. Pada saat itu, masih banyak pendapat yang
bertentangan dengan kontrasepsi jenis ini karena dianggap sumber infeksi pada
panggul seperti salpingitis, endometritis, parametritis, dsb.
Tetapi sejak mulai ditemukannya antibiotik yang dapat mengurangi resiko
infeksi, maka penerimaan AKDR semakin meningkat.(9)
a.Lippes-Loop
b.Saf-T-Coil
c.Dana-Super
d.Copper-T(Gyne-T)
e.Copper-7 (Gravigard)
f.Multiload
g. Progesterone IUD
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja dari AKDR sampai saat ini belum diketahui dengan pasti,
tetapi pendapat yang terbanyak mengatakan bahwa dengan adanya AKDR dalam
kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan
22
Dua AKDR yang aktif secara kimiawi yang saat ini disetujui penggunaannya di
AS mencakup alat pelepas progestin (Mirena). Alat tersebut melepaskan levonorgestrel
ke dalam uterus dengan angka yang relatif konstan yaitu 20 μg/hari, yang menurunkan
efek sistemik. Alat tersebut mempunyai bingkai radiopak berbentuk T, yang batangnya
dibungkus dengan reservoir silinder, terdiri dari campuran polydimethylsiloxane-
levonorgestrel. Terdapat dua benang coklat yang menjuntai dan dilekatkan ke
(10)
batang.
Alat kedua adalah AKDR T 380A (ParaGard, Duramed). Alat ini adalah sebuah
polyethylene dan barium sulfat, bingkai berbentuk T dengan tembaga. Secara spesifik
kawat tembaga halus sebesar 314 mm2 yang membungkus batang, dan masing-masing
lengan mempunyai gelang-gelang tembaga sebesar 33 mm 2, jadi totalnya 380 mm2
tembaga. Dua benang terulur dari dasar batang. Benang tersebut semula berwarna biru,
sekarang berwarna putih.(10)
23
Keuntungan-keuntungan
Keuntungan-keuntungan AKDR
AKDR mempunyai keunggulan terhadap cara kontrasepsi yang lain karena: (9)
1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu
kali motivasi
2. Tidak menimbulkan efek sistemik
3. Ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal
4. Efektivitas cukup tinggi
5. Reversibel
6. Tidak ada pengaruh terhadap ASI
kekurangan AKDR (9)
Kekurangan – kekurangan
Perdarahan spotting
Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama pada bulan-bulan
pertama pemakaian
Rasa nyeri dan kejang di perut
Gangguan pada suami
Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
Komplikasi AKDR (9)
Infeksi
Jika terjadi infeksi, hal ini mungkin disebabkan oleh sudah adanya infeksi yang
subakut atau menahun pada traktus genitalis sebelum pemasangan
pemasan gan AKDR.
Perforasi
Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun bisa
bisa terjadi
pula kemudian. Jika perforasi terjadi dengan AKDR yang tertutup, harus
segera dikeluarkan segera karena ditakutkan akan terjadinya ileus, begitu pula
dengan yang mengandung logam. Pengeluaran dapat dilakukan dengan
laparotomi jika dengan laparoskopi gagal, atau setelah terjadi ileus. Jika AKDR
yang menyebabkan perforasi itu jenis terbuka dan linear, dan tidak
mengandung logam AKDR tidak perlu dikeluarkan dengan segera.
24
Kehamilan
Jika terjadi kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada bayi
oleh karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim. Angka
keguguran dengan AKDR in situ tinggi. Jadi jika ditemukan kehamilan dengan
AKDR in situ sedangkan benangnya masih terlihat, sebaiknya dikeluarkan
karena kemungkinan terjadinya abortus setelah dikeluarkan lebih rendah dari
pada dibiarkan. Tetapi jika benangnya tidak kelihatan, sebaiknya dibiarkan
berada dalam uterus.
1. Kehamilan
2. Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis (Penyakit
( Penyakit Menular Seksual) (8)
3. Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
4. Adanya metrorhagia yang belum disembuhkan
5. Pasangan yang tidak harmonis
25
Pemasangan dapat dilakukan pada hari pertama atau pada hari terakhir haid.
Keuntungannya : pemasangan lebih mudah karena serviks saat itu sedang
terbuka dan lembek, rasa nyeri tidak hebat, perdarahan yang timbul akibat
postpartum
Pemasangan AKDR setelah melahirkan dapat dilakukan:
1. Secara dini(immediate insertion); dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
sakit.
2. Secara langsung (direct insertion); dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion); dipasang sesudah masa tiga
bulan setelah partus atau abortus; atau pada saat tidak ada hubungan
sama sekali dengan partus atau abortus.
abortus.
Bila pemasangan AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah
bersalin, sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum
karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua dan minggu
keenam setelah partus, bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus karena dari segi fisiologi dan
keluar sendiri.
26
Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falopii wanita
sedangkan vasektomi ialah pada kedua vas deferens pria,yang mengakibatkan tidak
dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. (6)
6.1 Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan sebagian saluran telur
wanita untuk mencegah proses fertilisasi. (8) Tindakan tersebut dapat dilakukan setelah
persalinan atau pada masa interval. Setelah dilakukan tubektomi, fertilitas dari
pasangan tersebut akan terhenti secara permanen. Waktu yang terbaik untuk
melakukan tubektomi pascapersalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan
karena posisi tuba mudah dicapai dari subumbilikus dan rendahnya resiko infeksi. Bila
masa 48 jam pascapersalinan telah terlampaui maka pilihan untuk tetap memilih
tubektomi, dilakukan 6-8 minggu persalinan atau pada masa interval.
Kerugiannya ialah bahwa tindakan ini dapat dianggap tidak reversibel, walaupun ada
kemungkinan untuk tuba membuka kembali pada mereka yang masih menginginkan
anak lagi dengan operasi Rekanalisasi.
Indikasi dilakukannya tubektomi :
Penghentian fertilitas atas indikasi medik
Kontrasepsi permanen
Syarat-syarat tubektomi :
Syarat sukarela
27
Syarat bahagia
Syarat medik
28
Pada cara ini tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap,
ujung proksimal dari tuba ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan ujung
distal ditanamkan ke dalam ligamentum latum.
29
Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal
bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum latum.
Cara Uchida
Tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi kecil (mini laparotomi) di
atas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula tuba dilakukan suntikan
dengan larutan Adrenalin dalam air garam dibawah serosa tuba. Akibatnya,
mesosalping di daerah tersebut mengembang.lalu dibuat sayatan kecil di
daerah yang mengembang tersebut. Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang
kira-kira 4-5 cm; tuba dicari dan setelah ditemukan dijepit, diikat, lalu
digunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam dengan sendirinya
dibawah serosa, sedangkan ujung tuba yang distal dibiarkan berada diluar
serosa. Luka sayatan dijahit.
Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan
benang sutera dibuat melalui bagian mes
mesosalping
osalping dibawah fimbria. Jahitan ini
diikat 2x, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah
proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh fimbria dipotong.
30
Tehnik ini banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain sangat
kecil kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka
kegagalan 0,19%.
6.2 Vasektomi
Pada tahun-tahun terakhir ini vasektomi makin banyak dilakukan dibeberapa negara
seperti India, Pakistan, Korea, AS, dll, untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di
Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana nasional (9).
Indikasi vasektomi ialah bahwa pasangan suami isteri tidak menghendaki
kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada
dirinya. Kontraindikasi sebenarnya tidak ada, kecuali bila ada kelainan lokal yang
dapat mengganggu sembuhnya luka operasi, jadi sebaiknya harus disembuhkan
dahulu.(9)
Tehnik vasektomi(9)
Adapun tehniknya berupa:
Mula-mula kulit skrotum di daerah operasi dilakukan aseptik dan antiseptik,
kemudian dilakukan anestesi lokal dengan xilokain. Anestesi dilakukan di kulit
skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian atas, dan pada jaringan disekitar vas
deferens.
31
deferens, tidak diketahui adanya anomali vas deferens, koitus dilakukan sebelum
kantong seminalnya betul-betul kosong.(9)
32
BAB III
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
34