Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KERJASAMA SEKOLAH

DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)


PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK DITINJAU DARI TEORI
PERTUKARAN SOSIAL (STUDI KASUS
DI SMK
KESEHATAN BAKTI INDONESIA MEDIKA PONOROGO)
Yudi Irianto1, Muhammad Hanif2, Nurhadji Nugraha3
1,2,3
Jurusan PIPS, Universitas PGRI Madiun
Email: 1 yudi_2101202009@mhs.unipma.ac.id

ABSTRAK

Manajemen kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) pada
Kompetensi Keahlian Teknologi Laboratorium Medik, merupakan bagian dari pertumbuhan
ekonomi nasional dalam dunia ketenagakerjaan dibidang asisten tenaga medis, SMK menjadi
pihak yang menyuplai tenaga kerja karena menghasilkan lulusan terampil yang siap langsung
bekerja, sedangkan permintaan datang dari pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), maka
perlunya intensitas lebih lanjut untuk merekatkan kembali kerja sama antar lembaga. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui relevansi pada kompetensi keahlian
teknologi laboratorium medik di SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika Ponorogo dengan dunia
usaha dan dunia industri. 2) Untuk mengetahui kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada
kompetensi keahlian teknologi laboratorium medik di SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika
Ponorogo. 3) Untuk mengetahui pendukung serta penghambat dalam menjalin kerjasama antara
sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri pada kompetensi keahlian teknologi laboratorium
medik. 4) Untuk mengetahui langkah/upaya strategis sekolah untuk mencapai keselarasan pada
kompetensi keahlian teknologi laboratorium medik dengan dunia usaha dan dunia industri yang
ditinjau dari teori pertukaran sosial. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitataif dengan
metode pengumpulan data studi kasus dalam bentuk observasi, dokumentasi dan wawancara.
Sedangkan analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya permasalahan ketidakselarasan antara SMK
Kesehatan Bakti Indonesia Medika Ponorogo pada Kompetensi Keahlian Teknologi Laboratorium
Medik dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI). Namun meskipun demikian Sekolah
memiliki rencana strategis untuk mencapai keselarasan tersebut, sehingga lulusanya dapat diterima
di dunia kerja yang relevan.

Kata kunci : Manajemen, kerjasama, smk, dunia usaha dunia industri, teknologi laboratorium
medik

PENDAHULUAN

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang memiliki visi


untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, berjiwa wirausaha, cerdas,
kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa serta mampu mengembangkan
keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global. Keberhasilan pendidikan
kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diukur berdasarkan
banyaknya lulusan yang dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri (DU/DI)
atau berwirausaha mandiri (Siswanto, 2019).
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun
2003, pada pasal 15 dinyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Menurut Dikmenjur (2003) salah satu tujuan khusus didirikannya
sekolah kejuruan (SMK) adalah untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia
usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang
dan program keahlian yang diminati.
Manajemen merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi atau
instansi untuk mencapai tujuan dari organisasi atau instansi tersebut. Dalam
manajemen sendiri bertujuan untuk mengatur dan mengelola sumber daya yang
tersedia dalam organisasi atau instansi, Perencanaan (Planning) kegiatan
hubungan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri telah dilaksanakan di
awal tahun pembelajaran yang terdiri dari kegiatan survey dan analisis program,
rencana penganggaran, pembentukan tim kerja humas, dan rencana
pengembangan program. Pengorganisasian (Organizing) kegiatan hubungan
kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industry, dilaksanakan untuk
memperlancar kerja tim humas dalam melaksanakan kegiatan dibentuk dalam
kelompok-kelompok kerja atau pokja. Pelaksanaan (Actuating) hubungan
kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industry, yang telah dilaksanakan antara
lain yaitu koordinasi dengan dunia usaha dan dunia industri, Memorandum of
Understanding (MoU) dengan DUDI, sinkronisasi kurikulum, Kunjungan Industri
dan studi banding, guru tamu/guest teachaer, PKL, On the Job Training (OJT),
UKK, BKK dan perintisan teaching factory. Evaluasi (Controling) hubungan
kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri, telah dilaksanakan yang
meliputi evaluasi perencanaan dan evaluasi pelaksanaan. Evaluasi pelaksanaan
dilakukan melalui dua cara monitoring selama kegiatan berlangsung dan rapat
evaluasi ketika kegiatan sudah berakhir. Evaluasi bersama DUDI baru sebatas
koordinasi atau monitoring saat pelaksanaan dan bersifat lesan belum ada yang
tertulis. (Rojaki, Fitria, and Martha 2021).
Berikut definisi manajemen menurut beberapa ahli diantanya menurut
Mary Parker Follet (dalam Handoko, 2014:8), mendefinisikan bahwa:
“Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin diperlukan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI,2008:704)
Sebagai konsekuensi dari paradigma tersebut maka pengembangan SMK
tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan Dunia Kerja dan Dunia Industri
(DU/DI). Bahkan secara sengaja SMK harus terikat erat dengan dunia kerja.
Manajemen kerja sama sekolah dengan dunia usaha dan industri merupakan
jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat mengatasi berbagai
permasalahan dalam meningkatkan mutu pendidikan, selaras dengan tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
keseluruhan aspek kehidupan manusia. Pendidikan berpengaruh langsung
terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian
manusia..
Wahyu (2008: 215) mengungkapkan bahwa Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DU/DI) merupakan lapangan kerja bagi masyarakat yang sudah
mempunyai keterampilan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. kebutuhan
perusahaan. Dalam konteks pendidikan hal ini mengandung bahwa DU/DI dapat
menjadi nara sumber, tempat belajar, sumber belajar, dan materi/substansi ajar
Teknologi Laboratorium Medik (analis kesehatan) adalah sebuah program
studi yang mempelajari tentang bagaimana cara menjadi seorang tenaga kesehatan
dan ilmuwan berketerampilan tinggi yang akan berkecimpung di sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat, seperti pemeriksaan hematologi (ilmu yang mempelajari tentang
darah dan bagian-bagiannya serta kelainannya pemeriksaan Patologi Klinik yang
memeriksa sampel berupa cairan-cairan tubuh manusia seperti darah, sputum,
faeces, urine, liquor cerebro spinalis (cairan otak), dan lain-lain untuk
mendapatkan data atau hasil sebagai penegakan diagnosa terhadap suatu penyakit,
sedangka
Asumsi - asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat
dasar dari suatu hubungan a) Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan.
Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu tindakan,
baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan
terkena akibat.b) Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses. Pentingnya
waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus waktu
mempengaruhi pertukaran karena pengalaman - pengalaman masa lalu menuntun
penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini
mempengaruhi pertukaran - pertukaran selanjutnya.Teori ini bisa digunakan untuk
meneliti fenomena hubungan sosial seseorang atau kelompok yang pindah atau
berganti teman atau afiliasi kelompok. Tinggal di kelompok kemudian keluar
dan masuk. Dengan menggunakan konsep - konsep dasar terebut sebagai
variabel independen

KAJIAN TEORI

Menurut G.R Terry (dalam Hasibuan, 2014:2), menyatakan bahwa :


“Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian untuk menentukan
serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya”.
Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama
adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhluk - makhluk hidup yang kita
kenal. Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di
mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai
suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik untuk
membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda butuhkan kemudian di dalam
kehidupan.
Teori Pertukaran Sosial dikembangkan oleh psikolog John Thibaut dan
Harold Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961), Richard Emerson (1962),
dan Peter Blau (1964). Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory – SET)
adalah pendekatan yang luas yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
pemeliharaan hubungan. Sebagai sebuah teori, SET menyatakan bahwa
pendekatan pada pertukaran hubungan sosial ini seperti teori ekonomi yang
didasarkan pada perbandingan pengorbanan dan keuntungan (Cost and Rewards).
Oleh karena itu, teori ini melihat hubungan pribadi dalam pandangan pengorbanan
berbanding keuntungan. Keuntungan apa yang Anda terima dari hubungan yang
berjalan. Dan berapa besar pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan keuntungan tersebut.
Teori Pertukaran Sosial adalah perspektif psikologi sosial dan sosiologi
yang menjelaskan perubahan sosial dan stabilitas sebagai proses pertukaran yang
dinegosiasikan antara pihakpihak. Teori Pertukaran Sosial berpendapat bahwa
hubungan manusia dibentuk oleh penggunaan analisis subjektif keuntungan-
pengorbanan dan perbandingan dari berbagai alternatif.
Jadi secara ringkas Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory –
SET) adalah pendekatan yang luas yang digunakan untuk menjelaskan dan
memprediksi pemeliharaan hubungan. SET menjelaskan kapan dan mengapa
individu melanjutkan dan mengembangkan (Dr.Drs.Danang Sunyoto, 2022)
beberapa hubungan pribadi, yang dilain waktu juga mengakhiri hubungan yang
lain. Selain itu, SET juga memperhitungkan akan seberapa puas Anda dengan
hubungan yang Anda pilih untuk dipertahankan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian secara umum


diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:18). Pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan teknik pendekatan “Kualitatif“. Pendekatan Kualitatif
merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigm
pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivis (seperti makna jamak dari
pengalaman individu, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan
maksud mengembangkan suatu teori atau pola).
Sedangkan jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
metode pengumpulan data studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri
secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.
data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata
lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. (Nawawi, 2003:1)

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini temuan – temuan yang diperoleh pada bagian ini
akan diuraikan secara berurutan mengenai manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi), kerjasama, Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DU/DI), Klasifikasi dan Fungsi Laboratorium Klinik dan kurikulum
bidang Teknologi Laboratorium Medik serta perspektif Teori Pertukaran Sosial.
(Schein,2008:2) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya
manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara
profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka
karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus
ditentukan suatu kode etik yang kuat.
Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk
menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Manajemen
merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang
melakukannya disebut manajer.
(Schein, 2010) Berdasarkan uraian tersebut, pola kemitraan dapat diartikan
sebagai bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara dua pihak atau lebih
untuk mencapai tujuan bersama. Kemitraan kerjasama memiliki tiga pola yaitu,
pola kerjasama kontra produktif, pola kerjasama semi produktif dan pola
kerjasama produktif. Dalam bidang pembelajaran, kerjasama yang dilakukan oleh
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DU/DI) adalah sebuah strategi pembelajaran dan bisnis yang dapat memberikan
keuntungan bagi kedua belah pihak.
Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) adalah suatu tempat atau
lapangan kerja yang digunakan sebagai alat atau sarana penyaluran tenaga kerja
dan sarana untuk mengimplementasikan ilmu serta kemampuan yang dilakukan
dengan cara melakukan suatu pekerjaan untuk menghasilkan alat pemenuhan
kebutuhan yang ada dan mendapatkan bayaran atau upah. Kerjasama sekolah
dengan DU/DI diartikan sebagai jalinan untuk berhubungan secara kelembagaan
yang saling menguntungkan antara pihak sekolah dengan pihak DU/DI dalam
bentuk penyelenggaraan pendidikan dan latihan.
Laboratorium Klinik adalah Laboratorium Kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi Klinik,
Parasitologi Klinik, Imunologi Klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyankit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan berdasarkan
(Permenkes RI No.411/Menkes/per/III/2010).
Klasifikasi dan Fungsi Laboratorium Klinik berdasarkan Permenkes 411
Tahun 2010, laboratorium Klinik dibagi dua yaitu Laboratorium Klinik Khusus
dan Laboratorium Klinik Umum. 1) Laboratorium Klinik Khusus adalah
Laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik pada
satu bidang pemeriksaan khusus dengan kemampuan tertentu. 2) Laboratorium
Klinik umum adalah Laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
specimen klinik di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitology klinik dan imunologi klinik, yang diklasifikasi dan fungsi
laboratorium klinik umum dibagi tiga antara lain : a) Laboratorium Klinik Umum
Pratama yaitu dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium Klinik dengan
kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana. b) Laboratorium
Klinik Umum Madya yaitu dalam melaksanakan pelayanan laboratorium Klinik
Pratama dan pemeriksaan imunologi dengan teknik sederhana. c) Laboratorium
Klinik Umum utama yaitu dalam melaksanakan Laboratorium Klinik dengan
kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium Klinik Umum madya,
dengan teknik automatik.
Konsentrasi Keahlian Teknik Laboratorium Medik adalah mata
pelajaran yang membekali peserta didik dengan kompetensi-
kompetensi penguasaan keahlian pendukung di laboratorium medik
yaitu melaksanakan tugas pendukung spesifik dengan menggunakan
alat, bahan, pengelolaan pasien dan penanganan spesimen dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan
bidang pekerjaan. Pada tingkat selanjutnya akan diajarkan berbagai
kompetensi seperti pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.
Secara umum pertukaran sosial adalah situasi sosial dimana aktivitas
sosial yang saling mencari keuntungan atau manfaat satu sama lain. Apabila
terjadi aktivitas tersebut dimana kedua belah pihak saling percaya bahwa mereka
dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dibandingkan kerugian, mereka akan
mencoba berada dalam suatu hubungan sosial tersebut. Sebaliknya, jika orang
merasa kerugiannya lebih besar atau biayanya lebih besar daripada manfaatnya,
mereka tidak akan menjalaninya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi,


wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di SMK Kesehatan Bakti
Indonesia Medika Ponorogo tentang manajemen kerjasama Sekolah Dengan
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) Pada Kompetensi Keahlian Teknologi
Laboratorium Medik Ditinjau Dari Teori Pertukaran Sosial (Studi Kasus Di SMK
Kesehatan Bakti Indonesia Medika Ponorogo) dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu pada program pengelolaan manajemen pembelajaran dengan substansi
materi dan keterampilan yang diajarkan kepada siswa serta perwujudan
menyeluruh dari rangkaian manajemen merupakan tahapan untuk dapat
merealisasikan aspek-aspek yang berperan dalam pengelolaan dan keberhasilan
program kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.
Beberapa aspek yang berperan dalam menentukan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Sekolah yang relevan di Dunia Usaha dan
Dunia Industri (DU/DI) pada Kompetensi Keahlian Teknologi Laboratorium
Medik antara lain : 1) Guru pendidik di sekolah yang bertugas menyiapkan
peserta didik memasuki pekerjaan yang ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DU/DI), meliputi kemampuan normatif, adaptif serta teori kejuruan. 2) Instruktor
tenaga pembimbing dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) yang bertugas
membimbing, mengarahkan, membina, memotivasi peserta didik yang
melaksanakan praktik kerja lapangan agar peserta didik memiliki sikap
profesional. 3) Siswa akan mendapatkan legalitas Kompetensi Keahlian sebagai
tenaga Asisten Tenaga Kesehatan melalui kegiatan Sertifikasi Kompetensi
Kualifikasi Nasional Sertifikat II Asisten Tenaga Kesehatan Bidang Keahlian
Teknologi Laboratorium Medik, oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Asisten
Tenaga Kesehatan Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia Nomor 170 Tahun 2018 Tentang Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas
Sosial Golongan Pokok Aktivitas Kesehatan Bidang Teknologi Laboratorium
Medik . 4) Kebutuhan asisten tenaga kesehatan Teknologi Laboratorium Medik di
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) sangat diperlukan melalui Klasifikikasi
Laboratorium Klinik pilihan yaitu Laboratorium Klinik Umum Pratama dan
Laboratorium Klinik Umum Madya 5) Sedangkan hambatan untuk mewujudkan
kerjasama yang mutualisme antara Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DU/DI) akan terbatas dan tidak terbuka luas karena adanya Klasifikikasi
Laboratorium yaitu Laboratorium Klinik Umum Utama sudah menggunakan alat
automatik juga berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu untuk
melindungi organisasi atau unit kerja, serta petugas atau pegawai dari tindakan
mal-praktik, atau kesalahan yang bersumber dari administrasi atau faktor lainnya
yang dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup organisasi, maka
Asisten Tenaga Kesehatan bidang Teknologi Laboratorium Medik tidak di izinkan
untuk melaksanakan praktikum di Lembaga tersebut.6) Maka sebagai langkah
strategis Sekolah pada Kompetensi Keahlian Teknologi Laboratorium Medik
dalam menjalin kerjasama yang relevan di kegiatan sinkronisasi kurikulum,
pengelolaan pembelajaran siswa, kunjungan industri dan praktek kerja lapangan
memiliki pilihan serta tujuan yang jelas di Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI)
yaitu Laboratorium Klinik Umum Pratama dan Laboratorium Klinik Umum
Madya.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang penulis sarankan
antara lain : 1) Kebijakan Laboratorium medik adalah keputusan yang diambil
melalui konsultasi dengan staf medis lainya yang memungkinkan Laboratorium
beroperasi dengan andal dan efektif selaras dengan unit kerja yang lain, sehingga
Guru Kompetensi Keahlian bidang Teknologi Laboratorium Medik untuk dapat
memberikan wawasan serta pengetahuan terhadap peserta didik terkait
Klasifikikasi Laboratorium Klinik serta fungsi Laboratorium Klinik sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 Tahun 2010. 2)
Bagi siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan minat belajar di Sekolah
agar lebih termotivasi dalam belajar bidang Teknologi Laboratorium Medik
sebagai Asisten Tenaga Kesehatan. 3) Bagi sekolah perlu upaya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan penambahan jalinan kerjasama dengan
institusi pasangan yang relavan, sehingga lulusannya dapat terserap di Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) sesuai Klasifikikasi Laboratorium Klinik
Umum.
DAFTAR ISI

Dr.Drs.Danang Sunyoto, S. (2022). Teori Pertukaran Sosial dalam Perilaku


Kelompok (1ed ed.). (S. Magister Alfatah Kalijaga, Ed.) Purbalingga:
EUREKA MEDIA AKSARA, OKTOBER 2022 ANGGOTA IKAPI
JAWA TENGAH NO.225/JTE/2021.
Follet, M. P. (2014). Menganalisis kinerja sumber daya manusia sebagai
pemimpin atasan. Jurnal Sains dan Manajemen, 8.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Nomor 170 Tahun 2018).
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Aktivitas
Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial Golongan Pokok Aktivitas
kesehatan Bidang Teknoloi Laboratorium Medik. Jakarta: Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesi.
Lewis Thomas dan Elaine B, J. (2014). Contextual Teaching Learning. Jakarta:
Kaifa.
Nurharjadmo, W. (2008). Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem
Ganda di Sekolah Kejuruan. 4, 215-228.
Permenkes, RI. (No.411/Menkes/Per/III/2010). Laboratorium Klinik. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Ritzer, G. (2011). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:
Rajawali Pers.
Schein, E. H. (2010). Organization Culture and Leadership. Jossey Bass.
Terry, G. R. (2014). Dasar-Dasar Manajemen. (G. Ticoalu, Trans.) Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
waluyo, L. S. (2019). Pertukaran Sosial dalam Online Dating. Informatika.

Anda mungkin juga menyukai