Kisi41 Pembibitan Tanaman Tebu Beserta Tingkatan Umur Tanaman Tebu
Kisi41 Pembibitan Tanaman Tebu Beserta Tingkatan Umur Tanaman Tebu
Sumber: https://www.iribb.org/index.php/berita/202-tanaman-tebu-
menyimpan-manfaat-dari-berbagai-sisi
Gambar 3. 2. Tumbuhan tebu (Saccharum officinarum Linn).
Daun tebu berbentuk busur panah seperti pita, berseling kanan dan kiri. Daun
tebu merupakan daun tidak lengkap, yang terdiri dari helai daun dan pelepah
daun saja, berpelepah seperti daun jagung dan tangkai daunnya tidak ada. Diantara
pelepah daun dan helai daun bagian sisi luar terdapat sendi segitiga daun, sedang
pada bagian sisi dalamnya terdapat lidah daun. Daun berwarna kehijauan muda
hingga tua. Tulang daun sejajar, di tengah berlekuk. Tepi daun kadang-kadang
bergelombang serta berbulu keras. Akar tumbuhan tebu termasuk akar serabut tidak
panjang yang tumbuh dari cincin tunas anakan, berwarna keputihan kotor hingga
kecoklatan. Pada fase pertumbuhan batang, terbentuk pula akar di bagian yang lebih
atas akibat pemberian tanah sebagai tempat tumbuh.
Pertimbangan:
Penentuan Komoditas Tanaman Iklim
Perkebunan Semusim Tanah
Topografi
Infrastruktur
Penentuan lokasi perkebunan:
Survey
Pembelian/Sewa lahan
Analisis Usaha
Perkebunan Persiapan lahan perkebunan:
Semusim Land Clearing
Pengolahan Tanah
Penanaman Tanaman
Lahan Pembibitan
Perkebunan Semusim
Pemeliharaan
Panen
Pemasaran
Pengolahan
Sumber: http://pgrajawali2.blogspot.com/2017/11/pedoman-penjejangan-
kebun-pembibitan.html
Gambar 3. 4. Pembibitan Tebu
Untuk memenuhi kebutuhan bibit untuk KTG, perlu diatur komposisi antara
KBD dengan KTG sebanyak 1:5, artinya dari setiap 1 ha KBD dapat dihasilkan bibit
tebu untuk 5 ha KTG. Setiap wilayah PG maksimum dikembangkan 9 varietas unggul
spesifik lokasi yang terdiri dari 3 varietas masak awal, 3 varietas masak tengah dan 3
varietas masak akhir.
Standar kebun bibit yang harus dipenuhi untuk Kebun Bibit Pokok (KBP),
Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) dan Kebun Bibit Datar (KBD)
adalah: Bebas dari luka api, penyakit blendok, pokkah bung, mosaik dan lain-lain.
Toleransi gejala serangan < 5%. Gejala serangan penggerek batang < 2% dan gejala
serangan hama lainnya < 5%.
Sedangkan standar kualitas bibit dari varietas unggul yang harus dipenuhi adalah:
Daya kecambah > 90%, segar, tidak berkerut dan tidak kering
Panjang ruas 15-20 cm dan tidak ada gejala hambatan pertumbuhan
Diameter batang ± 2 cm dan tidak mengkerut/mengering
Mata tunas masih dorman, segar dan tidak rusak
Primordia akar belum tumbuh
Bebas dari penyakit pembuluh.
Sumber: http://www.nasionalisme.co/perluasan-lahan-kunci-peningkatan-
produksi/
Gambar 3. 5. Perkebunan tanaman semusism tebu
Bibit merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan tebu giling.
Produksi tebu yang menurun antara lain disebabkan pemakaian bibit yang kurang
baik. Jumlah tebu diperbanyak dan dibiakkan dari pemotongan batang-batangnya dan
bukan dari benih. Setiap satu pemotongan mengandung satu ruas bakal-tanaman
(bud) dan potongan-potongan tersebut biasanya ditanam secara manual dengan
tangan. Sekali tanam, satu batang tebu dapat dipanen hingga beberapa kali, setelah
setiap pemanenan, anakan tebu akan tumbuh menjadi batang-batang baru yang
dinamakan ratoons.
Bibit untuk tanaman Tebu bisa diperoleh dari:
a) Bibit pucuk
Bibit ini berasal dari pucuk batang tebu giling. Untuk keperluan ini, dipilih
tebu yang baik dan sehat serta yang tidak banyak bercampur dengan jenis-
jenis tebu lain. Daun kering yang membungkus bibit tidak diklentek/dilepas,
karena dapat melindungi mata dari kerusakan. Bibit pucuk dapat diambil
pada tanaman tebu yang biasanya telah memasuki umur 12 bulan. Kemudian
diambil tunas muda yang tumbuh pada bagian tanaman sebanyak 2 – 3 buah
tunas muda yang memiliki panjang sekitar 20 cm.
b) Bibit kebun
Bibit ini merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai
penyediaan bahan tanam bagi kebun tebu giling. Lokasi kebun pembibitan
diusahakan dekat dengan areal tebu giling.
c) Bibit mentah/bibit krecekan
Bibit ini berasal dari tanaman yang berumur 0-7 bulan. Bibit ini dipotong
tanpa melepas daun pembungkusnya agar mata-mata tunas tidak rusak.
d) Bibit seblangan
Bibit ini diambil dari tanaman yang telah tumbuh untuk mencukupi
penyulaman. Bibit akan diambil jika tanaman sudah berumur 16-18 hari atau
yang telah bermata tunas dua.
e) Bibit siwilan
Jika tanaman sudah tidak tumbuh atau pucuknya mati, maka keluarlah tunas-
tunas yang disebut siwilan. Siwilan ini bisanya digunakan untuk penyulaman.
f) Bibit Bagal
Bibit ini berasal dari kebun bibit yang terdiri atas bagal mata dua dan bagal
mata tiga. Yang dimaksud dengan bagal adalah bibit dipotong dengan panjang
per bibit antara 2 sampai 3 mata (atau bahasa Jawa-nya sering disebut juga
dengan istilah ros). Bibit ini sangat cocok dan khusus untuk lahan kurang air.
g) Bibit deder atau dederan
Bibit yang berasal dari hasil persemaian (Jawa = deder) setek-setek batang
yang dibuat dengan maksud antara lain memperbesar penangkar. Juga sebagai
tempat pertumbuhan peralihan bahan bibit yang telah cukup umur sambil
menunggu penyiapan lahan untuk ditanami. Selain itu, untuk memperkecil
risiko penyulaman karena pada umumnya bibit yang berasal dari bibit dederan
langsung bisa tumbuh, serta sebagai bahan tanam sulam tanaman yang mati.
h) Bibit rayungan
Bibit yang berasal dari kebun bibit terbagi atas rayungan bermata satu dan
rayungan bermata dua, digunakan untuk tanaman di lahan basah dengan
pengairan cukup. Namun, keberadaannya sekarang sudah jarang digunakan
karena jarak antara kebun bibit dan kebun tebu giling yang jauh menyebabkan
tingkat kerusakan yang sangat tinggi, serta menyebabkan ketersediaan air
menjadi berkurang drastis.
i) Bibit ceblokan
Sepintas bibit ini sama dengan dengan bibit rayungan. Perbedaan bibit
ceblokan berasal dari setek batang dengan beberapa mata yang ditanam tegak
lurus pada papan tanam. Cara penyiapannya sama dengan bibit dederan, tetapi
dibuat lebih tebal.
Dengan demikian, akar setek batang yang ditanam cepat tumbuh dan
berkembang sehingga mempercepat bertunasnya mata di buku-buku ruas
batang tersebut. Kondisi kebun bibit harus dijaga agar tetap lembap. Untuk
memacu pertumbuhan, dapat dipupuk secukupnya. Selanjutnya, perawatan
seperti bibit rayungan.
j) Bibit pucukan
Kebun yang diambil pucuknya harus murni dan sehat. Bibit jenis ini
digunakan jika kekurangan bibit dari KBD. Bibit yang diambil dari pucuk
tebu giling pada saat tebang. Bibit dipotong dari pucuk sepanjang 30-40 cm
(3-4 mata).
Selain bibit di atas, sering perkembangan teknologi pertanian dan banyaknya
sistem silang, semakin banyak jenis dan bibit-bibit yang bisa ditemukan di
antaranya single bud, bud chip, bud shed, dan kultur jaringan.
Penggunaan bibit unggul bermutu merupakan faktor produksi yang mutlak
harus dipenuhi. Sehingga Pemerintah merasa perlu mengatur pengawasan peredaran
bibit melalui sertifikasi yang merupakan satu proses pemberian sertifikat bibit
setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan untuk persyaratan dapat
disalurkan dan diedarkan. Sampai saat ini pusat Penelitian telah menghasilkan
berbagai macam varietas unggul seperti PS851, PS862, PS863, PS864, PSBM901,
PS921, Bululawang, PSCO902, PSJT941, Kidang Kencana, PS865, PS881, PS882
dan varietas Kentung yang merupakan varietas-varietas unggulan dengan kategori
pengelompokan masak awal, masak tengah dan masak akhir sebagai salah satu
penerapan manajemen pembibitan untuk menyelaraskan pelaksanaan tertib tanam
dan panen.