Anda di halaman 1dari 14

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PATOLOGI PADA


SISTEM PENCERNAAN DIARE

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

NURTIKA AFRIANI BAHRI ROMPI (20144010026)

NURWITA NURDIN (20144010028)

SEMESTER/KELAS: 4/A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

TERNATE

JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AJARAN

2021/2022

KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena dengan rahmat dan ridho Nya. Kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan Anak
yang telah membimbing kami dalam penyelesaian tugas Makalah yang berjudul “Konsep
Asuhan Keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit patologis
pada system pencernaan Diare” dengan baik

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak terdapat kesalahan
dalam penulisan dan penyusunan yang belum sempurna maka dari itu kritik dan saran yang
membangun kami terima agar dapat menyempurnakan penulisan dan penyusunan makalah
ini.

Ternate, 6 Maret 2022

Kelompok 2

DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..4

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….....4
B. TUJUAN……………………………………………………………………………..4
C. MANFAAT………………………………………………………………………......4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………5

A. KONSEP MEDIS………………………………………………………………………..5

1. Pengertian……………………………………………………………………………5
2. Patofisiologi………………………………………………………………………….5
3. Manifestasi Klinis……………………………………………………………………6
4. Etiologi…………………………………………………………………………….…6
5. Komplikasi…………………………………………………………………………...7
6. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………………………7
7. Macam-macam Diare…………………………………………………………………7

B. KONSEP KEPERAWATAN…………………………………………………………….9

1. Pengkajian…………………………………………………………………………….9
2. Pemeriksaan Fisik………………………………………………………………….….9
3. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………….10
4. Intervensi Keperawatan………………………………………………………………10
5. Implementasi Keperawatan…………………………………………………………..12
6. Evaluasi Keperawatan………………………………………………………………..12

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………….13

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………13
B. SARAN………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cairan adalah fluida tak temampatkan yang menyesuaikan dengan wadahnya tetapi
mempertahankan volume yang hampir konstan tidak tergantung pada tekanan. Elektrolit
adalah suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan
menjadi konduktor elekktrik. Ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya, elektrolit umumnya
berbentuk asam, basa, atau garam.

Diare adalah Buang Air Besar yang encer lebih sering terjadi dari biasanya. Diare
disebabkan oleh adanya virus atau makanan yang terkontaminasi, diare dapat sebabkan juga
oleh hal-hal diluar penyakit seperti diet cairan, intoleran terhadap makanan, stress, cemas,
atau penggunaan obat pencahar.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana Konsep medis dari Diare pada anak


2) Bagaimana Konsep Keperawatan dari Diare pada anak
3) Memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Anak

C. TUJUAN

1) Untuk mengetahui konsep medis dari diare pada anak


2) Untuk mengetahui konsep keperawatan diare pada anak
3) Untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Keperawatan anak

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare pada anak
bersifat akut atau kronik. Diare infeksius akut (gastroenteritis) tetap menjadi
penyebab utama kematian anak diseluruh dunia. Ada beberapa pengertian menurut
para ahli:
a) Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali
pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau, atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau hanya lender saja (FK UI, 1997)
b) Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal, ditandai
dengan seringnya kehilangan cairan dan feses yang tidak berbentuk (Susan
Martin, 1998: 8)
c) Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lender
dalam tinja (Suharyono, 1995: 51)
d) Bertambahnya jumlah atau berkurangnya konsistensi tinja yang dikeluarkan
(Soeparto Pitono, dkk, 1999)

Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system
gastrointestoinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan tetapi sekarang lebih
dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan tersebut maka penyakit diare
akan mempercepat tindakan penaggulanannya.

2. Patofisiologi
Meningkatknya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intesninal
merupakan akibat dari gangguang absorpsi dan eksresi cairan dan elektrolit yang
berlebihan. Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari ringga
ekstraseluler kedalam tinja sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit,
dan dapat terjadi asidosis metabolic.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area
permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absoprsi
cairan dan elektrolit.

3. Manifestasi Klinis
1. Konsistensi feses cair
2. Muntah (Umumnya tidak lama)
3. Demam (Mungkin ada atau tidak)
4. Kram abdomen
5. Membran mukosa kering
6. Fontanel cekung (Pada bayi)
7. Berat badan turun karena nafsu makan berkurang
8. Malaise (Lelah)
9. Dehidrasi
10. Lemah
11. Perubahan pada tanda-tanda vital: Nadi dan Pernapasan cepat
12. Elatisitas Kulit Menurun (Turgor Kulit kembali lambat >2 detik)

4. Etiologi
Faktor infeksi:
 Bakteri: Enteropathogenic Escherichia coli, Salmonella, Shigella, Yersinia
enterocoliticia
 Virus: Enterovirus echoviruses, Adenovirus, Human retrovirua seperti agent,
rotavirus
 Jamur: Candida enteritis
 Parasit: Giardia clamblia, Crytosporidium
 Protozoa

Bukan factor infeksi

 Alergi makanan seperti susu, protein


 Gangguan metabolic atau malabsorpsi: Penyakit celiac, Cystic fibrosis pada
pancreas
 Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
 Obat-obatan seperti antibiotic
 Penyakit usus: Colitis ulcerative, Crohn Disease, Enterocolitis
 Emosional atau stress
 Obstruksi usus
 Penyakit infeksi: Otitis media, infeksi saluran atas, Infeksi saluran kemih

5. Komplikasi
Akibat diare dan kehilangan cairan srta elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut:
1. Dehidrasi
2. Hipokalemia
3. Hipokalsemia
4. Syok Hipovolemik

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dapat diprogramkan untuk mengkaji status hidrasi anak
atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab tertentu sperti muntah, seperti
infeksi saluran kemih, pankrearitis, atau proses infeksius akut. Pemeriksaan
laboratorium dan diagnostic umum mengkaji penyebab muntah, antara lain:
1) Pemeriksaan tinja baik secara mikroskopi maupun dengan kultur
2) Test malabsorpsi yang meliputi karbohidrat (PH, Clini test) lemak dan kultr
urine
3) Ultrasonografi addomen
4) Radiografi abdomen murni

7. Macam-macam Diare
Diare dapat dikelompokkan menjadi:
1) Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-
5 hari
2) Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3) Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari

Diare dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi:


1) Diare akut terbagi atas: Diare dengan dehidrasi berat, Diare dengan dehidrasi
ringan/sedang, Diare tanpa dehidrasi
2) Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih terbagi atas: Diare
persisten dengan dehidrasi dan Diare persisten tanpa dehidarsi
3) Disentri apalagi diare berlangsung disertai dengan darah
B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Identitas pasien meliputi nama lengkap, umur, agama, tempat tinggal, tanggal
lahir, suku/bangsa, Identitas orang tua/penanggung jawab
 Keluhan Utama: Pada anak dengan diare biasa dating dengan keluhan BAB
lebih dari 3 kali dan cair atau BAB lebih dari 6 kali sehari dengan konsistensi
fese cair
 Riwayat Kesehatan Sekarang: Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang, feses disertai lender bisa
juga darah dan warna feses kehijauan karena bercampur empedu, muntah
selama diare atau sesuda diare dan apabila anak tersebut kehilangan banyak
sekali cairan maka tanda dehidrasi mulai tampak
 Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi: Riwayat imunisasi terutama campak
karena diare lebih sering terjadi pada anak-anak dengan campak atau baru
menderita campak akibat penurunan kekebalan pada anak, Riwayat alergi
terhadap makanan atau obat-obatan seperti antibiotic karena salah satu
kemungkinan penyebab diare, Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak
sebelum, selama atau sesudah diare untuk melihat adanya infeksi lainnya.
 Pola fungsional nutrisi-metabolik karena kita harus mengetahui pemberian
makanan sebelum sakit diare meliputi Pemberian susu formula apakah
menggunakan air matang atau tidak dan susu diberikan dengan gelas atau
botol karena botol yang tidak bersih akan menyebabkan anak mudah terkena
diare.

2. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum: Lemas, bingung/linglung, Pucat
 Kulit: Turgor kulit kembali lambat (>2 detik)
 Kepala: Pada anak dibawah usia 2 tahun yang mengalami diare maka ubun-
ubunnya akan cekung
 Mulut dan lidah kering
 Abdomen: Biasanya mengalami distensi, kram, dan bising usus yang
meningkat.
 Anus: Akan terjadi lecet karna defekasi terus menerus dan penggunaan popok
selama diare berlangsung.
3. Diagnosis Keperawatan
1) Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI (Gastrointestinal) berlebihan
melalui feses atau emesis
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilngan cairan
melalui diare, masukan yang tidak adekuat
3) Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang menembus GI
(Gastrointetinal)
4) Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare

4. Intervensi Keperawatan
1) Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI (Gastrointestinal) berlebihan
melalui feses atau emesis
Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan
mempertahankan hidrasi adekuat.
 Beri larutan rehidrasi oral (LRO)
Rasional: Untuk rehidrasi dan pengganti kehilangan cairan melalui
feses
 Beri agens antimikroba sesuai ketentuan
Rasional: Untuk mengobati pathogen khusus yang menyebabkan
kehilangan cairan yang berlebihan
 Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa dan status
mental
Rasional: Untuk mengkaji hidrasi.
 Hindari masukan cairan jernih seperti jus, buah, minuman berkarbonat
dan gelatin
Rasional: Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah
elektrolit, dan osmolalitas tinggi.
 Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran
(urin, feses dan emesis)
Rasional: Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilngan cairan
melalui diare, masukan yang tidak adekuat
Kriteria Hasil: Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia
 Setelah rehidrasi instruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan
pemberian asi
Rasional: Karena hal ini cenderung mengurangi kehebatan dan durasi
penyakit.
 Hindari pemberian diet pisang, beras, apel, dan roti panggang atau the
diet
Rasional: Karena diet ini rendah dalam energy dan protein terlalu
tinggi dalam karbohidrat dan rendah elektrolit.
 Observasi dan catat respons terhadap pemberian makan
Rasional: Untuk mengkaji toleransi pemberian makanan
3) Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang menembus GI
(Gastrointetinal)
Kriteria Hasil: Pasien atau orang lain tidak menunjukkan tinda infeksi
Gastrointestinal
 Implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktik pengendalian
infeksi rumah sakit termasuk pembuangan feses dan pencucian tangan
yang tepat
Rasional: Untuk mencegah penyebaran infeksi
 Pakaikan popok yang tepat
Rasional: Untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feses
 Gunakan popok sekali pakai
Rasional: Superabsorbent (Popok dengan material bulu dan Kristal
kimia untuk menyerap dan menjebak cairan
 Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktik isolasi,
khususnya cuci tangan
Rasional: Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
4) Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare
Kriteria Hasil: Kulit pasien tetap utuh
 Ganti popok dengan sering
Rasional: Untuk menjaga kulit tetap bersih dan kering
 Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non-alkalin dan
air atau celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut
Rasional: Karena feses diare sangat mengiritasi kulit
 Beri salep seperti seng oksida
Rasional: Untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe salep dapat
bervariasi untuk setiap anak dan memerlukan periode percobaan)
 Hindari menggunakan tisu basah yang dijual bebas dan mengandung
alcohol pada kulit yang terekskoriasi
Rasional: Karena akan menyebabkan rasa menyengat
 Observasi bokong dan perineum (otor,kulit, dan jaringan yang berada
diantara kelamin dan anus) karena adanya infeksi
Rasional: Agar terapi yang tepat dapat dimulai
 Berikan obat anti jamur yang tepat
Rasional: Untuk mengobati infeksi jamur kulit

5. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

6. Evaluasi Keperawatan
Hasil asuhan keperawatan pada klien yang menderita Diare adalah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan pada Intervensi dan dilaksanakan pada
Implementasi
1) Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI berlebihan melalui feses atau
emesis
Hasil yang diharapkan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang
adekuat
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilngan cairan
melalui diare, masukan yang tidak adekuat
Hasil yang diharapkan: Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan
menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan
3) Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang menembus GI
(Gastrointetinal)
Hasil yang diharapkan: Infeksi tidak menyebar ke orang lain
4) Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare
Hasil yang diharapkan: Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan
kulit

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (zat pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinanik karena metabolism tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan.
Secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya befekasi (Buang air besar)
lebih dari biasanya/lebih dari 3x sehari disertai dengan perubahan konsisten tinja menjadi air
dengan atau tanpa darah.
Dalam konsep Keperawatan anak dengan diare akan dilakuka pengkajian dan
Pemeriksaan setelah itu akan diangkat Diagnosis Keperawatan kemudian akan direncanakan
Tindakan keperawatan dengan Kriteria Hasil yang sangat dipertimbangkan dan apa yang
dilakukan pada anak tersebut kemudia dilaksanakan setelah itu akan dievaluasi apakah
membaik atau tidak

B. SARAN
Anak yang menderita diare maka harus menjadi perhatian khusus bagi orang tua nya
bahwa orang tua harus meningkatkan Pola perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga
lingkungan dengan baik sehinggaa terhindar dari penyakit berbasis lingkungan seperti diare
dan harus selalu membiasakan mencuci tangan dengan sabun setiap akan makan, setelah
BAB dan sebelum melakukan aktivitas yang berhubugan dengan makanan agar anak tidak
mengalami kontaminasi pada makanan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai