Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BANGKA BARAT


NOMOR : 188.4/ /DINKES/2023

TENTANG

PEMBENTUKAN KOMITE DAERAH


PENANGGULANGAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI
KABUPATEN BANGKA BARAT

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGKA BARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk peningkatan pengawasan dan penanggulangan


terhadap semua kejadian ikutan pasca imunisasi di Kabupaten
Bangka Barat, perlu membentuk Komite Daerah Penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Tingkat Kabupaten;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu membentuk Komite Daerah Penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Tingkat Kabupaten;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan


Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55), Undang-Undang
Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 56), Undang-Undang Darurat Nomor
6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Termasuk
Kotapraja Dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan
Sebagai Undang-Undang ((Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 73), Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1955 Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4033);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 5606);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah,
Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4268);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 193);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun
2016 Nomor 2 Seri D), sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang
pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bangka
Barat ( Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2020
Nomor 2 Seri D);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 4 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten
Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 3 Seri D);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Komite Daerah Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi Tingkat Kabupaten, sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan ini.
KEDUA : Komite Daerah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Pengarah:
1. Memberikan arahan dan masukan guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan Komite Daerah Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi Tingkat Kabupaten;
2. Memimpin dan memberikan masukan kepada anggota Komite
Daerah Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Tingkat Kabupaten.
b. Pembina
Mengendalikan agar pelaksanaan kegiatan Komite Daerah sesuai
dan tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Penanggung Jawab
Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Komite Daerah
Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Tingkat
Kabupaten.
d. Penasehat:
Memberi arahan, masukan dan koreksian jika dianggap perlu
kepada komite baik diminta atau tidak diminta.
e. Tim Pelaksana:
- Ketua, Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan pokja dan
unit-unit terkait penanggulangan kasus Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI).
- Wakil Ketua, membantu ketua Komda KIPI mengkoordinasikan
seluruh pokja dan unit-unit terkait penanggulangan kasus
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
- Sekretaris, mengkomunikasikan kebijakan ketua, keputusan
rapat/ kesepakatan bersama internal maupun eksternal,
Menyusun rencana kegiatan Komda KIPI, Memfasilitasi dan
berperan aktif dalam aktifitas kegiatan yang dilakukan oleh
Komda KIPI;
f. Pokja Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE);
1. Koordinator, mengoodinir anggota tim Pokja Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dalam melaksanakan tugas.
2. Anggota:
- Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, termasuk di
lembaga/institusi pendidikan dasar (SD, MI, SLB) tentang
KIPI dan faktor-faktor yang menyebabkan KIPI melalui
berbagai media (cetak, elektronik) berupa leaflet, poster dan
lain-lain.
- Menyebarluaskan informasi kepada petugas kesehatan di
lapangan termasuk petugas rumah sakit tentang pedoman
dan penatalaksanaan kasus KIPI melalui buku pedoman,
pertemuan dan pelatihan.
- Menyebarluaskan informasi baik kepada masyarakat,
maupun petugas kesehatan di lapangan tentang pentingnya
melaporkan KIPI, jalur pelaporan KIPI sehingga keluarga dan
masyarakat tidak menjadi resah (menentramkan masyarakat)
g. Pokja Pelayanan Medik:
1. Koordinator, mengoodinir anggota tim Pokja Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dalam melaksanakan tugas.
2. Anggota:
- Mendiagnosa kejadian/disangka KIPI, apakah kejadian ikutan
setelah dilakukannya imunisasi termasuk dalam kategori
kasus KIPI atau bukan dan memberikan solusi/alternatif
tindakan pada penderita karena KIPI.
- Mengidentifikasi kejadian KIPI, apakah termasuk KIPI Ringan,
Sedang atau Berat sehingga bisa memberikan solusi apakah
harus di rujuk ke Rumah Sakit atau cukup di rawat di
rumah/Puskesmas saja dan merujuk kasus KIPI ke Rumah
Sakit rujukan yang dituju.
- Memastikan hubungan, apakah kejadian/kasus KIPI yang
terjadi disebabkan karena pemberian imunisasi atau bukan.
h. Pokja Investigasi:
1. Koordinator, mengoodinir anggota tim Pokja Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dalam melaksanakan tugas.
2. Anggota:
- Mengklasifikasikan kejadian KIPI di lapangan sehingga
diketahui penyebab dari KIPI, apakah terjadi kesalahan
program, reaksi suntikan, induksi vaksin, faktor kebetulan
(koinsidens) atau penyebab lain yang belum diketahui.
- Melakukan otopsi verbal pada kejadian KIPI yang sampai
meninggal dunia jika diperlukan.
- Menilai kelengkapan data kejadian KIPI sesuai dengan format
laporan KIPI yang telah disediakan dan mengevaluasi laporan
KIPI, apakah termasuk laporan yang sudah kadaluarsa atau
belum
i. Bidang Humas dan Hukum:
1. Koordinator, mengoodinir anggota tim Pokja Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dalam melaksanakan tugas.
2. Anggota:
- Memberikan ketenangan kepada masyarakat, terutama bagi
kelaurga yang terkena dampak KIPI agar tidak menimbulkan
keresahan yang meluas.
- Memberikan bantuan hukum bagi petugas pelaksana
imunisasi di lapangan, apabila ada keluarga atau masyarakat
yang sakit/meninggal dunia akibat KIPI dan melaporkannya
kepada pihak yang berwajib.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan Keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran 2023.

KELIMA : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Bangka Barat


Pada tanggal Juli 2023

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BANGKA BARAT

M.SAPI’I RANGKUTI, S.IP


NIP. 19670803 199103 1 004
LAMPIRAN
KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR : 188.4/ /DINKES/2023
TANGGAL : Juli 2023

SUSUNAN KOMITE DAERAH PENGKAJIAN DAN


PENANGGULANGAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

I. PENGARAH : 1. Kepala Dinas


2. Wakil Bupati Bangka Barat

II. PEMBINA : Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat

III. PENANGGUNGJAWAB : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka


Barat

IV. Penasehat : 1. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten


Bangka Barat
2. Direktur RSUD Sejiran Setason
3. Direktur RSBT Mentok
4. Direktur RS Gunung Manik Parittiga

V. Pelaksana :
- Ketua : dr. Rosmarina S, Sp.A
- Wakil Ketua : Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
Barat
- Sekretaris : Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan
Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangka Barat

VI. Pokja Komunikasi dan :


Informasi
- Koordinator : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka Barat
- Anggota : 1. Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka Barat

VII. Pokja Pelayanan Medik


- Koordinator : Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka Barat
- Anggota : 1. Ketua IDI Kabupaten Bangka Barat
2. Ketua IDAI Kabupaten Bangka Barat
3. dr. Zainal Fahmi Sp.PD
4. dr. Mina, Sp.A
5. Ketua PPNI Kabupaten Bangka Barat
6. Ketua IBI Kabupaten Bangka Barat
7. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
Primer Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangka Barat
8. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangka Barat
9. Silvia, AMF
10. Kabid Pelayanan Medik RSUD Sejiran
Setason

VIII. Pokja Investigasi


- Koordinator : Kepala Seksi Penyakit Menular dan
Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangka Barat
- Anggota : 1. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan
Kepolisian Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
2. Pengelola Program Surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka Barat

IX. Pokja Humas dan


Hukum
- Koordinator : Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat
- Anggota : 1. Subkoordinator Sumber Daya Kesehatan
dan Jaminan Kesehatan
2. Kepala Biro Hukum Kepolisian Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bangka
4. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bangka Barat
5. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bangka Tengah
6. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Bangka Selatan
7. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Belitung
8. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kabupaten Belitung Timur
9. Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah
Kota Pangkalpinang
10. Kepala Cabang BPJS Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
11. Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
12. Ketua MUI Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
13. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
14. Ketua Persekutuan Gereja Katolik Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
15. Ketua Persekutuan Gereja Kristen
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
16. Wali Agama Konghucu Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
17. Kabag Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Biro Hukum Sekretariat
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
18. Adinda Chandralela, S.Ikom

WAKIL GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

ABDUL FATAH

Anda mungkin juga menyukai