Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MIKROBA

REDUKSI NITRAT DAN HIDROGEN PEROKSIDA

Oleh

AGATHA DEI GRATIA LAENSUGI

201810401074

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021
1. PENDAHULUAN
Nitrit merupakan senyawa yang banyak ditemukan di alam (Singh et al., 2019).
Senyawa ini dapat ditemukan di atmosfir, air, tanah, mikroorganisme, tanaman (Ren et
al., 2018) dan hewan (Safa et al., 2017). Pangan yang mengandung nitrit disadari dapat
membahayakan kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kematian jika
dikonsumsi dalam konsentrasi yang tinggi (Cvetković et al., 2019).
Nitrogen merupakan suatu unsur penyusun atmosfer yang memiliki kandungan
sekitar 80% di udara. Nitrogen berperan dalam pembentukan protein, DNA, dan RNA
di dalam sel. Nitrogen sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Tumbuhan yang
memiliki unsur N yang cukup, kandungan klorofil pada daun akan meningkat dan
proses fotosintesis juga meningkat sehingga asimilat yang dihasilkan lebih banyak,
akibatnya pertumbuhan tanaman tersebut akan lebih baik (Sari, R., & Prayudyaningsih,
R., 2015).Tanah yang memiliki kandungan nitrogen tinggi biasanya disebabkan oleh
adanya aktivitas mikroba. Beberapa mikroba dapat memfiksasi atau menambatkan N2
dari udara sehingga menjadi senyawa nitrogen yang bermanfaat bagi tumbuhan. Salah
satu bakteri tanah yang memiliki peran dalam penambatan tersebut adalah rhizobium
(Sari, R., & Prayudyaningsih, R., 2015).
Tumbuhan dapat memproduksi suatu senyawa yang dapat berperan sebagai
molekul sinyal terhadap cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Senyawa tersebut
adalah hidrogen peroksida. Namun, hidrogen peroksida (H 2O2) dengan konsentrasi
yang tinggi dapat menyebabkan tumbuhan mengalami cekaman oksidatif yang dapat
memicu kematian sel tanaman (Simbolon, E., et al., 2020). Beberapa bakteri memiliki
kemampuan untuk mereduksi hidrogen peroksida dengan memanfaatkan enzim katalase
yang mampu mengkatalis reduksi senyawa tersebut. Oleh karena itu, tujuan praktikum
kali ini yaitu untuk mengetahui karakter biokimia biakan bakteri dalam mereduksi nitrat
dan hidrogen peroksida.
2. METODE
2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Reduksi Nitrat dan Hidrogen Peroksida
adalah sebagai berikut:
 Ose bulat
 Bunsen
 Mikropipet
 Mikrotip
 Pipet tetes
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Reduksi Nitrat dan Hidrogen Peroksida
adalah sebagai berikut:
2.1.1 Bahan Reduksi Nitrat :
 Alkohol 70%
 Biakan bakteri Streptocooccus thermopilus
 Biakan bakteri Escherichia coli
 Biakan bakteri Bacillus subtilis
 Larutan asam sulfanilat
 Larutan -naphtylamin
 Media nitrat
2.1.2 Bahan Reduksi Hidrogen Peroksida :
 Alkohol 70%
 Biakan bakteri Escherichia coli
 Biakan bakteri Bacillus subtilis
 Biakan bakteri Staphylococcus aureus
 Media NA miring
 Larutan H2O2 3%
2.3 Langkah Kerja
Langkah kerja dalam praktikum Hidrolisis Karbohidrat, Protein, dan Lipid adalah
sebagai berikut:

2.1.1 Reduksi Nitrat :

 disterilisasi pada meja kerja dan tangan menggunakan alkohol 70%

 disterilisasi ose menggunakan api bunsen sampai berpijar

 diambil 1 ose biakan bakteri Bacillus subtilis dan dimasukkan ke


dalam media nitrat
 diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 2 hari

 ditambahkan larutan asam sulfanilat sebanyak 1 mL

 ditambahkan larutan -naphtylamin sebanyak 1 mL

 dilakukan langkah-langkah yang sama untuk Streptococcus


thermophilus dan Eschericia coli.
 diamati perubahan yang terjadi

 Hasil

2.1.2 Reduksi Hidrogen Peroksida b:

 disterilisasi pada meja kerja dan tangan menggunakan alkohol 70

 disterilisasi ose menggunakan api bunsen sampai berpijar

 diambil 1 ose biakan bakteri Staphylococcus aureus dan digoreskan


kedalam media NA miring
 diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 2 hari

 ditambahkan larutan H2O2 3% sebanyak 3-5 tetes

 dilakukan langkah-langkah yang sama untuk Escherichia coli dan

Bacillus subtilis

 diamati perubahan yang terjadi

 Hasil
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Reduksi Nitrat

Isolat Hasil Praktikum Hasil Literatur


Kemampuan Gambar dari Video
Reduksi
Nitrat
Eschercia coli +

(Reyes, A. T.,2018).
Bacillus +
subtilis

(Törün, B., et al.,2017)


Streptococcus -
thermophilus
Tabel 2. Reduksi Hidrogen Peroksida

Isolat Hasil Praktikum Hasil Literatur


Kemampuan Gambar dari Video
Reduksi
Nitrat
Eschericia coli + a. Sebelum ditambah
reagen

(Bawole, K. V., etal.,


2018)
b. Setelah ditambah
Bacillus subtilis +
reagen

(Puspita, F., etal., 2017)


Staphylococcus -
aureus

(Karimela, E. J.,
et al., 2017)
3.2 Pembahasan
Bakteri merupakan mikroorganisme yang memiliki beberapa karakteristik, biokimia.
Karakteristik biokimia tersebut diantaranya adalah reduksi nitrat dan hidrogen peroksida.
Beberapa bakteri yang digunakan dalam pengujian reduksi nitrat dan reduksi hidrogen
peroksida pada praktikum ini adalah Eschericia coli, Bacillus subtilis, Streptococcus
thermophilus, dan Staphylococcus aureus.
Bakteri yang digunakan dalam uji reduksi nitrat adalah Eschericia coli, Bacillus
subtilis, dan Streptococcus thermophiles. Bakteri Streptococcus thermophiles
menunjukkan hasil yang negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut tidak
mampu mereduksi nitrat. Bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilis menunjukkan hasil
yang positif yang ditunjukkan dengan adanya warna merah, sehingga dapat diketahui
bahwa bakteri tersebut dapat mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen melalui proses
denitrifikasi. Bakteri denitrifikasi merupakan bakteri yang memanfaatkan senyawa nitrat
sebagai penerima elektron terakhir, sehingga metabolisme respirasi bakteri tersebut adalah
secara anaerob fakultatif (Syahputra, K., et al., 2011).
Reaksi respirasi anaerob yang dilakukan oleh bakteri dengan memanfaatkan
senyawa nitrat sebagai penerima elektron terakhir adalah dengan memanfaatkan enzim-
enzim reduktase. Enzim nitrat reduktase akan menerima dua elektron dari sitokrom tipe b
dan akan berikatan dengan nitrat (NO3 - ),sehingga nitrat (NO3 - ) tersebut menghasilkan
nitrit (NO2 − ). Nitrit (NO2 − ) akan tereduksi oleh enzim nitrit reduktase menjadi nitrit
oksida (NO). Enzim nitrit oksidareduktase akan menerima dua elektron dari sitokrom tipe
cd yang akan berikatan dengan nitrit oksida (NO) dan menghasilkan nitrous oksida (N2O).
Proses terakhir respirasi anaerob ini adalah ketika nitrous oksida (N2O) berikatan dengan
elektron dan tereduksi menjadi dinitrogen (N2) oleh enzim nitrous oksidareduktase.
Bakteri Escherichia coli hanya dapat mereduksi nitrat (NO3 - ) menjadi nitrit (NO2 − )
karena bakteri tersebut hanya memiliki enzim nitrat reduktase yang mengikat elektron dari
sitokrom tipe b (Madigan, M. T., et al., 2015).
4. KESIMPULAN
Melalui praktikum ini praktikan dapat mengetahui karakteristik dari setiap bakteri dimana
Bakteri pereduksi nitrat menggunakan nitrat (NO3-) sebagai akseptor elektron terakhir
pada proses respirasi (respirasi anaerob) pada kondisi tidak ada oksigen. Bakteri pereduksi
H2O2 memiliki enzim katalase yang mampu mengkatalis reduksi H2O2 menjadi H2O dan
O2. Karakteristik tersebut berkaitan dengan sistem respirasi suatu bakteri. Bakteri anaerob
adalah bakteri yang memanfaatkan senyawa selain oksigen sebagai penerima elektron
terakhir. Bakteri aerob memanfaatkan enzim katalase untuk mengubah hidrogen peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
DAFTAR PUSTAKA

Bawole, K. V., Umboh, S. D., & Tallei, T. E. 2018. Uji Ketahanan Bakteri Asam
Laktat Hasil Fermentasi Kubis Merah (Brassica oleracea L.) Pada pH 3.
Jurnal MIPA. 7(2) : 20-23.

Cvetković D, Živković V, Lukić V, and Nikolić S, 2019. Sodium Nitrite Food


Poisoning in One Family. Forensic Science, Medicine and Pathology.
15(1): 102–105.
Karimela, E. J., Ijong, F. G., & Dien, H. A. 2017. Karakteristik Staphylococcus
aureus yang di isolasi dari ikan asap pinekuhe hasil olahan tradisional
Kabupaten Sangihe. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(1)
: 188-198.
Locke T, Keat S, Walker A, Mackinnon R. 2013. Microbiology and Infectious
Diseases on The Move. Jakarta: Penerbit Indeks.
Madigan, M. T., J. M. Martinko, K. S. Bender, D. H. Buckley, & D. A. Stahl.
2015. Brock Biology of Microorganisms 14th Edition. Boston : Benjamin
Cummins.
Puspita, F., Ali, M., & Pratama, R. 2017. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi dan
Fisiologi bakteri Bacillus sp. Endofitik dari Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.). Jurnal Agroteknologi Tropika. 6(2) : 44-49.

Reyes, A. T. (2018). Morpho-biochemical aided identification of bacterial isolates


from Philippine native pig. Adv. Pharmacol. Clin.Trials. 3(5) : 1-11.

Ren HH, Fan Y, Wang B, and Yu LP, 2018. Polyethylenimine-Capped Cds


Quantum Dots for Sensitive and Selective Detection of Nitrite in
Vegetables and Water. Journal of agricultural and food chemistry. 66(33):
8851–8858.

Safa H, Portanguen S and Mirade PS, 2017. Reducing The Levels of Sodium,
Saturated Animal Fat, and Nitrite in Dry-Cured Pork Meat Products: A
Major Challenge. Food and Nutrition Sciences. 8: 419–443.

Syahputra, K., Rusmana, I., & Widyastuti, U. 2011. Isolasi Dan Karakterisasi
Bakteri Denitrifikasi Sebagai Agen Bioremediasi NITROGEN
ANORGANIK. Jurnal Riset Akuakultur. 6(2) : 197-209.
Singh P, Singh MK, Beg YR, and Nishad GR,2019. A Review on Spectroscopic
Methods for Determination of Nitrite and Nitrate In Environmental
Samples. Talanta. 191: 364-381.

Simbolon, E., Suedy, S. W. A., & Darmanti, S. 2020. Pengaruh hidrogen peroksida
dan ketersediaan air terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai
[Glycine max (L.) Merr.] Varietas Deja 1. Agric. 32(1) : 39-50.

Syahputra, K., Rusmana, I., & Widyastuti, U. 2011. Isolasi Dan Karakterisasi
Bakteri Denitrifikasi Sebagai Agen Bioremediasi NITROGEN
ANORGANIK. Jurnal Riset Akuakultur. 6(2) : 197-209.

Törün, B., Kalyoncu, R. G., Çoban, E. P., & Bıyık, H. H. 2017. Bacterial
Biodiversity of Industrial Soils from Aydın and Trabzon Province.
International Journal of Secondary Metabolite, 4(2) : 90- 98.
Törün, B., Kalyoncu, R. G., Çoban, E. P., & Bıyık, H. H. 2017.
Bacterial Biodiversity of Industrial Soils from Aydın and
Trabzon Province. International Journal of Secondary
Metabolite, 4(2) : 90- 98.

Anda mungkin juga menyukai