Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL

TERHADAP KEHAMILAN

DINI IGA PUTRI

2015.07.2.0018

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

HANG TUAH SURABAYA


2017

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal merupakan suatu bentuk peradangan pada jaringan

penyangga gigi (gingiva, ligamen periodontal, tulang alveolar, sementum) yang

disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri gram negatif anaerob. Bakteri harus

berkolonisasi pada sulkus gingiva untuk dapat menyerang pertahanan host,

merusak barier epitel krevikular atau memproduksi substansi yang dapat

menimbulkan kerusakan jaringan (Adiantum, 2017). Ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi terjadinya penyakit periodontal, salah satunya yaitu faktor

hormonal yang berlangsung selama masa pubertas dan kehamilan (Newman,

2006).

Kehamilan merupakan proses alamiah dimana terjadi perubahan

keseimbangan hormon yang dapat menyebabkan perubahan pada seluruh organ

tubuh manusia (Nuarita et all., 2012). Perubahan fisiologis pada semua sistem

tubuh termasuk pada sistem endokrin tersebut dipengaruhi oleh hormon estrogen

dan progesteron. Terjadinya peningkatan hormon ini dapat menimbulkan

perubahan pada mulut dengan munculnya respon pada jaringan terhadap iritasi

lokal. Iritasi lokal merupakan faktor sekunder terhadap inflamasi selama

kehamilan dan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah periodontitis

(Andrisyah, 2011).

Pada masa kehamilan, seiring dengan meningkatnya kadar hormon

estrogen dan progesteron terjadi juga peningkatan bakteri plak terutama bakteri

1
plak subgingiva yang merupakan penyebab primer penyakit periodontal, karena

konsentrasi yang meningkat dari kedua hormon tersebut dapat memberikan

lingkungan yang mendukung dan nutrisi bagi pertumbuhan bakteri plak.

Peningkatan kadar progesteron akan memicu mediator potensial dalam respons

keradangan (Nuarita et all., 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jiang dkk membuktikan bahwa

perubahan hormon pada ibu hamil dapat memicu gingivitis. Beberapa studi

menyatakan bahwa efek perubahan hormon akan mempengaruhi kesehatan

gigi dan mulut pada ibu hamil sebesar 60%, dimana 10-27% mengalami

pembesaran gingiva. Di Indonesia, gingivitis merupakan masalah mulut dan gigi

yang sering dialami ibu hamil, yaitu sekitar 5% - 10% mengalami pembesaran gingiva

(Soulissa, 2014). Pada penelitian yang dilakukan terhadap 850 ibu hamil sebelum

dan sesudah melahirkan, disimpulkan bahwa penyakit periodontal berperan

terhadap terjadinya kelahiran prematur (Adiantum, 2017).

Catatan PDGI yang diterbitkan tahun 1996 menunjukkan 7 dari 10

perempuan hamil yang menderita radang gusi berpotensi besar memiliki anak

yang lahir prematur dengan berat badan lahir rendah . Data tersebut diperkuat

Survei Kesehatan Nasional tahun 2002 yang menyebutkan bahwa 67% dari ibu

hamil yang menderita radang gusi melahirkan bayi secara prematur (Andrisyah,

2011).

Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan adanya paparan mengenai

pengaruh penyakit periodontal terhadap kehamilan.

2
BAB II

KASUS DAN PENATALAKSANAAN

2.1 Kasus

Pasien perempuan usia 29 tahun datang ke rumah sakit gigi dan mulut

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya dengan keluhan ingin

membersihkan karang giginya dan merawat gusinya yang sering berdarah. Pasien

teratur menggosok gigi dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum

tidur. Pada pemeriksaan objektif, keadaan umum pasien diperoleh pasien dalam

keadaan gravid 7 bulan, sedangkan pada keadaaan ekstra oral tidak ada kelainan.

2.2 Foto Intra Oral

3
2.3 Pemeriksaan Intra Oral

1. Hiperplasi pada gigi 11, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24,2 5, 28, 31,

32, 33, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 48

2. Resesi pada gigi 16, 18, 31, 32, 33, 41, 42

3. Poket 11, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24,2 5, 28, 31, 32, 33, 34, 35,

38, 41, 42, 43, 44, 45, 48

4
4. Kalkulus pada gigi 13, 15, 16, 18, 23, 24,2 5, 28, 31, 32, 33, 34, 35, 38,

41, 42, 43, 44, 45, 48

5. Plak pada gigi 11, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24,2 5, 28, 31, 32, 33,

34, 35, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 48

6. Perdarahan pada gigi 11, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24,2 5, 28, 32,

33, 34, 35, 41, 42, 43, 44, 45, 48

7. Kegoyangan gigi tidak ada

8. Migrasi pada gigi 38

9. Malposisi pada gigi 11, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 33, 35, 41, 45, 48

10. Maloklusi cross bite pada gigi 12 terhadap 42 dan 43

11. Trauma oklusi tidak ada

12. Lain – lain tidak ada

13. Gigi yang akan dicabut / hilang pada gigi 14, 16, 26, 27, 36, 37, 46, 47

14. Gigi yang karies pada gigi 11 dan 21 pada sisi mesial

15. CPITN

7-4 3-3 4-7

3 2 2

2 3 2

5
6
2.4 Diagnosis

Gingivitis Plaque Induced 11, 12, 13, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 31,

32, 33, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 44, 45, 48

2.5 Etiologi

 Bakteri plak

 Kalkulus

2.6 Penatalaksanaan Kasus

1. Rencana perawatan pada kasus ini meliputi Dental Health Education

(DHE) kepada pasien berupa pengajaran mengenai cara menyikat gigi

yang benar, cara berkumur yang benar, dan untuk selalu menjaga

kebersihan rongga mulut.

2. Scaling dilakukan pada seluruh gigi rahang atas dan rahang bawah

3. Root planing pada gigi 16, 18, 31, 32, 33, 41, 42

4. Kuretase pada gigi 15, 16, 18, 32, 33, 42, 43

5. Pro konser pada gigi 11, 21

6. Pro BM pada gigi 14, 17, 26, 27

7. Pro prosto pada gigi 14, 17, 26, 27, 36, 37, 46, 47

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Periodontitis

Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi yang

disebabkan oleh mikroorganisme tertentu yang menghasilkan kerusakan ligamen

periodontal dan tulang alveolar dengan meningkatnya kedalaman poket

periodontal. Tanda tanda klinis terbentuknya poket periodontal seperti kemerahan,

penebalan gingiva, perdarahan gingiva dan supurasi, kegoyahan gigi dan

terbentuknya celah antar gigi, rasa sakit lokal atau rasa sakit dalam tulang

(Newman, 2012).

Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal.

Penyakit periodontal terdiri dari gingivitis (keradangan pada gingiva) dan

periodontitis (keradangan pada jaringan periodontal yang lebih luas). Penyakit

periodontal dapat disebabkan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor

primer yaitu bakteri plak, terutama di subgingiva, dikarenakan bakteri plak

subgingiva dapat berpenetrasi ke dalam junctional epithelium dan

menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Faktor sekundernya dapat lokal

8
atau sistemik, merupakan predisposisi dari akumulasi plak atau perubahan

respons gingiva terhadap plak. Faktor lokal yaitu restorasi gigi yang tidak

tepat, kavitas karies, tumpukan sisa makanan, geligi tiruan sebagian lepasan yang

desainnya tidak baik, alat ortodonsi yang disebut sebagai faktor retensi plak.

Faktor sistemik adalah faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan,

misalnya: faktor genetik, nutrisional, hematologi, dan hormonal. Faktor

hormonal adalah perubahan hormon seksual (estrogen, progesteron dan

androgen) yang berlangsung selama pubertas dan kehamilan (Nuarita et all.,

2012).

3.2 Pregnancy (Kehamilan)

Kehamilan adalah suatu kondisi dimana seorang wanita memiliki embrio

atau fetus yang sedang berkembang di dalam tubuhnya, setelah penggabungan

ovum dan spermatozoa. Masa kehamilan banyak dikaitkan dengan perubahan

fisiologis, yang mempengaruhi sistem endokrin, kardiovaskuler, dan sering

disertai perubahan sikap, suasana atau tingkah laku yang tidak biasa. Beberapa

perubahan fisik dan fisiologi yang terjadi selama kehamilan mempengaruhi setiap

sistem utama tubuh dan menghasilkan perubahan fisik yang terlokalisasi pada

berbagai bagian tubuh, termasuk rongga mulut (Pirie et all., 2007).

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan

konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron. Progesteron merupakan

hormon seks kehamilan yang utama. Kadarnya meningkat sampai bulan

kedelapan kehamilan dan menjadi normal kembali setelah melahirkan. Kadar

estrogen meningkat secara lambat sampai akhir kehamilan. Pada awal kehamilan,

9
estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Kemudian terjadi

pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu

keenam sampai minggu kedelapan kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai

organ endokrin yang baru. Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen

mencapai level puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6 ng/ml, yang merupakan 10 dan

30 kali lebih tinggi dari konsentrasinya pada saat menstruasi (Tandon et all.,

2003).

Estrogen yang disekresi oleh ovarium dan plasenta berperan penting dalam

perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder dan pertumbuhan

uterus. Sedangkan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum dan plasenta,

bertanggung jawab dalam membangun lapisan uterus pada pertengahan masa

menstruasi dan selama masa kehamilan berlangsung. Peningkatan konsentrasi

hormon seks yang dimulai pada saat fertilisasi, terus berlanjut sampai implantasi

embrio terjadi dan terus dipertahankan sampai masa kelahiran. Estrogen dan

progesteron memiliki aksi biologi penting yang dapat mempengaruhi sistem organ

lain termasuk rongga mulut (Weinberg et all., 2007).

3.3 Mekanisme Kerusakan Jaringan Periodontal

Interaksi antara bakteri dan hormone dapat menimbulkan perubahan pada

komposisi plak dan berperan penting pada proses peradangan gingiva.

Konsentrasi bakteri subgingiva berubah menjadi bakteri anaerob dan jumlahnya

meningkat selama masa kehamilan. Bakteri yang meningkat drastis selama

masa kehamilan adalah P.intermedia. Peningkatan ini erat kaitannya dengan

tingginya kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Selain itu terdapat

10
penurunan sel limfosit-T yang matang yang merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan perubahan respon jaringan terhadap plak. Selain peningkatan

jumlah P. intermedia, kadar progesterone yang meningkat selama masa kehamilan

dapat memicu terjadinya peradangan gingiva denganmenghambat produksi

interleukin-6 (IL-6). Interleukin-6 berfungsi menstimulasi differensiasi limfosit B,

limfosit T dan mengaktifan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel

tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi

darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva rentan terhadap

peradangan. Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2

merupakan mediator yang poten dalam respon inflamasi. Prostaglandin sendiri berperan

sebagai immunosupresan, sehingga mengakibatkan peradangan gingiva semakin

meningkat (Soulissa, 2014).

3.4 Pengaruh Penyakit Periodontal pada Kehamilan

Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang

berkoloni di permukaan gigi, yaitu plak bakteri dan produk-produk yang

dihasilkannya. Beberapa faktor lokal yang bersama-sama dengan plak bakteri

dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan periodontal. Selain itu, kelainan

sistemik pun dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Salah satu

faktor sistemik yang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal adalah

kehamilan (Newman, 2006).

Bakteri-bakteri seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans,

Phorpyromonas gingivalis, Tannerella forsythensis, dan Treponema denticola

merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan dengan jumlah yang tinggi

11
pada periodontitis. Fusobacterium nucleatum adalah bakteri yang dihubungkan

dengan kelahiran prematur. Kenyataannya, Fusobacterium nucleatum lebih erat

kaitannya dengan penyakit periodontal dibandingkan dengan infeksi genital, maka

dapat diasumsikan bahwa kondisi kelahiran yang merugikan seperti kelahiran

prematur lebih disebabkan oleh karena proses inflamasi yang melalui plasenta

yang berasal dari rongga mulut (Lin et all., 2007).

Ada empat bakteri yang berhubungan langsung antara pematangan plak

dan periodontitis, yaitu Bakteriodes forshythus, Porphyromonas gingivalis,

Actinobacillus actinomycetemcomitans, Treponema denticola, yang ditemukan

lebih banyak jumlahnya pada wanita yang melahirkan bayi prematur

dibandingkan dengan wanita yang melahirkan tepat waktu. Bakteri-bakteri

tersebut mampu menghasilkan lipopolisakarida, protein, sitokin, dan memicu

peradangan melalui peredaran darah. Bakteri patogen periodontal merangsang

produksi prostaglandin dan komponen peradangan yang dapat menyebabkan

dilatasi serviks dan kontraksi uterus. Proses perpindahan bakteri yang dapat

memicu terjadinya kelahiran prematur dapat dimulai dari adanya bakterimia.

Bakterimia seringkali terjadi pada orang dengan kondisi periodontal yang tidak

sehat, yaitu adanya perdarahan pada gingiva baik secara spontan maupun pada

saat menyikat gigi. Perdarahan pada gingiva dapat memicu terjadinya bakterimia

dan selanjutnya peradangan akan melalui sistem peredaran darah masuk melalui

plasenta (Lin et all., 2007).

Bakteri dapat menyebabkan infeksi, dan lipopolisakarida yang dihasilkan

oleh bakteri akan menyebar ke dalam rongga rahim. Bakteri dan produknya akan

berinteraksi pada membran, memicu produksi prostaglandin atau secara langsung

12
menyebabkan kontraksi otot rahim dan dilatasi serviks sehingga bakteri yang

masuk lebih banyak dan terus berlanjut proses kerusakannya. Peradangan pada

jaringan periodontal dapat mempengaruhi kehamilan melalui bakteri Gram negatif

anaerob dan produknya seperti lipopolisakarida yang dapat merangsang pelepasan

modulator imun seperti PGE2 dan TNFα yang dibutuhkan pada waktu kelahiran

normal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya kelahiran sebelum waktunya

karena sistem dalam tubuh mengira sudah waktu melahirkan oleh karena adanya

pelepasan PGE2 dan TNFα. Selain itu, bakteri Gram negatif juga dapat

mengakibatkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon yang mengatur

kehamilan. Padahal dalam keadaan normal, hormon saat kehamilan dan aktivitas

sitokin memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan

kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi ke janin. Akibatnya, hal tersebut bisa

memicu robeknya membran plasenta sebelum waktunya sehingga berakibat pada

kelahiran prematur (Soulissa, 2014).

Berbagai penelitian yang dilakukan menemukan bahwa infeksi jaringan

periodontal berperan sebagai faktor risiko kelahiran prematur dan berat badan

lahir rendah. Dalam hal ini perpindahan produk bakteri yaitu lipopolisakarida dan

sitokin lebih berpengaruh daripada perpindahan bakteri itu sendiri (Soulissa,

2014).

13
KESIMPULAN

Kondisi periodontal juga dapat mempengaruhi kesehatan janin dan kondisi

kehamilan. Penyakit periodontal dapat menyebabkan terjadinya kelahiran

prematur dengan atau tanpa disertai BBLR Mekanisme terjadinya kelahiran

prematur dengan atau tanpa disertai BBLR dimulai dari adanya bakteremia yang

terjadi karena adanya perdarahan pada gingiva. Hal ini menyebabkan

perpindahan bakteri dan produknya seperti lipopolisakarida dan aktivasi mediator

inflamasi dari rongga mulut ke uterus. Lipopolisakarida yang dihasilkan

oleh bakteri akan memicu pelepasan modulator imun seperti IL-1β , TNF-α dan

PGE2. Bakteri dan produk-produknya ini akan bersirkulasi ke dalam peredaran

darah dan menembus barier plasenta serta memicu terjadinya kelahiran

prematur karena terjadi gangguan pengaturan fungsi sitokin yang berperan

dalam pengaturan kontraksi rahim dan distribusi nutrisi untuk janin. Perawatan

periodontal pada ibu hamil juga dikatakan dapat menurunkan risiko kelahiran

premature dan BBLR sehingga dapat dikatakan kondisi periodontal memiliki

hubungan dengan kondisi kehamilan.

14
REFERENSI

Adiantum N, 2017. Hubungan Penyakit Periodontal (Gingivitis dan Periodontitis)

Terhadap Kehamilan. Available at Hubungan-Penyakit-Periodontal-

Gingivitis-Dan-Periodontitis-Terhadap-Kehamilan.pdf

Andrisyah R, 2011. Gambaran Periodontitis Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2011. Available at

http://repository.unand.ac.id/17562/1/GAMBARAN_PERIODONTITI

S_PADA_IBU_HAMIL.pdf

Lin D, Moss K, Beck JD, Hefti A, Offenbacher S, 2007. Persistently High Level

Of Periodontal Pathogens Associated with Preterm Pregnancy

Outcome. Journal of Periodontology 2007;78(5);833-841

Nuarita R, Praharani D, Kusumawardani B, 2012. Pengaruh Penyakit Periodontal

Terhadap Masa Kehamilan Terhadap Jumlah Total Leukosit dan Hitung

Jenis Leukosit. Stomatognatic (J.K.G UNEJ) Vol. 9 No. 3 2012:125-

130. Available at

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/2132/1736

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, 2006. Carranza’s Clinical

Periodontology 10th Ed. USA: Saunders Elsevier

15
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, 2012. Carranza’s Clinical

Periodontology. 11th ed., Singapore: Elsevier., 2012

Pirie M, et all. Review Dental Manifestation of Pregnancy. The Obstetricians and

Gynaecologist 2007; 9; 21-6

Soulissa AG, 2014. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jurnal PDGI

63 (3) Hal 71-77.2014. Available at

https://www.scribd.com/document/355599354/kehamilan-dan-

periodontal-pdf

Tandon Shruti, Dsilva Ingrid. Periodontal Physiology During Pregnancy. Indian J

Physiol Pharmacol 2003; 47(4): 367-72

Weinberg MA, Maloney WJ. Periodontal Changes In Females. US Pharm

2007;32(9):54-6

16

Anda mungkin juga menyukai