0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan1 halaman
Studi menilai kebutuhan perawatan ortodonti pada mahasiswa Tionghoa di Universitas Hang Tuah Surabaya menggunakan Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IOTN). Hasilnya menunjukkan 45,2% tidak membutuhkan, 51,5% sedikit membutuhkan, dan 3,2% cukup membutuhkan perawatan. Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam kebutuhan perawatan ortodonti.
Studi menilai kebutuhan perawatan ortodonti pada mahasiswa Tionghoa di Universitas Hang Tuah Surabaya menggunakan Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IOTN). Hasilnya menunjukkan 45,2% tidak membutuhkan, 51,5% sedikit membutuhkan, dan 3,2% cukup membutuhkan perawatan. Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam kebutuhan perawatan ortodonti.
Studi menilai kebutuhan perawatan ortodonti pada mahasiswa Tionghoa di Universitas Hang Tuah Surabaya menggunakan Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti (IOTN). Hasilnya menunjukkan 45,2% tidak membutuhkan, 51,5% sedikit membutuhkan, dan 3,2% cukup membutuhkan perawatan. Tidak ada perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam kebutuhan perawatan ortodonti.
Latar Belakang: Perawatan ortodonti adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengkoreksi maloklusi. Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung geligi diluar rentang kewajaran. Penyebab maloklusi digolongkan dalam faktor herediter dan faktor lokal. Untuk menentukan tipe maloklusi dan menentukan kebutuhan perawatan ortodonti dokter gigi menggunakan indeks maloklusi sebagai alat ukur. IOTN (Index of Orthodontic Treatment Need) memberikan gambaran mengenai kebutuhan perawatan ortodonti juga dibuat untuk membantu menentukan dampak maloklusi terhadap kesehatan gigi. Tujuan: Mengetahui tingkat kebutuhan perbedaan perawatan ortodonti pada laki-laki dan perempuan suku Tionghoa Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya Angkatan 2012-2014 dengan menggunakan IOTN. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan penggaris khusus IOTN dan 10 foto komponen estetik. Melakukan pengukuran komponen IOTN pada model studi. Komponen yang di ukur yaitu DHC untuk menilai dan memberi skor bagi faktor oklusi dan gangguan kesehatan rongga mulut, sedangkan AC memberikan skor derajat gangguan estetik yang disebabkan karena malposisi gigi anterior. Penilaian DHC dan AC dijumlah lalu dibagi dua. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai tingkat kebutuhan 45,2% tidak membutuhkan, 51,5% sedikit membutuhkan dan 3,2 cukup membutuhkan. Analisis statistik menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kebutuhan perbedaan perawatan ortodonti pada laki-laki dan perempuan suku Tionghoa Mahasiswa FKG Universitas Hang Tuah Surabaya Angkatan 2012-2014 dengan menggunakan IOTN, p=0,00 (α<0.05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan kebutuhan perawatan ortodonti pada laki-laki dan perempuan mahasiswa FKG Universitas Hang Tuah angkatan 2012-2014 suku Tionghoa dengan menggunakan IOTN.
Kata kunci: IOTN, maloklusi, tionghoa, perawatan ortodonti, jenis kelamin