Merri
Merri
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Keluarga
a. Pengertian
1) Tradisional :
a) The Nucle Family (Keluarga Inti)
2) Non Tradisional
a) The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dri orangtua (terrutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
a. Patrilinel
Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-
suku di Indonesia rata-rata menggunkan struktur keluarga.
b. Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku
padang salah satu suku yang menggunakan struktur keluarga.
c. Patrilokal
d. Matrilokal
e. Patriakal
f. Matriakal
b. Keterbatasan
a. Ayah
b. Ibu
Ibu yaitu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial.
c. Anak
f. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
Tahap dan tugas perkembangan keluarga di bagi sesuai dengan kurun waktu
tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda
dengan keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers (Friedman, 1998), meskipun
setiap keluarga melalui tahap perkembangannya secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan
membutuhkan tugas atau fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut dengan
sukses. Tahap-tahap perkembangan keluarga yang paling banyak digunakan untuk
keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap siklus kehidupan
keluarga dari Duvall (1977) :
a. Tahap I Pasangan Baru Menikah (Keluarga Baru)
Tahapan ini dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak
berusia 30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan
menimbulkan suatu perubahan yang besar dalam kehidupan rumah tangga.
Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat
penting dan sering merupakan krisis keluarga. Masalah-masalah yang lazim
ditemukan pada tahap ini adalah:
a) Suami merasa diabaikan
b) Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami dan istri
c) Interupsi dalam jadwal yang kontinu
d) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap peran
baru yang dimilikinya dan harus mampu melaksanakan tugas dari peran baru
tersebut. Tugas perkembangan pada tahap child bearing adalah :
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12
tahun. Keluarga perlu membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak
dengan teman sebaya. Tugas perkembangan pada tahap anak usia sekolah
adalah :
Koagulasi
Pre OP Pembedahan
Terbentuk daerah
Keterbatasan Koagulasi keruh lensa
penglihatan
Koagulasi
Gangguan persepsi
sensori Difci perawatan
diri
Ansietas
Resiko cidera
1. Manifestasi klinik
d. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, dn
buram. Bayangan benda terlihat seakan seperti bayangan semu atau
seperti asap.
e. Kesulitan melihat ketika malam hari.
f. Mata terasa sensitif bila terkena cahaya.
g. Bayangan cahaya yang di tangkap seperti sebuah lingkaran.
h. Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang untuk membaca
atau beraktifitas lainnya.
i. Sering mengganti kaca mata atau lensa kontak karena merasa
sudah tidak nyaman.
j. Warna cahaya memudar dan cenderung berubah warna saat melihat
misalnya Cahaya putih yang ditangkap menjadi cahaya kuning.
k. Jika melihat dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat
ganda.
2. Komplikasi
Komplikasi menurut (Kimberly A.J.Bilotta.,2014)
Kehilangan penglihatan total
Komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi :
l. Penurunan cairan vitreus
m. Dehisens luka
n. Hifema
o. Glukoma yang menyumbat pupil
p. Ablasio retina
q. Infeksi
3. Penatalaksanaan
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresivitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih
tetap dengan pembedahan (Vaughan DG & Arif, Mansjoer).
r. Penatalaksanaan Non-Bedah :
1) Terapi penyebab katarak
Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan konsumsi obat-
obatan yang bersifat katarak togenik sepeti kortikosteroid,
fenotiasin, dan miotik kuat, menghindari iradiasi (inframerah
atau sinar-X) dapat memperlambat atau mencegah terjadinya
proses kataraktogenesis.
2) Memperlambat progresivitas.
Beberapa preparat yang mengandung kalsium dan kalium
digunakan pada katarak stadium dini untuk memperlambat
progresivitasnya, namun sampai sekarang mekanisme kerjanya
belum jelas. Selain itu juga disebutkan peran vitamin E dan
aspirin dalam memperlambat proses kataraktogenesis.
3) Penilaian terhadap perkembangan Visus pada katarak insipien
dan Imatur :
a) Refraksi yaitu dapat berubah sangat cepat,sehingga harus
sering dikoreki.
b) Pengaturan pencahayaan yaitu pasien dengan kekeruhan di
bagian perifer lensa (area pupil masih jernih) dapat
diinstruksikan menggunakan pencahayaan yang terang.
Berbeda dengan kekeruhan pada bagian sentral lensa,
cahaya remang yang ditempatkan disamping dan sedikit di
belakang kepala pasien akan memberikan hasil terbaik.
c) Penggunaan kacamata gelap yaitu pada pasien dengan
kekeruhan lensa di bagian sentral, hal ini akan memberikan
hasil yang baik dan nyaman apabila beraktivitas di luar
ruangan.
d) Midriatil yaitu pupil akan memberikan efek positif pada
lataral aksial dengan kekeruhan yang sedikit. Midriatil
seperti fenilefrin 5% atau tropikamid 1% dapat memberikan
penglihatan yang jelas.
s. Penatalaksanaan pembedahan katarak
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup:
1) Indikasi visus merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini
berbeda pada tiap individu, tergantung dari gangguan yang
ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas sehari-hari.
2) Indikasi medis merupakan pasien bisa saja tidak terganggu
dengan kekeruhan pada lensa matanya, namun beberapa indikasi
medis dilakukan operasi katarak seperti glaucoma imbas lensa
(lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan
kelainan pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio
retina. Penanggulangan katarak dengan jalan operasi atau
pembedahan, dimana lensa diangkat dari mata (ektraksi lensa)
dengan prosedur intrakapsular atau ekstrakapsular.
u. Pemeriksaan penunjang :
1) Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu
dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor,
kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, dan penglihatan ke
retina.
2) Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor,
karotis, glukoma.
3) Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg).
4) Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
5) Tes provokatif : menentukan adanya/tipe glaucoma.
6) Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng
optik, papiledema, dan perdarahan.
7) Darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid, tes toleransi glukoma : kontrol DM.
a. Pengkajian keperawatan
1) Definisi Pengkajian
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi
data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga
diharapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu dan format
pengkajian yang digunakan (Santun Setawati, 2008).
2) Model Pengkajian
Pengkajian keluarga model (Friedman,1998 dalam Setiadi (2008))
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai system social, merupakan
kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori
dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian:
a) Data pengenalan keluarga.
b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga.
c) Data lingkungan.
d) Struktur keluarga.
e) Fungsi keluarga.
f) Koping keluarga.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre
Nursing Friedman, meliputi komponen pengkajian yaitu:
A. Penjajakan I
1. Identitas kepala keluarga
a. Nama kepala Keluarga (KK) :
b. Umur (KK) :
c. Pekerjaan kepala Keluarga (KK) :
d. Pendidikan kepala Keluarga (KK) :
e. Alamat dan nomor telfon :
3. Genogram :
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera
nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar, Terdapat
keterangan gambar dengan simbul berbeda (Friedman, 1998)
seperti:
Laki-laki :
Perempuan :
Meinggal dunia :
Cerai :
Anak adopsi :
Anak kembar :
Aborsi/keguguran :
4. Tipe keluarga
5. Suku bangsa :
a. Asal suku bangsa keluarga
b. Bahasa yang dipakai keluarga
c. Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
6. Agama :
a. Agama yang dianut keluarga
b. Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
7. Status social ekonomi keluarga :
a. Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
b. Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
c. Tabungan khusus kesehatan
d. Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,
transportasi)
8. Aktifitas reaksi keluarga
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
a. Ukuran rumah (luas rumah)
b. Kondisi dalam dan luar rumah
c. Kebersihan rumah
d. Ventilasi rumah
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
f. Air bersih
g. Pengelolaan sampah
h. Kepemilikan rumah
i. Kamar mandi/wc
j. Denah rumah
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif:
a. Bagaimana cara keluarga mengeksresikan perasaan kasih sayang
b. Perasaan saling memiliki
c. Dukungan terhadap anggota kelurga
d. Saling menghargai, kehangatan
2. Fungsi sosialisasi:
a. Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia
luar
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
G. Harapan keluarga
1. Terhadap masalh kesehatan keluarga
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Analisa data
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat
dilakukan perumusan diagnosis keperawatan.
H. Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan 2 diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat
ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga. Adapun ketidakmampuan
keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga
antara lain:
1) Analisa data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data, yaitu
mengkaitkan data dan menghubunkan dengan konsep teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data adalah:
a) Validasi data, yaitu meneliti kembali datayang terkumpul dalam
format pengkajian
b) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
c) Mengembangkan standart
d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan
2) Perumusan masalah
Potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkatkan lebih optimal
Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
Potensial peningkatan proses keluarga
Potensial peningkatan koping keluarga
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Potensial penampilan peran
Potensial dalam penatalakasanaan pemeliharaan rumah
Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian/situasi tertentu.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom, yaitu:
Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)
Pada kelompok ini menunjukan adanya tanda dan gejala,
seperti cemas, takut, sedih, gangguan istirahat tidur dan
lain-lain.
Resiko syndrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrom)
Misalnya resiko gangguan proses piker, resiko gangguan
gambaran diri dan lain-lain.
b) Penyebab (Etiologi)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu:
Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Mengambil keputasan untuk melakukan tindakan yang tepat
Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usiannya yang terlalu muda
Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada).
c) Tanda (Sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah
dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “
yang dimanifestasikan dengan.”
3) Prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala
prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagi berikut :
a) Tentukan skor untuk tiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kaliakan dengan
bobot Skor x Bobot
Angka tertinggi
c) Jumlahkan skor untuk semua criteria
d) Skor tinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot :
NO. KRITERIA NILAI BOBOT
Sifat masalah
a. Tidak/ kurang sehat 3
1. 1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat
diubah
2. a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk
dicegah
3. a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus 2
segera ditangani
4. 1
b. Ada masalah tetapi tidak 1
perlu segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan anatara
lain:
1) Penyakit keturunan (asma, DM, dan sebagainya)
2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular
(TBC, gonore hepatitis, dan sebagainya)
3) Jumlah anggota keluarga terlalu bessar dan tidak sesuai
dengan kemampuan sumber daya keluarga
4) Resiko terjadi kecelakaan (lingkungan rumah tidak
aman)
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing
anggota keluarga
6) Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain:
a) Hubungan keluarga tidak harmonis
b) Hubungan orang tua dan anak yang tegang
c) Orang tua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan yang buruk,diantaranya:
a) Ventilasi kurang baik
b) Sumber air minum tidak memenuhi syarat
c) Polusi udara
d) Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai
syarat
e) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber
air minum
f) kebisingan
8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti:
a) Merokok
b) Minum minuman keras
c) Makan obat tanpa resep
d) Makan daging mentah
e) Hygiene perseorangan jelek
9) Sifat kepribadian
10) Riwayat persalinan sulit
11) Peran yang tidak sesuai
a) Imunisasi anak yang tidak lengkap
b) Kurang/tidak sehat yaitu kegagalan dalam
memantapkan kesehatan, seperti keadaan sakit
(sesudah atau sebelum didiagnosa) dan gagal dalam
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai
dengan pertumbuhan normal
12) Situasi krisis (keadaan sejahtera)
a) Perkawinan
b) Kehamilan
c) Persalinan
d) Masa nifas
e) Menjadi orang tua
f) Penambahan anggota keluarga (bayi)
g) Abortus
h) Anak masa sekolah
i) Anak remaja
j) Kehilangan pekerjaan
k) Kematian anggota keluarga
l) Pindah rumah
c. Perencanaan Keperawatan
d. Pelaksanaan Keperawatan
b) Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainya.
c) Dependent
Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis, misalnya dokter menuliskan
“perawatan kolostomy”,kemudian perawat melakukan tindakan tersebut
sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Evaluasi Keperawatan
Adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga denga
tujuan ynag telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
denganmelibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi disusun
mengunakan SOAP secara operasional dengan tahapan sumatif dan formatif.
1) Evaluasi berjalan (sumatif)
Eavaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.
2) Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua
tahap dalam proses keperawatanperlu ditinjau kembali, agar didapat data-
data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:
1) Observasi langsung
2) Wawancara
3) Memeriksa laporan
4) Latihan stimulasi
3) Psikomotor
Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan
yang diharapkan.
Tn. T Tn, A
44th 55th
Tn. H Ny. A Tn. I Tn B Ny N Tn J
51th 48th 44th 50 th53th
47th
Keterangan :
= Perempuan = Tinggal
= Klien
= Serumah
4. Tipe keluarga :
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga The Single-Parent Family
dikarenakan Tn.A sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu. Dan
di dalam rumah terdiri dari Ny.E dan 3 orang anak yaitu Ny.P, Ny.U,
dan An.B sedangkan Tn.F dan Tn.R tinggal memisah (Kost) dikarenakan
terlalu jauh dari tempat berkerja.
5. Suku :
Suku yang dimiliki Tn.A adalah jawa tengah (magelang) sedangkan suku
yang dimiliki Ny.E adalah Sumatra barat (padang), pola makan yang
berhubungan dengan suku bangsa antara lain keluarga Tn.A khususnya
Ny.E suka mengkonsumsi makanan yang asin-asin dan pedas. keluarga
Ny.E tidak menganut kebudayaan-kebudayaan yang betentangan dengan
nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang dilarang
oleh agama yang menurut kelurga bertentangan dengan kesehatan. Tn.A
tinggal disekitaran masyarakat yang bersuku jawa dan betawi. Saat
dilakukan pengkajian tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi
kesehatan individu.
6. Agama :
Agama yang dianut oleh keluarga Ny.E adalah Islam dan semua
anggota keluarga Ny.E tidak pernah meninggalkan sholat wajib,
mengaji membaca Al-Qur’an, dan berpusa rutin pada bulan Ramadhan
pemahaman keluarga Ny.E tentang Agama cukup baik.
Kamar
R2 Bersama
6m
R1 Ruang Tamu
Pintu Utama
Pembuanga 3m
n Sampah
Keterangan :
: Jendela
: Pintu
: Ventilasi
: Tembok Pembatas
d. Pengelolaan sampah
Keluarga Ny.E mempunyai tempat pembungan sampah terbuka,
dengan kondisi pembuangan yang kurang memenuhi syarat.
Keluarga Ny.E biasa membuang sampah sendiri di pasar.
e. Sumber air
Keluarga mempunyai sumber air dengan jenis sanyo (Air tanah)
tetapi air tidak dipakai untuk kebutuhan minum karena keluarga
Ny.E memenuhi keperluan air minum dengan membeli air mineral
atau isi ulang untuk minum sehari-hari. Keadaan air tampak kurang
bersih ada pengendapan, sedikit berbau dan sedikit berwarna.
f. Jamban keluarga
Keluarga mempunyai kamar mandi (wc) sendiri. Jenis wc yang
digunakan adalah leher angsa. Jarak tempat penampungan dari
sumber air ≤ 10 m.
A. Struktur keluarga
Cara pengambilan keputusan dalam keluarga Ny.E dengan cara
musyawarah dan melibatkan semua anggota keluarga untuk menemukan
jalan keluar. Yang mengambil keputusan dalam keluarga Ny.E adalah
Ny.E karena Ny.E merupakan Ibu dari Nn.P, Tn.F, Tn.R, Nn.U, dan An.B.
Hubungan keluarga antara anggota keluarga Ny.E sangat harmonis.
B. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
Saat ini keluarga Ny.E merasa sedih dan khawatir tentang kesehatan
Ny.E terutama pada mata kirinya yang mengalami sakit katarak.
26. Fungsi sosialisasi
Anggota keluarga Ny.E tidak ada yang mengikuti organisasi
masyarakat. Meskipun begitu keluarga Ny.E tetap menjalani interaksi
dan hubungan yang baik dengan tetangga.
Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Ny.E adalah tentang
kesehatan terutama pada mata kirinya yang mengalami sakit katarak
dan memikirkan anak pertamanya yang belum menikah.
10. TB dan BB -TB = 150cm -TB = 150cm -TB =157cm -TB = 163cm
-BB = 60 kg -BB =54 kg -BB = 55kg -BB = 54kg
11. Kaki -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
-Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit -Turgor kulit
elastis elastis elastis elastis
-Tidak ada -Tidak ada luka -Tidak ada luka -Tidak ada luka
keluhan -Tidak ada -Tidak ada -Tidak ada
keluhan keluhan keluhan
12. Kekuat 5555 5555 55555 5555 5555 5555 5555 5555
an
Otot. 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
13. Kesadaran. Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
(cm) (cm) (cm) (cm)
Kesimpulan dari data diatas keluarga Tn.A yaitu kesadaran keseluruhan keluarga
adalah compos mentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan mulai dari
kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen, kaki dan tangan.
Hanya pada saat pemeriksaan TTV tekanan darah Nn.P, Nn.U dan An.B normal.
Sedangkan Ny.E di lakukan pemeriksaan pada mata kiri tampak terdapat selaput
putih pada lensa mata dan tekanan darahnya tinggi yaitu TD : 150/90 mmHg.
Untuk nadi, pernafasan, dan suhu semuanya dalam batas normal.
1.2 a) Diskusikan bersama keluarga tentang tanda S : Ny.E mengatakan “akibat dari katarak
Sabtu/ 08 April 2017/ gejala, akibat dari katarak dan cara mencegah adalah pandangan menjadi kabur dan sulit
10.00 WIB katarak. untuk melihat. Akibatnya adalah pandangan
Ds : Ny.E mengatakan “tanda gejala yaitu seperti kabur dan sulit untuk melihat. Cara mecegah
pandangan menjadi kabur, dan akibatnya adalah katarak adalah hindari asap rokok, konsumsi
pandangan kabur dan sulit untuk melihat.” makanan sehat dan lindungi mata dari sinar
Ny.E mengatakan “cara mencegah katarak adalah ultraviolet (sinar matahari).”
sering merawat mata dan mengkonsumsi makanan O : Ny.E tampak mendengarkan dengan serius.
yang bervitamin E.” A : Masalah teratasi
Do : Ny.E tampak sedikit memahami akibat dari P : Hentikan intervensi
tidak dilakukan operasi mata.
Selasa/ 11 April 1.4 a) Diskusikan dengan keluarga cara S : Ny.E mengatakan “lingkungan yang sehat
2017/ 10.00 WIB menciptakan lingkungan rumah yang bersih. yaitu lingkungan yang bersih dan tidak kotor.”
Ds : Kelurga Ny.E mengatakan “cara menciptakan O : Ny.E tamapak mendengarkan penjelasan
lingkungan rmah yang bersih adalah menaruh yang telah diberikan.
A : Masalah teratasi
barang sesuai dengan tempatnya dan membung P : Hentikan intervensi
sampah pada tempatnya.”
Do : Keluarga Ny.E tampak mengerti.
Kozier, B dkk. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
praktik keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A. & Perry, Ane G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga Jilid
Tujuh. Jakarta:EGC.
Susanto, Tantut. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga : Aplikasi pada praktik
asuhan keperawatan keluarga .Edisi 1. Jakarta : Trans Info media.
Tamsuri, Anas. (2011). Klien gangguan mata & penglihatan. Jakarta : EGC.