Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian Prestasi Kerja
5.1 PENDAHULUAN
Setiap pimpinan perlu mengambil keputusan dan keputusan itu akan
semakin tepat apabila informasinya juga tepat. Salah satu cara untuk men-
dapatkan informasi yang berkaitan dengan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah penilaian prestasi. Tentu saja pelaksanaan
penilaian prestasi itu sendiri harus benar agar informasi yang diperoleh juga
benar. Untuk itu dalam bab ini akan dibahas prinsip-prinsip yang dipergunakan
dalam penilaian prestasi agar benar atau dapat memberikan kepuasan bagi yang
dinilai. Uraian ini akan diawali dengan pembahasan tentang arti pentingnya
penilaian prestasi, kapan dilakukan, siapa yang melakukan, metode yang
digunakan, dan masalah- masalah yang terdapat dalam penilaian prestasi.
3. Essay
Dengan menggunakan metode ini penilai menulis cerita ringkas yang
menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini cenderung meng-
gambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa ketimbang kinerjanya
setiap hari. Penilaian ini sangat mengandalkan kemampuan menulis penilai.
Setelah kinerja ditinjau ulang, evaluasi yang positif bisa menjadi negatif
apabila penilai tidak dapat menuliskannya dengan baik.
4. Work Standards (Standar Kerja)
Metode ini membandingkan kinerja karyawannya dengan standar yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal
dari rata-rata pekerja dalam usaha yang normal.
5. Ranking
Dengan metode ini penilai sekedar menempatkan semua karyawanyang
dinilai ke dalam urut-urutan ranking. Penilai membandingkan karyawan yang
satu dengan karyawan lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik
daripada siapa dan kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang
terbaik sampai yang terburuk. Kesulitan dihadapi apabila terdapat dua orang
atau lebih yang memiliki prestasi yang hampir tidak dapat dibedakan.
6. Forced Distribution (Distribusi yang Dipaksakan)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa karyawannya dapat dikelom-
pokkan ke dalam lima kategori yaitu dari kategori yang paling baik (10%),
kemudian yang baik (20%), yang cukupan (40%), yang buruk 20%, dan
sisanya (10%). Kelemahan dari metode ini adalah apabila hampir semua
karyawan dalam bagiannya mempunyai kinerja yang sangat memuaskan,
maka akan sangat sulit untuk membaginya ke dalam lima kategori, begitu
pula jika yang terjadi kebalikannya.
7. Forced-choice and Weighted Checklist Performance Report
(Pemilihan yang Dipaksakan dan Laporan Pemeriksaan Kinerja
Tertimbang)
Laporan ini memerlukan penilai untuk memilih karyawan mana yang
dapat mewakili kelompoknya. Faktor yang dinilai adalah perilaku karyawan.
dan penilai memberikan nilai positif atau negatif. Namun; penilai tidak
perduli dengan bobot penilaiannya. Sebagaimana halnya dengan metode
forced distribution, dalam metode ini sulit untuk mengetahui faktor apa yang
mengakibatkan mereka masuk dalam ketegori sangat berprestasi. Begitu pula
sebaliknya, faktor apa yang mengakibatkan mereka masuk ke dalam kategori
sangat tidak berprestasi.
8. Behaviorally Anchored Scales
Merupakan metode penilaian berdasarkan catatan penilai yang meng-
gambarkan perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat jelek dalam
kaitannya dengan pelaksanaan kerja.
9. Metode Pendekatan Management By Objective (MBO)
Dalam pendekatan ini, setiap karyawan dan penyelia secara bersama-
sama menentukan sasaran organisasi, tujuan individu dan saran-saran untuk
meningkatkan produktivitas organisasi.
5.7 KESIMPULAN
Dari pembahasan-pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. penilaian prestasi kerja adalah suatuproses yang bertujuan untuk mengetahui
atau memahami tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan tingkat
kinerja karyawan lainnya atau dibandingkan dengan sandar yang telah
ditetapkan,
2. tujuan dari penilaian prestasi kerja adalah memperbaiki dan meningkatkan
prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya nanti akan bermanfaat bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi opersional SDM yang lain, seperti seleksi,
pengembangan, pemberian kompensasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja,
3. metode-metode penilaian prestasi kerja yang dapat digunakan terdiri atas
rating scale, critical incident, essay, work standards, ranking, forced distribu-
tion, forced-choice and weighted checklist performance reports, behaviorally
an- chored rating scales, dan management by objectives (MBO).
4. metode yang mana yang digunakan tergantung kepada tujuan penggu-
naannya. Seperti misalnya untuk seleksi, training, dan promosi digunakan
metode rating, sedangkan untuk pengembangan karier digunakan MBO,
5. supaya karyawan merasa puas dan pada gilirannya mau berkerja dengan giat,
maka di tempat kerja harus ada keadilan, termasuk dalam melakukan
penilaian prestasi kerja. Keadilan ditempat kerja ada dua macam yaitu
keadilan distributif dan keadilan prosedural. keadilan distributif dalam
penilaian prestasi kerja dapat dirasakan apabila nilai yang diperoleh
sebanding dengan dengan hasil kerjanya pada masa lampau. Sedangkan
keadilan prosedural antara lain dapat dirasakan apabila pengawas sering
melaksanakan penilaian prestasi, kenal betul dengan tingkat kinerja
bawahannya, mempunyai kesamaan pendapat dengan bawahan mengenai
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh bawahannya, dan mau membantu
bawahannya untuk memperbaiki kinerjanya,
6. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa keadilan dalam penilaian prestasi
selain dapat mempengaruhi kepuasan terhadap penilaian prestasi itu sendiri
juga dapat memberikan kepuasan terhadap gaji dan promosi karena kenaikan
gaji dan promosi didasarkan atas kinerja karyawan.