Anda di halaman 1dari 50

Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

BAB III
HASIL KEGIATAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

A. UPAYA KESEHATAN WAJIB


1. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1
Kunjungan Ibu Hamil K1 adalah kunjungan pertama kali (akses)
Bumil untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya pada masa
kehamilan tersebut. Definisi Operasionalnya Cakupan pelayanan
maternal adalah prosentase ibu hamil yang mendapat pelayanan
antenatal dibandingkan jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah pada
kurun waktu satu tahun.
Jumlah kunjungan ibu hamil K1 dapat digunakan sebagai acuan
deteksi dini factor resiko terhadap ibu hamil dan mengukur tingkat
kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan dini kehamilan
Adapun cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Puskesmas Pakisjaya
dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 2
Cakupan K1
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Pada Tahun 2019

120

100

80

60

40

20

0
et

a
kis

an

r
ng

in

s
u

jay

jay

ka

ma
rg

ar

ng
lok
pa

yu

me
Ta

Tlg
Tlk
hb

es
bu
Tjg

bu

So

Tjg
na

sk
Tjg
Tlk

Pu
Ta

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan Kunjungan ibu


hamil yang pertama (K1) di Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019
mencapai target yang ditentukan yaitu 97%, Yaitu Desa
Tanjungpakis,Tanahbaru, Telukbuyung sedangkan cakupan yang
mendekati yaitu Desa Solokan (93 %) Desa Telukjaya (92%),
sedangkan desa yang terendah cakupannya adalah Desa Tanjungmekar
(73 %).

b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Kunjungan ibu hamil K4 adalah: Perbandingan antara jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu
hamil untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T
dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan


trimester III minimal 2 kali.
Standar 5 T yang dimaksud adalah pengukuran tinggi dan berat badan,
pemeriksaan/pengukuran tekanan darah, pemeriksaan/pengukuran
tinggi fundus, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet besi
Adapun cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Puskesmas Pakisjaya
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3
Cakupan K4
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Pada Tahun 2019

120

100

80

60

40

20

0
ya
u

in

as
et

ng
a

kis

ar
jay

ka
ar

ng
rg

m
ek
aja
yu
pa
hb

lo

es
Ta

Tlk

m
bu
bu

lag
Tjg

So
na

sk
Tjg
Tjg
Tlk

Te

Pu
Ta

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa cakupan K4 di Puskesmas


Pakisjaya tahun 2019 telah mencapai target.cakupan yang mendekati
target adalah Desa Tanahbaru (92%) sedangkan desa terendah
cakupannya adalah Desa Tanjungmekar (61 %).
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

c. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah: pertolongan
persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan
persalinan pendampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh
Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah
memperoleh pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada
ibu bersalin. Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis
yang telah ditetapkan. Definisi operasionalnya adalah perbandingan
jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan baik Pemerintah
maupun Swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dengan penduduk sasaran ibu bersalin.
Cakupan Linakes di wilayah kerja Puskesmas Pakisjaya pada tahun
2019 dapat terlihat pada grafik berikut :

Grafik 4
Cakupan Linakes
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
120

100

80

60

40

20

0
et

kis
n

ya

ya

as
in
ng
u

ar
ka

ar
rg

ng

m
ek
kja

aja
pa

yu
hb
lo
Ta

es
m

bu
Tjg

bu
lag
lu
So

na

sk
Tjg
Te

Tjg
Tlk
Te

Pu
Ta

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan Linakes di wilayah


kerja Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 yang mendekati target
adalah Desa Solokan (96 %) dan yang terendah Desa Tanjungbungin
(66 %).

d. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN)


Kunjungan neonatus adalah: Kontak Neonatus (0–28 hari) dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan
syarat usia 0–7 hari minimal 2 kali, usia 8–28 hari minimal 1 kali
(KN2) di dalam/diluar Institusi Kesehatan. Definisi operasionalnya
adalah Perbandingan antara Jumlah neonatal yang telah memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar KN2 di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran bayi.
Cakupan KN2 pada tahun 2019 di Puskesmas Pakisjaya seperti yang
terlihat pada grafik berikut :
Grafik 5
Cakupan KN 2
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

105

100

95

90

85

80
ru

as
a

ya

n
is

ar
an
et

un
ay

gi
ak

m
ba
rg

ek

ja
ok

un
kj

uy

es
ga
gp
Ta

gm
l

lu
h

So

gb

sk
la

kb
Tj
na

Te

Tj

Te

Pu
Tj
Tl
Ta

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2019 cakupan
KN2 di Puskesmas Pakisjaya yang sudah mencapai target adalah Desa
Tanahbaru (95.2%) sedangkan pencapaian terendah Desa
Tanjungbungin (87.9%). Hal ini menunjukan bahwa jangkauan
pelayanan pelayanan neonatus yang dilaksanakan di Puskesmas
Pakisjaya sudah cukup baik.

e. Cakupan Kunjungan Bayi


Kunjungan Bayi adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan pada bayi,
saat berkunjung satu kali pada umur 29 hr – 2 bln, selanjutnya
berkunjung pada umur 3 bln – 5 bln, kunjungan selanjutnya pada
umur 6 – 8 bln dan kunjungan terakhir umur 9 – 11 bln.
Definisi operasionalnya adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang diberikan
oleh tenaga kesehatan pada bayi sedikitnya empat kali.
Cakupan kunjungan bayi di wilayah kerja Puskesmas Pakisjaya pada
tahun 2019 dapat terlihat pada grafik berikut :
Grafik 5
Cakupan Kunjungan Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
250

200

150

100

50

0
as
u
ya

g
a
is
in

n
ar
et

un
ay
ar
ka

ak

m
ng
rg

ek

ja

hb

kj
lo

uy

es
ga

gp
Ta

bu

lu
So

na

sk
la

kb
Tj

Te
Tj

Tj

Te

Pu
Ta

Tl

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2019 cakupan
kunjungan bayi di Puskesmas Pakisjaya sudah mencapai target. Hal ini
menunjukan bahwa jangkauan pelayanan pelayanan bayi yang
dilaksanakan di Puskesmas Pakisjaya belum cukup baik.

2. Program Gizi
a. Cakupan Bayi Yang Naik Berat Badanya (N/D)
Balita yang naik berat badannya adalah Balita yang pada waktu
ditimbang di fasilitas kesehatan atau posyandu mengalami kenaikan
berat badan sesuai pedoman apabila dibandingkan dengan hasil
penimbangan sebelumnya. Definisi operasionalnya adalah
Perbandingan antara jumlah balita ditimbang di Posyandu maupun
diluar posyandu yang berat badannya naik sesuai pedoman di satu
wilayah kerja pada waktu tertentu dengan jumlah balita yang
ditimbang di posyandu maupun diluar posyandu di satu wilayah kerja
tertentu pada kurun waktu yang sama.
Adapun cakupan N/D di Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 seperti
pada grafik dibawah ini :
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 6
Cakupan Bayi Yang Naik Berat Badanya (N/D)
Puskesmas Pakisjaya tahun 2019

100
98
96
94
92
90
88
86
84
Solokan Telaga- Tlk- Tanah Telukjaya Tjgpakis Tjgbungin Tjgmekar PKM
jaya buyung baru

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan N/D di Puskesmas


Pakisjaya telah mencapai target, hal ini menunjukan bahwa sebagian
besar bayi dan balita rutin ditimbang serta sebagian besar
perkembaangan status gizi bayi dan balita sudah sesuai dengan
harapan. Desa Solokan (99.2%) merupakan desa yang paling tinggi
cakupannya sedangkan desa yang paling rendah adalah Desa
Tanjugmekar (96.4%).

b. Jumlah Bayi dan Balita yang Berat Badanya berada di Bawah Garis
Merah
Balita bawah garis merah adalah balita yang gambaran
pertumbuhannya pada grafik Kartu Menuju Sehat (KMS) atas
namanya terlihat berada di bawah garis merah. Definisi operasionalnya
adalah Perbandingan antara jumlah balita BGM di satu wilayah kerja
pada waktu tertentu dengan jumlah seluruh balita ditimbang di satu
wilayah kerja pada waktu kurun yang sama
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Adapun cakupan Balita yang berat badanya berada di bawah garis


merah (BGM) yang ditangani di Puskesmas Pakisjaya pada tahun
2019 seperti terlihat pada grafik dibawah ini

Grafik 7
Jumlah Bayi dan Balita BGM
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Tj pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Buyung

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa masih banyak bayi dan balita yang
berat badanya berada di bawah garis merah (BGM), hal ini
menunjukan bahwa masih banyak bayi dan balita yang petumbuhannya
tidak sesuai dengan umur. Keterlambatan pertumbuhan pada bayi dan
balita akan berdampak pada kualitas sumberdaya manusia di masa
yang akan datang.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

c. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Bayi dan Balita


Balita mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun adalah
balita yang pada usia 12 bulan hingga 5 tahun mendapatkan kapsul
vitamin A dosis tinggi 2 kali pertahun dan usia 6-11 bulan telah
mendapatkan satu kali kapsul vitamin A dosis tinggi dari petugas
kesehatan/kader di satu wilayah kerja. Definisi operasionalnya adalah
Perbandingan antara jumlah anak balita telah mendapatkan kapsul
vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun dan bayi 6 – 11 bulan mendapat
kapsul vitamin A dosis tinggi 1 kali pertahun di satu wilayah dengan
jumlah seluruh balita di satu wilayah kerja
Cakupan distribusi kapsul Vitamin A pada bayi dan balita pada tahun
2019 sudah mencapai target, seperti yang terlihat pada grafik berikut :

Grafik 16
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Pada Bayi dan Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

120
100
80
60
40
20
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya Puskesma
Buyung s

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik di atas diketahui bahwa cakupan distribusi Vitamin A pada


bayi dan balita di Puskesmas Pakisjaya belum mencapai target
sebagaimana yang telah ditentukan

d. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas


Cakupan Distribusi adalah Proporsi (%) ibu nifas dapat kapsul Vit.A 2
(dua) kali dengan dosis @ 200.000 SI (kapsul warna merah) yang
masing-masing sebaiknya diberikan sesaat setelah melahirkan dan 24
jam berikutnya setelah pemberian yang pertama, di wilayah kerja
Puskesmas
Kapsul Vitamin A adalah Kapsul Vitamin A dengan dosis 200.000 SI
berwarna merah
Ibu Nifas adalah Ibu bersalin pada periode mulai 6 (enam) jam sampai
dengan 42 hari pasca persalinan
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A
bagi Ibu Nifas adalah Cakupan (proporsi) ibu nifas (0 - 42 hari) yang
mendapat 2 x 1 kapsul Vit.A 200.000 SI di wilayah kerja Puskesmas
Adapun cakupan pemberian Vit A kepada ibu nifas di Puskesmas
Pakisjaya pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 17
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

120

100

80

60

40

20

0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Buyung Telagajaya Puskesmas

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik di atas diketahui bahwa cakupan pemberian Vitamin A


pada ibu nifas selama tahun 2019 telah mencapai target. Desa yang
tertinggi cakupannya adalah Desa Tanjung mekar (110%) sedangkan
desa yang paling rendah cakupannya adalah desa tanjung pakis (60%).

3. Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


a. Cakupan Kesembuhan Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif
Penemuan pasien baru TB BTA positip adalah penemuan pasien TB
melalui pemeriksaan dahak sewaktu - pagi - sewaktu (SPS) dan diobati
di unit pelayanan kesehatan dalam wilayah kerja pada waktu tertentu
Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (30 dosis) harian
Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan Penemuan Pasien baru TB
BTA Positif adalah angka Penemuan Pasien baru TB BTA pasitif atau
Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita baru
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

TB BTA positip yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah


perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun.
Sembuh adalah Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif
pada akhir pengobatan (AP) dan pada satu pemeriksaan follow-up
sebelumnya
Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA
positip dengan OAT selama 6 bulan
Difinisi Operasionalnya adalah Angka Kesembuhan Pasien TB BTA
pasitif atau Cure Rate (CR) adalah persentase pasien baru TB paru
BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan
dibandingkan dengan jumlah pasien baru TB BTA positif yang diobati
di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu satu tahun
Adapun hasil pelaksanaan program P2 TB Paru di Puskesmas
Pakisjaya pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 18
Cakupan Pelaksanaan P2 TB Paru
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

130

100

70

40

10
CDR BTA (+) Konversi Sembuh Lengkap DO

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan kesembuhan


penyakit TB Paru di Puskesmas Pakisjaya selama tahun 2019 telah
mencapai target. Penderita TB Paru BTA (+) yang tidak diobati sampai
sembuh akan menjadi sumber penularan penyakit terhadap orang lain
khususnya pada keluarganya

b. Cakupan Pengobatan Penyaakit Insfeksi Saluran Pernafasan Atas


(ISPA)
Pnemounia adalah batuk disertai napas cepat dan atau napas sesak.
Batasan napas cepat adalah : Umur < 2 bulan ≥ 60 kali/menit. Umur 2
bulan s/d 1 tahun ≥ 50 kali/menit. Umur 1 s/d 5 tahun ≥ 40 kali/menit.
Batasan napas sesak adalah munculnya tarikan dinding dada bagian
bawah pada waktu inspirasi. Tatalaksana standar pneumonia balita
adalah sebagai berikut Pneumonia berat harus rujuk ke RS. Pneumonia
sedang dan ringan bias diberi antibiotic selama 5 hari dan dirawat di
rumah sedangkan kasus bukan pneumonia dapat diberikan obat
penunjang dan di rawat di rumah. Definisi operasionalnya adalah
Prosentase balita dengan pneumonia yang ditangani sesuai standar
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.
Grafik 19
Cakupan Pengobatan ISPA
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
6
5

4
3
2
1
0
Pneumonia Diobati

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa cakupan pengobatan pada Balita


yang menderita ISPA telah mencapai target, hal ini berarti semua
balita yang menderita ISPA telah mendapatkan pengobatan sesuai
standar.

c. Cakupan Balita Dengan Diare Yang Ditangani


Penderita diare balita adalah balita yang mengalami buang air besar
lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari). Definisi
operasionalnya adalah prosentase balita dengan diare yang ditangani
sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 tahun.

Grafik 20
Cakupan Pengobatan Penderita Diare
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
1000

800

600

400

200

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa semua Balita merupakan kelompok


yang paling banyak terkena diare (956 org) tetapi semua telah
mendapatkan pengobatan sesuai standar yang telah ditentukan
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

d. Cakupan Pemberantasan Penyakit Kusta (P2Kusta)


Kasus Kusta adalah Kasus penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang terutama
menyerang saraf tepi kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan saraf
pusat
Prevalensi kusta adalah jumlah kasus kusta lama dan baru (PB dan
MB) dalam kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan
Relise From Treatment (RFT) Rate adalah prosentase penderita Kusta
yang dapat menyelesaikan pengobatan sesuai jangka waktu yang telah
ditentukan Pauci Baciller yaitu 6 blister, diselesaikan dalam waktu
maksimal 9 bulan dan Multi Baciller yaitu 12 blister, diselesaikan
dalam waktu maksimal 18 bulan. Definisi operasionalnya adalah RFT
Rate dihitung berdasarkan data kohort dari Kartu Monitoring penderita
Kusta, yaitu perbandingan antara jumlah penderita yang dapat
menyelesaikan pengobatan sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan dengan jumlah penderita yang mendapat pengobatan pada
kurun waktu 1 tahun.
Adapun cakupan pelaksanaan program P2 Kusta di Puskesmas
Pakisjaya pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 21
Cakupan Kesembuhan Penderita Kusta
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
PB MB

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan kesembuhan


penyakit kusta di Puskesmas Pakisjaya belum mencapai target
terutama penderita MB.
Penderita MB merupakan penderita kusta yang berpotensi menularkan
kepada orang lain oleh karena itu pengobatan kepada penderita MB
harus diperhatikan jangan sampai mengalami drop out (DO).

e. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai
dengan :
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

 Panas mendadak berlangsung terus menerus selama 2-7 hari


tanpa sebab yang jelas.
 Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet
positif)
 Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
 Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
 Peningkatan hematokrit ≥ 20%
Penderita DBD yang ditangani sesuai standar adalah Penderita DBD
yang didiagnosis dan diobati/dirawat sesuai standard. Ditindaklanjuti
dengan penanggulangan fokus (PF) Penanggulangan Fokus (PF)
terdiri dari Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan Penanggulangan
seperlunya berdasarkan hasil PE tersebut.
Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD disekitar tempat tinggal penderita termasuk tempat-
tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 m
Pengobatan/perawatan penderita DBD sesuai standar (lihat rujukan)
Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurang-
kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini :
1) Kriteria Klinis :
 Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
 Tanda-tanda perdarahan (sekurang - kurangnya uji Torniquet
positif)
 Pembesaran hati
 Syok
2) Kriteria Laboratorium :
 Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
 Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada
pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan
antibodi dengan Rapid Diagnostik Test (RDT/ELISA)
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Pelayanan penderita DBD ditingkat puskesmas, adalah kegiatan


yang meliputi :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi
kulit dan konjungtiva, penekanan ulu hati untuk mengetahui
nyeri ulu hati akibat adanya perdarahan lambung, perabaan hati
Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan Penderita DBD yang
ditangani adalah persentase penderita DBD yang ditangani sesuai
standar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/
dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Cakupan penanggulangan penyakit DBD di Puskesmas Pakisjaya
pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 22
Jumlah Kasus DBD yang Ditangani
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Tj pakis Tj Mekar Tj Solokan Tnh Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Bungin Baru Buyung

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019


Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari data tahun 2019, ditemukan kasus DBD di Puskesmas Pakisjaya,


walaupun demikian adanya kasus DBD dapat memberikan gambaran
bahwa sanitasi lingkungan di wilayah Puskesmas Pakisjaya mulai
membaik.

f. Cakupan Desa Universal Child Immunization (UCI)


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
system Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.
(Undang-undang Otonomi Daerah 1999). UCI (Universal Child
Immunization) ialah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
bayi (0-11bulan). Indikator UCI adalah tercapainya cakupan imunisasi
Campak ≥ 80% Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B, 1 dosis
Campak. Definisi operasionalnya adalah Desa atau Kelurahan UCI
ialah desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi campak.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 23
Hasil Cakupan Imunisasi HB 0
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

130
120
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tj pakis Tj Tj Solokan Tnh Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Mekar Bungin Baru Buyung
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 24
Hasil Cakupan Imunisasi BCG
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

150
130
110
90
70
50
30
10
-10 Tj pakis Tj Tj Solokan Tnh Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Mekar Bungin Baru Buyung

Grafik 25
Hasil Cakupan Imunisasi DPT HB 3
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

130

110

90

70

50

30

10

-10 Tj Tj Tj Soloka Tnh Tlk Tlk Tlg PKM


pakis Mekar Bungin n Baru Jaya Buyun Jaya
g

Grafik 26
Hasil Cakupan Imunisasi Polio 4
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
150
130
110
90
70
50
30
10
-10 Tj pakis Tj Tj Solokan Tnh Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Mekar Bungin Baru Buyung

Grafik 27
Hasil Cakupan Imunisasi Campak
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Tahun 2019

150
130
110
90
70
50
30
10
-10 Tj pakis Tj Tj Solokan Tnh Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Mekar Bungin Baru Buyung

Grafik 28
Cakupan Status Imunisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

60
53.6
50
41.8
40

29.6
30
21.1
20

10
3.7
0
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Grafik 31
Prosentase Desa UCI
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Sum
ber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa 4 dari 8 desa yang ada di
wilayah Puskesmas Pakisjaya belum UCI, hal ini dapat memberikan
gambaran bahwa masih banyak bayi yang ada di wilayah Puskesmas
Pakisjaya belum mendapatkan imunisasi lengkap,hal ini dapat
memberikan ancaman akan terjangkitnya Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Immunisasi (PD3I) di wilayah Puskesmas Pakisjaya
di masa yang akan datang.

4. Program Promosi Kesehatan (Promkes)


a. Jumlah Penyuluhan Kelompok
Penyuluhan kelompok adalah pemberian pendidikan kesehatan kepada
kelompok masyarakat dalam suatu tempat tertentu. Definisi
operasinalnya adalah prekuensi penyuluhan kelompok yang dibeikan
kepada kelompok masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Adapun
hasil kegiatan penyuluhan kelompok di Puskesmas Pakisjaya seperti
yang terlihat pada grafik berikut :
Grafik 32
Jumlah Penyuluhan Kelompok
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya


Tahun 2011– 2019
120

100

80

60

40

20

0
Dalam Gedung Luar Gedung

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat di ketahui bahwa pelaksanaan penyuluhan


kelompok belum mencapai target, hal ini akan berdampak pada
kurangnya informasi tentang kesehatan yang diterima oleh masyarakat
dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan prilaku
hidup bersih yang pada akhirnya akan memberikan dampak yang
negatif terhadap pencapaian program kesehatan secara keseluruhan
terutama yang berkaitan dengan preventif dan promotif

b. Jumlah Desa Siaga


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat
daruratan kesehatan, secara mandiri dal;am rangka mewujudkan desa
sehat. Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat
agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam
pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif,
yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani
proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Adapun jumlah desa siaga yang ada di Puskesmas Pakisjaya pada


tahun 2008 dapat diketahui seperti yang terlihat pada grafik berikut :

Grafik 33
Keberadaan dan Jalanya Indikator Desa Siaga
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Buyung Tlg Jaya

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Grafik 34
Strata Desa Siaga
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

80
70
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa delapan desa binaan di


Puskesmas Pakisjaya hanya sudah menjadi desa siaga dan satu
diantaranya sudah berada pada strata madya. Hal ini menandakan
bahwa advokasi yang dilakukan untuk pembentukan desa siaga di
Puskesmas Pakisjaya masih rendah. Rendahnya cakupan desa siaga
akan sangat berdampak sekali pada rendahnya pencapaian program
kesehatan secara keseluruhan sebab dalam konsep desa siaga berbagai
upaya kesehaatan dilakukan secara terintegrasi seperti upaya
penyehatan lingkungan, upaya peningkatan PHBS, upaya peningkatan
Kadarzi, surveilans penyakit dan faktor resiko penyakit,
pengembangan UKBM dan program-program lain yang. Mengingat
begitu pentingnya pengembangan desa siaga yang dapat mendongkrak
pencapaian program kesehatan secara keseluruhan maka rendahnya
cakupan desa siaga ini harus mendapatkan perhatian yang serius, hal
ini sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu
memandirikan masyarakat untuk hidup sehat
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

b. Jumlah Pos Yandu Purnama dan Mandiri


Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini
Jenjang Posyandu dikelompokkan menjadi empat yaitu :
1) Posyandu Pratama, kriterianya :
 Belum mantap.
 Kegiatan belum rutin.
 Kader terbatas.

2) Posyandu Madya, kriterianya :


 Kegiatan lebih teratur
 Jumlah kader 5 orang
3) Posyandu Purnama, kriterianya :
 Kegiatan sudah teratur.
 Cakupan program/kegiatannya baik.
 Jumlah kader 5 orang
 Mempunyai program tambahan
4) Posyandu Mandiri, kriterianya :
 Kegiatan secara terahir dan mantap
 Cakupan program/kegiatan baik.
 Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Definisi operasionalnya adalah perbandingan antara jumlah posyandu


purnama dan mandiri dengan jumlah seluruh posyandu yang ada di
wilayah
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Jumlah Pos Yandu Purnama dan Mandiri yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Pakisjaya dapat dilihat seperti pada grafik berikut :

Grafik 35
Jumlah Pos Yandu Purnama dan Mandiri
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya PKM
Buyung
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah posyandu purnama


dan mandiri di Puskesmas Pakisjaya masih sangat sedikit. Pada tahun
2019, dari 70 posyandu yang termasuk dalam kategori purnama ada 2
pos dan belum ada yang termasuk kategori mandiri. Posyandu
merupakan pusat informasi kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat dan mempunyai nilai strategis dalam pembangunan baik
secara lokal maupun nasional. Yang dimaksud dengan nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam
peningkatan mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Oleh karena itu
maka pengembangan posyandu harus mendapatkan perhatian yang
serius agar fungsi posyandu dapat dimamfaatkan oleh masayarakat dan
dapat dirasakan mamfaatnya oleh masyarakat.

5. Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)


a. Cakupan Sarana Air Bersih (SAB)
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari,
seperti minum/masak serta mandi/cuci dll.
Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang dalam
penggunaannya harus dimasak dahulu (masak dan minum)
Persyaratan fisik air bersih : jernih, tidak berbau dan tidak berasa
Persyaratan bakteriologis : tidak mengandung E. Coli.
Air bersih dapat diperoleh dari sarana air berupa sarana air bersih
berupa: nonperpipaan seperti SGL (sumur gali), sumur pompa tangan
(SPT), sarana air bersih perpipaan (seperti: kran umum, hidran umum,
terminal air), penampungan mata air (PAH),dll.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan pengawasan sarana air bersih


adalah persentase jumlah sarana air bersih yang diperiksa di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.

Grafik 36
Cakupan SAB
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
6000
5500
5000
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya
Buyung
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa secara sebagian besar masyarakat


yang ada di wilayah Puskesmas Pakisjaya belum menggunakan sarana
air bersih yang sesuai dengan kesehatan hal ini berkaitan dengan
wilayah atau kondisi geografis wilayah Puskesmas pakisjaya yang
berada di wilayah pantai dan keadaan sosial ekonomi yang relatif
rendah sehingga berpengaruh terhadap pengadaan sarana air bersih
yang sesuai dengan standar kesehatan.

b. Cakupan Tempat Pembuangan Sampah


Cakupan tempat pembuangan sampah yang memenuhi sarat kesehatan
di UPTD Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 dapat terlihat pada
grafik di bawah ini.

Grafik 37
Cakupan Tempat Pembuangan Sampah Yang Memenuhi Sarat
Di UPTD Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
120

100

80

60

40

20

0
Tnh Baru
Tj Bungin

Solokan
Tj Mekar

Telagajaya
Tlk Buyung
Tlk Jaya
Tj Pakis
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa di wilayah Puskesmas Pakisjaya


tidak ada tempat pembuangan sampah yang memenuhi sarat kesehatan,
hal ini dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit
seperti lalat, tikus dan sebagainya

c. Cakupan Sarana Tempat-Tempat Umum (TTU)


Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan
untuk sarana pelayanan umum.
Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel,
terminal, pasar, rumah sakit, pertokoan, depot air minum isi ulang,
bioskop, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran.
Tempat umum yang memenuhi syarat : terpenuhinya sanitasi dasar
(seperti air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian
riter, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan riteria atau persyaratan
atau standar kesehatan.
Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan pengawasan tempat-tempat
umum adalah persentase jumlah TTU yang diperiksa di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
Cakupan pembinaan TTU di Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 38
Cakupan TTU yang memenuhi sarat
Di wilayah UPTD Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Tnh Baru
Tj Bungin

Solokan
Tj Mekar

Tlk Jaya
Tj Pakis

Telagajaya
Tlk Buyung
Yang ada Memenuhi sarat

Dari grafik diatas diketahui bahwa masih banyak TTU yang tidak
memenuhi sarat kesehatan, hal ini memnggambarkan rendahnya
tingkat PHBS masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas P)akisjaya.

d. Cakupan Jamban Keluarga (Jaga)


Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang digunakan oleh
keluarga ( 1 jamban untuk 5 orang ).
Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan
septic tank dengan sarana air bersih.
Jamban terdiri dari 3 bagian: rumah jamban, lubang jamban dan tempat
penampungan tinja yang disebut septic tank.
Kriteria jamban sehat: ruangan cukup leluasa untuk bergerak,
pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi
sarang serangga, septi tank sekurang-kurangnya 10 m dari sumber air.
Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan pengawasan jamban adalah
persentase jumlah jamban yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu satu tahun.
Grafik 39
Cakupan Jaga Yang Memenuhi Sarat
Di Wilayah UPTD Puskesmas Pakisjaya
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Tahun 2019
250

200

150

100

50

Solokan
Tj Bungin

Tnh Baru

Tlk Jaya
Tj Pakis

Tj Mekar

Telagajaya
Tlk Buyung
Yang ada Memenuhi sarat

Dari grafik diatas diketahui bahwa sebagian besar masyarakat yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Pakisjaya belum menggunakan jamban
untuk kebutuhan buang air besarnya. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap kemungkinan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh
terkontaminasinya sumber air oleh tinja seperti diare.

e. Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)


Tempat pengolahan makanan (TPM) merupakan suatu bangunan yang
dipergunakan untuk mengelola makanan.
Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti :
pengrajin makanan, jasaboga, pembuat kue, dll.
TPM yang memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar (seperti: air,
jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene
sanitasi makanan minuman, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan
kriteria, persyaratan atau standar kesehatan.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan pengawasan TPM adalah


persentase jumlah TPM yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu 1 tahun.

Grafik 40
Cakupan TPM
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya
Buyung

Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui bahwa secara umum TPM yang ada di
wilayah Puskesmas Pakisjaya sudah memenuhi sarat kesehatan.

6. Program Balai Pengobatan (BP)


Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Rawat jalan adalah pelayanan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan
dengan tidak harus menginap di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut baik
didalam gedung dan diluar gedung Yang dimaksud dengan fasilitas
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

pelayanan kesehatan meliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan


milik pemerintah, swasta maupun perorangan dan pelayanan kesehatan
lain baik milik pemerintah maupun swasta termasuk dokter praktek.
Definisi operasionalnya adalah Perbandingan jumlah seluruh kunjungan
pengobatan rawat jalan yang mendapatkan pelayanan pengobatan di
sarana/fasilitas pelayanan kesehatan di dalam satu wilayah kerja dengan
jumlah penduduk yang ada di dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Cakupan rawat jalan di Puskesmas Pakisjaya dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 41
Cakupan Rawat Jalan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Hasil
18

16

14

12

10

0
2016 2017 2018
Sumber : Laporan Programer Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa angka kesakitan di wuilayah


Puskesmas Pakisjaya masih tinggi, karena jumlah kunjungan rawat
jalan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 selalu diatas target
yang telah ditentukan, bahkan setiap tahunnya selalu mengalami
penurunan.

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Program Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
Pemeriksaan kesehatan Usia Lanjut ( ≥ 60 th ) di wilayah kerja tertentu
dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih. Definisi operasionalnya adalah Perbandingan antara jumlah
usia lanjut ( ≥ 60 th ) yang mendapat pelayanan kesehatan dengan jumlah
usia lanjut yang ada
Cakupan program kesehatan lansia di Puskesmas Pakisjaya dapat dilihat
pada grafik berikut :

Grafik 42
Jumlah Posbindu
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Tahun 2019

0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya
Buyung

Grafik 43
Jumlah Lansia Dilayani
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

120

100

80

60

40

20

0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya
Buyung

Sumber : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tahun 2019


Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan program kesehatan usia
lanjut belum mencapa target. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya
tingkat kesehatan dan kesejahteraan lansia yang ada di wilayah Puskesmas
Pakisjaya
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

2. Program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


Pemeriksaan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (kelas 1) yang
sesuai dengan Pedoman di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu
tertentu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / Guru
UKS / Dokter kecil. Definisi operasionalnya adalah Perbandingan jumlah
siswa SD dan setingkat yang mendapat pemeriksaan penjaringan kesehatan
yang sesuai Pedoman dengan jumlah proyeksi Anak Usia Sekolah tingkat
dasar
Cakupan program UKS di Puskesmas Pakisjaya dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 44
Cakupan Pembinaan Sekolah
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Tj Pakis Tj Mekar Tj Bungin Solokan Tnh Baru Tlk Jaya Tlk Tlg Jaya
Buyung

Sumber : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan pemeriksaan


kesehatan anak sekolah (UKS) yang dilaksanakan di Puskesmas
Pakisjaya telah mencapai target.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

3. Perawatan Kesehatan Masyarakat


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga.
Keluarga rawan kesehatan adalah keluarga rentan (miskin) dan keluarga
dengan kasus/masalah risiko tinggi dengan prioritas :
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum masuk kuota miskin.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi serta penyakit menular
dan tidak menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
Keluarga rawan kesehatan yang dibina adalah keluarga yang pernah
dikunjungi oleh petugas kesehatan dan mendapatkan asuhan
keperawatan.
Cakupan keluarga dibina adalah jumlah keluarga selesai dibina dengan
adanya maternal, bayi, balita, lansia, dan penderita yang perlu tindak
lanjut perawatan (penyakit kronis).
Keluarga rawan kesehatan yang selesai dibina adalah jumlah keluarga
yang telah dibina dan memperoleh asuhan keperawatan 2 sampai dengan
6 kali kunjungan.
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan keluarga dibina adalah
persentase keluarga rawan yang dibina di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Keluarga rawan adalah keluarga yang miskin dan anggota keluarganya


risti ( bumil, balita, lansia dananggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan yang perlu tindak lanjut perawatan)
Keluarga Mandiri adalah keluarga yang sudah mencapai/ memenuhi
kriteria tingkat kemandirian 1, 2, 3, atau 4.
Keluarga mandiri adalah keluarga dengan kriteria:
1. Menerima petugas kesehatan
2. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan
keluarga
3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya
secara benar
4. Memanfaatkan fasilitas yankes sesuai anjuran
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
6. Melakukan tindakan pencegahan aktif
7. Melakukan tindakan promotif secara aktif
Keterangan: KM I (1-2), KM II ( 1-4) , KM III (1-6), KM IV (1-7)
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan Keluarga Mandiri adalah
persentase keluarga rawan yang selesai dibina oleh petugas Puskesmas
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Adapun hasil kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
pakisjaya Pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 45
Cakupan kegiatan Perkesmas
Di Wilayah Puskesmas pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

2500

2136
2000

1500

1000

500

42 52
0
Jml KK Rawan KK Rawan selesai dibina Cak. KM IV

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan KK Rawan yang selesai
dibina masih sangat jauh dari target yang telah ditentukan (4,26%)
sedangkan KK rawan yang selesai dibina semuanya telah mencapai tingkat
Keluarga Mandiri IV (KM IV)

4. Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan


Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan lensa alami bola mata
sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai
kebutaan. Keadaan ini dapat direhabilitasi dengan melakukan tindakan
bedah berupa pengangkatan katarak dan menanam lensa intraokuler.
Tindakan operasi katarak adalah mengeluarkan lensa yang keruh dan
menggantinya dengan lensa tanam buatan (intraocular lens).
Difinisi Operasionalnya adalah Cakupan Penanganan Penyakit Katarak
adalah cakupan penanganan penyakit katarak di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Adapun cakupan upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan yang
dilaksanakan di Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 dapat dilihat pada
grafik dibawah ini
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 46
Cakupan Upaya Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

250

200

150

100

50

0
Keg Pej Disekolah Penemuan Kasus Katarak

Target Hasil

Dari grafik diatas diketahui bahwa pelaksanaan upaya kesehatan mata dan
pencegahan kebutaan di Puskesmas pakisjaya belum optimal terutama
pada kegiatan penemuan kasus buta katarak yang diperkirakan ada di
wilayah Puskesmas Pakisjaya.

5. Usaha Kesehatan Jiwa


Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah kegiatan pemeriksaan untuk
melihat adanya gejala awal gangguan kesehatan jiwa, dengan
menggunakan metoda 2 menit.
Kesehatan jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang memungkinkan
hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup
seseorang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa serta
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan.
Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan Psikotik, Neurotik,
Retardasi Mental, Gangguan Kesehatan Jiwa pada bayi dan anak remaja,
penyakit jiwa lainnya ( Napza ) dan epilepsi.
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan Deteksi Dini gangguan kesehatan
jiwa adalah persentase pasien yang mendapatkan pelayanan deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Cakupan upaya kesehatan jiwa di Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019


dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 47
Cakupan upaya kesehatan jiwa
Di Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
100 100 100 100

100 85
80
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Peny Keswa Deteksi dini Keswa Penanganan Kasus Gangguan Jiwa

Target Hasil

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa semua kegiatan upaya


penanganan gangguan jiwa di Puskesmas pakisjaya belum mencapai target
baik dari penyuluhan kesehatan jiwa, deteksi dini gangguan jiwa maupun
penanganan kasus gangguan jiwa yang telah ditemukan. Hal ini
disebabkan karena petugas pengelola kesehatan jiwa belum mendapatkan
pelatihan khusus penanganan gangguan jiwa.

6. Kesehatan Olahraga
Kesehatan Olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga
atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Upaya Kesehatan Olah Raga adalah upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktifitas
fisik dan atau olah raga.
Program kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok
program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Kelompok olah raga adalah kelompok masyarakat yang melakukan


kegiatan olahraga untuk kesehatan, prestasi dan rekreasi tanpa harus
menggunakan tempat yang tetap, baik didalam maupun diluar ruangan.
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan Pembinaan Kelompok olah raga
adalah Cakupan kelompok olahraga di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun, yang mendapat pembinaan dari petugas
Puskesmas.
Adapun hasil kegiatan pembinaan kesehatan pada kelompok olahraga di
Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah
ini :

Grafik 48
Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga
Di Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pembinaan Klp Olahraga Pem Kes Jasmani Anak Skl

Dari grafik diatas diketahui bahwa kegiatan pembinaan terhadap kelompok


olahraga yang dilaksanakan di Puskesmas Pakisjaya sudah optimal.

7. Pencegahan dan Penaggulangan Penyakit Gigi


Upaya Kesehatan Gigi masyarakat adalah suatu pendekatan edukatif yang
bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

promotif, preventif, kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan


bersumber daya masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary Health
Care.
Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat adalah upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang terdiri dari : Posyandu, Polindes, Poskestren, Bina
Keluarga Balita, POD, UKK, Posbindu, dll.
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk mengubah
perilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi menguntungkan
terhadap kesehatan gigi
Adapun cakupan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan gigi di Puskesmas
Pakisjaya tahun 2019 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 49
Cakupan Upaya Kesehatan Gigi
Di Wilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Pemb. Pyd Pemb. TK Pemb. SD/MI JMl Murid Mrd SD Mendapat
Diperiksa Kes Gigi Perawatan

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan pembinaan kesehatan


gigi di Posyandu dan TK belum mencapai target. pembinaan SD/MI sudah
mencapai target hal ini disebabkan karena adanya tenaga dokter gigi atau
perawat gigi di Puskesmas Pakisjaya.

8. Pembinaan Kelompok Tanaman Obat Keluarga


TOGA adalah Taman Obat Keluarga yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesehatan, pengobatan sederhana dan sumber perbaikan gizi
keluarga.
Kelompok TOGA adalah kelompok keluarga yang memanfaatkan Taman
Obat Keluarga untuk meningkatkan kesehatan, pengobatan sederhana dan
sumber perbaikan gizi keluarga.
Definisi Operasionalnya adalah Cakupan Pembinaan Kelompok TOGA
adalah Cakupan Kelompok TOGA yang dibina oleh petugas Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.
Laporan Tahunan Puskesmas Pakisjaya 2019

Grafik 50
Jumlah Tanaman Obat (Toga)
Diwilayah Puskesmas Pakisjaya
Tahun 2019

Tlk Buyung
Tj Bungin

Tlg Jaya
Tj Pakis

Tj Mekar

Tnh Baru

Tlk Jaya
Solokan

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Pakisjaya pada tahun 2019 hanya satu desa yang keluarga
(Toga). Hal ini mempunyai dua kemungkinan yaitu pertama masyarakat
tidak mengetahui mengenai tanaman obat keluarga atau yang kedua adalah
masyarakat lebih suka menggunakan obat-obat kimia yang dianggap lebih
praktis.

Anda mungkin juga menyukai