Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN AUTOMATISASI SISTEM

DISTRIBUSI
 Operasi sistem pembangkitan dan transmisi lebih dulu dikendalikan melalui
sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Sistem ini
menggunakan sarana komunikasi yang beragam antara lain micro wave ,
fiber optik.
 Hubungan antara pembangkit dan transmisi dilakukan dalam rangka
menjaga sistem keamanan dan operasi yang terintegrasi.
 Penggunaan sistem kontrol pada pembangkit dilakukan pada pengaturan
frekwensi dan tegangan.
PERKEMBANGAN AUTOMATISASI SISTEM
DISTRIBUSI
 Sistem distribusi umumnya dikendalikan secara pasif atau manual.
Beberapa fungsi automatisasi dilakukan seperti penggunaan tap
changer dan kapasitor untuk pengendalian tegangan, penggunaan
Pemutus Balik Otomatis (PBO/Recloser) untuk mengatasi gangguan.
 Perkembangan teknologi dan juga didorong adanya distributed
generation, memaksa pengelolaan jaringan distribusi dilakukan lebih
canggih yaitu menggunakan SCADA.
SUBSTATION AUTOMATION EQUIPMENT
 Pada sistem ini semua
sistem sekunder dari
peralatan terhubung
dengan rele
menggunakan kabel.
Semua rele terhubung
dengan komputer
menggunakan multi-drop
serial link ke pusat
komputer untuk
pemantauan dan operasi
sistem distribusi.
 HMI (Human Machine
Interface) merupakan
display dari semua
kondisi.
MODERN SUBSTATION
MODERN SUBSTATION
Sistem substation modern terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Station level terdiri dari substation computer, substation HMI
2. Bay level adalah semua peralatan pengendali dan Intelligent
Electronic Device (IED)
3. Process level terdiri dari peralatan kontrol dan monitoring swircgear,
CT, VT dan semua sensor.
Terdapat dua macam tipe koneksi yaitu:
1. Hubungan ring, dimana semua sekunder peralatan terhubung dngan
rele IED yang terhubung dengan swith ethernet
2. Hubungan bintang yaitu semua sekunder peralatan terhubung dengan
unit interface dan dihubungkan ke ethernet switch
PERALATAN OTOMATISASI GARDU INDUK
 Trafo Arus (Current Transformer)
Arus yang mengalir pada sistem kelistrikan bisa puluhan sampai
ribuan Amper . Agar bisa dipantau, maka arus yang besar tersebut
dikonversi menjadi arus yang lebih kecil (biasanya 1 A atau 5 A)
menggunakan trafo arus.
 Trafo Tegangan (Voltage Transformer)
Trafo tegangan mengkonversi tegangan pada sisi primer menjadi
tegangan yang lebih rendah yang akan disalurkan menuju IED,
pengendali bay dan komputer.
PERALATAN OTOMATISASI GARDU INDUK
 Intelligent Electronic Device
Intelligent Electronic Device (IED) merupakan peralatan gabungan
dari satu atau lebih fungsi proteksi, pengukuran, pencatatan
gangguan dan pengendali. IED terdiri dari signal processing unit,
microprocessor dengan peralatan inpput dan output, serta
communication interface.
IED terdiri dari :
 Relay IED

Rele IED modern terdiri dari


Rele, Pengukuran, pencatatan
dan monitoring.
 Meter IED

 Recording IED
PERALATAN OTOMATISASI GARDU INDUK
 Bay Controller
 Bay controller digunakan untuk mengontrol dan memonito switchgear,
transformers dan peralatan bay lainnya.
 Bay controller memiliki fasilitas remote control (dari ruang kontrol ke
peralatan) dan local control (di dekat peralatan)
 Secara umum peralatan yang bisa dikontrol melalui bay controller ini
adalah:
o CB control

o switchgear interlock check

o transformer tap change control

o reprogrammable automatic sequence control.

• Remote Terminal Unit


Remote Terminal Unit (RTU)merupakan peralatan yang mengumpulkan data
dan dikirim ke SCADA.
GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
 Saat terjadi gangguan pada sistem transmisi dan distribusi, tegangan
sistem akan mengalami penurunan pada daerah yang sangat luas dan
hanya akan pulih apabila gangguan hilang.
 Sistem transmisi menggunakan proteksi dengan kerja cepat dan PMT
bekerja dalam waktu sekitar 100 ms.
 Sedangkan sistem distribusi menggunakan proteksi arus lebih
berdasarkan waktu dan PMT yang lebih lambat memutus gangguan,
umumnya bekerja sampai dengan 500 ms.
 Kecepatan menghilangkan gangguan sangat penting bagi industri dan
kawasan bisnis. Industri banyak menggunakan motor yang digerakkan
oleh peralatan yang dikendalikan oleh microprocessor.
 Kawasan industri enggunakan peralatan yang disebut dengan
Information Technology Equipment (ITE) yang sangat sensitif
terhadap dip tegangan.
GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
 Gangguan hubung singkat harus segera diputus dari sistem distribusi
dan peralatan proteksi harus sensitif dengan memenuhi persyarata
sebagai berikut:
1. Peralatan beban harus tahan terhadap perubahan tegangan transien.
2. Menggunakan proteksi dan pemutus tenaga (PMT) berkecepatan tinggi
3. Menambahkan peralatan yang dapat mengatasi tegangan turun seperti
Dynamic Voltage Restore
 Listrik yang padam dapat berakibat bermacam-macam gangguan dan
kerugian ekonomi terutama pada proses industri. Untuk itu
pemerintah atau regulator menetapkan pinalti atas kerugian yang
dialamai pelanggan ( di UK pinalti dikenakan untuk gangguan yang
berlangsung lebih dari 3 menit).
 Perusahaan listrik menggunakan peralatan-peralatan yang dapat
mengurangi terjadinya gangguan yang bisa dikenakan pinalti
misalnya menggunakan Recloser (PBO), Remote controlled switch
dan sebagainya.
KOMPONEN PEMISAH DAN PEMULIHAN
GANGGUAN
Komponen utama untuk mengatasi gangguan :
 Pemutus tenaga (PMT) yang memiliki breaking dan making current
yang sesuai dengan sistem distribusi.
 Pemutus Balik Otomatis (PBO) yang memiliki kemampuan
memutus gangguan terbatas dan pola pembukaan dan penutupan
otomatis.
 Pemisah (PMS/Disconnecting switch) yang memiliki kemampuan
dialiri arus beban dan hanya dapat dioperasikan dalam keadaan
tanpa beban.
 Saklar Seksi Otomatis (Sectionalizer) mempunyai kemampuan
memutus arus beban bukan arus gangguan dan memiliki waktu
kerja yang dapat diatur .
 Saklar Pemutus Beban (Load Break Switch/LBS) memiliki
kemampuan memutus arus beban bukan arus gangguan yang
dioperasikan secara manual.
PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
MENGGUNAKAN LBS TANPA OTOMASI

20 kV
LBS3

PMT LBS1 LBS2

1. Pada saat operasi normal, PMT dan LBS dalam kondisi tertutup.
2. Apabila terjadi gangguan , maka PMT terbuka.
3. Petugas lapangan mencari gangguan dengan menelusuri jaringan
yang ada. Apabila ditemukan letak gangguan, petugas membuka LBS
yang menuju lokasi gangguan.
4. Petugas lapangan menghubungi petugas GI untuk memasukkan
kembali PMT.
5. Pemulihan pada sistem ini memerlukan waktu yang cukup lama.
PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN
LBS DENGAN RTU DAN LINE FAULT DETECTOR

Operator
20 kV RTU
LBS3 LFD

PMT LBS1 LBS2

1. Proteksi sistem ini terdiri dari


1. PMT di GI,
2. LBS dengan RTU di jaringan untuk operasi remote.
3. Line Fault Detector (LFD ) ini mendeteksi arus gangguan. Statusnya dikirim
melalui SMS ke pusat kontrol.
2. Pada saat operasi normal, PMT dan LBS dalam kondisi tertutup.
3. Apabila terjadi gangguan , maka PMT terbuka. LFD mengirim sinyal ke
operator.
4. Berdasarkan informasi LFD, bisa diketahui lokai gangguan, sehingga LBS
yang terkait dengan gangguan dapat dibuka melalui remote oleh
pengatur distribusi. Selanjutnya PMT bisa dimasukkan kembali.
PENUTUP BALIK OTOMATIS
Proses penutup balik.
 Tujuan proses ini adalah mengatasi
gangguan temporer. Apabila
gangguan permanen, maka penutup
balik ini akan membuka terus.
 Penutup balik ini bisa dilakukan
oleh PMT di Gardu Induk dan PBO.
 Untuk penutup balik di GI
digunakan reclosing relay, dan
umumnya hanya boleh sekali
menutup balik (reclose)
 PBO dapat diatur membuka dan
menutup sampai maksimum 4 kali.
Apabila gangguan permanen,maka
PBO akan membuka terus setelah
pembukaan terakhir.
OTOMATISASI JARINGAN DISTRIBUSI
MENGGUNAKAN PBO DAN FUSE
20 kV F2 F1
PBO

PMT

1. Pada saat operasi normal, semua PMT dan fuse


dalam kondisi tertutup.
2. Apabila terjadi gangguan dengan arus 1000 A,
maka PBO terbuka.
3. Dalam waktu tertentu PBO menutup
kembali.Apabila gangguan sudah hilang maka
jaringan kembali normal.
4. Apabila gangguan masih berlangsung, maka
PBO membuka kembali dan lock out.
5. Apabila arus gangguan 2000 A, maka Fuse 1
akan terbuka
OTOMATISASI JARINGAN DISTRIBUSI
MENGGUNAKAN PBO DAN SSO
20 kV
PBO SSO1 SSO2

PMT

1. Pada saat operasi normal, semua PMT, PBO dan SSO dalam kondisi
tertutup.
2. Apabila terjadi gangguan, maka PBO dan semua SSO terbuka. SSO
terbuka karena tidak ada tegangan.
3. Dalam waktu tertentu PBO menutup kembali dan secara bertahap SSO
menutup kembali. Apabila gangguan sudah hilang maka jaringan
kembali normal.
4. Apabila gangguan masih berlangsung, maka PBO dan semua SSO akan
membuka kembali. SSO2 akan lock out.
5. PBO dan SSO1 menutup kembali, sedangkan SSO2 tetap terbuka.
PENGATURAN TEGANGAN
 Rangkaian distribusi merupakan bagian yang tegangannya berubah-
ubah sesuai dengan pemakaian pelanggan. Pada sesat beban tinggi,
tegangan akan turun dan sebaliknya.
 Pengaturan tegangan dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis
yaitu menggunakan on load tap changer di gardu induk

Anda mungkin juga menyukai