Anda di halaman 1dari 2

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

Alhamdulillah saat ini kita berada dalam fase Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
peralihan masa tahun hijriah. Bulan Dzulhijjah
sebagai bulan terakhir berganti dengan Muharram Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Dari perintah
sebagai awal bulan tahun hijriah. Pergantian tahun Allah dan Rasul serta nasihat dari para sahabat, kita
ini tidak boleh dimaknai sebagai pergantian waktu bisa mengambil beberapa catatan penting tentang
seperti biasanya. Momentum ini memiliki makna dan manfaat dari introspeksi diri ini. Setidaknya, ada 5
hikmah mendalam yang jika dimaksimalkan akan manfaat yang bisa kita rasakan dari upaya
membuahkan kesuksesan dan keberkahan dalam melakukan ‘charging’ (mengecas) semangat hidup
hidup. Bergantinya tahun ini harus dijadikan sebagai melalui introspeksi diri ini. 
waktu untuk melakukan muhasabah, evaluasi,
introspeksi, terhadap perjalanan hidup selama ini Pertama adalah sebagai wahana mengoreksi diri.
agar ke depan lebih baik lagi. Dengan introspeksi diri, kita akan mampu melihat
kembali perjalanan hidup sekaligus mengoreksi
Jangan sampai dengan terus berjalannya waktu, kita manakah yang paling dominan dari perjalanan
tidak mampu mengambil ibrah, hikmah, dan selama ini. Apakah kebaikan atau keburukan,
pengalaman. Dengan merenungkan masa lalu, kita apakah manfaat atau mudharat, atau apakah
bisa meninggalkan hal-hal yang negatif dan semakin mendekat atau malah menjauh dari Allah
mengambil sisi-sisi positif sebagai bekal menghadapi swt. Kita harus menyadari bahwa semua yang kita
masa depan. Kita harus optimis bisa melakukan lakukan ini harus dipertanggungjawabkan di sisi
perubahan lebih baik di masa yang akan datang Allah. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:
dengan terus melakukan ikhtiar-ikhtiar terbaik
َ‫اليَوْ َم ن َْختِ ُم َعلَى َأ ْف َوا ِه ِه ْم َوتُ َكلِّ ُمنَا َأ ْي ِد ْي ِه ْم َوتَ ْشهَ ُد َأرْ ُجلُهُ ْم بِ َما كَانُوْ ا يَ ْك ِسبُوْ ن‬ 
ْ
Sayyidina Umar bin Khattab pernah bertutur: Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan
berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi
‫ف ْال ِح َسابُ يَوْ َم‬
ُّ ‫ض اَأل ْكبَ ِر َوِإنَّ َما يَ ِخ‬
ِ ْ‫اسبُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم قَ ْب َل َأ ْن تُ َحا َسبُوْ ا َوتَ َزيَّنُوْ ا لِ ْل َعر‬
ِ ‫َح‬ kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu
‫ب نَ ْف َسهُ فِى ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫القِيَا َم ِة َعلَى َم ْن َحا َس‬  ْ mereka usahakan” (Q.S. Yasin: 65)
Artinya: “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum
kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk Kedua adalah upaya memperbaiki diri. Dengan
menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). introspeksi diri, kita akan mampu melihat kelebihan
Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi dan kekurangan diri yang kemudian harus diperbaiki
ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya di masa yang akan datang. Dengan memperbaiki
saat hidup di dunia.” diri, maka kualitas kehidupan akan lebih baik dan
waktu yang dilewati juga akan senantiasa penuh
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, dengan manfaat dan maslahat bagi diri dan orang
Rasulullah bersabda: lain.

‫اج ُز َم ْن َأ ْتبَ َع نَ ْف َسهُ ه ََواهَا َوتَ َمنَّى‬


ِ ‫ َو ْال َع‬،‫ت‬
ِ ْ‫ْال َكيِّسُ َم ْن دَانَ نَ ْف َسهُ َو َع ِم َل لِ َما بَ ْع َد ْال َمو‬ Ketiga adalah momentum mawas diri. Diibaratkan
ِ ‫ َعلَى هَّللا‬  ketika kita pernah memiliki pengalaman melewati
Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang jalan yang penuh lika-liku, maka kita bisa lebih
menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta berhati-hati ketika akan melewatinya lagi. Mawas diri
beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. akan mampu menyelamatkan kita dari terjerumus
Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang ke jurang yang dalam sepanjang jalan. Allah
mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan berfirman:
terhadap Allah SWT.”
‫َواَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواحْ َذرُوْ ۚا فَاِ ْن ت ََولَّ ْيتُ ْم فَا ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ َما ع َٰلى َرسُوْ لِنَا ْالبَ ٰل ُغ‬
Sementara dalam Al-Qur’an Allah juga telah ْ
ُ‫ال ُمبِيْن‬ 
mengingatkan pentingnya melakukan introspeksi diri Artinya: “Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu
dengan melihat apa yang telah kita lakukan pada kepada Rasul serta berhati-hatilah! Jika kamu
masa lalu untuk mengahadapi masa depan. Allah berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul
berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18: Kami hanyalah menyampaikan (ajaran Allah) dengan
jelas.”
ْ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم‬
‫ت لِ َغ ٍد ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما‬
َ‫تَ ْع َملُون‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah Keempat adalah memperkuat komitmen diri. Setiap
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan orang pasti memiliki kesalahan. Oleh karenanya,
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); introspeksi diri menjadi waktu untuk memperbaiki
diri dan berkomitmen untuk tidak mengulangi
kembali kesalahan yang telah dilakukan pada masa
lalu. Jangan jatuh di lubang yang sama. Buang masa
lalu yang negatif, lakukan hal positif hari ini dan hari
yang akan datang.
Rasulullah bersabda: ‫ لَِئ ْن َشكَرْ تُ ْم الَ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَِئ ْن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬ 
Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang azab-Ku sangat pedih".
hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang
yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim). Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dari uraian ini, mari kita senantiasa melakukan
Kelima sebagai sarana meningkatkan rasa syukur introspeksi diri setiap saat. Terlebih saat ini kita
dan tahu diri. Kita harus sadar se-sadar-sadarnya berada pada ujung tahun dan akan memasuki tahun
bahwa keberadaan kita sampai dengan saat ini sama baru yang menjadi waktu ideal untuk melakukan
sekali tak bisa lepas dari nikmat-nikmat yang telah introspeksi diri. Semoga kita senantiasa
dikaruniakan Allah. Oleh karenanya, introspeksi diri mendapatkan petunjuk yang terbaik dari Allah dan
akan membawa kita mengingat nikmat yang tak bisa mampu melihat perjalanan tahun lalu untuk
dihitung satu persatu. Jangan sampai kita menjagi menjalani tahun yang akan datang. Amin.
golongan orang-orang yang tak tahu diri dan kufur
kepada nikmat Allah. Allah mengingatkan kita dalam ‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم‬
Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7: 

Anda mungkin juga menyukai