Proposal Nizar - Muhamad Nizar Arif
Proposal Nizar - Muhamad Nizar Arif
Proposal Nizar - Muhamad Nizar Arif
Oleh :
Muhamad Nizar Arif
NIM. 2031120118
PENDAHULUAN
PT. Wijaya Karya Beton merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan
beton. Dibutuhkan media untuk memindahkan beton dari ruang produksi menuju bagian
penyimpanan beton. Media tersebut adalah “Trolly”. Trolly merupakan sebuah kereta
penggangkut beton yang bekerja dengan digerakkan oleh sebuah motor induksi. Trolly di
PT.Wijaya Karya Beton memiliki beberapa kapasitas muatan yang berbeda dalam
mengangkut beton. Beton yang diangkut yaitu tiang listrik yang berkapasitas 1,5 ton. Kereta
ini yang digerakkan oleh motor listrik dengan tegangan rendah. Pada sebelumnya trolly
tersebut digerakkan oleh sebuah motor 3 fasa dengan tegangan 220/380 volt serta hubungan
delta.
Prinsip kerja dari media ini adalah memindah suatu beton dengan pergerakan maju
atau mundur sesuai tempat yang ingin dituju. Trolly ini dirangkai dengan menggunakan
rangkaian kontrol putar kiri-kanan. Suplai motor ini menggunakan kabel NYYHY dengan
ukuran 4x35 mm. Banyak kekurangan yang terdapat pada media ini, antara lain:
a. Tegangan untuk motor sangat tinggi, apabila kabel putus atau bocor maka sangat
berbahaya bagi pekerja di sekitar trolly, karena pekerja akan tersengat arus listrik.
b. Menggunakan suplai listrik dengan kabel masih belum rapi di tinjau dari segi
Seiring perkembangan yang dilakukan oleh perusahaan ini, maka dilakukan sebuah
inovasi tentang trolly, dimana tegangan untuk motor penggerak diturunkan menjadi tegangan
50 volt dibawah tegangan sentuh dengan hubungan motor dipasang secara delta.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis akan merencanakan rewinding motor
penggerak trolly angkut berkapasitas 2 ton dari tegangan 220/380 volt menjadi delta 50 volt,
supaya motor bekerja dengan aman dan mendekati kelayakan untuk beroperasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumus dan masalahannya sebagai berikut:
4. Perencanaan sistem lilitan stator dari tegangan 220/380 volt menjadi 50 volt tanpa
1.4 Tujuan
motor penggerak trolly angkut beton berkapasitas 2 ton dari tegangan 220/380 volt menjadi
delta 50 volt.
BAB I Pendahuluan:
Meliputi berbagai uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
Tinjauan Pustaka berisikan atas pemilihan motor trolly angkut beton (Kereta
Pengangkut) dan besar torsi pada motor induksi serta sistem rewinding motor 50 volt
Meliputi tentang perencanaan pemilihan motor induksi dan Rewinding motor dari
BAB V Penutup:
TINJAUAN PUSTAKA
Motor induksi sering disebut dengan motor asinkron (tidak serempak), disebut
demikian karena putaran rotor tidak sama dengan putaran medan magnet stator.
peralatan mekanik yang membutuhkan jumlah putaran relatif konstan. Jenis motor induksi
baik 1 fasa banyak digunakan disebabkan banyak hal yang me-nguntungkan antara lain:
1. Konstruksi sederhana.
5. Perawatan mudah
garis-garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N
(north = utara) untuk fasa V dan fasa W. Kompas akan saling tarik-menarik dengan kutub
S. Berikutnya kutub S pindah ke fasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S pindah
ke fasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan
memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet
putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus
menerus. Dalam motor induksi, kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar
pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran
rotor, maka disebut motor induksi atau tidak serempak atau motor asinkron. Susunan belitan
stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang masing-masing berbeda
sudut 120° . Ujung belitan fasa pertama U1- U2, belitan fasa kedua V1-V2 dan belitan fasa
ketiga W1-W2. Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal Gambar
2.2, terbentuknya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub,
1. Saat sudut 0°. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam
hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
belitan V1,U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk
magnet pada garis horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north
= utara).
2. Saat sudut 120°. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis
3. Saat sudut 240°. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatif, belitan U2,
W1,dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120°
4. Saat sudut 360°. posisi ini sama dengan saat sudut 0°, dimana kutub S dan N kembali
Dari keempat kondisi di atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan
rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati
dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya (Kuphaldt,T,R,.hal147).
fx120
ns = Putaran per menit……………………………..( 2.1)
p
Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar stator.
akan memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang penghantar yang
sangkar tupai . kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan
magnet putar dari stator saling berinteraksi dengan medan magnet rotor, terjadilah torsi putar
ns − nr ……….…………………………….. (2.3)
Slip = x100%
ns
f = frekuensi (Hz)
U : Tegangan (Volt)
I : Arus (Amper)
Pada dasarnya konstruksi motor induksi 3 fasa terbagi atas 2 bagian penting, yaitu:
a. Inti Stator, yang pada permukaan terdapat alur-alur tempat meletakkan kumpulan
stator. Inti stator terbuat dari bahan ferromagnetic yang terbuat secara berlapis-lapis.
b. Lilitan atau kumparan stator yaitu lilitan yang membangkitkan fluks medan stator
Gamabar 2.6 bentuk alur stator jangkar untuk Kumparan medan pada motor
Sumber : www.emeraldinsight.com, tanggal 16 juli 2012
Motor jenis ini mempunyai rotor terdiri dari beberapa batang konduktor yang disusun
sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar tupai. Bentuk fisiknya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini. Jenis rotor sangkar motor jenis ini sering disebut motor dengan rotor hubung
singkat.
Gambar 2.7. Rotor sangkar.
Sumber : www textiletechinfo.com tanggal 27 maret 2012
Motor jenis ini juga sering disebut motor slip ring atau motor cincin seret atau cincin
hubung singkat.
Gambar 2.8. Rotor slip ring dan wound rotor (slip ring)
Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 3 macam, hal
semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur–alur stator. Bentuk
Dikmenjur,hal 22)
kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun
secara khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar, kumparan
b. Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak digunakan untuk
motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus
c. Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem ini banyak
Torsi sering disebut momen (M) merupakan perkalian gaya F (Newton) dengan
Gaya F yang dihasilkan dari motor listrik dihasilkan dari interaksi antara medan magnet
F = B. I. L ………………………………...………..…. (2.6)
Jumlah belitan dalam rotor Z dan jari-jari polly rotor besarnya r (meter), maka torsi yang
dihasilkan motor.
= . V2TH r '2/s .
max = 3s ( R TH + r '2/s ) +X TH + x '2/s)2
2
..……..(2.8)
Karakteristik torsi motor induksi disebut torsi fungsi dari slip (T = f(slip)). Garis
vertikal merupakan parameter torsi (0 100%) dan garis horizontal parameter slip (1,0–0,0).
Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu: (Kuphaldt, T., R. hal.149 -151)
1. MA, momen torsi awal
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi saat
slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi beban
harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari torsi motor, akibatnya
motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan stator terbakar. Untuk mengatasi
kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih
disebut thermal overload, yang dipasang dengan kontaktor. Karakteristik torsi juga bisa
disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik putaran= fungsi torsi, n = f (torsi). Garis
Ketika motor berputar pada garis n’ didapatkan torsi di titik M’. Ketika putaran berada di nn
didapatkan torsi motor di Mn. Daerah kerja putaran motor induksi berada pada area n’ dan nn
sehingga torsi kerja motor induksi juga berada pada area M’ dan Mn. Berdasarkan grafik n =
fungsi (torsi) dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n’ ke nn pada torsi justru
Motor induksi memiliki rugi-rugi yang terjadi karena dalam motor induksi terdapat
komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen induktor belitan stator. Pada
motor induksi terdapat rugi- rugi tembaga, rugi inti, dan rugi karena gesekan dan hambatan
angin.
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I² · R , makin besar arus beban maka rugi
tembaga makin besar juga. Daya input motor sebesar P1, maka daya yang diubah menjadi
…………………………………………………. (2.9)
F = Gaya (newton)
Bila obyek dari W (Kg) di angkut,maka harus mengetahui besar massa yang terdapat
pada obyek tersebut,sehingga harus mengetahui besar massa yang dapat di angkut
(Prof.Ts.MHD.Soelaiman:hal.67).
setelah berat dapat di ketahui,kemudian pencarian gaya ( F ) yang di hasilkan oleh masa
Kemudian mencari besar torsi yang akan dihasilkan oleh beban pada kereta trolly
tersebut.
F = Gaya (Newton)
D = Diameter (mm)
η = Efesiensi
Menentukan kecepatan sudut pada motor yang sudah dikonversikan dengan gear box
dengan rasio gear box yang sudah ditentukan 1: 60, sehingga kecepatan rotasi per detik.
g : r = 1:60
nr
g = 2 Rps ………………………..... (2.16)
60
V= r. r ………………….……….. (2.17)
Setelah kecepatan ( V ) dapat diketahui sehingga dapat menentukan besar daya motor
yang sesuai dengan trolly angkut beton tersbut karena P adalah daya yang di perlukan untuk
bekerja bila efesiensi mekanis tidak terhitung efesiensi motor adalah ῃ (%) keluaran Pm
Hambatan Jalan( µ ) = F
m.g
Besar daya pemilihan motor induksi sebagai berikut:
.W .v 100
Pm =
1
10 3
9,8
.W .v 100
= kW ……………………………..(2.19)
102 85
V : Kecepatan
r : kecepatan sudut
F : Daya (N)
g : gravitasi (m/s2)
Desain pembuatan motor induksi 3 fasa dengan tegangan 50 volt, 5 Hp, 50 Hz, 50
volt dan kecepatan rotasi 1500 Rpm (Sawhney, A.K, 1990 hal.746)
f .120
ns = …………………………… (2.20)
p
P = jumlah kutub
f = Frekuensi
Pada perencanaan Rewinding tetunya tidak lepas pada belitan stator yang digunakan,
belitan stator yang digunakan jenis belitan yang mudah dalam perhitungan dan pengerjaan
Rewinding.
Untuk menghitung banyaknya konduktor yang diperlukan dalam sistem distribusi ini
diketahui:
= π. D ………………………….. (2.21)
P
setengahslot
…………………. (2.24)
fasa
4. Jarak antar slot per kutub per fasa ( q )
z = jumlah slot
7. Faktor jarak
Apabila jarak kumparan per slot merupakan bilangan bulat ganjil . Maka tidak ada
Kd = sin [ q x(ß/2)]
q xsin (ß/2) …………………………. (2.28)
Ts = . Es .
Ts …………..……………. (2.30)
Z= = beli tan
36
Es = Tegangan fasa ( V )
f = Freekuensi ( Hz )
Kw = Faktor kumparan Kp x Kd
Pout
I= = ( A) ………………….……. (2.31)
3 V cas
I = Arus (A)
V = Tegangan ( V)
I …………………………….(2.32)
q=
S
L
D=2 mm ……………….…………. (2.33)
Perhitungan diameter kawat serta banyak kumparan yang masuk pada slot sudah
diketahui, kemudian berlanjut ke proses melilit motor. Langkah dalam melilit motor 3 fasa
Pengertian untuk sistem belitan single layer dan double layer terdapat beberapa
kesamaan akan tetapi terdapat perbedaan dalam faktor pengali dalam jumlah alur pada jenis
cara dalam melilit motor. Untuk motor 3 fase, seluruh alur–alur stator dibagi tiga sama
banyak sehingga masing–masing fasa memiliki kumparan bagian sebanyak G / 2.P.3 kumparan.
Apabila jumlah fasa = m fasa, maka masing – masing fasa akan mempunyai kumparan
G
sebanyak / 2.P.m . Cara memasang sisi kumparan yaitu apabila salah satu berada didepan
kutub U, maka sisi yang lain harus berada didepan kutub S. Hal tersebut dikarenakan
G
masing–masing fasa mempunyai kumparan bagian sebanyak / 2.P.m , maka pada tiap kutub
G
masing–masing fasa akan menempati alur sebanyak / 2.P.m alur. Apabila banyaknya alur
pada tiap kutub untuk masing–masing fasa diberikan tanda g, maka jumlah alur perkutub
perfasa yaitu: g G / 2.P.m alur.
Sedangkan cara menggulung kumparan stator motor 3 fasa pada prinsipnya sama
dengan motor 1 fasa, dua fasa, perbedaannya ialah pada jumlah belitannya (kumparannya).
Untuk motor 3 fasa masing–masing belitan ditempatkan saling bergeseran tempat sejauh
G
p = …………………………………. (2.34)
2p
G ………………………………….
q= (2.35)
2 p.m
G ………………………………….. ( 2.36)
K=
2p
KAL = KAR.P
……………………………….. (2.39)
120
Kp = ………………………………... (2.40)
KAL
Keterangan :
G = Jumlah alur
m = Jumlah fasa
Kp = Kisar fasa
Jumlah kutup berpengaruh terhadap putaran kecepatan pada motor induksi sudut
kutub pada motor memiliki derajat radial yang berbeda - beda seperti gambar 2.14
45
°
U
90
°
S S
V 5 – 11 17 - 23 29 – 35 Y
6 – 12 18 - 24 30 – 36
W 9 – 15 21 - 27 33 – 3 Z
10 – 16 22 - 28 34 – 4
Daftar lilitan
25 – 2 - 32
U 1–7 14 - 8 13 - 19 26 - 20 X
31
Y
2–8 13 - 7 14 - 20 25 - 19 26 -32 1 - 31
5 – 11 18 - 12 17 - 23 30 - 24 29 – 35 6 -36 Y
V 6 – 12 17 - 11 18 - 24 29 - 23 30 - 36 5 - 35
W
9 – 15 22 - 16 21 - 27 34 - 28 33 - 3 10 - 4 Z
10 - 16 21 - 15 22 - 28 33 - 27 34 - 4 9-3
factor kisar atau factor gawang (factor pitch) dan factor distribusi (distribution factor) pada
gambar 2.20.
Bila kaisar atau gawang antara sisi lilitan yang satu dan sisi lilitan yang lain sama
dengan jarak antara kutub yakni 1800 listrik maka lilitan tersebut dikatakan mempunyai
gawang penuh atau kisar penuh, lihat gambar 6-7. Bila jarak antara lilitan yang satu dengan
yang lain kurang dari 1800 listrik, lilitan tersebut dikatakan mempunyai kisar pendek
(gawang pendek). Factor kisar (factor gawang) atau kc atau kp adalah perbandingan antara
kisar pendek terhadap kisar penuhnya atau dapat dihitung dengan persamaan:(Sumanto, 1984
hal.90)
……………………………………(2.41)
Faktor distribusi
Lilitan jangkar pada tiap fasa tidak dipusatkan hanya pada satu alur / slot tetapi
yang disebut factor distribusi (kd) yang dapat dihitung dengan persamaan : ( Sumanto,
1984 hal.60)
…………………………….(2.42)
dengan
Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang
penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Secara
umum jika akan mengoperasikan peralat-an tenaga listrik seperti generator, transformator dan
motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak peduli apakah alat tsb
baru atau lama tidak dipakai. Untuk mengukur tahanan isolasi digunakan Megger (Mega
Ohm Meter).
Isolasi yg dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan
Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun
tegangan rendah.
Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan
• Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Megger dengan batas ukur sampai
Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah.
Ketelitian hasil ukur dari Megger ditentukan oleh cukup tidaknya tegangan generator
/ baterai yang dipasang pada alat ukur tsb.Dewasa ini telah banyak pula Megger yang
mengeluarkan tegangan tinggi, yang didapatkan dari baterai sebesar 8 – 12 volt (megger
dengan sistem elektronis).Megger dgn bateri umumnya membangkit kan tegangan tinggi
yang jauh lebih stabil dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan.
Tegangan untuk mengetes isolasi dapat diubah – ubah tergantung pada kelas isolasi
Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah : 500, 1000, 2000 atau 5000 volt.
Batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 ohm dan 5 sampai 5000 ohm dll,
sesuai dengan sumber tegangan dari megger tersebut.Dengan demikian, maka sumber
tegangan megger yang dipilih tidak hanya tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga
terhadap tegangan kerja (system tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji
isolasinya
• Besar tahanan isolasi yang memenuhi persyaratan secara umum, ditentukan oleh
• Harga tahanan isolasi bervariasi tergantung dari kelembaban udara, kotoran dan
Ada pun untuk mengetahui standart harga minimal hasil pengukuran tahanan isolasi
www.wordpress.com megger
( 1000 . U )
R = ————— ∙ U ∙ 2,5 ………………………………..(2.43)
Dimana :
METODOLOGI
Jenis penelitian adalah penelitian dan eksperimen pemilihan motor dan rewinding
motor
Bahan penelitian ini adalah mengambil data umum tentang motor trolly di PT.Wijaya
Karya Beton. Data yang diambil kemudian dilakukan studi pembahasan berdasar pemilihan
berikut:
1. Studi Literatur
yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi baik didapat dari buku
maupun internet.
2. Observasi Lapangan
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kondisi riil tempat industri, untuk
3. Wawancara
bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang dibutuhkan secara lebih
4. Analisa
Metode ini dilakukan untuk menganalisa hasil pengambilan data apakah sudah sesuai
Negeri Malang.
Maret Juni
Pengumpulan Data √ √
Analisa Data √
Pada teori yang kami bahas ini adalah tentang motor pada trolly yang dapat bekerja
berjalan maju atau mundur. Motor induksi ini bekerja dalam tegangan 50 volt per fasa.
Dimana pada motor ini kumparan akan di lilit kembali hingga tegangan kerjanya mencapai
50 volt. walaupun menggunakan tegangan 50 volt, tidak akan mengurangi kemampuan motor
dalam bekerja.
hubungan delta dengan frekuensi 50 Hz. Motor ini dihubungkan dengan suatu gear box
dengan rasio gear 60 :1 .sehinga motor ini dapat menggerakkan kereta pengangkut beton
Pada motor induksi memiliki putaran permenitnya sebesar 1476 Rpm dengan jumlah 2
pasang kutub
Untuk mendapat kecepatan gerakan lurus pada kereta listrik ini maka adanya reduksi
IDENTIFIKASI
MASALAH
PENGAMBILAN
DATA
PERENCANAAN
APAKAH SESUAI
DENGAN LAPANGAN
Secara umum metodelogi yang dilaksanakan dalam studi perencanaan motor listrik
tegangan rendah ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah
Dilakukan untuk mengetahui kondisi dan situasi riil yang ada di PT.Wijaya Karya
Beton pada saat ini, yaitu bagaimana rencana motor listrik dengan tegangan rendah
2. Pengambilan data
Dilakukan untuk mendapatkan data riil tentang kondisi lapangan. Pengambilan.
3. Analisa data
Metode ini dilakukan setelah mendapatkan data yang di butuhkan . Metode ini meliputi
tentang berat kereta dan barang yang di angkut, besar motor,besar diameter pully
apakah sesuai dengan lapangan..
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari data dan hasil studi perencanaan motor listrik dengan tegangan rendahi
disesuaikan dengan PT.WIJAYA KARYA BETON .
Penentuan
berat angkut
Pengkonversian berat
ke daya angkut
Pengkonversian
masa ke Daya
Penentuan
kecepatan kereta
angkut
Gambar 3.23: Langkah perencanaan
Motor Listrik
Motor 3 phasa
Sistem Sistem
gulungan gulungan