Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya

SENKA 2015

Diagnosa Online Dan Deteksi Kerusakan Motor


Induksi Tiga Fasa Menggunakan Multi-Sensor

Dimas Anton Asfani, Davi Al Fansuri, Arif Musthofa I Made Yulistya Negara, Wahyudi
Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
anton@ee.its.ac.id yulistya@ee.its.ac.id

Abstrak—Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan sehingga peran motor tersebut sangat penting. Apabila
terjadi gangguan pada motor induksi maka akan mengakibatkan gangguan lain pada sistem. Oleh sebab itu perlu adanya diagnosa dan
deteksi kerusakan pada motor induksi. Pada penelitian ini akan dilakukan diagnosa online untuk menganalisa dan mendeteksi keadaan
dari motor induksi berdasarkan pembacaan arus fasa, tegangan fasa, kecepatan, dan suhu belitan. Keadaan yang dianalisa adalah
keadaan normal, short circuit fasa R ke fasa T, short circuit fasa R ke ground, dan interturn short circuit fasa R. Pengukuran arus dan
tegangan menggunakan PXIe, untuk mengukur kecepatan mengunakan Machine Test Unit, dan suhu menggunakan termokopel.
Dengan demikian akan didapatkan arus, tegangan, kecepatan dan suhu motor untuk menentukan keadaan motor induksi dalam
keadaan normal atau gangguan. Bila terjadi gangguan pada motor induksi, maka beda fasa antara fasa R, S, dan T bernilai besar dan
kecepatan akan turun sedangkan suhu akan naik

Kata kunci- Diagnosa motor induksi, inter turn short circuit fasa R, short circuit fasa R ke T, short circuit fasa R ke ground
Abstract—Induction motors are the most widely used motor so that the motor is a very important role. If there is interference on the
induction motor it will cause other disturbances in the system. Therefore it is necessary for the diagnosis and detection of damage to the
induction motor. This research will be conducted online diagnostics to analyze and detect the state of the induction motor phase current
readings based, phase voltage, speed, and winding temperature. The situation is analyzed is normal circumstances, short circuit phase
to phase R T, R phase short circuit to ground, and interturn short circuit R. phase current and voltage measurements using PXIe, to
measure the speed using Machine Test Unit, and temperature using a thermocouple. Would thus obtained current, voltage, speed and
temperature of the motor to determine the state of the induction motor in a normal state or disorder. If there is interference with the
induction motor, the phase difference between the phase R, S, and T of great value and speed will drop while the temperature will rise.

Keywords- induction motors, inter turn short circuit, on-line monitoring


gangguan apa yang terjadi sehingga menyebabkan motor tidak
I. PENDAHULUAN (HEADING 1) berfungsi kembali. Oleh sebab itu perlu adanya diagnosa online
Motor merupakan mesin yang merubah energi listrik sehingga kita dapat mengetahui gangguan apa yang terjadi
menjadi energi mekanik. Motor terdiri dari dua jenis yaitu pada motor sebelum motor rusak [5].
motor induksi dan motor sinkron [1]. Motor induksi lebih Pada [6], [7] dan [8] dilakukan pendeteksian kerusakan
banyak digunakan daripada motor sinkron, terutama pada motor induksi tiga fasa dengan cara mengukur arus stator tiap
sektor industry. Lebih dari 60% energi listrik pada industri fasa dari motor induksi. Pada saat pengukuran dilakukan
dikonsumsi oleh motor induksi [2]. Motor tersebut merupakan simulasi pada motor induksi untuk keadaan hubung singkat
bagian terpenting pada proses produksi [3]. Hal tersebut antar fasa, hubung singkat fasa dengan ground, dan hubung
dikarenakan motor induksi memiliki banyak keunggulan yaitu singkat interturn. Dengan melihat hasil pengukuran arus
ketahanan yang tinggi, kehandalan, biaya rendah, pemeliharaan tersebut pada tiap keadaan gangguan, maka dapat diketahui
yang mudah, dan efisiensi yang tinggi. Namun tidak menutup karakteristik perubahan arus stator tiap fasa pada motor induksi
kemungkinan munculnya gangguan pada motor induksi. sehingga dapat dilakukan pendeteksian gangguan apa yang
Gangguan tersebut diharapkan seminimal mungkin karena terjadi pada motor induksi. Metode pada [6], [7] dan [8] ini
akan mengganggu proses produksi. Salah satu cara mengurangi memiliki kelemahan yaitu pada kondisi gangguan tertentu
resiko gangguan pada motor induksi adalah mendeteksi awal memiliki karakteristik arus yang tidak sesuai harapan atau
gangguan yang muncul dengan cara mendiagnosa motor tingkat keakuratannya masih kurang. Untuk itu perlu adanya
induksi tersebut [4]. Proses diagnosa motor induksi banyak metode lain sehingga proses pendeteksian gangguan dapat
dilakukan dalam keadaan motor sudah tidak berfungsi. Hal dilakukan dengan baik.
tersebut akan mempersulit proses diagnosa untuk mengetahui
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

melalui komputer. Proses diagnosis dilakukan dengan cara


mengetahui beda fasa antara tegangan dan arus tiap fasa,
perubahan arus tiap fasa, perubahan kecepatan rotor dan
perubahan suhu stator. Hasilnya kerusakan motor induksi tiga
fasa dengan hubung singkat antar fasa, fasa dengan ground,
dan inturn satu fasa dapat dideteksi dengan baik menggunakan
metode ini.
II. GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA STATOR.
Hubung singkat antar fasa merupakan hubung singkat yang
disebabkan rusaknya isolasi belitan pada kumparan stator pada
fasa yang berbeda. Terjadi kegagalan isolasi pada belitan stator
R dan T. Pada saat terjadi hubung singkat antara fasa R dan T,
maka arus pada fasa R akan lebih tinggi dibandingkan dengan
fasa S dan fasa T. Arus pada fasa T akan lebih tinggi
Gambar 1. Kumparan Tiga Fasa Dengan Hubung Singkat Antara Fasa R dibandingkan dengan arus pada fasa S. Dengan demikian dapat
Dan T dikatakan bahwa saat terjadi hubung singkat antara fasa R
dengan T, maka karakteristiknya IR>IT>IS. Gangguan hubung
singkat antar fasa akan mempengaruhi besarnya sudut fasa
antara tegangan dan arus tiap fasanya. Jika terjadi gangguan
hubung singkat antar fasa, maka akan mempengaruhi sudut
fasa pada fasa yang tidak terkena gangguan.
Untuk gangguan hubung singkat antara fasa dengan ground
akan terjadi ketika arus hubung singkat bocor dan mengalir ke
frame motor. Gangguan ini mengakibatkan arus stator tidak
lagi stabil. Gangguan ini dapat dideteksi dengan arus netral
yang tidak sama dengan nol. Pada hubung singkat antara fasa R
dengan ground arus netral tidak sama dengan nol, arus pada
fasa R dan T besar, dan arus pada fasa S kecil. Pada hubung
singkat antara fasa S dengan ground arus netral tidak sama
dengan nol, arus pada fasa R dan S besar dan arus pada fasa T
kecil. Pada hubung singkat antara fasa T dengan ground arus
Gambar 2. Pengujian Sistem di Laboratorium netral tidak sama dengan nol, arus pada fasa S dan T besar,
arus pada fasa R kecil. Sedangkan untuk hubung singkat fasa R
Pada [9] dijelaskan bahwa motor induksi tiga fasa pada adalah jenis kegagalan disebabkan oleh kerusakan isolasi
keadaan normal akan memiliki sudut fasa yang seimbang pada antara dua belitan dalam fasa yang sama. Pada hubung singkat
masing-masing fasanya. Namun ketika terjadi gangguan maka antar fasa R sebuah fluks magnet yang kuat dari sebuah
sudut fasa pada tiap fasanya tidak lagi seimbang. Sudut fasa kumparan shading yang dihasilkan pada salah satu fasa akan
yang seimbang menurut [9] adalah perbedaan sudut fasa antara mempengaruhi arus dalam semua fasa. Selain peningkatan IR,
tegangan dan arus dari ketiga fasanya memiliki nilai yang kecil. fluks ini akan menurunkan arus pada fasa S dan akan
Apabila terjadi gangguan pada motor induksi tiga fasa, maka menaikkan arus pada fasa T. Sebuah arus di ketiga fasa akan
perbedaan sudut fasa antara tegangan dan arus tiap fasanya lebih tinggi sebagai konsekuensi dari kegagalan turn-to-turn.
bernilai besar sesuai keadaan gangguan yang terjadi. Kita dapat Tapi pada umumnya terjadi penurunan IS dan peningkatan IT
melakukan pendeteksian kerusakan motor induksi tiga fasa dan IR karena hubungan magnet yang berbeda dalam belitan
dengan metode [9] karena tiap gangguan memiliki karakteristik stator. Gambar 1. menunjukkan variasi gangguan dari motor
beda sudut fasa yang berbeda. Pada [10] dijelaskan bahwa induksi tiga fasa yang dilakukan pada penelitian ini.
apabila terjadi kerusakan pada motor induksi tiga fasa akan
III. DIAGNOSA MOTOR INDUKSI
menyebabkan perubahan suhu stator dan kecepatan putaran
rotor dari motor tersebut. Perubahan suhu stator dan kecepatan Perancangan diagnosa online motor induksi tiga fasa dalam
putaran rotor memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap penelitian ini meliputi beberapa hal yaitu perencanaan
gangguan. Semakin besar tingkat gangguan yang terjadi maka perangkat keras dan perencanaan perangkat lunak.
akan semakin besar peningkatan arus pada stator. Peningkatan A. Perangkat Keras
arus tersebut mengakibatkan peningkatan suhu pada stator.
Selain itu apabila terjadi gangguan, medan magnet pada stator Motor induksi yang digunakan dalam sistem monitoring
tidak seimbang yang mengakibatkan putaran rotor menurun. adalah 0,75 kW, 4 kutub, 220/380V, 1490 rpm. Sebuah
transformator tegangan dengan rasio 220/3V digunakan untuk
Pada penelitian ini akan mendiagnosa motor induksi tiga menurunkan tegangan agar dapat diukur menggunakan PXIe.
fasa untuk menganalisa dan menampilkan hasil dari pembacaan Suhu diukur menggunakan termokopel kabel tipe K. Sensor
arus fasa, tegangan fasa, kecepatan rotor, dan suhu stator
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

kecepatan menggunakan Machine Test Unit. Pengukuran


tegangan dan arus digunakan voltage probe TPI SP200B dan
current probe tektronix A622.

B. Instrumentasi
Suhu pada motor induksi dideteksi menggunakan
termokopel jenis kabel tipe K. Keluaran dari termokopel
berupa tegangan sangat kecil sekitar 41uV/ºC. Akuisisi data
merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mendapatkan
dan memproses data. Akusisi data akan mengkonversi besaran
analog dari sensor-sensor ke bentuk sinyal digital dan diolah
di komputer. PXIe-1073 dan PXIe-5122 yang memiliki
sampling hingga 1MHz/s digunakan untuk mengukur
tegangan dan arus fasa dari motor induksi sehingga didapatkan
beda fasa antara tegangan dan arus.

C. Software
Perangkat Lunak yang dipakai adalah Labview dan
Matlab. Perangkat lunak yang digunakan berfungsi untuk
proses akuisisi dan pengolahan data. Akuisisi data merupakan
suatu sistem yang berfungsi untuk mendapatkan dan
memproses data sesuai yang diinginkan. Akusisi data akan
mengambil data dan diolah di komputer. Pengukuran tegangan
dan arus dalam penelitian ini menggunakan alat dari National
Instrument PXIe-1073 dan PXIe-5122 yang memiliki
frekuensi sampling hingga 1MS/s. Data yang didapat oleh
PXIe-1073 dan PXIe-5122 diatur menggunakan Labview.
Labview digunakan untuk user interface dari PXIe-1073 dan
PXIe-5122.
Untuk mendeteksi sinyal tegangan digunakan probe
tegangan TPI SP200B dan untuk mendeteksi sinyal arus
digunakan probe arus tektronix A622. Setelah mendapatkan
data arus dan tegangan maka dapat dicari pergeseran sudut
fasa. Pergeseran sudut fasa antara gelombang tegangan dan
arus dilakukan untuk mengetahui kondisi dari motor induksi
normal atau gangguan. Pergeseran ini dilakukan dengan
melihat selisih data atau sample data dari gelombang tegangan
dan gelombang arus. Gangguan dalam percobaan ini adalah
hubung singkat fasa R ke fasa T, hubung singkat fasa R ke
ground dan hubung singkat fasa R. Agar pendeteksian
mendapatkan hasil yang baik maka jumlah sampling datanya
harus sesuai.
Data yang didapatkan pada software Labview kemudian
diolah menggunakan program matlab untuk mendapatkan
spesifikasi dari motor induksi. Selain itu juga didapatkan sudut
fasa yang diwujudkan dalam jumlah data (point) antara
tegangan dan arus.
IV. PENGUJIAN DAN HASIL
Pengujian yang pertama kali dilakukan adalah pengujian
pada saat motor normal untuk mengetahui karakteristiknya.
Setelah itu dilakukan pengujian gangguan yaitu short circuit
fasa R ke T, short circuit fasa R ke ground, inter turn short
circuit fasa R. Turn yang digunakan hanya turn 1 dan turn 2 Pengujian untuk mendiagnosis gangguan yang terjadi
untuk gangguan ringan. Sedangkan turn 24 untuk gangguan dilakukan dengan melihat pergeseran sudut fasa masing-
berat. Motor induksi dioperasikan dengan pembebanan yang masing fasa dari motor induksi dan karakteristik arusnya.
terdiri dari tanpa beban, beban 55%, beban 65%, beban 75%. Gambar pengujian sistem terlihat pada Gambar 2.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

Gambar 3 sampai 24 menunjukkan sudut fasa dan arus pada


kondisi normal, short circuit fasa R ke T, short circuit fasa R ke
ground, inter turn short circuit fasa R. Gambar 23
menunjukkan beda fasa dengan kondisi motor yang berbeda.
Gambar 24 menunjukkan arus dari tiap fasa pada kondisi
motor yang berbeda. Gambar 25 dan 26 menunjukkan
perubahan kecepatan dan suhu pada berbagai macam kondisi
motor induksi. Dapat dilihat dari Gambar 3, karakteristik motor
saat keadaan normal adalah beda selisih data dari masing-
masing fasa tidak terlalu besar. Beda selisih data dari fasa R, S,
dan T tidak lebih dari 20 point. Dengan penambahan beban
akan menurunkan selisih poin dari tegangan dan arus. Untuk
karakteristik arus dapat dilihat pada Gambar 4. Arus pada fasa
R, S dan T hampir sama. Perbedaan tidak lebih dari 0,1 ampere.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motor dalam keadaan
normal apabila beda selisih data dari fasa R, S dan T tidak lebih
dari 20 point. Sedangkan untuk arus tidak melebihi 0,1 ampere.
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi
Dapat dilihat pada Gambar 5, beda selisih poin dari masing-
masing fasa mulai naik namun tidak terlalu besar. Hal ini
dikarenakan turn yang dipakai masih kecil yaitu turn 1. Namun
beda selisih poin 22 poin. Selisih poin tersebut sudah melebihi
20 sehingga dapat digolongkan tidak normal atau gangguan.
Dengan penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus. Sedangkan untuk arus yang ditunjukkan
pada Gambar 6 nilai arus juga belum terlihat perbedaan yang
signifikan. Perbedaan arus yang paling besar adalah 0,11 A
yang melebihi batas pada saat keadaan normal. Dengan
penambahan beban akan menaikkan arus dari motor induksi.
Gambar 7 menunjukkan beda selisih poin terbesar antara
fasa R dan S dengan T yaitu 138 poin. Sedangkan untuk beda
selisih poin dari fasa R dan S juga cukup besar. Dengan
penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus. Karakteristik arus yang ditunjukkan pada
Gambar 8 menunjukkan perbedaan arus dari fasa R, S dan T
terbesar yaitu 0,47 ampere. Semakin besar pembebanan, maka
selisih poin semakin turun sedangkan arus semakin naik. Pada
Gambar 9, beda selisih poin dari masing-masing fasa semakin
besar ketika turn juga semakin besar. Perbedaan yang paling
besar yaitu antara fasa T dengan fasa R dan S. Dengan
penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus. Selain itu arus fasa R dan T lebih tinggi
dibanding dengan arus fasa S seperti ditunjukkan pada Gambar
10. Hal ini terjadi karena hanya fasa R dan T yang mengalami
short sehingga fasa S memiliki arus yang kecil dibandingkan
fasa R dan T. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arus IR
lebih besar dari arus IT. Dan arus IT lebih besar dari arus IS.
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi.
Dapat dilihat pada Gambar 11, beda selisih poin dari
masing-masing fasa mulai naik namun tidak terlalu besar. Hal
ini dikarenakan turn yang dipakai masih kecil yaitu turn 1. sedangkan arus fasa T dan S naik seperti ditunjukkan pada
Beda selisih point tidak terlalu besar seperti saat pengujian Gambar 12. Beda arus yang paling besar yaitu 0,11 ampere.
hubung singkat antara fasa R dengan fasa T. Beda selisih poin Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
yang terbesar antara fasa R dengan fasa S dan T yaitu sebesar induksi. Pada Gambar 13, beda selisih poin antara fasa R
25 poin. Dengan penambahan beban akan menurunkan selisih dengan fasa S dan T yang tebesar. Hal ini dikarenakan turn
poin dari tegangan dan arus. Arus pada fasa R menurun
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

yang dipakai besar yaitu turn 24. Hanya fasa R yang memiliki
beda selisih poin terbesar yaitu 34 poin terhadap fasa S.
Dengan penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus.
Arus pada fasa R memiliki nilai yang paling rendah apabila
dibandingkan dengan arus pada fasa S dan fasa T seperti pada
Gambar 14. Beda arus terbesar masih sama yaitu 0,11 ampere.
Semakin besar pembebanan, maka selisih poin semakin turun
sedangkan arus semakin naik. Pada Gambar 15, beda selisih
poin dari masing-masing fasa besar. Selain itu, pada Gambar
16 arus fasa S dan T lebih tinggi dibanding dengan fasa R. Hal
ini terjadi karena hanya fasa R yang mengalami short dengan
tanah sehingga fasa R memiliki arus yang kecil dibandingkan
fasa S dan T. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arus IT
lebih besar dari arus IS. Dan arus IS lebih besar dari arus IR.
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi. Dapat dilihat pada Gambar 17, beda selisih poin dari
masing-masing fasa mulai naik namun tidak terlalu besar. Hal
ini dikarenakan turn yang dipakai masih kecil yaitu turn 1 dan
2. Beda selisih point antara fasa R dengan fasa S dan T besar
sedangkan beda selisih point antara fasa S dengan T kecil.
Beda selisih poin antara fasa R dengan S dan T yang terbesar
pada turn ini adalah 22 poin. Sedangkan untuk fasa S dan T
tidak lebih dari 20 poin sehingga dapat dikatakan fasa S dan T
normal dan fasa R mengalami gangguan. Dengan penambahan
beban akan menurunkan sekisih poin dari tegangan dan arus.
Pada Gambar 18 menunjukkan arus fasa T memiliki arus
yang paling besar dibandingkan dengan arus pada fasa R dan S.
Arus pada fasa R dan S nilainya hampir sama sedangkan arus T
memiliki perbedaan terbesar 0,18 ampere terhadap fasa R dan
S. Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi.Pada Gambar 19, beda selisih poin dari masing-masing
fasa mulai naik cukup besar. Hal ini dikarenakan turn yang
dipakai cukup besar yaitu turn 1 dan 24. Perbedaan terbesar
yaitu 97 poin antara fasa R dengan fasa T. Dengan
penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus. Arus dari fasa R dan T lebih besar dari pada
arus pada fasa S seperti pada Gambar 20. Perbedaan terbesar
yaitu 0,42 ampere antara fasa S dengan fasa T. Semakin besar
pembebanan, maka selisih poin semakin turun sedangkan arus
semakin naik. Pada Gambar 21, beda selisih point antara fasa R
dengan fasa S dan T besar sedangkan beda selisih point antara
fasa S dengan T kecil. Hal ini terjadi karena fasa R yang
mengalami gangguan sehingga hanya fasa R yang memiliki
selisih point yang besar. Dengan penambahan beban akan
menurunkan selisih poin dari tegangan dan arus. Selain itu arus
fasa R dan T lebih tinggi dibanding dengan fasa S seperti pada
Gambar 22. Hal ini terjadi karena hanya fasa R yang
mengalami short sehingga fasa R memiliki arus yang besar
dibandingkan fasa S. Short circuit ini hampir sama
karakteristiknya dengan short circuit fasa R ke ground. Namun induksi. K arakteristik motor saat keadaan normal adalah beda
pada short circuit fasa ke ground, beda arus antara fasa R, S selisih data dari masing-masing fasa tidak terlalu besar. Beda
dan T hanya sekitar 0,11 ampere sedangkan short circuit fasa R selisih data dari fasa R, S, dan T tidak lebih dari 20 point. Arus
memiliki beda arus pada fasa R, S dan T lebih besar yaitu 0,42 pada fasa R, S dan T hampir sama. Perbedaan tidak lebih dari
ampere. Selain itu pada short circuit fasa R memiliki beda 0,1 ampere. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motor
selisih poin yang besar antara fasa R dengan fasa S dan T, dalam keadaan normal apabila beda selisih poin dari fasa R, S
sedangkan fasa S dan T memiliki beda selisih yang kecil. dan T tidak lebih dari 20 point. Sedangkan untuk arus tidak
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor melebihi 0,1 Ampere.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

daripada fasa R dan S. Pada karakteristik interturn short circuit


fasa R hampir sama dengan short circuit fasa R dengan ground,
semakin besar turn maka semakin besar selisih poin antara fasa
R dengan fasa S dan T. Namun fasa S dan T penurunan selisih
poin. Efek penambahan beban mengurangi selisih poin tersebut.
Ketika motor induksi terjadi gangguan short circuit, kecepatan
putar rotor berkurang dan suhu naik. Hal tersebut disebabkan
karena apabila motor mengalami gangguan, maka terjadi
penurunan jumlah belitan pada fasa yang terkena gangguan
sesuai dengan turn yang terjadi. Berkurangnya belitan
menyebabkan kumparan pada tiap fasanya tidak seimbang
sehingga arus yang mengalir juga tidak seimbang. Arus akan
meningkat sehingga medan magnet yang terbentuk juga tidak
seimbang. Oleh sebab itu putaran motor akan menurun.
Perubahan arus pada fasa yang terjadi gangguan akan
menyebabkan perubahan suhu. Semakin besar gangguan, maka
arus semakin besar sehingga suhu akan meningkat. Gambar 25
dan Gambar 28 menunjukkan perubahan kecepatan putaran dan
suhu motor saat kondisi normal maupun gangguan dengan
variasi pembebanan.

V. KESIMPULAN
Diagnosa online terhadap motor induksi dengan variasi
gangguan dan pembebanan merupakan pemeriksaan kondisi
motor induksi tiga fasa dengan cara mengukur dan menganalisa
tegangan, arus, beda fasa, suhu, dan kecepatan. Untuk
mendeteksi kondisi motor dapat dilihat dari karakteristik hasil
pengujian. Pada kondisi normal, nilai arus dan beda fasa pada
tiap fasa seimbang. Perbedaan arus tiap fasa tidak lebih dari 0,1
A dan beda selisih point tidak lebih dari 20 point. Untuk
kondisi gangguan maka beda arus lebih dari 0,1 A dan beda
selisih point lebih dari 20 point. Untuk karakteristik gangguan
short circuit fasa R dan T, beda selisih point lebih dari 20 dan
IR lebih besar dari IT. Sedangkan IT lebih besar IS. Untuk
karakteristik short circuit fasa R ke ground, beda selisih point
antara fasa R dengan fasa S dan T lebih dari 20 dan IT lebih
besar dari IS. Sedangkan IS lebih besar dari IR. Untuk
karakteristik short circuit fasa R pada tiap turn, beda selisih
point dari fasa R terhadap fasa S dan T lebih dari 20 point.
Sedangkan beda selisih point antara fasa S dan T menurun.
Ketika terjadi gangguan pada motor, kecepatan dari motor
induksi mengalami penurunan dan suhu pada belitan stator
menjadi meningkat.
REFERENSI
[1] Chapman, Stephen J., “Electric Machinery Fundamentals,” McGraw-
Hill, New York, 2005.
[2] B. Mecrow and A. Jack, “Efficiency trends in electric machines and
drives,” Energy Policy, vol. 36, no. 12, pp. 4336–4341, Dec. 2008.
[3] Peltola M. Slip of AC induction motors and how to minimize it. ABB
Untuk karakteristik short circuit fasa R dengan T, semakin Drives Press Releases Technical Paper, 1-7, ABB, New Berlin, 2003.
besar turn maka semakin besar selisih poin antara fasa R dan S [4] A.H. Bonnet and G. C. Soukup, “Cause and analysis of stator and rotor
failures in three-phase squirrel-cage induction motors,”IEEE Trans. Ind.
dengan fasa T. Efek penambahan beban mengurangi selisih Appl., vol. 28, no. 4, pp. 921-937, Jul./Aug. 1992.
poin tersebut. Arus fasa R naik ketika turn bertambah. Untuk [5] G. B. Kliman, W. J. Premerlani, R. A. Koegl, and D. Hoeweler, “ A new
karakteristik short circuit fasa R dengan ground, semakin besar approach to on-line fault detection in ac motors,” IEEE IAS Annual
turn maka semakin besar selisih poin antara fasa R dengan fasa Meeting Conference, San Diego, CA, pp. 687-693, Oct. 1996.
S dan T. Sedangkan fasa S dan T stabil. Efek penambahan [6] Kadaník, Petr. Ondřej Červinka, Jiří Ryba. “Causal Model of Induction
beban mengurangi selisih poin tersebut. Arus fasa T lebih besar Motor for Stator Diagnostics,” Rockwell Automation, Prague, 2000.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015

[7] Benbouzid Mohamed El Hachemi, Michelle Vieira, and C´ eline Theys., [9] J. Yun, K. Lee, K.W. Lee, S. B. Lee, J.Y. Yoo,”Detection and
“Induction Motor’s Faults Detection and Localization Using Stator classification of stator turn faults and high-resistance electrical
Current Advanced Signal Processing Techniques,” IEEE Trans. On connections for induction machines,” IEEE Trans. Ind. Appl., vol. 45,
Power Electronics., vol. 14, no. 1. Jan. 1999. no. 2, pp. 666-675, Mar./Apr. 2009.
[8] Sharifi Rasool, Mohammad Ebrahimi., “Detection of stator winding [10] Hodowanec MM, Finley WR, Kreitzer SW. “Motor field protection
faults in induction motors using three-phase current monitoring,” ISA and recommended settings and monitoring.” IAS 49th annual petroleum
Transactions 50 (2011) 14–20. and chemical industry conference, 23–25 September 2002, New Orleans,
Louisiana, p. 271–84.

Anda mungkin juga menyukai