SENKA 2015
Dimas Anton Asfani, Davi Al Fansuri, Arif Musthofa I Made Yulistya Negara, Wahyudi
Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
anton@ee.its.ac.id yulistya@ee.its.ac.id
Abstrak—Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan sehingga peran motor tersebut sangat penting. Apabila
terjadi gangguan pada motor induksi maka akan mengakibatkan gangguan lain pada sistem. Oleh sebab itu perlu adanya diagnosa dan
deteksi kerusakan pada motor induksi. Pada penelitian ini akan dilakukan diagnosa online untuk menganalisa dan mendeteksi keadaan
dari motor induksi berdasarkan pembacaan arus fasa, tegangan fasa, kecepatan, dan suhu belitan. Keadaan yang dianalisa adalah
keadaan normal, short circuit fasa R ke fasa T, short circuit fasa R ke ground, dan interturn short circuit fasa R. Pengukuran arus dan
tegangan menggunakan PXIe, untuk mengukur kecepatan mengunakan Machine Test Unit, dan suhu menggunakan termokopel.
Dengan demikian akan didapatkan arus, tegangan, kecepatan dan suhu motor untuk menentukan keadaan motor induksi dalam
keadaan normal atau gangguan. Bila terjadi gangguan pada motor induksi, maka beda fasa antara fasa R, S, dan T bernilai besar dan
kecepatan akan turun sedangkan suhu akan naik
Kata kunci- Diagnosa motor induksi, inter turn short circuit fasa R, short circuit fasa R ke T, short circuit fasa R ke ground
Abstract—Induction motors are the most widely used motor so that the motor is a very important role. If there is interference on the
induction motor it will cause other disturbances in the system. Therefore it is necessary for the diagnosis and detection of damage to the
induction motor. This research will be conducted online diagnostics to analyze and detect the state of the induction motor phase current
readings based, phase voltage, speed, and winding temperature. The situation is analyzed is normal circumstances, short circuit phase
to phase R T, R phase short circuit to ground, and interturn short circuit R. phase current and voltage measurements using PXIe, to
measure the speed using Machine Test Unit, and temperature using a thermocouple. Would thus obtained current, voltage, speed and
temperature of the motor to determine the state of the induction motor in a normal state or disorder. If there is interference with the
induction motor, the phase difference between the phase R, S, and T of great value and speed will drop while the temperature will rise.
B. Instrumentasi
Suhu pada motor induksi dideteksi menggunakan
termokopel jenis kabel tipe K. Keluaran dari termokopel
berupa tegangan sangat kecil sekitar 41uV/ºC. Akuisisi data
merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mendapatkan
dan memproses data. Akusisi data akan mengkonversi besaran
analog dari sensor-sensor ke bentuk sinyal digital dan diolah
di komputer. PXIe-1073 dan PXIe-5122 yang memiliki
sampling hingga 1MHz/s digunakan untuk mengukur
tegangan dan arus fasa dari motor induksi sehingga didapatkan
beda fasa antara tegangan dan arus.
C. Software
Perangkat Lunak yang dipakai adalah Labview dan
Matlab. Perangkat lunak yang digunakan berfungsi untuk
proses akuisisi dan pengolahan data. Akuisisi data merupakan
suatu sistem yang berfungsi untuk mendapatkan dan
memproses data sesuai yang diinginkan. Akusisi data akan
mengambil data dan diolah di komputer. Pengukuran tegangan
dan arus dalam penelitian ini menggunakan alat dari National
Instrument PXIe-1073 dan PXIe-5122 yang memiliki
frekuensi sampling hingga 1MS/s. Data yang didapat oleh
PXIe-1073 dan PXIe-5122 diatur menggunakan Labview.
Labview digunakan untuk user interface dari PXIe-1073 dan
PXIe-5122.
Untuk mendeteksi sinyal tegangan digunakan probe
tegangan TPI SP200B dan untuk mendeteksi sinyal arus
digunakan probe arus tektronix A622. Setelah mendapatkan
data arus dan tegangan maka dapat dicari pergeseran sudut
fasa. Pergeseran sudut fasa antara gelombang tegangan dan
arus dilakukan untuk mengetahui kondisi dari motor induksi
normal atau gangguan. Pergeseran ini dilakukan dengan
melihat selisih data atau sample data dari gelombang tegangan
dan gelombang arus. Gangguan dalam percobaan ini adalah
hubung singkat fasa R ke fasa T, hubung singkat fasa R ke
ground dan hubung singkat fasa R. Agar pendeteksian
mendapatkan hasil yang baik maka jumlah sampling datanya
harus sesuai.
Data yang didapatkan pada software Labview kemudian
diolah menggunakan program matlab untuk mendapatkan
spesifikasi dari motor induksi. Selain itu juga didapatkan sudut
fasa yang diwujudkan dalam jumlah data (point) antara
tegangan dan arus.
IV. PENGUJIAN DAN HASIL
Pengujian yang pertama kali dilakukan adalah pengujian
pada saat motor normal untuk mengetahui karakteristiknya.
Setelah itu dilakukan pengujian gangguan yaitu short circuit
fasa R ke T, short circuit fasa R ke ground, inter turn short
circuit fasa R. Turn yang digunakan hanya turn 1 dan turn 2 Pengujian untuk mendiagnosis gangguan yang terjadi
untuk gangguan ringan. Sedangkan turn 24 untuk gangguan dilakukan dengan melihat pergeseran sudut fasa masing-
berat. Motor induksi dioperasikan dengan pembebanan yang masing fasa dari motor induksi dan karakteristik arusnya.
terdiri dari tanpa beban, beban 55%, beban 65%, beban 75%. Gambar pengujian sistem terlihat pada Gambar 2.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015
yang dipakai besar yaitu turn 24. Hanya fasa R yang memiliki
beda selisih poin terbesar yaitu 34 poin terhadap fasa S.
Dengan penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus.
Arus pada fasa R memiliki nilai yang paling rendah apabila
dibandingkan dengan arus pada fasa S dan fasa T seperti pada
Gambar 14. Beda arus terbesar masih sama yaitu 0,11 ampere.
Semakin besar pembebanan, maka selisih poin semakin turun
sedangkan arus semakin naik. Pada Gambar 15, beda selisih
poin dari masing-masing fasa besar. Selain itu, pada Gambar
16 arus fasa S dan T lebih tinggi dibanding dengan fasa R. Hal
ini terjadi karena hanya fasa R yang mengalami short dengan
tanah sehingga fasa R memiliki arus yang kecil dibandingkan
fasa S dan T. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa arus IT
lebih besar dari arus IS. Dan arus IS lebih besar dari arus IR.
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi. Dapat dilihat pada Gambar 17, beda selisih poin dari
masing-masing fasa mulai naik namun tidak terlalu besar. Hal
ini dikarenakan turn yang dipakai masih kecil yaitu turn 1 dan
2. Beda selisih point antara fasa R dengan fasa S dan T besar
sedangkan beda selisih point antara fasa S dengan T kecil.
Beda selisih poin antara fasa R dengan S dan T yang terbesar
pada turn ini adalah 22 poin. Sedangkan untuk fasa S dan T
tidak lebih dari 20 poin sehingga dapat dikatakan fasa S dan T
normal dan fasa R mengalami gangguan. Dengan penambahan
beban akan menurunkan sekisih poin dari tegangan dan arus.
Pada Gambar 18 menunjukkan arus fasa T memiliki arus
yang paling besar dibandingkan dengan arus pada fasa R dan S.
Arus pada fasa R dan S nilainya hampir sama sedangkan arus T
memiliki perbedaan terbesar 0,18 ampere terhadap fasa R dan
S. Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor
induksi.Pada Gambar 19, beda selisih poin dari masing-masing
fasa mulai naik cukup besar. Hal ini dikarenakan turn yang
dipakai cukup besar yaitu turn 1 dan 24. Perbedaan terbesar
yaitu 97 poin antara fasa R dengan fasa T. Dengan
penambahan beban akan menurunkan selisih poin dari
tegangan dan arus. Arus dari fasa R dan T lebih besar dari pada
arus pada fasa S seperti pada Gambar 20. Perbedaan terbesar
yaitu 0,42 ampere antara fasa S dengan fasa T. Semakin besar
pembebanan, maka selisih poin semakin turun sedangkan arus
semakin naik. Pada Gambar 21, beda selisih point antara fasa R
dengan fasa S dan T besar sedangkan beda selisih point antara
fasa S dengan T kecil. Hal ini terjadi karena fasa R yang
mengalami gangguan sehingga hanya fasa R yang memiliki
selisih point yang besar. Dengan penambahan beban akan
menurunkan selisih poin dari tegangan dan arus. Selain itu arus
fasa R dan T lebih tinggi dibanding dengan fasa S seperti pada
Gambar 22. Hal ini terjadi karena hanya fasa R yang
mengalami short sehingga fasa R memiliki arus yang besar
dibandingkan fasa S. Short circuit ini hampir sama
karakteristiknya dengan short circuit fasa R ke ground. Namun induksi. K arakteristik motor saat keadaan normal adalah beda
pada short circuit fasa ke ground, beda arus antara fasa R, S selisih data dari masing-masing fasa tidak terlalu besar. Beda
dan T hanya sekitar 0,11 ampere sedangkan short circuit fasa R selisih data dari fasa R, S, dan T tidak lebih dari 20 point. Arus
memiliki beda arus pada fasa R, S dan T lebih besar yaitu 0,42 pada fasa R, S dan T hampir sama. Perbedaan tidak lebih dari
ampere. Selain itu pada short circuit fasa R memiliki beda 0,1 ampere. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motor
selisih poin yang besar antara fasa R dengan fasa S dan T, dalam keadaan normal apabila beda selisih poin dari fasa R, S
sedangkan fasa S dan T memiliki beda selisih yang kecil. dan T tidak lebih dari 20 point. Sedangkan untuk arus tidak
Dengan penambahan beban akan menaikkan arus dari motor melebihi 0,1 Ampere.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015
V. KESIMPULAN
Diagnosa online terhadap motor induksi dengan variasi
gangguan dan pembebanan merupakan pemeriksaan kondisi
motor induksi tiga fasa dengan cara mengukur dan menganalisa
tegangan, arus, beda fasa, suhu, dan kecepatan. Untuk
mendeteksi kondisi motor dapat dilihat dari karakteristik hasil
pengujian. Pada kondisi normal, nilai arus dan beda fasa pada
tiap fasa seimbang. Perbedaan arus tiap fasa tidak lebih dari 0,1
A dan beda selisih point tidak lebih dari 20 point. Untuk
kondisi gangguan maka beda arus lebih dari 0,1 A dan beda
selisih point lebih dari 20 point. Untuk karakteristik gangguan
short circuit fasa R dan T, beda selisih point lebih dari 20 dan
IR lebih besar dari IT. Sedangkan IT lebih besar IS. Untuk
karakteristik short circuit fasa R ke ground, beda selisih point
antara fasa R dengan fasa S dan T lebih dari 20 dan IT lebih
besar dari IS. Sedangkan IS lebih besar dari IR. Untuk
karakteristik short circuit fasa R pada tiap turn, beda selisih
point dari fasa R terhadap fasa S dan T lebih dari 20 point.
Sedangkan beda selisih point antara fasa S dan T menurun.
Ketika terjadi gangguan pada motor, kecepatan dari motor
induksi mengalami penurunan dan suhu pada belitan stator
menjadi meningkat.
REFERENSI
[1] Chapman, Stephen J., “Electric Machinery Fundamentals,” McGraw-
Hill, New York, 2005.
[2] B. Mecrow and A. Jack, “Efficiency trends in electric machines and
drives,” Energy Policy, vol. 36, no. 12, pp. 4336–4341, Dec. 2008.
[3] Peltola M. Slip of AC induction motors and how to minimize it. ABB
Untuk karakteristik short circuit fasa R dengan T, semakin Drives Press Releases Technical Paper, 1-7, ABB, New Berlin, 2003.
besar turn maka semakin besar selisih poin antara fasa R dan S [4] A.H. Bonnet and G. C. Soukup, “Cause and analysis of stator and rotor
failures in three-phase squirrel-cage induction motors,”IEEE Trans. Ind.
dengan fasa T. Efek penambahan beban mengurangi selisih Appl., vol. 28, no. 4, pp. 921-937, Jul./Aug. 1992.
poin tersebut. Arus fasa R naik ketika turn bertambah. Untuk [5] G. B. Kliman, W. J. Premerlani, R. A. Koegl, and D. Hoeweler, “ A new
karakteristik short circuit fasa R dengan ground, semakin besar approach to on-line fault detection in ac motors,” IEEE IAS Annual
turn maka semakin besar selisih poin antara fasa R dengan fasa Meeting Conference, San Diego, CA, pp. 687-693, Oct. 1996.
S dan T. Sedangkan fasa S dan T stabil. Efek penambahan [6] Kadaník, Petr. Ondřej Červinka, Jiří Ryba. “Causal Model of Induction
beban mengurangi selisih poin tersebut. Arus fasa T lebih besar Motor for Stator Diagnostics,” Rockwell Automation, Prague, 2000.
Seminar Nasional Ketenagalistrikan dan Aplikasinya
SENKA 2015
[7] Benbouzid Mohamed El Hachemi, Michelle Vieira, and C´ eline Theys., [9] J. Yun, K. Lee, K.W. Lee, S. B. Lee, J.Y. Yoo,”Detection and
“Induction Motor’s Faults Detection and Localization Using Stator classification of stator turn faults and high-resistance electrical
Current Advanced Signal Processing Techniques,” IEEE Trans. On connections for induction machines,” IEEE Trans. Ind. Appl., vol. 45,
Power Electronics., vol. 14, no. 1. Jan. 1999. no. 2, pp. 666-675, Mar./Apr. 2009.
[8] Sharifi Rasool, Mohammad Ebrahimi., “Detection of stator winding [10] Hodowanec MM, Finley WR, Kreitzer SW. “Motor field protection
faults in induction motors using three-phase current monitoring,” ISA and recommended settings and monitoring.” IAS 49th annual petroleum
Transactions 50 (2011) 14–20. and chemical industry conference, 23–25 September 2002, New Orleans,
Louisiana, p. 271–84.