Anda di halaman 1dari 10

Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Analisis Arus Hubung Singkat Mesin Sinkron Kutub Salient


Menggunakan Metoda Park Komplek.
Suwitno, Yusnita Rahayu, Amir Hamzah, Fri Murdiyah
Staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Sp Panam 28293 Pekanbaru-Riau
suwitnoanisa@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini menyajikan analisis unjuk kerja mesin listrik jenis salient. Analisis dilakukan berdasarkan metoda
park d-q yang digeneralisasi dengan menempatkan sumbu d-q pada rotor, untuk menentukan persamaan park
komplek. Analisis kinerja arus gangguan tiga fasa pada mesin sinkron rotor kutub memonjol telah disajikan
pada tulisan ini. Berdasarkan metoda park d-q dengan menempatkan sumbu d-q pada rotor, untuk
menentukan persamaan park komplek telah diperoleh. Tulisan ini menunjukkan bahwa persamaan mesin
sinkron rotor kutub menonjol dalam bentuk park komplek lebih sederhana, dan sehingga solusinya lebih
mudah. Dari hasil simulasi penyelesaian persamaan diferensial arus hubung singkat menggunakan metoda
integrasi trapesium pada mesin sinkron rotor kutub salient 3-fasa besaran-besaran yang penting seperti halnya
arus efektif puncak maksimum saat terjadi hubung singkat fasa a sebesar 11,48A, fasa b sebesar 18,98 A, fasa
c sebesar -19,47 A dan banyaknya siklus penurunan arus hubung singkat dari nilai maksimum sampai nilai
konstan dalam 2 (dua) siklus dan waktunya selama 0,04 detik. Hasil simulasi yang telah dilakukan dapat
diketahui besaran listrik maksimum yang diperlukan sebagai informasi penting dalam pemilihan peralatan CB
yang tepat dan peralatan prokteksi lainnya seperti halnya besaran arus puncak efektif dari parameter
listriknya telah diperoleh.

Kata Kunci : Energi, Ponsel, Kontrol, Short Message ServiceI

I. PENDAHULUAN kondisi gangguan tersebut, gangguan arus hubung


singkatlah yang menghasilkan arus sangat besar
Sebagian besar energi listrik dibangkitkan oleh yang dapat merusak peralatan pada sistem tenaga
mesin-mesin sinkron. Mesin sinkron dapat listrik.
operasikan sebagai generator atau motor tergantung Untuk membangkitkan energi listrik generator
pada energi masukannya. Belitan jangkar biasanya digerakan melalui turbin, mesin diesel, roda-roda
dalam bentuk 3 fasa, ditempatkan pada stator dan air atau dengan jenis penggerak mula lainnya. Jika
belitan medan pada rotor. Mesin diklasifikasikan hubung singkat terjadi pada rangkaian yang berasal
sesuai dengan jenis rotor yaitu kutub silindris (non- dari generator, generator tetap menghasilkan
salient pole) dan menonjol (salient pole). Mesin tegangan, karena penguatan medannya tetap
sinkron kutub salient, digunakan pada mesin-mesin tersedia, serta penggerak mula yang memutar
dengan kecepatan rendah. Selain belitan medan, generatornya tetap berada pada kecepatan
dirotor mesin sinkron sering juga terdapat belitan normalnya. Besaran tegangan yang dibangkitkan
peredam yang berupa batang-batang konduktor saat terjadi hubung singkat, dapat menghasilkan
terhubung singkat yang fungsinya untuk meredam arus hubung singkat dengan magnitude yang sangat
penyimpangan maksimum roda-kutub dari besar sekitar 5 sampai 10 kali arus nominalnya,
kedudukan sinkron yang disebabkan oleh arus yang mengalir dari generator ke rangkaian yang
pusar. Generator adalah peralatan yang dapat terhubung singkat. Jika arus hubung singkat yang
membangkitkan energi listrik, kemudian disalurkan besar ini, dikonsumsi oleh peralatan listrik, maka
ke konsumen seperti halnya yang dipergunakan di dapat mengakibatkan resiko kerusakan pada
rumah tangga, maupun di industri. peralatan tersebut, dan untuk mengatasi resiko
Dalam aktifitasnya generator sebagai catu daya kerusakan peralatan akibat arus hubung singkat,
pada sistem tenaga listrik sering mengalami dipergunakan suatu peralatan pengaman yang
gangguan. Yang dimaksud gangguan disini adalah disebut sistem proteksi.
adanya arus yang mengalir pada sistem diluar Salah satu faktor yang sangat penting untuk
batasan yang diijinkan sesuai kemampuan peralatan menentukan arus hubung singkat adalah
yang digunakan. Kondisi yang dapat menyebabkan mempertimbangkan semua sumber-sumber dari
gangguan arus, yaitu kondisi pembebanan lebih arus hubung singkat. Mesin sinkron merupakan
(over load) dan kondisi gangguan hubung singkat sumber dasar yang dapat menghasilkan arus
(short circuit), serta gangguan terbukanya cabang hubung singkat. Menentukan arus hubung singkat
jaringan yang menyebabkan terjadinya kenaikan pada sistem tenaga listrrik mempunyai tujuan untuk
harga arus pada cabang lainnya. Namun dari ketiga memilih pemutus rangkaian (circuit breaker), fuse

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 41


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

sesuai dan peralatan proteksi lain yang sesuai. kerja relai terhadap gangguan hubung singkat
Selain itu studi ini juga digunakan untuk menggunakan simulasi software ETAP 12.6.
menentukan koordinasi dari rele-rele yang akan Ogbonnaya I Okoro, (Maret 2005), telah
digunakan. menyajikan analisis transient pada sistem bantalan
Sedangkan pedoman dalam pemilihan alat magnet aktif dengan menggunakan model
pengaman (circuit breaker) dan peralatan proteksi matematis variable keadaan orde 6 (enam). Analisis
lainnya biasanya menggunakan suatu analisis sistem orde enam selama transient ini, dilakukan
teoritis yang lengkap dan melibatkan suatu situasi dengan bantuan program komputasi (Range–
elektromagnetik yang rumit dan membutuhkan Kutta).
operasi matematika yang sulit. Pendekatan yang Suwitno, Eddy Hamdani (Desember 2005),
biasa dilakukan adalah melakukan analisis kinerja telah menyajikan analisis transient arus hubung
transien pada generator saat terjadi hubung singkat. singkat antar fasa pada transformator dengan
Kondisi transien pada generator disebabkan oleh menggunakan metoda park-  khususnya hubung
perubahan beban elektris secara tiba-tiba. Untuk singkat antara fasa 1 dan fasa 2. Dalam analisis ini
memilih sistem proteksi yang tepat pada sistem telah diperoleh unjuk kerja arus hubung singkat dan
tenaga listrik, kondisi arus hubung singkat sesaat waktu transient pada saat terjadinya hubung singkat
yang terjadi dari sistem tenaga listrik harus disisi beban. Analisis transient dengan solusi park
dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut dilakukan  ini agak sulit, karena persamaannya
supaya circuit breaker atau fuse dapat dipilih
mengandung koefisien yang berubahan terhadap
dengan kapasitas interupsi (IC) yang cukup. IC ini
waktu, sehingga akibatnya mutual induktansinya
harus cukup tinggi untuk dapat membuka dengan
berubah terhadap waktu.
aman arus hubung singkat maksimum yang terjadi
Yanuarsyah Haroen, Pekik Argo Dahono
pada setiap titik pada sistem tenaga listrik, jangan
(1989), telah menyajikan analisis motor tak
sampai masih ada aliran arus melalui circuit
serempak tiga fasa dengan metoda Park Komplek.
breaker jika hubung singkat terjadi pada peralatan
yang di proteksinya. Dalam analisis ini dilakukan dengan mengabaikan
parameter tahanan di sisi stator dan rotor. Dari hasil
Menentukan arus maksimum hubung singkat
simulasi telah diperoleh informasi penting berupa
bukan merupakan hal yang baru, tetapi pada
besaran listrik maksimum seperti tegangan, arus,
umumnya penentuannya menggunakan metoda
dan torsi maksimum yang digunakan dalam disain
standar. Yang dimaksud adalah metoda suatu
inverter dan motor listrik.
generator 3 fasa yang mempunyai 3 belitan
simestris pada sisi stator dan 2 belitan semetris
II. TINJAUAN PUSTAKA
disisi rotor. Analisis metode standar tersebut akan
menghasilkan suatu persamaan fluksi, tegangan
Untuk mempermudah analisa kinerja peralihan
dan arus yang berorder 5 (lima).
mesin listrik, maka jumlah persamaan listrik perlu
Permasalahan yang timbul pada tulisan ini
disederhanakan, sehingga cara pemecahanya lebih
adalah proses perhitungan dalam menentukan
mudah.Metoda yang dipergunakan adalah metoda
besaran hubung singkat dengan metoda standar,
park dq.
yang digunakan sebagai informasi untuk
Sistem park dq adalah suatu sistem yang
memperoleh magnitude arus maksimum pada
mengambil sumbu horizontal sebagai sumbu direct
setiap saat terjadi hubung singkat mempunyai
(d) dan sumbu vertikal sebagai sumbu quadrature
parameter perancangan yang cukup rumit dan
(q).
komplek.
Dalam pembahasan diambil model mesin
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas
lisitrik 3 fasa jenis salient, yang mempunyai 3
pada tulisan ini akan mencoba untuk
belitan simetris pada sisi stator, dan 2 belitan pada
menyederhanakan metoda standar tersebut, dengan
sisi rotor yang terdiri belitan medan dan belitan
mengajukan Analisis Kinerja Peralihan Mesin
peredam.
Sinkron Salien Menggunakan Metoda Park
Bentuk fisik generator lisitrik 3 fasa jenis
kompleks. Metoda yang baru ini mempunyai sistem
salient dapat ditunjukan pada Gambar 1.
order dua dari sistem yang digeneralisasi tanpa Φrq
Φsa
mengabaikan sifat sistem aslinya. Dari pemodelan
Vrq =0

tersebut konsekuensinya parameter perancangan


irq
yang digunakan menjadi lebih sederhana. 

Latifah Ali,Aksan, Ahmad Rizal Sultan,(Juni


sa

Φrd
isa
V

2019), telah menyajikan analisis gangguan ird


hubung singkat pada jaringan distribusi 20 kV di isc
Vsc isb
Vrd
b

Gardu Induk Daya, untuk perhitungan gangguan


Vs

Φsb
hubung singkat tiga fasa, dua fasa dan satu fasa, Gambar 1. Pemodelan Generator Sinkron Salient 3
analisis digunakan untuk menentukan koordinasi fasa, 3 belitan stator dan 2 fasa belitan rotor

42 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Dengan menggunakan pemodelan ruang vector  sa   Ls Ms Ms   i sa 


   i 
secara langsung akan diperoleh persamaan  sb   Ms Ls Ms   sb 
generator listrik yang mempunyai order 5 x 5.  sc    Ms Ms Ls   i sc 
    
Hubungan persamaan fluksi listrik dan arus dapat  rd   M sr cos  M sr cos   2 / 3 M sr cos   2 / 3 ir d 
ditulis sebagai berikut:  rq   M sr sin 
   M sr sin   2 / 3 M sr sin   2 / 3  irq 
 M sr cos  M sr sin    i sa 
 M cos   2 / 3 M sin   2 / 3  i 
  sb 
   L . I   sr sr
………………...………………(1)   M sr cos   2 / 3 M sr sin   2 / 3  i sc 
  
dimana  Lr 0  ir d 
 0 Lr   irq 
  : matrik kolom fluksi L  : matrik
induktansi i  : matrik kolom arus
dimana
Ls adalah matrik induktansi sendiri stator
Lr adalah matrik induktansi sendiri rotor
Untuk mesin listrik 3 fasa hubungan secara umum
Msr (  ) adalah matrik induktansi mutual stator dan
dapat dinyatakan dengan;
rotor

Persamaan Tegangan
 s   Lss Lsr   i s 
    L   L .i 
 r   rs rr   r  Secara umum persamaan tegangan dapat
dituliskan dalam matrik kompound
Vn   Rn in   d n  ..……………………..(3)
Dengan demikian hubungan yang lebih lengkap dt
dapat dirinci sebagai berikut: dimana
Vn  : tegangan belitan fasa n, Rn  : resistansi
belitan fasa n,
 
in : arus belitan fasa n,  n  : fluksi belitan fasa n
Sehingga hubungan secara rinci dapat ditulis
sebagai berikut;

Vsa   Ls Ms Ms M sr cos  M sr sin   isa 


V   i 
 sb   M s Ls Ms M sr cos  2 / 3 M sr sin   2 / 3
d 
sb

Vsc    M s Ms Ls M sr cos  4 / 3 M sr sin   4 / 3    i 


sc 
    dt  
Vrd  M sr cos  M sr cos  2 / 3 M sr cos  4 / 3 Lr 0  ird 
Vrq   M sr sin  M sr sin   2 / 3 M sr sin   4 / 3  irq 
   0 Lr  
 Ls Ms Ms M sr cos  M sr sin   isa 
 M L M M sin   2  / 3 i 
d d 
s s s sr   sb 
 Ms Ms Ls M sr cos  4 / 3 M sr sin   4 / 3 isc 
dt d   
M sr cos  M sr cos  2 / 3 M sr cos  4 / 3 Lr 0  ird 
 M sr sin  M sr sin   2 / 3 M sr sin   4 / 3 0 Lr  irq 
 
……………….…………………….…………...........................................................................................(4)

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 43


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

Analisis peralihan dengan menggunakan   4  


 i sa cos   i sb cos    
persaman (4) diatas sangat sulit, karena   3  
mengandung koefisien yang berubah terhadap  
 2 
waktu dan sebagai akibat adanya induktansi B M 3  kn 3  i sc cos     
  3  
bersama yang merupakan fungsi dari posisi rotor.  
Untuk itu digunakan metoda park dq yang akan
i
 d cos      i q sin     
 
mentransformasikan sistem 3 fasa menjadi 2 fasa.  
Karena pada kumparan primer terdapat tiga   1 1  
 i sa cos   i sb   cos   3 sin    
variabel ( sa,sb,sc), kita harus menggunakan tiga   2 2  
 
variabel subsitusi dalam mentransformasikan  1 1 
B M 3  kn 3  i sc   cos   3 sin    ... 
sistem 3 fasa menjadi variabel 2 fasa  . Adapun   2 2  
 
maksud transformasi dari 3 fasa menjadi 2 fasa  i d cos      i q sin     
 
yaitu merubah besaran lama menjadi besaran yang  
baru dengan menggunakan matrik transformasi B M 2  i s cos   i s sin   i d cos      ..
basis.
i q sin   
Penentuan matrik transformasi basis [A] Mengingat BM3=BM2 dan pemisahan komponen
Dengan Analisis Kerapatan Fluksi. fluksi dalam faktor cos  , sin  , cos     , dan
Pada suatu vektor ruang transformator 3 fasa sin    dapat diperoleh hubungan :
mempunyai distribusi kerapatan fluksi magnetik  
di celah udara sama dengan distribusi kerapatan  i so  a aa  i 
fluksi pada ruang vektor 2 fasa yang baru.    1 1   sa 
Rangkaian ekivalen transformasi 3 fasa ke sistem i s   1    i sb 
i   2 2   
 s  0 i sc 
3
khayal 2 fasa, tidak menghilangkan prinsip-prinsip 1 1
3 
yang sebenarnya, karena dalam mentransformasi-  2 2 
kan mempergunakan harga-harga matrik dimana a bilangan yang harus memenuhi
transformasi dasar [A] dan [A]-1. Sehingga Gambar persyaratan matrik orthonormal. Karena matrik
2. dapat diekivalenkan menjadi Gambar 3, seperti inverse [A] adalah matrik orthonormal sudah pasti
di bawah ini : bersifat orthogonal, sehingga terdapat hubungan
q
At  A1 . Cara mencari parameter n3 dari
sa
iq
isa  M n2
inverse matrik A adalah modul baris sama
Vsa

dengan berharga satu yaitu n3 1  1  1  1 ,



d n2 4 4
sc id n3 2 dan menentukan
Vd sehingga diperoleh 
isc

Vsc n2 3
Vsb

parameter a dengan cara yang sama seperti diatas


isb
sb diperoleh a  1 2 . Sehingga diperoleh:
Gambar 2. Model mesin sinkron salient dengan 2
titik M dalam ruang vektor sistem 3 Inverse matrik A :
fasa variabel abc 1 1 1 
2 2 2 2 2 2 
q   1 
s
At  2   1  1 
 M
3  2 2 
 0 1 
Vfq

1
ifq 3  3
is  2 2 
 r
s

dan matrik A :
V

d
i fd
Vfd Transformasi Sistem 3 Fasa ke Dalam Sistem 2
is
Fasa 


s

Adapun hubungan sistem yang baru variabel


V

Gambar 3. Model mesin sinkron salient dengan titik sumbu    terhadap sumbu abc adalah:
M dalam ruang vektor sistem 2 fasa X   B  X  …....…....……………(5)
os
t 1 t

variabel  .
abcs

dimana:
X os t  X s X s X os 
X abcs t  X as X bs X cs 

44 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

Sistem 2 fasa  adalah suatu sistem atau


ekivalen dengan sistem 3 fasa abc, dengan belitan VsN   Rs is N   d s N ..............................(7)
fasa  ditempatkan pada sumbu horizontal dan dt
belitan fasa  pada sumbu vertikal. Sehingga persamaan tegangan stator sistem 2 fasa
Persamaan fluksi stator sistem 3 fasa abc adalah variabel  adalah
s   Lss is   Lsr  ir  Vs   Rs 0  is  d  s  .....................(8)
V        
Secara matematika  s  dapat dinyatakan sistem  s   0 Rs  is  dt  s 
atau
referensim baru dengan hubungan;
Vs   Rs 0  is  l s 0  d is 
X s   A. X sN  atau X s N   A1.X s  V       
Rs  is   0 l s  dt is 
 s   0
dimana X s  : matrik variabel sistem lama ; X sN  :
cos   sin   d ir   sin   cos   ir 
matrik variabel sistem baru ms r     ms r    
 sin  cos   dt ir   cos   sin   ir 
A :matrik transformasi dasar sistem referensi baru
ke sistem lama
Dengan demikian persamaan fluksi stator dalam Pada suatu vektor ruang generator 3 fasa jenis
sistem referensi baru; salient mempunyai distribusi kerapatan fluksi
magnetik di celah udara sama dengan distribusi
sN   A1 Lss AisN   A1 Lsr  AirN  kerapatan fluksi pada ruang vektor 2 fasa yang
atau baru. Rangkaian ekivalen generator 3 fasa ke
sN   Lss N .isN   Lsr N  .irN  .................(5) sistem khayal belitan 2 fasa sistem  , tidak
menghilangkan prinsip-prinsip yang sebenarnya,
dengan karena dalam mentransformasikan
  mempergunakan harga-harga matrik transformasi
0 0 0  dasar [A] dan [A] -1. Sehingga gambar 1. dapat
  3 1 0
LssN   0 3Ls 0   Ls   diekivalenkan menjadi Gambar 4, seperti dibawah
 2  2 0 1  ini:
0 0 3Ls 
 2  Φrq
Φsα
dan
 
Vrq =0

0 0 0 
  3 cos   sin   irq
LssN    M sr 0 3
cos 
3
 sin    M sr  
 2 2  2  sin  cos  
0 sα
cos  
3 3 isα
sin  V Φrd
 2 2 

ird
Maka matrik transformasi dasar sistem  isβ
Vrd

adalah: β
Φsβ
Vs
cos   sin  
B 1

 sin  cos   Gambar 4. Model generator belitan stator 3fasa
atau diubah menjadi sistem khayal belitan
 X   cos   sin 
0  X as  2 fasa  .
 X    sin  0  X bs 
cos 
  
 X 0   0 0 1  X cs  Dari Gambar 4, didapat hubungan fluksi
Dengan demikian fluksi stator sistem baru pada belitan stator dan rotor yang baru terhadap arus
persamaan (5), yang dinyatakan dengan referensi listrik yang mengalir :
 dapat dituliskan ;
 s  l s 0  is  cos   sin   ir   s  is  cos  sin   ird 
    i   msr     l s i   msr   

 sin 
 
cos   ir   s   s   sin   cos   irq 
 s   0 l s   s 
........................................................................(6)
dimana l s  3 Ls , msr  3 M sr  rd  ird  cos  sin   is 
   l r i   msr   
2 2
 rq   rq   sin   cos   is 
Persamaan fluksi stator sistem 3 fasa adalah
atau dapat ditulis dalam bentuk matrik diperoleh
Vs   Rs is   d  s  hubungan :
X dq   Bs 1  X  
dt
VsN   A1 Rs Ais N   A1 d As N  ………….…..…………..(9)
dt

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 45


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

Transformasi Sistem 3 Fasa ke Sistem


maka Kompleks.
 X d  cos  sin    X  Penentuan matrik transformasi langsung ke
X    
 cos    X 
system kompleks. Sebelum membahas system
 q   sin 
kompleks terlebih dahulu dibicarakan tentang arus
Sehingga diperoleh Matrik Bs-1 : urutan. Arus urutan dapat digambarkan seperti
cos  sin  
Bs 1   
Gambar 5 di bawah ini:
 sin   cos   ipc inb ioa
2 / 3 i pa 2 / 3 ina
dan matrik Bs : iob
cos  sin  
Bs     ioc
 sin   cos   i pb i nc

atau (a) (b) (c)


 X d  cos  sin  0  X   Gambar 5. Arus Urutan (a) Urutan Positip, (b)
 X    sin   cos  0   X 
 q     Urutan Negatip, dan (c) Urutan Nol
 X o   0 0 1  X o 
Arus pada sistem 3 fasa dapat dinyatakan
dalam arus urutan komponen simetris, seperti
ditunjukkan gambar 6, sehingga,
Untuk mempermudah kinerja peralihan mesin
listrik, maka jumlah persamaan perlu ia  i pa  i na  i oa
disederhanakan, sehingga cara pemecahannya
lebih mudah. Metoda yang dipergunakan untuk itu ib  i pb  i nb  i ob
adalah metoda park kompleks.
ic  i pc  i nc  i oc
Jika didefinisikan ;
Penentuan Matrik Transformasi dasar sumbu
a,b,c ke sumbu dq i pa  i  ; i na  i  ; i oa  i 0 ,

Jika diambil persamaan (5) dan persamaan (6) dan


i pb  h 2i  ; i nb  hi  ; i ob  i 0
disubsitusikan akan diperoleh : i pc  hi  ; i nc  h 2i  ; i oc  i 0
X   B   A  X 
dqo s
1 1
abc dengan h  e
j 2 / 3
, sehingga persamaan diatas
atau secara matrik dapat ditulis menjadi ;
X   C   X 
dqo
1
abc
ia   1 1 i  
1
i    h 2  
h 1  i   ….,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.(13)
..………..…..………..(10)
Sehingga diperoleh hubungan transformasi dasar  b 
sebagai pengubah besaran baru (rangka refensi) ic   h h 2 1 i 0 
 
sumbu dq dan sumbu variabel abc yang kita kenal
matrik C : dengan ;
C 1  Bs 1 A1
ia, ib, ic adalah arus dari sistem 3 phasa
i+, i-, i0 adalah arus urutan positip, negatip, dan nol
Sehingga diperoleh inverse matrik A: dari komponen simestris
h  e j 2 / 3 adalah operator kompleks modul l
 
cos( ) cos(  2 / 3) cos(  2 / 3) ...(11)
C 1 
2
sin( ) sin(  2 / 3) sin(  2 / 3)  dan sudut 2 / 3
3 1 1 1 
 2 2 2  Sehingga transformasi system 3 fasa ke system
2 2 2  kompleks (S3) adalah ;
Dengan menggunakan aturan adjoin matrik inverse 1 1
1
S 3  h 2 h 1
C dirubah menjadi matrik C :
 cos( ) sin( ) 1

C    cos(  2 / 3 sin(  2 / 3) 1 ...........(12)  h h 2 1
cos(  2 / 3) sin(  2 / 3) 1 Kemudian untuk menentukan invers matriks
Sehingga secara detail hubungan system sumbu transformasi pada persamaan (11) dapat dihitung
park dq dengan system 3 fasa variable abc adalah; sebagai berikut:
adjo int S 3 
S 3 1 
 
X d  cos( ) cos(  2 / 3) cos(  2 / 3)  X a 
X   2
sin( ) sin(  2 / 3) sin(  2 / 3)   X b  Det S 3
 q 3 1 
 X 0   2
1
2
1
2   X c 
2 2 2  sehigga diperoleh invers matriks transformasi S 3
adalalah:

46 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

1 h h 2  jadi hubungan system 2- fasa  terhadap system


1  
S 3 1  1 h 2 h  kompleks adalah sebagai berikut:
3
1  is  1  1 1  i   …….............……..(17)
1 1  i     
 s  2  j j  i  
Sedangkan [S3]*t adalah
atau
1 h h 2  1  1 1 ……..........……………..(18)

S 3 *t  1 h 2 h 
 S 2    
2  j j 
1 1 1  sehingga invers matrik [S2] adalah:
 
S2 1  1 
1 j 
Jadi karena matriknya bersifat orthogonal maka …….....................…….(19)

[S3]*t = [S3]-1. 2 1  j 
Agar daya invariant, untuk itu [S3] harus dibagi Sehingga diperoleh hubungan system kompleks
terhadap system 2 fasa  adalah :
3 dan [S3]-1 harus dikalikan 3 , sehingga
diperoleh bentuk sebagai berikut: i   1 1 j  is  ..…..........…….(20)
     
1 1 1
i  2 1  j  is 
1  2
S3  h h 1 ……….……......……..(14)
3
 h h 2 1 Persamaan Fluks Dalam Sistem Kompleks
dan
Persamaan fluksi stator komplek ditulis sebagai
1 h h 2  berikut:
 
S 3 *t  S 3 1  1 1 h 2 h  …......…..(15) s  ls 0  is  e j 0  ir  .......(21)
3        m sr   j    
1 1 1  s   0 ls  is   0 e  ir 

sehingga jika matrik [S3] dikali dengan matrik [S3] Sedangkan persamaan fluks pada kumparan rotor,
*t
hasilnya matrik identitas adalah :
S3   S3 *t  I  r  lr 0  ir  e j 0  is  ........(22)
    
    msr  j    
r   0 lr  ir   0 e  is 
Transformasi System 2 Fasa ke Sistem
Kompleks Dengan Matrik S3. Persamaan Tegangan System Park Kompleks
Dari persamaan tegangan V  Ri  d  , dapat
Dari pembahasan transformasi system 3-fasa ke dt
system 2- fasa diperoleh : dibuat persamaan tegangan untuk system yang
io   A1iabc  baru, yaitu:

VsN  Rs i sN    sN 


d
atau
1 / 2 2 1 / 2 2 dt
 iso  1 / 2 2  ia 
  2  VrN  Rr irN    rN 
d
is   1/ 2  1 / 2   ib 
3 
1 dt
is 
   0 1/ 2 3  1 / 2 3  ic  Secara matrik persamaan tegangan disisi primer
trafo pada system yang baru adalah:
………....................................................……(16)
Jika arus system 3-fasa pada persamaan (16) Vs   Rs 0  i s  d  s 
         …......…(23)
dinyatakan dalam system komponen simetris akan
Vs   0 Rs  i s  dt  s 
diperoleh :
 iso  1 / 2 2 1 / 2 2 1/ 2 2  1 1 1  i 0  dengan mensubsitusikan persamaan (21) kedalam
  2  1   
is    1/ 2  1/ 2   1 h2 h   i   persamaan (23) diperoleh hubungan tegangan
3 
1
3
is 
   0 1 /2 3  1/ 2 3 1 h h 2  i   disisi primer pada system baru adalah :
   d 
Vs   Rs  dt ls 0  is  d e j

0  ir 

        msr .     
Akan tetapi dalam system 2 fasa urutan nol tidak Vs   d dt  0 e  j  ir 
0 Rs  ls  is 
mempunyai bentuk ekivalen sehingga persamaan  dt 
diatas dapat ditulis menjadi: …….…......................................................…....(24)
is  2 1  1 / 2  1 / 2  1 1 h 2 h  i   dan persamaan tegangan di sekunder untuk system
i     

3 0 1 / 2 3  1 / 2 3  3 1 h
.
 s  h 2  i   yang baru, adalah:
V    Rr 0  ir  d r  …................….(25)
is  2  3/ 2 3 / 2  i    r       
i     Rr  ir  dt r 
 s  3  j 3 / 2 j 3 / 2 i   Vr   0
Dengan mensubsitusikan persamaan
(22)kepersamaan (25) diperoleh hubungan

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 47


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

tegangan dengan arus sistem baru pada sisi Gambar 6. Mesin sinkron non salient 3 fasa Sisi
sekunder adalah: Stator Dilengkapi Saklar
 d 
Vr   Rr  dt lr 0  ir  d e  j 0  is  Gambar 6, Mesin sinkron non salient 3 fasa
        m .   

e j  is  Sisi Statordilengkapi saklar pada saat saklar
sr
Vr   d dt  0
0 Rr  lr  ir 
 dt  terbuka hubungan mesin dalam kondisi tanpa
beban, sedangkan dalam kondisi saklar tertutup sisi
.........................................................................(26) sekunder mesin terjadi hubung singkat tiga fasa
antara fasa1, fasa 2 dan fasa 3.
Jadi hubungan system baru park kompleks dengan
system lama tiga fasa adalah: Pada kondisi beban nol :
isa  1 1 Kondisi awal, dalam keadaan tanpa beban
i   1 h 2 h   is  …........................(27)

isa = isb = isc = 0, Vrd =V dan ird = i, sehingga is+ dan
 sb
3

 i  is- = 0, sehingga fluksi stator dan rotornya
isc   h h 2   s   i   i 
s  1 0 0 e j 0  2   m e
j
0  2
    ls   0  msr    i  sr    i 
s   0 1   0 e  j   0 e  j  
III. BAHAN DAN METODA  2   2 
 i   i 
Untuk menguji gejala peralihan arus hubung r  1 0  2   m e
 j
0  0  1 0  2
singkat pada mesin sinkron 3 fasa tersebut maka     lr    sr      lr   i 
r  0 1   i   0 e j  0 0 1  
dipergunakan metodologi meliputi; memodelkan  2   2 
bentuk fisik mesin listrik yang sebenarnya kedalam dan tegangan beban nol pada stator dan rotor
bentuk rangkaian ekivalen. Kemudian merubah  d
Vs   Rs  dt ls

e j   je j 
0  d ir  0  ir 
0  is   

rangkaian ekivalen 3 fasa (variabel abc) menjadi 2     d  is 


 msr       msr     
Vs   0 Rs  ls   0 e  j  dt ir   0  je  j  ir 
fasa (variabel  ) dan menentukan persamaan  dt 
msri
mesin listrik serta persamaan transformasi dari Vs  j e j  Vs0
2
variabel fasa abc menjadi variabel  . Kemudian  d 
Vr   Rr  dt lr 0  ir  e  j 0  d is   je  j 0  is 
merubah sistem  ke sistem dq serta menentukan     d  ir 
 msr      msr 
e j  dt is 
 
je j  is 
Vr   0 Rr  lr   0  0
persamaan transformasi dari variabel fasa   dt 

 d  i i V
menjadi variabel dq, selanjutkan menentukan Vr   Rr  lr   Rr 
transformasi sistem 3 fasa ke sistem kompleks dan  dt  2 2 2
transformasi sistem 2 fasa ke sistem kompleks
dengan matrik S3. Pada kondisi hubung singkat :
Menentukan suatu persamaan mesin listrik Dalam keadaan hubung singkat Vsa =Vsb =Vsc
dalam keadaan beban nol untuk menentukan = 0, Vrd=V, dan Vrq = 0, sehingga tegangan stotor
persamaan tegangan dan arus di stator dan di rotor, dan rotornya
serta menentukan suatu persamaan mesin listrik Vs  0

Vr  1 1 j  V rd   V 
dalam keadaan hubung singkat untuk menentukan
   1  j   V    2 
persamaan tegangan dan arus di stator dan di rotor.
Menghitung perubahan tegangan yang terjadi,  r 
V 2    rq   0 
serta menentukan hubungan antara perubahan
tegangan dan perubahan arus. Akhirnya Dari analisa kondisi tanpa beban dan hubung
menghitung perubahan arus yang terjadi dengan singkat , maka diperoleh perubahan tegangan yaitu
menyelesaikan persamaan differensial antara pengurangan parameter hubung singkat dengan
perubahan tegangan dan perubahan arus. tanpa beban atau dapat ditulis sebagai berikut;
Menghitung arus hubung singkat dan menguji Vs+= Vs+ hubung singkat - Vs+ tanpa beban=0-
validitas analisis proses perhitungan dan simulasi Vso+ = -Vso+
akan dilaksanakan dengan menggunakan Vr+= Vr+ hubung singkat - Vsr+ tanpa beban=
komputer. V V
 0
Sebagai llustrasi dibahas mesin sinkron non 2 2
salient 3 fasa bekerja tanpa beban, kemudian Dengan mengganti tegangan V dan arus i pada
dilakukan hubung singkat 3 fasa seperti persamaan (24) dan persamaan (26) dengan V
ditunjukkan Gambar 7 dibawah ini; dan i, maka persamaan perubahan tegangan dapat
dituliskan :
 d   d 
Vs   Rs  ls is  msre j ir  jmsre j ir
 dt  dt
 d    j d

Vr   Rr  lr ir  msre is  jmsre j is
 dt  dt

dalam bentuk matriks dapat dituliskan :

48 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021


Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus.... ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak)

 d  dit 
 At dit   bt dvt 
Vs   Rs  dt ls jmsr e j  i    0 msr e j  d is 
    
s

Vr   jmsre j d      j   
0  dt ir 
Rr  lr  ir  msre dt
 dt  kemudian persamaan tersebut
.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,,.(28) diintegrasikan menggunakan metoda integrasi
Trapesium diperoleh persamaan arus sesaat;
Besaran perubahan tegangan Vs , Vs , Vr  1
1
  1 
it    I  tA  I  tAit  t ..
,dan Vr telah diketahui, sehingga secara  2   2 
1
numerik dapat diperoleh harga perubahan arus  1  1
 b  I  tA t vt   vt  t 
i s ,dan ir , sedangkan harga perubahan arus  2  2
komponen negatip ( i s ,dan ir ) diperoleh dengan atau disederhanakan menjadi
conjugate nilai perubahan arus komponen it   M .it  t   N vt   vt  t  .....(30)
pasitipnya. dengan
1
 1   1 
Bila dimisalkan : M   I  .t. A   I  .t. A
 2   2 
 d 
     Rs  dt l s jmsr e j  1
V   Vs  I  is  R   d 
 1  1 
N   I  .t. A   .t b
Vr  i r   jmsr e  j Rr  l r   2  2 
 dt 
 msr e j 
L   0
 j 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
msr e 0 
maka persamaan dapat dituliskan menjadi : Berdasarkan data mesin sinkron rotor non
silindris 3-fasa, daya 2,2 kW, tegangan eksitasi
V  RI   L I ...........................................(29)
d
dt 250V, putaran 1500 rpm, arus eksitasi 2A dengan
Persamaan (29) diselesaikan secara numerik parameter mesin Rs = 2,81Ώ, Rr = 2,41 Ώ, ls = lr =
menggunakan pogram Matlab, untuk 0,257 H, dan msr = 0,242H. maka persamaan
mendapatkan harga harga perubahan arus. diferensial arus pada persamaan (30) diselesaikan
Kemudian arus transient pada keadaan hubung menggunakan metoda integrasi trapesium software
singkat didapatkan dengan menjumlahlkan arus program Matlab, dihasilkan arus hubung singkat 3-
beban nol dengan perubahan arus yang terjadi, fasa disisi stator mesin sinkron rotor salient seperti
atau dapat ditulis sebagai berikut: ditunjukkan pada Gambar 7.

Arus hubung singkat = Arus beban nol +


Perbahan Arus.
Untuk menentukan arus peralihan pada
sistem tiga fasa dapat diperoleh dengan bantuan
persamaan (27).
Bahan yang dipergunakan pada penelitian ini
generator sinkron rotor non silindris 3-fasa, daya
2,2 kW, tegangan eksitasi 250V, putaran 1500
rpm, arus eksitasi 2A dengn parameter Rs = 2,81Ώ,
Rr = 2,41 Ώ, ls = lr = 0,257 H, dan msr = 0,242H.
Dan alat ukur seperti alat ukur Wattmeter,
Tachometer, Ampere meter, dan Voltmeter,
difungsikan menentukan nilai parameter mesin
serta saklar digunakan sebagai alat pembuka dan
penutup hubung singkat. Simulasi dilakukan
dengan memecahkan persamaan diferensial
persamaan (29) dengan menggunakan metoda
integrasi Trapesium, sehingga persamaan (29)
dapat ditentukan nilai arus sesaat sebagai berikut; Gambar 7. Respon Arus hubung singkat 3-fasa
dit 
 L R.it   L vt  , jika
1 1 mesin sinkron kutub salint pada sisi
dt stator.

A  L  R it   xt 


1

dan
b  L
1
vt   u t  Dari respon arus hubung singkat mesin
sinkron kutub salient 3-fasa seperti diperlihatkan
sehingga persamaan menjadi Gambar 7 dapat dianalisa sebagai berikut;

Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021 49


ISSN : 2598 – 1099 (Online) ISSN : 2502 – 3624 (Cetak) Suwitno, Yusnita R., Amir H., Fri M., Analisis Arus....

Respon arus hubung singkat pada fasa a, pada DAFTAR PUSTAKA


saat terjadi hubung singkat mencapai 11,48 A dan
mencapai arus normal 2 A selama 0,04 detik, serta [1]. Latifah Ali, 2019, Analisis Gangguan
respon arus hubung singkat berbentuk tidak Hubung Singkat Pada Jaringan Distribusi 20
simetris KV di Gardu Induk Daya, Jurnal Ilmiah Flash
Respon arus hubung singkat pada fasa b, pada Vol. 5 No. 1, Halaman: 16 - 22 Juni 2019,
saat terjadi hubung singkat mencapai 18, 98 A dan Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri
mencapai arus normal 2 A selama 0,04 detik, Ujung Pandang
serta respon arus hubung singkat berbentuk tidak [2]. Ogbinnaya I. Okoro, 2005, Transient State
simetris. Analysis of an Active Magnetic Bearing
Respon arus hubung singkat pada fasa c, pada (AMB) System with Six Degree of Fredoms
saat terjadi hubung singkat mencapai -19, 47 A dan MATLAB, The Pasific Journal of Science and
mencapai arus normal 2 A selama 0,04 detik, serta Technology University of Negeria, Volume
respon arus hubung singkat tidak simetris. Dari ke 6, Number 1, May 2005
tiga respon arus fasa a, b, dan c bahwa tidak [3]. Suwitno, 2005, Analisis transient arus
simetris maksimum pada saat arus hubung singkat hubung singkat dua fasa pada transformator
terjadi dan arus secara bertahap menjadi simetris dengan metoda park  . Proceeding di
dalam 2 (dua) siklus setelah terjadinya hubung Politeknik Brawijaya Malang
singkat seperti ditunjukkan gambar 8 diatas.. [4]. Yanuarsyah Haroen, dan Pekik Argo Dahono,
1989, Analisis Motor Tak serempak Tiga
V. KESIMPULAN Fasa Dengan Metoda Park Kompleks,
Proceedings ITB, Vol. 22, No.1/2/3.
Dari hasil simulasi penyelesaian persamaan [5]. Emeritus, 1984, Transient Phenomena in
diferensial arus hubung singkat menggunakan Electrical Machines.
metoda integrasi trapesium pada mesin sinkron
rotor kutub salient 3-fasa besaran-besaran yang
penting seperti halnya arus puncak maksimum
saat terjadi hubung singkat fasa a sebesar 11,48A,
fasa b sebesar 18,98 A, fasa c sebesar -19,47 A dan
banyaknya siklus penurunan arus hubung singkat
dari nilai maksimum sampai nilai konstan dalam 2
(dua) siklus dan waktunya selama 0,04 detik.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa analisis
yang diajukan cukup efisien, karena arus puncak
maksimum dan banyaknya siklus serta lamanya
dari kondisi transient menuju kondisi mantap
langsung dapat diperoleh.

50 Journal of Electrical Technology, Vol. 6, No.2, Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai