Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Industri, Vol.

2 (2) 2022, page 47-52

JURNAL TEKNIK INDUSTRI


Homepage jurnal: jurnal.pelitabangsa.ac.id

e-ISSN : 2809-1329
p-ISSN : 2809-4638

Perawatan Carryroller Belt Conveyor C101 pada mesin Incinerator dengan


Metode Fishbone Diagram di PT Fajar Surya Wisesa,Tbk
Taufik Hidayat1, Asep Saefulloh2
1,2
Program Studi Teknik Industri, Universitas Pelita Bangsa, Indonesia
Korespondensi email: taufik.h@pelitabangsa.ac.id

Abstraksi
Machinery is a very important sector in the production process in every company.
Machine maintenance is a very important activity, so the interval of component
replacement and machine maintenance must be scheduled more intelligently.
incinerators as a tool to destroy waste and use the heat arising from the combustion
of waste to be converted to steam production, where the steam is reused for the
production process of making wrapping paper. And the Incinerator component is a
conveyor belt used for the process of transferring the waste to be incinerated. The
Ishikawa diagram or known as the fish bone diagram is one of the Seven Quality
Tools methods used to find the cause of a problem. This method divides the problem
into cause and effect which consists of several factors: machine, management,
materials, manpower, environment, measurement, method. The result of this study
is that there are factors that cause damage or stuck on the carry roller belt conveyor
C101 there are 4 points including: a. Material (life time of material carrier rollers),
b. Machine (excess load causing shaft damage), c. environment (environmental
conditions and weather factors), d. Human (Lack of knowledge about conveyor
belts).
Keywords: Maintenance, Fishbone Diagram, Seven Quality Tools
I. Pendahuluan adalah dengan melakukan perbaikan /
pengecekan secara berkala.
Perkembangan dan peningkatan
persaingan bisnis pada saat ini Perawatan suatu mesin merupakan
membawa pengaruh besar terhadap kegiatan yang sangat penting [1].
perekonomian dan persaingan dagang Karena harus dilakukan secara berulang
dipenjuru dunia menjadi semakin ketat, atau terjadwal, dengan tujuan agar
hal ini membuat perusahaan untuk terus peralatan selalu memiliki kondisi yang
berusaha dalam meningkatkan kualitas sama seperti keadaan awal ketika mesin
bisnisnya. Salah satunya adalah dengan mesin melakukan proses produksi.
pemeliharaan / perawatan mesin / Mesin menjadi sektor sangat penting
peralatan yang sangat berarti untuk dalam proses produksi di setiap
kelancaran produksi, karena bila tidak perusahaan [2]. Maka interval waktu
ada pemeliharaan mesin / peratalan, proses penggantian komponen dan
produksi tidak akan berjalan sesuai perawatan mesin harus dijadwalkan
target. Adapun cara yang digunakan secara lebih bijak.

P a g e 47 | Jurnal Teknik Industri


PT Fajar Surya Wisesa, Tbk merupakan
perusahaan yang memproduksi kertas
kemasan. Perusahaan ini memiliki 2
unit Incinerator, dimana incinerator ini
merupakan alat pembakar sampah
dengan suhu tinggi yang didesain
khusus sehingga sampah dapat terbakar
habis. PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk
sendiri menggunakan incinerator
sebagai alat pemusnah sampah dan
memanfaatkan panas yang timbul dari
pembakaran sampah untuk
dikonversikan ke produksi steam,
dimana steam tersebut dimanfaatkan
Gambar 1. Fluidized Bed Incinerator
kembali untuk proses produksi
pembuatan kertas kemasan. Dan Belt Conveyor adalah alat angkut yang
komponen dari Incinerator adalah belt digunakan untuk memindahkan material
conveyor yang digunakan untuk proses daalm bentuk satuan atau tumpahan
transfer waste reject yang akan di bakar. yang bekerja secara horizontal maupun
membentuk sudut inklinasi tertentu.
Maksud dan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjaga keadaan atau Belt Conveyor dapat digunakan untuk
kondisi komponen-komponen belt memindahkan muatan satuan (unit load)
conveyor agar selalu dalam keadaan maupun muatan curah (bulk load)
baik dan Menjaga agar komponen- sepanjang garis lurus atau sudut
komponen belt conveyor selalu dalam inklinasi terbatas. Belt conveyor secara
keadaan siap beroperasi [3]. intensif digunakan disetiap cabang
industry.
Incinerator yang digunakan di PT. Fajar
Surya Wisesa, Tbk merupakan type
Fluidized Bed Incinerator adalah
sebuah tungku pembakar yang
menggunakan media pengaduk berupa
pasir seperti pasir kuarsa atau pasir
silika, sehingga akan terjadi
pencampuran (mixing) yang homogen
antara udara dengan butiran-butiran Gambar 2. Belt Conveyor
pasir tersebut
Salah satu komponen utama pada belt
conveyor yaitu Carry roller, merupakan
roller pembawa yang terletak di bawah
belt. Berfungsi sebagai penumpu belt
atau sebagai landasan belt agar berjalan
dengan baik, terdiri dari 3 buah roller.

P a g e 48 | Jurnal Teknik Industri


 Memperpanjang usia kegunaan aset
(yaitu setiap komponen dari
fasilitas produksi).
 Menjamin ketersediaan optimum
peratalatan yang dipasang untuk
produksi secara teknis dan
ekonomis.
Gambar 3 Carry Roller
 Manjamin kesiapan operasional
dari seluruh fasilitas yang
diperlukan dalam kegiatan darurat
setiap waktu.
 Menjamin keselamatan, keamanan
dari pengguna yang berada dalam
lingkungan proses produksi
Perawatan mencakup dua pekerjaan
yaitu istilah “perawatan” dan
“perbaikan”. Perawatan dimaksudkan
Gambar 4 Carry Roller terpasang di frame sebagai aktifitas untuk mencegah
conveyor kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
Perawatan menurut The American dimaksudkan sebagai tindakan
Management Association, Inc., adalah memperbaiki kerusakan. Secara umum,
kegiatan rutin, pekerjaaan berulang ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan untuk menjaga kondisi perawatan, dapat dibagi menjadi dua
fasilitas produksi agar dapat cara yaitu: perawatan yang
dipergunakan sesuai dengan fungsi dan direncanakan (Planned Maintenance)
kinerja yang telah ditetapkan secara dan perawatan yang tidak direncanakan
efektif. Perawatan juga didefinisikan (Unplanned Maintenance) [4].
sebagai kombinasi dari berbagai Planned maintenance terdiri dari
aktifitas yang dilakukan untuk menjaga preventive maintenance dan corrective
atau memperbaiki sampai pada kondisi maintenance, kegiatan preventive
yang dapat diterima. Di Indonesia, maintenance yaitu melakukan cleaning,
istilah pemeliharaan itu sendiri telah inspeksi, perbaikan sederhana dan
dimodifikasi oleh Kementrian running maintenance, sedangkan untuk
Teknologi pada bulan april 1970, kegiatan corrective maintenance yaitu
menjadi teroteknologi. Teroteknologi jika terjadi shutdown melakukan
merupakan kombinasi dari manajemen, kegiatan breakdown maintenance,
keuangan, perekayasaan dan aktifitas Unplanned maintenance yang
lain yang diterapkan pada aset fisik merupakan kegiatan pemeliharaan
untuk mendapatkan biaya yang diluar perencanaan dapat terjadi
ekonomis. sehingga dapat diambil langkah dengan
Tujuan dilakukannya perawatan adalah kegiatan emergency maintenance.
sebagai berikut : Tujuan dari preventive maintenance.

P a g e 49 | Jurnal Teknik Industri


 Mengurangi kerusakan dari efesiensi, kapasitas produksi dan
komponen dan peralatan kualitas produk, diperbaiki ketika
 Mengurangi biaya perawatan terdeteksi
 Manjamin ketersediaan dan Analisis Fishbone (atau Ishikawa)
kehandalan peralatan adalah suatu pendekatan terstruktur
 Memastikan peralatan aman saat yang memungkinkan dilakukan suatu
dioperasikan analisis lebih terperinci dalam
Fungi dari preventive maintenance : menemukan penyebab- penyebab suatu
masalah, ketidaksesuaian, dan
 Manjamin peralatan bekerja sesuai kesenjangan yang ada.
rencananya dan fungsinya
 Menjamin keselamatan operator Ishikawa diagram atau dikenal dengan
yang menggunakan peralatan, nama fishbone diagram adalah salah
operator yang berada deket satu metode dari Seven Quality Tools
paralatan dan peralatan itu sendiri. yang digunakan untuk mencari
penyebab dari timbulnya suatu masalah.
 Memaksimalkan efektifitas
Metode ini membagi masalah terdiri
peralatan
dari sebab dan akibat yang dimana
 Memastikan bahwa peralatan tidak
terdiri dari beberapa faktor: mesin,
rusak selama jadwal operasinya
manajemen, material, manpower,
 Memperpanjang umur hidup lingkungan, measurement, metode
peralatan
Corrective maintenance, sebagai bagian
dari program preventive maintenance II. Metodologi
yang komprehensif, adalah pendekatan
proaktif terhadap maintenance Metode dan Analisa yang dipakai dalam
pemeliharaan. Tujuan mendasar dari penelitian ini adalah observasi
pendekatan ini adalah untuk lapangan, studi literatur dan kemudian
menghilangkan kerusakan, menganalisis dengan fishbone diagram
penyimpangan dari kondisi operasi dalam pelaksanaan preventive
yang optimal, dan perbaikan yang tidak maintenance.
perlu dan untuk mengoptimalkan
efektifitas semua sistem pabrik krisis.
III. Hasil dan Pembahasan
Konsep utama corrective maintenance
adalah bahwa perbaikan yang tepat dan Hasil report preventive maintenance
lengkap dari semua masalah yang baru belt conveyor C101 selama tahun 2021
jadi dibuat atas dasar yang diperlukan. dapat dilihat banyak sekali penggantian
Semua perbaikan direncanakan dengan roller / carry roller pada conveyor dapat
baik, diimplementasikan oleh pengrajin dilihat pada Tabel Berikut.
terlatih, dan diverifikasi sebelum mesin
atau sistem dikembalikan kelayanan.
Masalah baru jadi tidak terbatas pada
masalah listrik atau mekanik. Sebagai
gantinya, semua penyimpangan dari
kondisi operasi yang optimal, yaitu,

P a g e 50 | Jurnal Teknik Industri


Tabel 1. Report Preventive Maintenance belt dengan cara memberi pelumas pada
conveyor C101 bearing carry roller.
b. Machine
Muatan pada belt conveyor yang
overload akan membuat beban pada
carry roller yang mana akan
menyebabkan rusaknya shaft karena
beban dari muatan.
c. Environment
Sumber : Data Perusahaan, 2021 Belt conveyor C101 ini berada diluar
Dari data pada Tabel tersebut dilakukan ruangan karena dia harus mengangkut
analisis dengan menggunakan fishbone waste reject ke bungker, jadi setiap hari
diagram untuk perbaikan dalam belt conveyor C101 ini terpapar sinar
preventive maintenance. matahari dan terkena air hujan. Kondisi
ini dapat membuat carry roller berkarat
terutama pada bagian bearing.
d. Human
Operator mempunyai standar
operasional dalam pengoprasian belt
conveyor C101 yang baik dan benar
agar life time dari peralatan dapat
terjaga dan teknisi mempunyai jadwal
preventive maintenance yang dilakukan
bertujuan untuk menjaga life time dari
peralatan termasuk life time dari carry
roller itu sendiri. Akan tetapi pasti
Gambar 5 Fishbone Diagram
masih ada kekurangan karena faktor
Penjelasan dari Fishbone Diagram kurangnya pengetahuan yang lebih
adalah sebagai berikut : tentang peralatan khususnya belt
conveyor.
a. Material Carry Roller
Saran dari hasil dan pembahasan untuk
Life time dari carry roller sangat yang pertama material carry roller
bergantung dari frekuensi pemakaian, harus yang sesuai dengan faktor
pola operasi, pola perawatan, kegunaan dan lingkungan agar life time
permasalahan dan faktor lingkungan carry roller lebih lama, kedua machine
lainnya. Untuk mengatahui layak pada point ini harus membuat
tidaknya carry roller untuk beroperasi modifikasi chute agar material yang
maka dapat kita lakukan jatuh ke belt conveyor bebannya sama
pengecekan/inspeksi secara visual agar tidak overload, ketiga environment
sebelum belt conveyor digunakan. Salah karena belt conveyor C101 berada di
satu metode yang digunakan adalah luar rungan maka perlu diberi tutup atau
cover atas agar tidak terkena air hujan

P a g e 51 | Jurnal Teknik Industri


dan terpapar panas matahari langsung
yang bias menyebabkan bearing carry
roller cepat berkarat, keempat human Daftar Pustaka
pada point ini operator dan tim [1] E. D. Prasetyo, “Analisa produksi
maintenance harus di training mengenai pada Aerosol Can Ø 65 X 124
cara pengoprasian dan perawatan belt Dengan Menggunakan Metode
conveyor terutama bagian carry roller. Pendekatan Six Sigma Pada Line
ABM 3 Departemen Assembly PT.
XYZ,” J. PASTI, vol. VIII, no. 2,
IV. Kesimpulan pp. 191– 202, 2015.
[2] F. Hamidy, “Pendekatan Analisis
Berdasarkan hasil observasi dilapangan Fishbone Untuk Mengukur Kinerja
dan data – data referensi serta analisis Proses Bisnis Informasi E-
fishbone diagram, maka dapat dibuat Koperasi,” J. Teknoinfo, vol. 10,
kesimpulan faktor penyebab kerusakan no. 1, p. 11, 2016, doi:
atau stuck pada carry roller belt 10.33365/jti.v10i1.12
conveyor C101 ada 4 point diantara lain [3] R. A. Anwar, “Perawatan dan
: a. Material (life time dari material Perbaikan Belt Conveyor Guna
carry roller), b. Machine (overload Peningkatan Kerja Belt Conveyor
muatan yang membuat shaft rusak), c. di PT Panca Patriot Prima,” 2020
environment (keadaan lingkungan [4] Trisaksono Bagus P, “Pengelolaan
disekitar dan faktor cuaca), d. Human dan Pemanfaatan Sampah
(Kurangnya pengetahuan tentang belt Menggunakan Teknologi
conveyor). Incenerator,” J. Teknol. Lingkung.,
vol. 3, no. 1, pp. 17–23, 2002

P a g e 52 | Jurnal Teknik Industri

Anda mungkin juga menyukai