Makalah Ips
Makalah Ips
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
Daftar Isi ………................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Metode ….……...….……...….……...….……...….…… 3
2. Media ..….……...….……...….……...….……...….…… 6
Kognitif ....................…...….……...….……...….……...…. 7
1. Pengertian Kognitif ....................….…...….……...….……...…. 7
Sosial ................................…...….……...….……...….……...…. 9
Pendekatan Sosial ................................................................... 10
Personal ....................…...….……...….……...….……...…. 12
Pendekatan Personal ............................................................. 14
Modifikasi Perilaku .........…...….……...….……...….……...…. 13
Ekspositori .....................…...….……...….……...….……...…. 17
Pendekatan Ekspositori ........................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian
khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam
menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk
membawa peserta didik pada proses belajar, di bawah pengawasan guru. Pendidikan di sekolah
dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran. Belajar merupakan perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku sebagai hasil pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan
belajar yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar,
metode, media, sumber belajar (Sutikno, 2008:37).
Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, maka guru harus memiliki pemahaman
dan kemampuan dalam merancang dan menerapkan metode, media, dan sumber belajar yang
gunakan dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?
3. Bagaimana cara menerapkan metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?
C. Tujuan
2. Memahami tentang cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi.
3. Memahami tentang cara menerapkan metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya.
a. Tujuan pembelajaran
Namun ada beberapa metode yang memiliki keunggulan dan kelemahan, di antaranya:
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan kelompok
pengunjung ( dalam hal ini peserta didik ).
Keunggulan dari metode ini bila peserta didiknya berjumlah banyak dan baik juga untuk
menjelaskan materi yang banyak, namun dengan waktu yang terbatas.
Kelemahan dari metode ini apabila guru kurang menguasai bahan atau materi serta alat peraga
yang terbatas, dan kurang baik apabila seorang guru tidak pandai berbicara.
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara 3 atau lebih
topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
Keunggulan dari metode ini ialah pendengar atau peserta didik dapat ikut serta mengemukakan
pendapatnya. Hal ini akan memperluas pandangan dari masing-masing kelompok dan memupuk rasa
kesatuan dan persatuan.
Kelemahannya dari metode ini ialah kurang baik jika dipakai dalam kelompok yang besar. Di
samping itu, informasi yang diperoleh peserta terbatas pada topik diskusi. Jika moderator kurang
terampil dalam memimpin diskusi maka akan terjerumus ke dalam masalah lain
c. Panel
Adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah topik. Pada
diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang pemimpin diskusi atau moderator.
Keunggulan dari metode ini ialah dapat membangkitkan pemikiran bagi para peserta dan
mendorong memberikan analisis. Dalam diskusi panel diperlukan pandangan yang berbeda-beda.
Kelemahan dari metode ini ialah mudah tersesat ke dalam masalah lain. Selain itu tidak semua
peserta dapat mengambil bagian dalam pembicaraan. Apalagi jika panelis terlalu banyak bicara.
Studi kasus ialah sekumpulan situasi masalah, termasuk detail-detail yang memungkinkan
kelompok menganalisis masalah itu.
Keunggulan dari metode ini ialah dapat disajikan secara tertulis, lisan, difilmkan, direkam atau
diceritakan. Selain itu, dapat ditugaskan sebelum diskusi dimulai.
Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan keterampilan untuk menuliskan suatu
masalah. Memerlukan waktu yang lama. Sulit mencari moderator yang terampil.
Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan pendapat baru dan merangsang
semua anggota untuk mengambil bagian. Selain itu juga membangkitkan reaksi berangkai dalam
mengeluarkan pendapat. Menghemat waktu dan dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
Tidak memerlukan pemimpin diskusi yang hebat, di samping itu tidak membutuhkan peralatan yang
banyak.
Kelemahannya dari metode ini ialah mudah terlepas dari kontrol. Selain itu anggota kelompok
cenderung membuat evaluasi segera setelah pendapat diajukan. Terkadang tidak semua anggota
bisa menerima pendapat tersebut.
1) Penyampaian permasalahan
2) Pengumpulan data
Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan pemikiran yang logis, mendorong
analisis secara menyeluruh. Prosedur yang dipakai dapat diterapkan pada bermacam-macam
problema dapat membangkitkan pemusatan pikiran pada masing-masing peserta dan meningkatkan
keterampilan dalam mengenali problema.
Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan waktu yang banyak dan sulit, jika dipakai
pada kelompok yang besar. Selain itu memerlukan pemimpin yang benar-benar terampil. Kadang
sulit memperoleh hasil diskusi yang tuntas.
Keunggulannya adalah:
2) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga guru mengetahui apa yang
belum dimengerti oleh peserta didik
3) Guru mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang telah diterangkan.
Kelemahannya adalah:
Kelebihannya adalah:
Kekurangannya adalah:
1) Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan
selalu bergantung kepada orang lain.
2) Orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh seseorang.
2. Media
Merupakan media yang dapat dipandang. Media ini dapat dibagi menjadi 2, di antaranya ;
1) Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media yang tidak dapat dipantulkan pada layar. Hal itu
dikarenakan bahan yang dipakai tidak transparan atau tidak tembus cahaya.
b) Ilustrasi
c) Karikatur
d) Poster
e) Bagan
f) Diagram
g) Grafik
h) Peta
Media ini dapat dipantulkan pada layar karena bahan yang dipakai tembus cahaya.
Media ini selain dapat dilihat juga dapat didengar. Contohnya, slide suara dan televisi. Slide suara
merupakan media visual yang diiringi suara, orang sering menyebut film bingkai. Televisi merupakan
suatu media yang menampilkan gambar yang bergerak.
3. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala bentuk penyajian bahan atau materi yang dapat dijadikan
sumber untuk belajar. Contohnya, buku-buku, majalah, surat kabar, peta.
B. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Kognitif
Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Dalam hal ini guru
harus mampu menyajikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan peserta didik untuk terjadinya
konfrontasi intelektual.
1) Menyajikan masalah
4) Merumuskan penjelasan
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum sekolah dasar kelas 6 semester 2 sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
2) Materi Pokok
3) Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
4) Indikator
1) Menyajikan Masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan, “Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia jika
dibandingkan dengan negara tetangganya?
2) Menumpulkan Data dan Verifikasi Data
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku-buku, internet, surat kabar
yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji situasi
gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga sehingga peserta didik memahami
situasi secara objektif. Pada tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi dan objek secara
sistematis.
Guru dan peserta didik mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan masalah
yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk menjawab
masalah.
4) Merumuskan Penjelasan
Guru membantu peserta didik dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas masalah secara
mendetail, rapi dan sistematis.
Peserta didik menganalisis pola-pola penemuannya dan peserta didik menilai efektivitas proses
inkuiri yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada.
C. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi; pertama masalah-masalah sosial diidentifikasi
atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula.
Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu perlu dikembangkan untuk memperbaiki
masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus. Berdasarkan dua asumsi di atas, maka
konsekuensi penggunaan metode pembelajaran IPS SD harus membebani peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat, yang pada gilirannya kelak akan
mampu membangun masyarakat dan mampu mengadakan hubungan antar pribadi.
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis
3. Tahap definisi
4. Tahap eksplorasi
6. Tahap generalisasi
Sebagai contoh kita ambil kurikulum Sekolah dasar kelas V semester 2 sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
2) Materi Pokok
3) Hasil belajar
4) Indikator
1) Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan
jumlah penduduk yang meledak, persebaran penduduk yang tidak merata dan kepadatan yang
tinggi. Salah satu akibatnya adalah munculnya masalah sosial yaitu kemiskinan. Rumusan
masalahnya adalah: “ Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah?”. Jadi
masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan.
2) Tahap Hipotesis
3) Tahap Definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis:
a. Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap peri kehidupan
manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya
alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/buatan.
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya sumber daya
alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap kehidupan manusia rendah. Kemiskinan
struktural/buatan adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonom, teknologi
dan pembangunan itu sendiri. Atau karena kelembagaan yang ada menyebabkan sebagian
masyarakat tidak memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai sumber daya sehingga
menjadi miskin.
4) Tahap Eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis
dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang mendasarinya.
5) Tahap Pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-
metode pengumpulan data melalui metode-metode yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya untuk
dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
6) Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas masalah
yang dibahas, yaitu:
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia yang mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
D. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Personal
Pendekatan Personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks. Keadaan emosional
peserta didik perlu diperhatikan agar peserta didik dapat mengembangkan hubungan yang produktif
dengan lingkungan.
Melalui pendekatan personal peserta didik diharapkan dapat melihat diri pribadi dan sebagai
pribadi yang berada di tengah-tengah kelompok. Setiap individu mempunyai karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu perlu adanya sikap dan perlakuan yang berbeda kepada
setiap individu
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan dipilih
sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Metode ini berdasarkan pada teori Glasser yang
mempunyai dua asumsi,pertama,bahwa manusia itu mempunyai dua kebutuhan dasar yaitu cinta
dan harga diri. Kedua, kebutuhan tersebut berakar dalam hubungan antar manusia. Masalah
individu muncul apabila ia tidak dapat memenuhi dua kebutuhan pokok.
Metode pertemuan kelas,dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser
dibedakan menjadi tiga tipe:
Dalam pertemuan ini peserta didik berusaha mengembangkan tanggung jawab untuk belajar dan
berperilaku dengan jalan memecahkan masalahnya di dalam kelas.
Guru memulai pertemuan dengan pertanyaan ”apa yang menarik perhatian kalian?”. Peserta didik
diberi kebebasan dalam memikirkan dan menjawab pertanyaan dari guru. Peserta didik berinisiatif
untuk berdiskusi dengan memunculkan suatu topik yang menarik berdasarkan pengalamannya.
Pada dasarnya sama dengan tipe kedua ,akan tetapi permasalahannya diarahkan kepada hal-hal
yang sedang dipelajari peserta didik.
Beberapa pedoman guru dalam menerapkan metode pertemuan kelas antara lain :
3. Dalam tahapan tertentu guru harus mendorong peserta didik untuk berinisiatif.
5. Guru mendorong peserta didik untuk bertanggung jawab mendiagnosis perilaku sendiri dan
menolak perilaku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
7. Guru harus mampu menciptakan iklim terbuka dan mengendalikan kelompok untuk menilai
perilaku, mengambil kesepakatan dan menilai tindak lanjut.
1. Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan guru berupaya untuk menciptakan iklim yang
mengundang keterlibatan peserta didik.
5. Merumuskan kesepakatan.
6. Perilaku tindak lanjut
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas V semester 1, sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok
3. Hasil belajar
4. Indikator
a. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional (misal R. A. Kartini,
Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
d. Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Guru dalam iklim tahap ini berusaha mendorong peserta didik berperan serta dan berbicara
mengenai Sumpah Pemuda. Guru menyeleksi pendapat-pendapat peserta didik mengenai Sumpah
Pemuda tanpa celaan dan penilaian. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengemukakan
pendapatnya.
Penyajian masalah dapat berasal dari guru dan peserta didik dalam bentuk pertentangan sederhana
mengenai sumpah pemuda. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan guru adalah:
Kemudian, guru dan peserta didik mengidentifikasi norma-norma sosial dari peristiwa Sumpah
Pemuda yang dapat dijadikan contoh yang baik bagi pembentukan sikap peserta didik dalam
menghadapi masalah-masalah sosial.
Untuk dapat membuat pertimbangan nilai pribadi, peserta didik harus mengidentifikasi nilai-nilai
yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Nilai-nilai tersebut adalah berikut ini:
Pesta didik menunjukkan nilai-nilai dari peristiwa Sumpah Pemuda. Kemudian, peserta didik
menyeleksi untuk dijadikan alternatif tindakan dalam memecahkan masalah sosial sehari-hari. nilai-
nilai yang ditemukan itu merupakan suatu hasil penggalian dari Sumpah Pemuda yang dapat
digunakan untuk menyikapi masalah-masalah sosial.
5. Merumuskan kesepakatan
Peserta didik menilai efektivitas perilaku baru yang diperoleh dan memperkuatnya untuk tindakan-
tindakan mendatang.
E. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Modifikasi Perilaku
c. Pendekatan relaksasi
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model
mengejar pengenalan diri. Pembelajaran dengan pendektan mawas diri melalui tahapan sebagai
berikut:
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas V semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh
Pergerakan Nasional.
2. Materi Pokok
3. Hasil belajar
b. Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk
Indonesia.
5. Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok, hasil belajar dan indikator, guru dapat
menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah diterima. Pada saat menjelaskan materi
tersebut guru dapat memberikan penilaian terhadap penjajah Jepang. Khususnya apa yang
menguntungkan dan merugikan bagi penduduk. Hal itu agar peserta didik dapat menilai secara
obyektif akibat penjajahan Jepang. Selain itu guru perlu mengomunikasikan sebab dan akibat
pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap penduduk Indonesia.
F. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas Tinggi
Berdasarkan Pendekatan Ekspositori
1. Kurang di berikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah sehingga daya
serap siswa kurang tajam.
2. Kadang kadang pertanyaan atau penjelasan lisan sukar di tangkap. Apa lagi jika menggunakan kata
kata asing
3. Kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik antuk mengembangkan kecakapannya untuk
mengeluarkan pendapat.
Metode ceramah dapat di gunakan apabila terhadap hal hal berikut ini.
3. Menutup pelajaran.
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas 6 semester 2, sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
2. Materi Pokok
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
4. Indikator
c. Memberikan apresiasi. Misalnya guru bertanya: siapa yang pernah mencari kota Bangkok dan
Singapura dalam peta? Di negara apa kota Bangkok dan Singapura? Selanjutnya, guru menjelaskan
letak kota Bangkok dan Singapura.
Untuk menyajikan materi, guru menggunakan peta Asia Tenggara. Dijelaskan letak negara-negara di
Asia Tenggara dan ibu kotanya masing-masing. Setelah itu dijelaskan ciri-ciri gejala alam di Indonesia
dibandingkan dengan gejala alam di negara-negara Asia Tenggara yang lain. Setelah itu dijelaskan
juga ciri-ciri gejala sosialnya.
3. Menutup pelajaran.
a. Membuat kesimpulan.
b. Memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya atau menanggapi materi yang telah diajarkan.
BAB III
KESIMPULAN
Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu merespons rangsangan yang
datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah dan membangun konsep untuk memecahkan masalah dengan simbol-simbol
verbal dan nunverbal.
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu yang berhubungan dengan orang lain
(masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala sosial yang muncul. Metode inkuiri
sosial tepat untuk mengkaji gejala-gejala sosial. Metode inkuiri sosial memungkinkan peserta didik
berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi atau data yang mendukung pembuktian hipotesis.
Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada usaha membantu
peserta didik untuk mengembangkan dan pembentukan sikap. Salah satu contoh pendekatan
personal adalah metode pertemuan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. (2002). Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda Karya.