Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BAYi BBLR “

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH : KELOMPOK lV

1. Rubaida Vanath
2. Syarifa. S. Assagaf
3. Au Manuhutu
4. Marselinus Sekerone

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpah rahmat
dan petunjuk-Nya ,kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tentang
Asuhan Keperawatan Pada Bayi BBLR.

makalah ini di buat dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami lebih jauh
tentang keparawatan Anak “Asuhan Keperawatan Pada Bayi BBLR’’

kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan, oleh
karena itu ,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pembangunan bagi para
pembaca.Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi para
pembaca dan kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT “BBLR”


B. DEFINISI
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
H. ASUHAN KEPERAWATAN BBLR
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
M. EVALUASI KEPERAWATAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan
yang dapat menyebabkan kecacatan sampai kematian,seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan
pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan
merah pada pemeriksaan dengan (MTBM) Manajemen Terpadu Bayi Muda (Profil
Kesehatan Indonesia 2014). Salah satu faktor yang memiliki konstribusi tinggi terhadap
kematian bayi khususnya pada saat perinatal yaitu bayi BBLR (Proverawati & Ismawati
2010). BBLR merupakan keadaan dimana bayi lahir dengan berat kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia kehamilan (M. Sholeh Kosim et al.2014). Salah satu
komplikasi yang dapat terjadi pada bayi BBLR adalah Hipotermi.Secara keseluruhan,
angka kejadian BBLR diperkirakan mencapai 15% sampai 20% dari semua kelahiran di
seluruh dunia yang mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun (WHO 2015). Profil
kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan angka kematian neonatal termasuk BBLR
menyumbang sebanyak 59% kematian bayi. Angka kejadian BBLR di seluruh Indonesia
jumlahnya sangat bervariasi, berkisar antara 9%-30% diperoleh dari hasil studi di 7
daerah multicenter, dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional menurut SDKI angka
kejadian BBLR sekitar 7,5%, dimana angka tersebut belum mencapai sasaran program
Indonesia.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR?
2. Jelaskan penyebab terjadinya Bayi BBLR?
3. Jelaskan patofisiologi Bayi BBLR?
4. Jelaskan tanda gejala Bayi BBLR?
5. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang Bayi BBLR?
6. Jelaskan penatalaksanaan Bayi BBLR?
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian Bayi BBLR

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sarwono, Prawironardjo, 2006).Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Bayi yang berada
dibawah persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan.sejak tahun 1961 WHO
telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir
bayi premature (Mochtar, Rustam, 1998). Dan pada tahun 1970, kongres european
perinatal medicine II yang diadakan di london juga diusulkan definisi untuk mendapatkan
keseragaman tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut:

 Bayi kurang bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).

 Bayi cukup bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42
minggu (259-293)

 Bayi lebih bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)

2. Etiologi Bayi BBLR

A. Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut Maryunani (2009)

1. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan (NKB KMK)
penyebabnya adalah :

a. Berat badan ibu yang rendah

b. Usia ibu hamil yang belum dewasa atau masih remaja


c. Kehamilan dengan bayi kembar

d. Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau bayi berat
badan rendah

e. Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompeten serviks) sehingga tidak mampu
menahan berat bayi dalam rahim

f. Ibu hamil yang sedang sakit

2. Penyebab lainnya :

B. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal (NCB KMK)
penyebabnya adalah :

1. Ibu hamil kekurangan gizi

2. Ibu hamil yang disertai penyakit seperti hipertensi, preeklamsia, anemia

3. Ibu hamil dengang penyakit kronis seperti malaria kronik,

4. penyakit jantung sianosis, infeksi saluran kemih

5. Ibu hamil seorang perokok

C. Penyebab bayi BBLR menurut Atikah Proverawati (2010)

1. Faktor ibu

 Penyakit :

1. Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan seperti: anemia sel
berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia
dan infeksi kandung kemih dan ginjal.

2. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS,


TORCH.

 Keadaan Ibu

1. Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi faktor
prematuritas tertinggi
3. Kehamilan ganda

4. Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari satu tahun

4. Memiliki riwayat BBLR sebelumnya

 Keadaan social ekonomi

1. Kejadian tertinggi biasanya pada keadaan social ekonomi rendah

2. Gizi yang kurenda

5. Bayiir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian BBLR lebih tinggid dari
kelahiran bayi dari pernikahan yang sah

Sebab lain

1. Ibu perokok

2. Ibu peminum alkohol

3. Ibu pecandu obat narkotik

 Faktor janin

1. Infeksi janin kronik

2. Radiasi

 Faktor plasenta

a. Berat placenta kurang, berongga atau keduanya (hidramnion)

b. Plasentitis vilus (bakteri, virus, hidramnion Plasenta yang lepas

 Faktor lingkungan

a. Terkena radiasi

b. Terpapar zat beracun

3. Patofisiologi Bayi BBLR

BBLR ialah asupan nutrisi yang rendah terdapat pada ibu hamil yang
setelah itu secara langsung juga mengakibatkan berat badan lahir rendah. Bilamana
dilihat dari segi kehamilan, satu diantara etiologi ialah hamil ganda dimana pada
dasarnya tumbuh kembang janin lebih dari satu,maka dari itu nutrisi yang mana saat
hamil ganda gizi dan nutrisi yang diperoleh dari ibu harus terpecah maka terkadang
satu diantara janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian apabila
dianalisa dari segi janin, salah satu etiologinya ialah infeksi pada rahim yang dapat
menyebabkan BBLR pada bayi. Bayi berat lahir rendah disebabkan pada beberapa
aspek, seperti infeksi dari faktor ibu, plasenta dan janin, perdarahan antepartum dan
multi gravid dengan jangks kelahirannya yang sangat dekat, kurang dari 20 tahun
usia ibu. Kondisi sosial dan ekonomi keluarga dapat berdampak bilamana rendah
akan menjadi salah satu factor pemenuhan nutrisi yang kurang dan dapat
menyebabkan bayi berat lahir rendah. Kelaziman ibu yang buruk seperti merokok
juga dapat berdampak pada akibat bayi lahir rendah. Janin kembar,hidramnion dan
kelainan janin menjadi salah satu penyebab janin, yang akan menyebabkan dinding
pada otot rahim melemah dapat menciptakan bayi berat lahir rendah pada factor
plasenta. Selain itu terdapat juga factor maternal seperti yang diakibatkan oleh
kelahiran prematur ataupun retardasi pertumbuhan intrauterine tercantum pada
kelahiran bayi berat lahir rendah sebelumnya, taraf pendidikan maternal yang
rendah, ketidakmampuan dalam segi status sosial,tidak adanya pemeriksaan
antenatal, lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun usia maternal, interval antar
kehamilan pendek, perokok pasif dan aktif,penggunaan obat terlarang ataupun
alkohol, stress fisik seperti berjalan atau berdiri yang sangat lama atau melampaui,
psikologis tidak ditemukan atau rendahnya dukungan sosial, tidak menikah, masa
tubuh sebelum hamil rendah atau kurang dari 45kg ataupun lebih dari 100kg dan
masalah peningkatan masa tubuh selama hamil yang buruk.

Bayi dengan berat lahir rendah memiliki ciri permukaan tubuh yang relatif
lebih luas maka dari itu akan menyebabkab penguapan yang berlebihan maka bayi
mengalami kehilangan cairan dan menciptakan masalah dehidrasi atau masalah
resiko ketidakseimbangan suhu tubuh. Kemudian bayi berat lahir rendah juga
mempunyai jaringan lemak subkutan yang tipis akan menyebabkan hilangnya panas
melalui kulit, selain itu reflek hisap dan menelan belum sempurna sehingga
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pada tubuh serta konsistensi
pemberian ASI. Nutrisi yang sepenuhnya sangat dibutuhkan untuk manajemen bayi
berat lahir rendah dan preterm, akan tetapi umumnya terdapat kesulitan dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi mereka bermacam digesti dan ingesti makanan yang
belum sepenuhnya berkembang, semakin imautr seorang bayi semakin besar
masalahnya. Nutrisi yang dibutuhkan untuk kelompok ini tidak diketahui dengan pasti
bahwasanya semua bayi preterm berdampak sebab buruknya cadangan nutrisi dan
berbagai karakter fisik dan perkembangan (Nurarif, 2013)

4. Tanda Dan Gejala Bayi BBLR


A. Tanda dan gejala bayi BBLR menurut Anik Maryuni (2009) :

1. Berat badan < 2500 gram

2. letak telinga lebih menurun

3. terjadi pembesaran dari salah satu atau kedua ginjal

4. ukuran kepala lebih kecil

5. terjadi masalah dalam pemberian makan karena reflex mengkecil dan menelan
kurang

6. ketidak setabilan suhu

7. kulit tipis dan transparan

8. Panjang badan kurang dari 45cm

9. Lingkar dada kurang dari 30 cm

10. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

11. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

12. Kulit tipis, transparan , rambut lanugo banyak , lemak kurang

13. Otot hipotonik lemah

14. Kepala tidak mampu tegak

15. Pernapasan 40-50 kali/ menit

16. Nadi 100-140 kali/menit

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR menurut Nurarif, Amin Huda dan
Kusuma, Hardhi (2015)

1. Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000–
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)

2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisetmia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal.
3. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebih ).

4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.

5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata
– rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya

7. Pemeriksaan analisa gas darah.

6. Penatalaksanaan Bayi BBLR

Penatalaksanaan bayi BBLR menurut Rukiyah et al. (2010)

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi BBLR mudah mengalami


hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipantau dan dipertahankan
dengan ketat.

2. Mencegah infeksi , karena bayi BBLR sangat rentan dengan infeksi


memperhatikan prisip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.

3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.

4. Penimbangan ketat, Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi


dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan harus
dilakukan dengan ketat.

5. Kain yang basah harus segera diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.

6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.

7. Beri minum bayi dengan sonde/ tetes dengan pemberian ASI.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Merupakan data dasar klien yang komprehensif mencakup riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik dan laboratorium serta
informasi dari tim kesehatan serta keluarga klien, yang meliputi :

 Biodata :

Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak


keberapa, jumlah saudara dan identitas orang tua. Yang lebih ditekankan pada umur
bayi karena berkaitan dengan diagnosa bayi BBLR.

 Keluhan Utama :

Pada klien BBLR yang tampak yaitu BBL kurang dari 2500 gram .

 Riwayat kesehatan sekarang :

Apa yang dirasakan klien sampai di rawat di Rumah Sakit atau perjalanan
penyakit.

 Riwayat kehamilan dan persalinan :

Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi


belakang kaki atau sungsang.

2. Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum

Pada umumnya pasien dengan BBLR dalam keadaan lemah, bayi terlihat
kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, BB <2500 gram,dan tangisan masih
lemah.

 Tanda-tanda Vital

Pada umunya suhu tubuh mudah terjadi hipotermi

 Pemeriksaan fisik Head To Toe

1. Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung,
sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar kepala sama dengan
atau kurang dari 33 cm.

2. Rambut
Inspeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang
dan halus atau kasar.

Palpasi: mudah rontok atau tidak

3. Mata

Inpeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal, lihat reflek kedip
baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis
saat diberikan cahaya.

4. Hidung

Inpeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat sekret


berlebih dan terpasang O2

Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan

5. Mulut dan faring

Inspeksi: pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering, dan pucat

6. Telinga

Inpeksi: adanya kotoran atau cairan dan baigaimana bentuk tulang rawanya.

Palpasi: adanya respon nyeri pada daun telinga.

7. Thorax

Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam. Pada
lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm

Auskultasi : Adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda bahaya

8. Abdomen

Inpeksi: lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran abdomen

Palpasi: adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen

9. Kulit dan kelamin


Inspeksi : pada kulit terlihat keriput, tipis, penuh lanugo, pada dahi, pelipis,
telinga, dan lengan, terlihat hanya sedikit lemak jaringan. Pertumbuhan genetalia
belum sempurna.

Palpasi : pada bayi laki – laki testis belum turun, sedangkan pada bayi
perempuan labia mayora lebih menonjol (labia mayora belum menutup labia
minora)..

10. Muskuloskeletal

Inspeksi : tumit terlihat mengkilap, dan telapak kaki teraba halus, tonus otot
masih lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah, tubuhnya
kurang berisi ototnya lembek, dan kulitnyapun terlihat keriput dan tipis

Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjolan

 Neurology atau reflek

Fungsi saraf yang belum efektif dan tangisannya lemah

Reflek Morrow : Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam).

Reflek menghisap: suckling

Reflek menelan swallowing: masih buruk atau kurang.

Reflek batuk yang belum sempurna

 Kebutuhan dasar :

1. pola Nutrisi

Pada neonatus dengan BBLR perlu perawatan kusus, karena organ tubuh
terutama lambung belum sempurna.

2. Pola Eliminasi

Umumnya klien mengalami gangguan BAB karena organ tubuh terutama


pencernaan belum sempurna.

3. Kebersihan diri

Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien, terutama


saat BAB dan BAK, saat BAB dan BAK harus diganti popok kusus bayi BBLR yang
kering dan halus.
4. Pola tidur

Terlihat gerak bayi masih pasif, tangisannya masih merintih,meskipun


keadaan lapar bayi tetap tidak menangis, bayi cenderung lebih banyak tidur dan
pemalas.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Masalah keperawatan yang mungkin


muncul pada bayi BBLR menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) ,
adalah sebagai berikut :

1) Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d berat badan menurun
minimal 10 % dibawah rentang ideal

Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
Asupan nutrisi tidak 1. Ketidakmampuan Subjektif – Subjektif:
cukup untuk memenuhi menelan makanan 1. Cepat kenyang
kebutuhan 2. Ketidakmampuan Objektif setelah makan
metabolisme. mencerna makanan 1. Berat badan 2. Kram/nyeri
3. Ketidakmampuan menurun minimal abdomen
mengabsorbsi nutrien 10% dibawah 3. Nafsu makan
4. Peningkatan rentang ideal menurun
kebutuhan
metabolisme
5. . Faktor ekonomi (mis. Objektif:
finansial tidak 1. Bising usus
mencukupi) hiperaktif
6. Faktor psikologis 2. Otot pengunyah
(mis. stres, lemah
keengganan untuk 3. Otot menelan
makan) lemah
4. Membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare
2) Ikterik Neonatus b.d penurunan berat badan abnormal > 7-8 % pada bayi baru lahir
yang menyusui ASI, > 15% pada bayi yang cukup bulan.

Diagnosa keperawatan: Ikterik Neonatus b.d penurunan berat badan normal d.d profil darah abnormal
defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
Kulit dan membran 1. Penurunan berat badan Subjektif:- Subjektif: -
mukosa menguning abnormal (> 7- 8 % pada
setelah 24 jam kelahiran bayi baru lahir yang Objektif: Objektif:-
akibat bilirubin tidak menyusui ASI ,>15% pada 1. Profil darah abnormal
terkonjugasi masuk ke bayi cukup bulan ( hemolisis, bilirubin
dalam sirkulasi 2. Pola makan tidak ditetapkan serum total> 2mg/dl,
dengan baik bilirubin serum total
3. Kesulitan transisi ke pada rentang risiko
kehidupan ekstra uterin tinggi menurut usia pada
4. Usia kurang dari 7 hari normogram spesifik
5. Keterlambatan pengeluaran waktu)
feses ( mekonium) 2. Membran mukosa
kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning

3) Hipotermia badan ekstrem d.d suhu tubuh dibawah nilai normal

Diagnosa keperawatan: Hipotermia b.d berat badan ekstrem d.d suhu tubuh di bawah nilai normal
defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
suhu tubuh berada 1.kerusakan hipotalamus Subjektif: - Subjektif: -
dibawah rentang normal 2. konsumsi alkohol
tubuh 3. Berat badan ekstrem Objektif: Objektif:
4. kekurangan lemak 1.kulit teraba dingin 1.Akrosianosis
subkutan 2. menggigil 2. Bradikardi
5. terpapar suhu lingkungan 3. suhu tubuh dibawah 3. dasar kuku sianotik
rendah nilai normal 4. hipoglikemia
6. malnutrisi 1. 5. hipoksia
7. pemakaian pakaian tipis 6. pengisian kapiler>3
8. penurunan laju detik
metabolisme 7. konsumsi oksigen
9. tidak beraktivitas meningkat
10. transfer panas ( mis. 8. ventilasi menurun
Konduksi , konveksi, 9. piloereksi
evaporasi,radiasi). 10. takikardia
11. Trauma 11. vasokonstriksi
12. proses penuaan 12. kutis memorata ( pada
13. efek agen farmakologis neonatus).
14. kurang terpapar informasi
tentang pencegahan
hipotermia

4) hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif

Diagnosa keperawatan: Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif


defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
penurunan volume 1.kehilangan cairan aktif Subjektif: - Subjektif:
cairan intravaskuler, 2. kegagalan mekanisme 1. merasa lemah
interstisiel,dan regulasi Objektif: 2. mengeluh haus
intraseluler 3. peningkatan permeabilitas 1.frekuensi nadi meningkat
kapiler 2. nadi teraba lemah Objektif:
4. kekurangan intake cairan 3. tekanan darah menurun 1.pengisian Vena menurun
5. evaporasi 4. tekanan nadi menyempit 2. status mental berubah
5. turgor kulit menurun 3. suhu tubuh meningkat
6. membran mukosa 4. konsentrasi urine
kering meningkat
7. volume urine menurun 5. berat badan turun tiba-
8. hematokrit meningkat tiba
3. Perencanaan Keperawatan

Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)

Status Nutrisi Manajemen Nutrisi

Defenisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola


memenuhi kebutuhan metabolisme asupan nutrisi yang seimbang
kriteria hasil :
Tindakan :
 Porsi makanan yang dihabiskan
cukup meningkat (skala 4) a. observasi
 Pengetahuan tentang pilihan
makanan yang sehat (skala 4)  Identifikasi status nutrisi
 Pengetahuan tentang pilihan  Identifikasi makanan yang disukai
minuman yang sehat (skala 4)
 Monitor asupan makanan
 Pengetahuan tentang standar asupan
nutrisi yang tepat (skala 4)  Monitor berat badan
 Sikap terhadap makanan/minuman
sesuai dengan tujuan kesehatan b. Terapiutik
(skala 4)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah kontisipasi
 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
 Fasilitasi kemandirian, bantu
jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
 Jadwalkan rutinitas perawatan
diri

c. Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi


untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan

Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)

Integritas kulit dan jaringan Fototerapi neonatus

Defenisi : keutuhan kulit (dermis Defenisi : Memberikan terapi sinar


dan/epidermis) atau jaringan ( membran fluorescent yang ditujukan kepada kulit
nukosa,kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
neonatus untuk menurunkan kadar bilirubin
kartilago, kapsul, sendi dan ligamen)

kriteria hasil : Tindakan :

 Elastisitas menurun (skala 1) d. observasi


 Hidrasi menurun (skala 1)
 Perfusi jaringan menurun (skala 1)  Monitor ikterik pada sklera dan kulit
 Kerusakan jaringan menurun (skala 5)
bayi
 Kerusakan lapisan kulit menurun
(skala 5)  Identifikasi kebutuhan cairan
 Nyeri menurun (skala 5) sesuai dengan usia gestasi dan
 Perdarahan menurun (skala 5) berat badan
 Kemerahan menurun ( skala 5)
 Monitor suhu dan tanda vital setiap
 Hematoma menurun 9 skala 5)
 Pigmentasi abnorma menurun ( skala 4 jam sekali
5)  Monitoring efek samping fototerapi
 Jaringan parut menurun ( skala 5) ( mis. Hipertermi, diare, rush pada
 Nekrosis menurun ( skala 5)
kulit , penurunan berat badan)
 Abrasi kornea menurun ( skala 5)
 Suhu kulit membaik ( skala 5)
 Sensasi membaik ( skala 5)
 Tekstur membaik ( skala 5) e. Terapiutik
 Pertumbuhan rambut ( skala 5)
 Siapakan lampu fototerapi dan
inkubator atau kotak bayi
 Lepaskan pakaian bayi kecuali
popok
 Berikan penutup mata
 Ukur jarak antara lampu dan
permukaan kulit bayi ( 30 cm
atau tergantung spesifikasi
lampu fototerapi)
 Biarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi secara
berkelanjutan
 Ganti segera alas dan popok
bayi jika BAB/BAK
 Gunakan linen berwarna putih
agar mematulkan cahaya
sebanyak mungkin

f. Edukasi

 Anjurkan ibu menyusui sekitar


20- 30 menit
 Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin

g. Kolaborasi

 Kolaborasi pemeriksaan darah


Vena bilirubin direk dan indirek

Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)
Termoregulasi Manajemen hipotermia

Defenisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap Defenisi : mengidentifikasi dan mengelola
berada pada rentang normal suhu tubuh di bawah rentang normal
kriteria hasil :
Tindakan :
 Menggigil menurun (skala 5)
 Kulit merah menurun (skala 5) h. observasi
 Kejang menurun (skala 5)
 Akrosianosis menurun (skala 5)  monitor suhu tubuh
 Konsumsi oksigen menurun (skala 5)  Identifikasi penyebab hipotermia
 piloereksi menurun ( skala 5)
 Monitor tanda dan gejala akibat
 vasokontriksi Perifer menurun ( skala
5) hipotermia
 kutis memorata menurun ( skala 5)
 pucat menurun ( skala 5) i. Terapiutik
 takikardia menurun ( skala 5)
 takipnea menurun ( skala 5)  Sediakan lingkungan yang
 Bradikardi menurun ( skala 5) hangat ( mis. Atur suhu
 Dasar kuku sionolik menurun ( skala ruangan, inkubator)
5)
 Ganti pakaian dan linen yang
 Hipoksia menurun ( skala 5)
 Suhu tubuh Membaik ( skala 5) basah
 Suhu kulit membaik ( skala 5)  Lakukan penghangatan pasif
 Kadar glukosa darah Membaik ( skala  Lakukan penghangatan aktif
5)
eksternal
 Pengisian kapiler membaik ( skala 5)
 Ventilasi membaik ( skala 5)  Lakukan penghangatan aktif
 Tekanan darah Membaik ( skala 5) internal

j. Edukasi

 Anjurkan makan/minum
Hangat

Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)

Status cairan Manajemen hipovolemia


Defenisi : kondisi volume cairan
intravaskuler, interstisiel, dan intraseluler
Defenisi : Mengidentifikasi dan mengelola
kriteria hasil : penurunan volume cairan intravaskuler

 Kekuatan nadi menurun (skala 1)


Tindakan :
 Turgor kulit menurun (skala 1)
 Output urine menurun (skala 1)
k. observasi
 Pengisian Vena menurun (skala 5)
 Ortopnea menurun ( skala 5)
 periksa tanda dan gejala
 Dispnea menurun ( skala 5)
 Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) hipovolemia
menurun ( skala 5)
 monitor intake dan output cairan
 Ederna anasarka menurun ( skala 5)
 Edema perifer menurun ( skala 5(
 Berat badan menurun ( skala 5) l. Terapiutik
 Distensi vena jugularis menurun
( skala 5)  Hitung kebutuhan cairan
 Suara napas tambahan menurun
( skala 5)  berikan posisi modified
 Kongesti paru menurun ( skala 5) trendelenburg
 Perasaan lemah menurun ( skala 5)
 Berikan asupan cairan total
 Keluhan haus menurun ( skala 5)
 Konsentrasi urine menurun ( skala 5)
 Frekuensi nadi membaik ( Skala 5) m. Edukasi
 Tekanan darah menurun ( skala 5)
 Tekanan nadi menurun ( skala 5)  Anjurkan memperbanyak
 Membran mukosa menurun ( skala 5) asupan cairan oral
 Jugular venous pressure jvp membaik  Anjurkan menghindari
( skala 5)
perubahan posisi mendadak
 Kadar Hb menurun ( Skala 5)
 Kadar HT menurun ( skala 5)
k. Kolaborasi
 Cental venous pressure membaik
( skala 5)
 Kolaborasi pemberian cairan
 Refluks hepatojugular membaik
( skala 5) IV isotonis
 Berat badan Membaik ( skala 5)  Kolaborasi pemberian cairan
 Hepatomegall Membaik ( skala 5) IV hipotonis
 Oliguria membaik ( skala 5)
 Kolaborasi pemberian cairan
 Intake cairan Membaik ( skala 5)
 Status mental membaik ( skala 5) koloid
 Suhu tubuh Membaik ( skala 5)  Kolaborasi pemberian produk
darah
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


perawat untuk membantu klien dari masalah status Kesehatan yang dihadapi
kestatus Kesehatan yang baik yang mengganbarkan kriteria hasil yang diharapkan (
Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
atau merencana atau menghentikan rencana keperwatan dan penilaian terhadap sejumlah
informasi yang diberikan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

BAB lll

PENUTUP

A.Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sarwono, Prawironardjo, 2006).Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Bayi yang berada
dibawah persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan.sejak tahun 1961 WHO
telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir
bayi premature (Mochtar, Rustam, 1998). Dan pada tahun 1970, kongres european
perinatal medicine II yang diadakan di london juga diusulkan definisi untuk mendapatkan
keseragaman tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut: Bayi kurang bulan
adalah, bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).Bayi cukup bulan
adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259-293)
Bayi lebih bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)

B. SARAN

Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
perbaikan makalah kami, lebih kurangnya kami mohon maaf jika ada kekurangan dari
makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Internention Classification. Edisi keenam. Yogyakarya:
Mocomedia Proverawati, Atikah & Ismawati, Cahyo. 2010. Berat Badan Lahir Rendah
Dilengkapi Dengan Asuhan Pada BBLR dan Pijat Bayi. Yogyakarta: Nuha Medika
Doengoes, Marilynn E. & Moorhouse, Mary Frances. 2001. Rencana Perawatan
Maternal/Bayi.Jakarta: EGC Nurhayati, Anik Maryunani. 2009. Asuhan Keperawatan Dan
Penyulit Pada Neonatus. Jakarta: Trans Info Media.

Kosim, M.Sholeh dkk. 2014. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Ambarwati, F. R. (2014) Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Pranama Ilmu

Anda mungkin juga menyukai