BBLR Revisi Klompok 9
BBLR Revisi Klompok 9
DOSEN PENGAMPU :
1. Rubaida Vanath
2. Syarifa. S. Assagaf
3. Au Manuhutu
4. Marselinus Sekerone
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpah rahmat
dan petunjuk-Nya ,kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Anak tentang
Asuhan Keperawatan Pada Bayi BBLR.
makalah ini di buat dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami lebih jauh
tentang keparawatan Anak “Asuhan Keperawatan Pada Bayi BBLR’’
kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan, oleh
karena itu ,kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pembangunan bagi para
pembaca.Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi para
pembaca dan kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan
yang dapat menyebabkan kecacatan sampai kematian,seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan
pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan
merah pada pemeriksaan dengan (MTBM) Manajemen Terpadu Bayi Muda (Profil
Kesehatan Indonesia 2014). Salah satu faktor yang memiliki konstribusi tinggi terhadap
kematian bayi khususnya pada saat perinatal yaitu bayi BBLR (Proverawati & Ismawati
2010). BBLR merupakan keadaan dimana bayi lahir dengan berat kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia kehamilan (M. Sholeh Kosim et al.2014). Salah satu
komplikasi yang dapat terjadi pada bayi BBLR adalah Hipotermi.Secara keseluruhan,
angka kejadian BBLR diperkirakan mencapai 15% sampai 20% dari semua kelahiran di
seluruh dunia yang mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per tahun (WHO 2015). Profil
kesehatan Indonesia tahun 2014 menyatakan angka kematian neonatal termasuk BBLR
menyumbang sebanyak 59% kematian bayi. Angka kejadian BBLR di seluruh Indonesia
jumlahnya sangat bervariasi, berkisar antara 9%-30% diperoleh dari hasil studi di 7
daerah multicenter, dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional menurut SDKI angka
kejadian BBLR sekitar 7,5%, dimana angka tersebut belum mencapai sasaran program
Indonesia.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BBLR?
2. Jelaskan penyebab terjadinya Bayi BBLR?
3. Jelaskan patofisiologi Bayi BBLR?
4. Jelaskan tanda gejala Bayi BBLR?
5. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang Bayi BBLR?
6. Jelaskan penatalaksanaan Bayi BBLR?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sarwono, Prawironardjo, 2006).Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Bayi yang berada
dibawah persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan.sejak tahun 1961 WHO
telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir
bayi premature (Mochtar, Rustam, 1998). Dan pada tahun 1970, kongres european
perinatal medicine II yang diadakan di london juga diusulkan definisi untuk mendapatkan
keseragaman tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut:
Bayi kurang bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).
Bayi cukup bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42
minggu (259-293)
Bayi lebih bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)
1. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan (NKB KMK)
penyebabnya adalah :
d. Riwayat ibu sebelumnya pernah melahirkan bayi premature atau bayi berat
badan rendah
e. Ibu yang mulut rahimnya lemah (inkompeten serviks) sehingga tidak mampu
menahan berat bayi dalam rahim
2. Penyebab lainnya :
B. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal (NCB KMK)
penyebabnya adalah :
1. Faktor ibu
Penyakit :
1. Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan seperti: anemia sel
berat, perdarahan ante partum, hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia
dan infeksi kandung kemih dan ginjal.
Keadaan Ibu
1. Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih dari 35 tahun menjadi faktor
prematuritas tertinggi
3. Kehamilan ganda
4. Jarak antar kehamilan sebelumnya pendek yaitu kurang dari satu tahun
5. Bayiir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian BBLR lebih tinggid dari
kelahiran bayi dari pernikahan yang sah
Sebab lain
1. Ibu perokok
Faktor janin
2. Radiasi
Faktor plasenta
Faktor lingkungan
a. Terkena radiasi
BBLR ialah asupan nutrisi yang rendah terdapat pada ibu hamil yang
setelah itu secara langsung juga mengakibatkan berat badan lahir rendah. Bilamana
dilihat dari segi kehamilan, satu diantara etiologi ialah hamil ganda dimana pada
dasarnya tumbuh kembang janin lebih dari satu,maka dari itu nutrisi yang mana saat
hamil ganda gizi dan nutrisi yang diperoleh dari ibu harus terpecah maka terkadang
satu diantara janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR. Kemudian apabila
dianalisa dari segi janin, salah satu etiologinya ialah infeksi pada rahim yang dapat
menyebabkan BBLR pada bayi. Bayi berat lahir rendah disebabkan pada beberapa
aspek, seperti infeksi dari faktor ibu, plasenta dan janin, perdarahan antepartum dan
multi gravid dengan jangks kelahirannya yang sangat dekat, kurang dari 20 tahun
usia ibu. Kondisi sosial dan ekonomi keluarga dapat berdampak bilamana rendah
akan menjadi salah satu factor pemenuhan nutrisi yang kurang dan dapat
menyebabkan bayi berat lahir rendah. Kelaziman ibu yang buruk seperti merokok
juga dapat berdampak pada akibat bayi lahir rendah. Janin kembar,hidramnion dan
kelainan janin menjadi salah satu penyebab janin, yang akan menyebabkan dinding
pada otot rahim melemah dapat menciptakan bayi berat lahir rendah pada factor
plasenta. Selain itu terdapat juga factor maternal seperti yang diakibatkan oleh
kelahiran prematur ataupun retardasi pertumbuhan intrauterine tercantum pada
kelahiran bayi berat lahir rendah sebelumnya, taraf pendidikan maternal yang
rendah, ketidakmampuan dalam segi status sosial,tidak adanya pemeriksaan
antenatal, lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun usia maternal, interval antar
kehamilan pendek, perokok pasif dan aktif,penggunaan obat terlarang ataupun
alkohol, stress fisik seperti berjalan atau berdiri yang sangat lama atau melampaui,
psikologis tidak ditemukan atau rendahnya dukungan sosial, tidak menikah, masa
tubuh sebelum hamil rendah atau kurang dari 45kg ataupun lebih dari 100kg dan
masalah peningkatan masa tubuh selama hamil yang buruk.
Bayi dengan berat lahir rendah memiliki ciri permukaan tubuh yang relatif
lebih luas maka dari itu akan menyebabkab penguapan yang berlebihan maka bayi
mengalami kehilangan cairan dan menciptakan masalah dehidrasi atau masalah
resiko ketidakseimbangan suhu tubuh. Kemudian bayi berat lahir rendah juga
mempunyai jaringan lemak subkutan yang tipis akan menyebabkan hilangnya panas
melalui kulit, selain itu reflek hisap dan menelan belum sempurna sehingga
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pada tubuh serta konsistensi
pemberian ASI. Nutrisi yang sepenuhnya sangat dibutuhkan untuk manajemen bayi
berat lahir rendah dan preterm, akan tetapi umumnya terdapat kesulitan dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi mereka bermacam digesti dan ingesti makanan yang
belum sepenuhnya berkembang, semakin imautr seorang bayi semakin besar
masalahnya. Nutrisi yang dibutuhkan untuk kelompok ini tidak diketahui dengan pasti
bahwasanya semua bayi preterm berdampak sebab buruknya cadangan nutrisi dan
berbagai karakter fisik dan perkembangan (Nurarif, 2013)
5. terjadi masalah dalam pemberian makan karena reflex mengkecil dan menelan
kurang
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR menurut Nurarif, Amin Huda dan
Kusuma, Hardhi (2015)
1. Periksa jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000–
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisetmia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic perinatal.
3. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebih ).
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata
– rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
5. Kain yang basah harus segera diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
1. Pengkajian
Merupakan data dasar klien yang komprehensif mencakup riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan diagnostik dan laboratorium serta
informasi dari tim kesehatan serta keluarga klien, yang meliputi :
Biodata :
Keluhan Utama :
Pada klien BBLR yang tampak yaitu BBL kurang dari 2500 gram .
Apa yang dirasakan klien sampai di rawat di Rumah Sakit atau perjalanan
penyakit.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan BBLR dalam keadaan lemah, bayi terlihat
kecil, pergerakan masih kurang dan lemah, BB <2500 gram,dan tangisan masih
lemah.
Tanda-tanda Vital
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung,
sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak. Lingkar kepala sama dengan
atau kurang dari 33 cm.
2. Rambut
Inspeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau bercabang
dan halus atau kasar.
3. Mata
Inpeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal, lihat reflek kedip
baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis
saat diberikan cahaya.
4. Hidung
Inspeksi: pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir kering, dan pucat
6. Telinga
Inpeksi: adanya kotoran atau cairan dan baigaimana bentuk tulang rawanya.
7. Thorax
Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam. Pada
lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
8. Abdomen
Palpasi : pada bayi laki – laki testis belum turun, sedangkan pada bayi
perempuan labia mayora lebih menonjol (labia mayora belum menutup labia
minora)..
10. Muskuloskeletal
Inspeksi : tumit terlihat mengkilap, dan telapak kaki teraba halus, tonus otot
masih lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakkannya lemah, tubuhnya
kurang berisi ototnya lembek, dan kulitnyapun terlihat keriput dan tipis
Kebutuhan dasar :
1. pola Nutrisi
Pada neonatus dengan BBLR perlu perawatan kusus, karena organ tubuh
terutama lambung belum sempurna.
2. Pola Eliminasi
3. Kebersihan diri
2. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d berat badan menurun
minimal 10 % dibawah rentang ideal
Diagnosa keperawatan: Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d Berat badan menurun minimal
10% dibawah rentang ideal
Defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
Asupan nutrisi tidak 1. Ketidakmampuan Subjektif – Subjektif:
cukup untuk memenuhi menelan makanan 1. Cepat kenyang
kebutuhan 2. Ketidakmampuan Objektif setelah makan
metabolisme. mencerna makanan 1. Berat badan 2. Kram/nyeri
3. Ketidakmampuan menurun minimal abdomen
mengabsorbsi nutrien 10% dibawah 3. Nafsu makan
4. Peningkatan rentang ideal menurun
kebutuhan
metabolisme
5. . Faktor ekonomi (mis. Objektif:
finansial tidak 1. Bising usus
mencukupi) hiperaktif
6. Faktor psikologis 2. Otot pengunyah
(mis. stres, lemah
keengganan untuk 3. Otot menelan
makan) lemah
4. Membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. Diare
2) Ikterik Neonatus b.d penurunan berat badan abnormal > 7-8 % pada bayi baru lahir
yang menyusui ASI, > 15% pada bayi yang cukup bulan.
Diagnosa keperawatan: Ikterik Neonatus b.d penurunan berat badan normal d.d profil darah abnormal
defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
Kulit dan membran 1. Penurunan berat badan Subjektif:- Subjektif: -
mukosa menguning abnormal (> 7- 8 % pada
setelah 24 jam kelahiran bayi baru lahir yang Objektif: Objektif:-
akibat bilirubin tidak menyusui ASI ,>15% pada 1. Profil darah abnormal
terkonjugasi masuk ke bayi cukup bulan ( hemolisis, bilirubin
dalam sirkulasi 2. Pola makan tidak ditetapkan serum total> 2mg/dl,
dengan baik bilirubin serum total
3. Kesulitan transisi ke pada rentang risiko
kehidupan ekstra uterin tinggi menurut usia pada
4. Usia kurang dari 7 hari normogram spesifik
5. Keterlambatan pengeluaran waktu)
feses ( mekonium) 2. Membran mukosa
kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning
Diagnosa keperawatan: Hipotermia b.d berat badan ekstrem d.d suhu tubuh di bawah nilai normal
defenisi Penyebab Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
suhu tubuh berada 1.kerusakan hipotalamus Subjektif: - Subjektif: -
dibawah rentang normal 2. konsumsi alkohol
tubuh 3. Berat badan ekstrem Objektif: Objektif:
4. kekurangan lemak 1.kulit teraba dingin 1.Akrosianosis
subkutan 2. menggigil 2. Bradikardi
5. terpapar suhu lingkungan 3. suhu tubuh dibawah 3. dasar kuku sianotik
rendah nilai normal 4. hipoglikemia
6. malnutrisi 1. 5. hipoksia
7. pemakaian pakaian tipis 6. pengisian kapiler>3
8. penurunan laju detik
metabolisme 7. konsumsi oksigen
9. tidak beraktivitas meningkat
10. transfer panas ( mis. 8. ventilasi menurun
Konduksi , konveksi, 9. piloereksi
evaporasi,radiasi). 10. takikardia
11. Trauma 11. vasokonstriksi
12. proses penuaan 12. kutis memorata ( pada
13. efek agen farmakologis neonatus).
14. kurang terpapar informasi
tentang pencegahan
hipotermia
Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)
c. Kolaborasi
Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)
f. Edukasi
g. Kolaborasi
Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)
Termoregulasi Manajemen hipotermia
Defenisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap Defenisi : mengidentifikasi dan mengelola
berada pada rentang normal suhu tubuh di bawah rentang normal
kriteria hasil :
Tindakan :
Menggigil menurun (skala 5)
Kulit merah menurun (skala 5) h. observasi
Kejang menurun (skala 5)
Akrosianosis menurun (skala 5) monitor suhu tubuh
Konsumsi oksigen menurun (skala 5) Identifikasi penyebab hipotermia
piloereksi menurun ( skala 5)
Monitor tanda dan gejala akibat
vasokontriksi Perifer menurun ( skala
5) hipotermia
kutis memorata menurun ( skala 5)
pucat menurun ( skala 5) i. Terapiutik
takikardia menurun ( skala 5)
takipnea menurun ( skala 5) Sediakan lingkungan yang
Bradikardi menurun ( skala 5) hangat ( mis. Atur suhu
Dasar kuku sionolik menurun ( skala ruangan, inkubator)
5)
Ganti pakaian dan linen yang
Hipoksia menurun ( skala 5)
Suhu tubuh Membaik ( skala 5) basah
Suhu kulit membaik ( skala 5) Lakukan penghangatan pasif
Kadar glukosa darah Membaik ( skala Lakukan penghangatan aktif
5)
eksternal
Pengisian kapiler membaik ( skala 5)
Ventilasi membaik ( skala 5) Lakukan penghangatan aktif
Tekanan darah Membaik ( skala 5) internal
j. Edukasi
Anjurkan makan/minum
Hangat
Hasil yang diharapkan (Luaran Utama SLKI) Intervensi (intervensi utama SIKI)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
atau merencana atau menghentikan rencana keperwatan dan penilaian terhadap sejumlah
informasi yang diberikan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
BAB lll
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sarwono, Prawironardjo, 2006).Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Bayi yang berada
dibawah persentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan.sejak tahun 1961 WHO
telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal ini
dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir
bayi premature (Mochtar, Rustam, 1998). Dan pada tahun 1970, kongres european
perinatal medicine II yang diadakan di london juga diusulkan definisi untuk mendapatkan
keseragaman tentang maturitas bayi lahir, yaitu sebagai berikut: Bayi kurang bulan
adalah, bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari).Bayi cukup bulan
adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259-293)
Bayi lebih bulan adalah, bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294
hari atau lebih)
B. SARAN
Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
perbaikan makalah kami, lebih kurangnya kami mohon maaf jika ada kekurangan dari
makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Internention Classification. Edisi keenam. Yogyakarya:
Mocomedia Proverawati, Atikah & Ismawati, Cahyo. 2010. Berat Badan Lahir Rendah
Dilengkapi Dengan Asuhan Pada BBLR dan Pijat Bayi. Yogyakarta: Nuha Medika
Doengoes, Marilynn E. & Moorhouse, Mary Frances. 2001. Rencana Perawatan
Maternal/Bayi.Jakarta: EGC Nurhayati, Anik Maryunani. 2009. Asuhan Keperawatan Dan
Penyulit Pada Neonatus. Jakarta: Trans Info Media.
Kosim, M.Sholeh dkk. 2014. Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.