Anda di halaman 1dari 6

PENANGANAN BAYI ASFIKSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui oleh


Praktek Mandiri Bidan
STANDAR 01 Agustus

OPERASIONAL 2022
PROSEDUR
Selvia La Uti, Amd. Keb

Pengertian Keadaan dimana Bayi Baru Lahir tidak bernafas secara


spontan dan teratur. Sering sekali seorang bayi yang
mengalami gawat janin sebelum persalinan akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini
berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan
plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah
persalinan

Tujuan Sebagi Acuan Bidan dalam memberikan pertolongan pada


bayi dengan asfiksia dengan tujuan :
1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebri
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat
– alat vital lainnya
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra
uteri

Referensi 1. Buku saku Pelayanan kesehatan anak


2. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan neonatal

Kebijakan Standar pelanyanan kebidanan tahun 2000

Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Tempat resusitasi datar, rata, bersih, kering dan hangat
2. Handuk atau kain bersih dan kering 2
3. Handuk atau kain kecil untuk mengganjal bahu
4. Alat penghisap lendir
5. Penghisap delee DTT / Steril
6. Oksigen
7. Tabung sungkup Balon sungkup dengan katup
pengatur tekanan
8. Lampu 60 watt dengan jarak dari lampu ke bayi
sekitar 60 cm
9. Jam atau pencatat waktu
Penatalaksanaan PENILAIAN BAYI BARU LAHIR
1. Lakukan penilaian selintas
a. Apakah Air ketuban jernih atau bercampur
mekonium
b. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas
tanpa kesulitan
c. Apakah bayi bergerak aktif

Bila salah satu jawaban adalah TIDAK lanjutkan


pada langkah-langkah Resusitasi

2. Bila air ketuban bercampur mekonium


a. Lakukan penilaian apakah bayi menangis/
bernafas normal / megap – megap/ tak bernafas
- Jika mengis atau bernafas normal, potong
tali pusat dengan cepat, tidak di ikat dan
tidak di bubuhi apapun.
- Jika megap  –   megap atau tidak
bernafas, buka mulut lebar, usap mulut dan
isap lendir, potong tali pusat dengan cepat, tidak
di ikat dan tidak di bubuhi apapun, dilanjutkan
dengan langkah awal

LANGKAH AWAL
3. Selimuti bayi dengan handuk/ kain dengan muka dan
dada tetap terbuka
4. Letakkan bayi di tempat resusitasi
5. Pastikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan mengatur
tebal handuk/ kain ganjal bahu yang telah di siapkan
6. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir pada
mulut < 5 cm dan kemudian hidung bayi sedalam <3
cm
7. Keringkan bayi ( dengan sedikit tekanan ) dan gosok-
gosok dada/ perut/ punggung bayi sebagai rangsangan
taktil untuk merangsang pernafasan. Ganti kain
yang basah dengan kain yang bersih dan kering.
Selimuti bayi dengan kain kering. Biarkan muka dan
dada terbuka
8. Mereposisikan kepala bayi dan nilai kembali usaha
nafas.
a. Bila menangis kuat atau bernafas spontan
lakukan asuhan bayi baru lahir
b. Bila tetap tidak bernafas atau megap- megap
maka lakukan ventilasi
Langkah 2 –  8 dilakukan dalam waktu 30 detik
VENTILASI
1. Mulai ventilasi
a. Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa bayi mengalami
masalah ( seperti telah di prediksi sebelumnya )
sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi
b. Minta ibu dan keluarga memahami upaya ini dan minta
mereka ikut membantu ( pengawasan ibu
dan pertolongan bagi bayi baru lahir dengan asfiksia )
c. Ventilasi dapat dilakukan dengan tabung dan sungkup
ataupun dengan balon dan sungkup. Langkah  – 
langkahnya adalah sama, perbedaannya hanya pada
beberapa hal berikut ini. Dengan tabung dan sungkup:
- Udara sekitar harus dihirup ke dalam mulut dan
hidung Penolong, kemudian di hembuskan lagi
ke jalan nafas bayi melalui mulut tabung sungkup
- Untuk memasukkan udara baru, penolong harus
melepaskan mulut dari pangkal tabung untuk
menghirup udara baru dan baru memasukkannya
kembali ke jalan nafas bayi ( bila penolong tidak
melepas mulutnya dari pangkal tabung /
mengambil nafas dari hidung dan langsung
meniupkan udara, maka yang masuk adalah udara
ekspirasi dari paru penolong )
- Pemenuhan frekwensi 20 kali dalam 30 detik
menjadi sulit karena penghisapan udara..
d. Sisihkan kain yang menutup bagian dada agar
penolong dapat menilai pengembangan dada bayi waktu
dilakukan penghisapan udara.
e. Uji fungsi tabung dan sungkup atau balon dan sungkup
dengan jalan meniup pangkal tabung atau menekan balon
sambil menahan corong sungkup.
f. Pasang sungkup melingkupi hidung, mulut dan dagu (
perhatikan perlekatan sungkup dan daerah mulut bayi )

VENTILASI PERCOBAAN

1. Tiup pangkal tabung atau tekan balon untuk mengalirkan


udara ( 20 cm air ) ke jalan nafas bayi :
- Perhatikan gerakan dinding dada
-  Naiknya dinding dada mencerminkan
mengembangnya paru dan udara masuk dengan
baik 
- Bila dinding dada tidak naik/ mengembang
periksa kembali.
- Kemungkinan kebocoran perlekatan sungkup
dan hidung
- Posisi kepala dan jalan nafas
- Sumbatan jalan nafas oleh lendir pada mulut dan
hidung
Lakukan koreksi dan ulangi ventilasi perconbaan
VENTILASI DEFINITIF

2. Setelah ventilasi percobaan berhasil maka lakukan ventilasi


definitif dengan Jalan Meniupkan udara dengan frekwensi
20 kali dalam waktu 30 detik
- Nilai hasil ventilasi ( pernafasan setiap 30 detik )

3. Lakukan penilaian ventilasi dan lanjutkan tindakan :

a. Jika 30 detik pertama bayi menangis kuat dan bergerak


aktif maka selimuti bayi dan serahkan pada ibunya untuk
menjaga kehangatan tubuh dan inisiasi Menyusu Dini
b. Jika setelah 30 detik pertama bayi belum bernafas spontan
atau megap – megap maka lanjutkan tindakan ventilasi
c. Jika bayi mulai bernafas tetapi disertai dengan tarikan
atau retraksi dinding dada bawah maka segera rujuk ke
fasilitas rujukan sambil tetap memberikan ventilasi

4. Jika bayi belum bernafas spontap atau megap – megap


lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik dan selanjutnya
lakukan penilaian ulang > lihat 16 a-c

a. Bayi tidak bernafas dan telah di ventilasi lebih dari


2 menit > siap Rujukan
b. Hentikan Resusitasi sesudah 10 menit bayi tidak
bernafas dan tidak ada denyut jantung

TINDAKAN PASCA RESUSITASI


a. Bila Resusitasi berhasil, melanjutkan Penatalaksanaan aktif
persalianan kala 3 sesuai penuntun persalianan normal
b. Bila perlu Rujukan
- Melakukan konseling untuk merujuk bayi beserta ibu
dan keluarga
- Mealnjutkan resusitasi
- Memantau tanda – tanda bahaya
- Mencegah hipotermi
- Memberikan Vitamin K1
- Mencegah Infeksi
- Membuat Surat Rujukan
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
c. Jika Resusitasi tidak berhasil:
- Melakukan konseling pada ibu dan keluarga
- Memberikan petunjuk perawatan payudara
- Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus
d. Lakukan Dekontaminasi seluruh peralatan yang telah
digunakan
- Penghisap lendir di rendam setelah di
bilas dengan larutan klorin 0,5 % dengan
semprit
- Seka sungkup dengan larutan klorin 0,5
%
- Rendam kain ganjal dan pengering tubuh
bayi

REKAM MEDIK TINDAKAN RESUSITASI

Catat secara rinci :


- Kondisi saat lahir
- Tindakan untuk memulai pernafasam
- Waktu antara lahir dengan tindakan langkah awal
dan ventilasi
- Proses resusitasi dan hasilnya
- Bila Resusitasi gagal, apa penyebabnya
- Keterangan rujukan apabila dirujuk

Anda mungkin juga menyukai