Sop HPP
Sop HPP
OPERASIONAL 2022
PROSEDUR
Selvia La Uti, Amd. Keb
Tatalaksana khusus
1. Atonia uteri
a. Lakuakan pemijatan uterus
b. Pastikan plasenta lahir lengkap
c. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
d. Bila tidak tersedia oksitoksin atau bila perdarahan
tidak berhenti,berikan ergometrin 0,2 Mg IM atau
IV, dapat diikuti pemberian 0,2 Mg IM setelah 15
menit, dan berikan 0,2 Mg IM atau IV setiap 4 jam
bila diperlukan. Jangan diberikan lebih dari 5 dosis (
1mg )
e. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam
traneksamat secara IV ( bolus selama 1 menit dapat
diulang setelah 30 menit )
2. Robekan jalan lahir
Ruptur perinium dan robekan dinding vagina
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan
dengan anti septik
c. Hentikan sumber pedarahan dengan klem dan ikat
dengan benang yang dapat di serap
d. Lakukan penjahitan
e. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm asam
traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat
diulang setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
3. Robekan servik
a. Paling sering terjadi pada bagian lateral
bawah kiridan kanan dari portio.
b. Jepitkan klem ovum pada lokasi
perdarahan/ jahitan dilakukan secara
kontinyu di mulai dari ujung atas robekan
kemudian kearah luar hingga semua
robekan dapat di jahit
c. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan
1 grm asam traneksamat IV ( Bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30
menit ) lalu rujuk Pasien
4. Retensio plasenta
a. Berikan 20 – 40 µ oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan tarikan tali pusat terkendali
c. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati hati
d. Berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal (
ampisillin 2 gr secara IV dan metronidazole secara
IV )
e. Segera atasi atau rujuk pasien bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi
5. Sisa plasenta
a. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan eksplorasi digital ( bila servik terbuka ) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila servik
hanya dapat dilalui instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi
dan kuretase.
c. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri.
6. Inversio uteri
a. Segera reposisi uterus namun jika reposisi
tampak sulit, apalagi jika inversio terjadi
cukup lama, bersiaplah untuk merujuk ibu
7. Ganguan pembekuan darah
a. Pada banyak kasus kehilangan darah yang
akut koagulopati dapat di cegah jika volume
darah di pulihkan segera
b. Tangani kemungkina penyebab solusio
plasenta
c. Segera rujuk pasien