Anda di halaman 1dari 4

HEMMORAGIC POST PARTUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui oleh


Praktek Mandiri Bidan
STANDAR 01 Agustus

OPERASIONAL 2022
PROSEDUR
Selvia La Uti, Amd. Keb

Pengertian Perdarahan primer yang terjadi dalam 24 jam pertama


setelah persalinan, sementara perdarahan post partum sekunder
adalah perdarahan pervagina yang lebih banyak dari normal,
antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan

Tujuan Sebagai acuan bidan dalam penganan pasien dengan hemeragig


post partum

Referensi Buku saku Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar


dan rujukan

Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Alat pemneriksaan TTV : tensimeter, dan stateskopnya,
thermometer, jam
2. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, Abocat 16/18 cm
, plester

Penatalaksanaan 1. Tatalaksana umum


a. Panggil bantuan tim untuk tatalaksana
secara simultan
b. Nilai sirkulasi, jalan nafas dan
pernafasan pasien
c. Bila menemukan tanda – tanda syok,
lakukan penatalaksanaan syok
d. Berikan oksigen
e. Pasang infus IV denagn canul berukuran
besar 16/18 dan mulai pemberian
cairan kristaloid ( Nacl 0,9% atau Rl )
sesuai kondisi ibu.
f. Lakukan pengawasan TD, nadi ibu dan
pernafasan
g. Periksa kondisi abdomen, kontraksi
uterus, nyeri tekan,parut luka, dan tinggi
fundus uteri.
h. Periksa jalan lahir dan area perinium
untuk melihat perdarahan dan laserasi
i. Periksa kelengkapan plasenta dan
selaput ketuban
j. Pasang kateter untuk memantau volume
urin dibandingkan dengan cairan yang
masuk ( produksi urin normal 0,5 – 1
ml/ kg BB /jam atau sekitar 30 ml /jam )
k. Siapkan tranfusi darah
l. Tentukan penyebab dari perdarahan

Tatalaksana khusus

1. Atonia uteri
a. Lakuakan pemijatan uterus
b. Pastikan plasenta lahir lengkap
c. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
d. Bila tidak tersedia oksitoksin atau bila perdarahan
tidak berhenti,berikan ergometrin 0,2 Mg IM atau
IV, dapat diikuti pemberian 0,2 Mg IM setelah 15
menit, dan berikan 0,2 Mg IM atau IV setiap 4 jam
bila diperlukan. Jangan diberikan lebih dari 5 dosis (
1mg )
e. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam
traneksamat secara IV ( bolus selama 1 menit dapat
diulang setelah 30 menit )
2. Robekan jalan lahir
Ruptur perinium dan robekan dinding vagina
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan
dengan anti septik
c. Hentikan sumber pedarahan dengan klem dan ikat
dengan benang yang dapat di serap
d. Lakukan penjahitan
e. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm asam
traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat
diulang setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
3. Robekan servik
a. Paling sering terjadi pada bagian lateral
bawah kiridan kanan dari portio.
b. Jepitkan klem ovum pada lokasi
perdarahan/ jahitan dilakukan secara
kontinyu di mulai dari ujung atas robekan
kemudian kearah luar hingga semua
robekan dapat di jahit
c. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan
1 grm asam traneksamat IV ( Bolus
selama 1 menit, dapat diulang setelah 30
menit ) lalu rujuk Pasien
4. Retensio plasenta
a. Berikan 20 – 40 µ oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan tarikan tali pusat terkendali
c. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati hati
d. Berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal (
ampisillin 2 gr secara IV dan metronidazole secara
IV )
e. Segera atasi atau rujuk pasien bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat atau infeksi
5. Sisa plasenta
a. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan
Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit
dan 10 u IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam
1000 ml larutan Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tts/ menit, hingga perdarahan berhenti
b. Lakukan eksplorasi digital ( bila servik terbuka ) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila servik
hanya dapat dilalui instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi
dan kuretase.
c. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri.
6. Inversio uteri
a. Segera reposisi uterus namun jika reposisi
tampak sulit, apalagi jika inversio terjadi
cukup lama, bersiaplah untuk merujuk ibu
7. Ganguan pembekuan darah
a. Pada banyak kasus kehilangan darah yang
akut koagulopati dapat di cegah jika volume
darah di pulihkan segera
b. Tangani kemungkina penyebab solusio
plasenta
c. Segera rujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai