Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ekonomi Trisakti

https:www.trijurnal .trisakti.ac.id/index.php/jet 1
Volume 32 Nomor 01 Januari 2022
http://dx.doi.org
e-ISSN 2302-8556

PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN, INSENTIF PAJAK,


DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI DI KPP PRATAMA CIBITUNG

Abstrak:
Pembangunan nasional Indonesia sebagian besar pembiayaannya dari penerimaan negara dari sektor
pajak, sehingga kepatuhan wajib pajak yang menjadikan kewajiban perpajakannya adalah bagian yang
sangat penting. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya pengetahuan dan pemahaman perpajakan,
insentif pajak, serta sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Cibitung.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda. Data yang digunakan adalah
data primer yang dikumpulkan melalui angket (kuesioner). Sampel yang didapat dalam penelitian ini
berjumlah 100 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel pengetahuan dan pemahaman
perpajakan, insentif pajak, dan sanksi pajak berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi dan secara khusus bagi KPP Pratama diharapkan akan lebih meningkatkan kepatuhan wajib
pajak orang pribadi dengan pengetahuan dan pemahaman perpajakan, insentif pajak, serta sanksi pajak
agar bisa memberi dorongan motivasi untuk wajib pajak dalam hal pemenuhan kewajiban membayar
pajak

Kata Kunci: Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan, Insentif Pajak, Sanksi Pajak, Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi 

Abstract:
Indonesia's national development is mostly financed by state revenues from the tax sector, so that
taxpayer compliance in fulfilling their tax obligations is very important. The purpose of this research is to
determine whether there is an the effect of knowledge and understanding of tax regulations, tax
incentives, and tax penalties on individual taxpayer compliance at KPP Pratama Cibitung. The research
method carried out by the researcher is the method of multiple regression analysis. The data used is
primary data collected through a questionnaire. The Sample obtained in this study amounted to 100
people. The results of this study are the variables of knowledge and understanding of tax regulations, tax
incentives, and tax sanctions that have a significant positive effect on individual taxpayer compliance.

Keywords: Knowledge and understanding of tax regulations, tax incentives, and tax penalties on individual taxpayer
compliance

Artikel dikirim Artikel Revisi Artikel diterima

PENDAHULUAN
Pajak memiliki peranan pokok dalam hal penerimaan negara untuk sekarang ini. Hal ini
dikarenakan bahwa perpajakan ini ialah sebagai sumber pendapatan negara yang sifatnya pasti
dalam memberikan sumbangan atau kontribusi dana pada pihak negara, hal ini dikarenakan bahwa
pajak ini ialah refleksi atas hubungan kerja sama dari warga negara untuk pembiayaan negara yang
termaktub pada undang-undang. Sebagaimana termaktub dalam UU Republik Indonesia No. 16
Tahun 2009 terkait dengan Perubahan Keempat Atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
2
Umum dan Tata Cara Perpajakan, dijelaskan bahwasannya pajak didefinisikan sebagai bentuk dari
iuran pada negara yang terutang oleh pribadi maupun badan yang sifatnya wajib serta pelaksanaan
yang sesuai pada undang-undang, dengan tidak secara langsung memperoleh imbalan serta
penggunaannya untuk porsi yang besar tertuju pada kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat
luas. (Mardiasmo, 2018)
Pada tahun 2019 peran pajak dalam APBN mengalami penurunan menjadi 72,02% dan Di
tahun 2020 penerimaan pajaknya yakni 89,25% dan serta di tahun 2021 peran pajak dalam APBN
terjadi peningkatan yang signifikan dengan total persentase 103,90% dari target APBN tahun 2021.
Tetapi terdapat berbagai masalah yang terjadi di negara Indonesia ini yakni berupa
ketidakpatuhan masyarakat sebagai wajib pajak dalam melaporkan dan menyerahkan utang
pajaknya sehingga masyarakat memiliki tunggakan pajak, dengan demikian dapat dihasilkan
kesimpulan bahwasannya tingkatan kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WPOP) di Negara
Indonesia ini masih tergolong rendah (Nilla & Widyawati, 2021). Kepatuhan ini bukanlah sebagai
suatu tindakan atau perbuatan yang sederhana dan mudah untuk para wajib pajak, sebagian besar
masyarakat cenderung berupaya melepaskan kewajiban membayar pajak serta melaksanakan
tindakan yang bertentangan dengan pajak.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, tax ratio di negara Indonesia masih tergolong
rendah, artinya pemungutan pajak yang dilaksanakan Kementerian Keuangan dan Direktorat
Jenderal Pajak belum maksimal. Realisasi tax ratio berdasarkan data Kementerian Keuangan pada
tahun 2017 tax ratio sebesar 9,89%. Namun, di tahun 2018 rasio pajak di Indonesia terjadi
kenaikkan menjadi 10,24%, serta menurun tahun 2019 sekitar 9,76%. Pada 2020, Kementerian
Keuangan memproyeksikan rasio pajak hanya akan berada pada level 7,9% dan secara bertahap
akan membaik ke level 8,18% pada tahun 2021. Rendahnya rasio pajak disebabkan masyarakat
masih belum sepenuhnya mempercayai kinerja pemerintah, pemberantasan korupsi dan lemahnya
penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi (Fahluzy, 2014). Akibatnya, tingkat kepatuhan
wajib pajak untuk melakukan pembayaran iuran masih rendah serta rasio pajak di Indonesia kecil.
Pengetahuan serta pemahaman aturan perpajakan memberi sumbangsih pengaruhnya yang
signifikan atas tingkatan kepatuhan wajib pajak. Kajian yang dilaksanakan (Dewi & Susanto, 2021)
berpendapat bahwa Kesadaran membayar pajak dan pemahaman serta pengetahuan aturan pajak
memberi sumbangsih pengaruh positif atas tingkatan kepatuhan wajib pajak, sedangkan pelayanan
perpajakan memberi sumbangsih pengaruh signifikan, sedangkan sosialisasi perpajakan dan
penerapan sistem Self Assessment tidak memberi sumbangsih pengaruh signifikan pada tingkat
kepatuhan wajib pajak.
Sesuai dengan penelitian sebelumnya, sehingga diketahui bahwa terdapat berbagai faktor
3
yang dapat memberi sumbangsih pengaruh terhadap tingkatan kepatuhan WPOP. Variabel-variabel
tersebut antara lain insentif pajak, kesadaran membayar pajak, sosialisasi perpajakan, tarif pajak,
sanksi pajak, pelayanan perpajakan, penerapan self assessment system, dan juga pemahaman serta
pengetahuan aturan pajak. Hasil penelitian yang sudah dilaksanakan ini ada variabel yang
didapatkan ini memberi sumbangsih pengaruh tidak konsisten terhadap tingkatan kepatuhan wajib
pajak.
Penghindaran pajak dapat terjadi didalam undang-undang atau dapat juga terjadi dalam
bunyi ketentuan undang-undang tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang. Penghindaran
pajak ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak diperbolehkan. Penghindaran diri dari pajak
yang diperbolehkan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti menahan diri dan
secara yuridis (Zoebar, 2020), Penelitian sanksi pajak yang dilaksanakan (Marchori, 2018), dan
(Putri, 2017) berpendapat bahwa sanksi paak berpengaruh positif atas tingkatan kepatuhan wajib
pajak. Adapun penelitian yang dilaksanakan (Dewi dkk, 2020) berpendapat bahwa sanksi pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan, (Putri & Setiawan, 2017) menyatakan
bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Perilaku yang Direncanakan
Merujuk pada uraian yang dinyatakan (Anugrah & Fitriandi Primandita, 2022) menjelaskan
bahwa Theory Planned of Behavior ini didefinisikan dengan penyempurnaan dan perbaikan atas
tindakan reason theory yang dinyatakan Fishbein dan Ajzen sebelumnya. Teori perilaku terencana
ini tidak memiliki banyak perbedaan dengan teori tindakan alasan, yakni niat seorang individu
dalam melaksanakan perilaku atau tindakan tertentu. Teori perilaku terencana ini memperjelaskan
bahwasanya sikap seorang individu dalam perilaku ini ialah sebagai subjek penting yang dapat
memprediksikan suatu tindakan tertentu. Meningkatnya laba entitas menyebabkan pajak entitas
juga meningkat. Hal ini akan membuat entitas bertindak melakukan penghindaran pajak.
Sesuai dengan teori keagenan pula, terkadang entitas akan melakukan berbagai cara untuk
memperlihatkan kinerja yang bagus (Tanjaya, 2021) Apabila terdapat sikap yang positif, dengan
demikian dukungan orang-orang di sekitarnya dan persepsi kemudahan tanpa terdapatnya
hambatan dalam perilakunya tersebut, oleh karena itu niat seorang individu dalam berperilaku akan
menjadi lebih tinggi (Seni & Ratnadi, 2017). Doktrin Kepatuhan terhadap wajib pajak seharusnya
dapat dibentuk melalui nilai sosial dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Bila
dalam masyarakat sudah tertanam nilai – nilai kepatuhan maka bila seseorang akan melakukan
kecurangan akan timbul rasa malu atau bersalah (Syahputra, 2019).
Pengertian Pajak
Merujuk pada uraian yang dinyatakan Adriani dalam (Agus, 2015), menjelaskan bahwa pajak
ini didefinisikan dengan sebagai bentuk iuran negara yang diperuntukkan pada wajib pajak guna
membayarkan sebagian kekayaannya pada negara sebagaimana termaktub dalam undang-undang,
yang dapat ditunjuk secara langsung, dalam hal ini memiliki beberapa tujuan melakukan
pembiayaan untuk berbagai pengeluaran umum yang berkenaan dengan tugas negara yang
melaksanakan sistem pemerintahan negara. Penghindaran Pajak dapat terjadi didalam undang 4–
undang atau dapat juga terjadi dalam bunyi ketentuan undang – undang tetapi berlawanan dengan
jiwa undang – undang (Zoebar, 2020)
Insentif Pajak
Insentif pajak adalah sisi dari kode pajak yang dirancang untuk memberi kompensasi kepada
para pelaku kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Imbalan bisa menjadi alat yang efektif untuk
meningkatkan kepatuhan pajak (Sebhat & Assfaw, 2019). Adanya kebijakan insentif pajak
orang pribadi menjadi peluang bagi pemerintah memunculkan lebih banyak WPOP yang akan
mendorong peningkatan penerimaan pajak nonmigas (Mariana, 2020).
Sanksi Pajak
Sanksi ini didefinisikan sebagai sarana untuk memaksa yang mana bahwa sanksi memaksa
ini dimaksud guna menjalankan norma hukum ataupun menegakkan. Sanksi ini didefinisikan
sebagai instrumen untuk menegakkan hukum yang dapat berbentuk dengan pembatasan perbuatan
yang sebagai suatu pelanggaran hukum (Subekti & Tjitrosoedibyo, 2008).
Perumusan Hipotesis
Pengetahuan dan pemahaman perpajakan ini didefinisikan sebagai proses yang mana bahwa
pihak wajib pajak memahami berkenaan dengan perpajakan serta mengimplementasikan
pengetahuan dan pemahamannya tersebut dalam melakukan pembayaran pajak.
H1: Pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Pengetahuan dan pemahaman perpajakan ini pendefinisiannya adalah pihak wajib pajak
memahami berkenaan dengan perpajakan serta mengimplementasikan pengetahuan dan
pemahamannya tersebut dalam melakukan pembayaran pajak. Merujuk pada uraian yang
dinyatakan (Anugrah & Fitriandi Primandita, 2022) menjelaskan bahwa Theory Planned of
Behavior ini didefinisikan dengan penyempurnaan dan perbaikan atas tindakan reason theory yang
dinyatakan Fishbein dan Ajzen sebelumnya. Teori perilaku terencana ini tidak memiliki banyak
perbedaan dengan teori tindakan alasan, yakni niat seorang individu dalam melaksanakan perilaku
atau tindakan tertentu. Teori perilaku terencana ini memperjelaskan bahwasannya sikap seorang
individu dalam perilaku ini ialah sebagai subjek penting yang dapat memprediksikan suatu
tindakan tertentu. Apabila sikapnya positif serta terdapatnya dukungan oleh berbagai orang di
sekitarnya serta terdapatnya persepsi yang dapat memudahkan dengan tidak memberikan hambatan
dalam berperilaku, dengan demikian niat seorang individu dalam menjalankan perilaku tersebut
akan tinggi. Pernyataan tersebut sejalan dari kajian oleh (Fitria, 2017) yang menunjukan
bahwasanya pengetahuan dan pemahaman perpajakan memiliki pengaruh atas kepatuhan wajib
pajak.
H2: Insentif pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Insentif pajak didefinisikan sebagai insentif yang pemerintah berikan pada para pihak wajib
pajak dari Negara Indonesia dimasa pandemi COVID-19. Kepatuhan untuk WPOP ini dapat
ditentukan dengan insentif perpajakan yang pemerintah berikan dan tetapkan. Keterkaitan
hubungan diantara variabel insentif pajak dan kepatuhan wajib pajak ini diuraikan dalam Planned
Behavior Theory dari teorinya Ajzen (1985) dalam (Anugrah & Fitriandi Primandita, 2022),
tindakan ini disebutkan akan bisa memiliki keterkaitan hubungan diantara variabel insentif pajak
dan variabel kepatuhan wajib pajak. Penjelasan atas teori yang dikemukakan oleh Ajzen
memperjelaskan bahwasannya hubungan ini akan bisa dibangun atau terbentuk oleh faktor
eksternal serta internal. Insentif pajak dari pihak pemerintahan yang diberikan ini mencakup faktor
eksternal oleh para wajib pajak. Faktor insentif pajak yang WPOP gunakan ini akan dapat
menyebabkan pembayaran pajak yang dibayarkan nantinya akan lebih rendah, hal ini dikarenakan 5
bahwa besaran pajak yang dibayarkannya tersebut sebagian ditanggung pihak pemerintah pusat.
Insentif ini nantinya hanya dapat mewajibkan para Wajib Pajak agar melaksanakan pelaporan
untuk SPTnya saja. Sehingga bermakna bahwa wajib pajak mentaati ketetapan aturan perpajakan.
H3: Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Menurut Nelsy, A. (2017) menjelaskan bahwasannya sanksi ini didefinisikan sebagai bentuk
hukuman yang diperuntukkan pada para semua orang yang menyalahi norma hukum yang ada dan
berlaku, satu dari berbagai sanksi yang dapat pemerintah berikan pada para orang pribadi atau
badan yang terdaftarkan berdasarkan pada prosedur hukum sebagai wajib pajak. Untuk sanksinya
yang dijatuhkan ini bisa berbentuk dengan sanksi yang secara langsung diberikan ataupun sanksi
yang tak langsung dan pada siapapun yang menyalahi aturan. Sanksi yang individu terima ketika
menyalahi atau melanggar hukum ini tentunya bervariasi dari sanksi ringan hingga berat.
Penyampaian dari (Mardiasmo, 2018) mengenai sanksi pajak menjelaskan untuk jaminan
bahwasannya ketetapan aturan undang-undang mengenai tax norma ini nantinya perlu untuk
dipatuhi serta ditaati, dalam hal ini dapat dinyatakan bahwasannya sanksi pajak ini sifatnya
memberikan efek jera pada para pelanggar supaya mereka tidak menyalahi norma dan aturan dari
perpajakan. Oleh karena itu, sanksi pajak diterapkan supaya dapat membuat kepatuhan dari para
wajib pajak agar mentaati serta mematuhi aturan pembayaran pajak yang sudah ditetapkan dan
berlaku, dan juga untuk membikin wajib pajak agar memiliki ketakutan kalau misalnya melakukan
penundaan pembayaran pajak karenakan mengetahui akan sanksi dari pembayaran pajak yang
terlambat.

METODE PENELITIAN
Kajian ini menggunakan jenis data kuantitatif, dan peneliti menguji dan melakukan analisa
yang menjadi sebab dan akibat dari variabel bebas pengaruhnya atas variabel terikat. Untuk
variabel bebas pada kajian ini ialah pengetahuan dan pemahaman perpajakan (X1), insentif
perpajakan (X2), serta sanksi pajak (X3). Adapun untuk variabel terikatnya ialah Kepatuhan
WPOP (Y). Populasi didalam kajian ini ialah seluruh WPOP yang telah teregistrasi pada KPP
Pratama Cibitung. Metode pengambilan sampelnya dengan teknik accidental sampling, yakni
teknik untuk mengambil sampel dengan berdasar pada kondisi kebetulan, yang berarti seseorang
yang kebetulan saja bertemu dan dijadikan sampel oleh peneliti, jika kriteria individu yang
kebetulan saja bertemu terdapat kecocokan dan dapat dijadikan sebagai sumber data respondennya.
Sampel didalam kajian ini ialah WPOP yang teregristrasi di KPP Pratama Cibitung. Adapun
kriteria sampel yang dipilih jika memiliki NPWP dan telah menyampaikan SPT Tahunan. Sampel
yang telah dipilih agar lebih mempermudah untuk melakukan riset dan juga alasan lainnya untuk
total populasi yang menjadi sasaran penelitian masih belum dapat diketahui secara pasti dan juga
ada kebebasan ketika menentukan sampel dengan tepat serta cepat.
Jenis data yang dipergunakan pada kajian ini ialah data primer, cara mendapatkannya adalah
dengan terjun langsung ke tempat penelitian untuk menyebarkan angket kuesioner penelitian di KPP
Pratama Cibitung. Hasil dari jawaban para responden diukur menggunakan skala likert. Indikator
pengukuran variabel pengetahuan dan pemahaman perpajakan menurut (Andinata, 2016) yaitu
memahami penerimaan pajak, mengetahui tata cara perhitungan pembayaran pajak, mengetahui
tarif pajak yang sesuai peraturan perpajakan, mengetahui cara mengisi formulir SPT dan cara
membayar pajak, mengetahui batas  pelaporan SPT secara tepat waktu. Kemudian indikator variabel
insentif pajak menurut (Latief et al., 2020) yaitu persyaratan serta ketetapan guna mengajukan
insentif pajak orang pribadi, pendaftaran insentif pajak penghasilan orang pribadi, sikap adanya 6
motivasi untuk melaporkan SPT masa maupun SPT tahunan secara tepat waktu, insentif pajak saat
ini adalah hal yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan pajak, KPP memberikan bukti kualitas
insentif pajak secara umum sudah memuaskan harapan wajib pajak.
Variabel sanksi pajak dapat dinilai dari indikator yang dinyatakan oleh (Mutia, 2014)
kejelasan serta ketegasan dari sanksi pajak yang sangat dibutuhkan agar meningkatkan kedisiplinan
para pembayar pajak, sanksi melaporkan SPT terlambat dikenakan denda Rp100.000-Rp500.000
adalah hal yang wajar, sanksi dalam melaporkan SPT mesti dilakukan pengisian dengan lengkap
serta benar dan berdasarkan pada peraturan yang berlaku, sanksi pengungkapan SPT tak sesuai,
wajar diberikan sanksi denda 50% dari pajak yang kurang bayar, sanksi tidak melaksanakan
kewajiban membayar pajak, maka wajib pajak dapat dikenai sanksi sesuai aturan perpajakan. Serta
untuk variabel kepatuhan WPOP dinilai dari indikator yang dinyatakan dari (Gustiyani, 2014) yaitu
pembayaran pajak penghasilan yang terutang secara tepat waktu, melaporkan SPT yang benar serta
kelengkapannya juga berdasar pada aturan pajak, mempunyai NPWP sebagai indentitas,
melakukan penghitungan pajak penghasilan yang terutang dengan total pajak yang tepat,
menyadari dan mengerti ketentuan perpajakan.
 Yang dipergunakan pada kajian ini untuk teknik analisa regresi linear berganda. Dalam
menaksir ketepatan nilai aktual dari fungsi regresi sampel, diukur melalui pengujian uji koefisien
determinasi (R2), pengujian untuk bagian kelayakan model pengujian lewat Uji F, dan pengujian
lewat Uji t. Persamaan analisis regresi linear berganda dengan model persamaan yakni:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e……... …………………………………………………(1)
Keterangan :
Y        = Kepatuhan wajib pajak orang pribadi
β1,2,3    = Koefisien regresi masing-masing
𝑋1       = Pengetahuan dan pemahaman perpajakan
𝑋2       = Insentif pajak
𝑋3       = Sanksi pajak
e         = standar error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk data yang digunakan pada kajian ini yakni data primer hasil penjaringan data
menggunakan instrumen formulir google yang diambil secara acak pada responden yang berada di
tempat penelitian. Tabel 2 dibawah ini untuk hasil dari analisis deskriptifnya
Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif

  N Minimum Maximu Modus Std.


m Deviation
Pengetahuan dan pemahaman 100 1 4 3 0,804
perpajakan
Insentif Pajak 100 1 4 2 0,963
Sanksi Pajak 100 1 4 3 1,009
Kepatuhan Wajib Pajak 100 1 4 3 0,988
Valid N (listwise) 100        
Sumber Data: diolah 2022
Berdasarkan tabel 1, variabel pengetahuan dan pemahaman perpajakan pada kajian ini
diketahui nilai minimumnya yakni 1 dan nilai maksimumnya adalah 4. Adapun nilai modus 7
variabel pengetahuan dan pemahaman perpajakan yakni 3 dengan standar deviasinya adalah 0,804.
Hal ini berarti rata-rata wajib pajak yang menjadi sampel dalam penelitian ini menjawab setuju
dalam setiap pertanyaan yang diberikan mengenai pengetahuan dan pemahaman perpajakan wajib
pajak orang pribadi telah mengerti perpajakan dan melaksanakan kewajiban dan hak perpajakannya
dengan kesadaran yang tinggi.
Berdasarkan tabel 1, variabel Insentif Pajak dalam penelitian ini diketahui nilai
minimumnya yakni 1 serta nilai maksimumnya adalah 4. Adapun nilai modus variabel Insentif
Pajak 2 dengan standar deviasinya adalah 0,963. Hal ini berarti rata-rata wajib pajak yang menjadi
sampel dalam penelitian ini menjawab setuju dalam setiap pertanyaan yang diberikan mengenai
insentif pajak serta para wajib pajak telah cukup mengetahui dan merasa terbantu akan adanya
insentif pajak namun belum memiliki kesadaran sebagai wajib pajak.
Berdasarkan tabel 1, variabel Sanksi Pajak dalam penelitian ini diketahui nilai minimumnya
yakni 1 serta nilai maksimumnya adalah 4. Adapun nilai modus variabel Sanksi Pajak3 dengan
standar deviasinya adalah 1,009. Hal ini berarti rata-rata wajib pajak yang menjadi sampel dalam
penelitian ini menjawab setuju dalam setiap pertanyaan yang diberikan mengenai sanksi pajak serta
wajib pajak telah merasa dengan adanya sanksi pajak menjadikan mereka lebih taat dan
mempunyai kesadaran yang tinggi dalam membayar pajak.
Berdasarkan tabel 1, variabel Kepatuhan Wajib Pajak dalam penelitian ini diketahui nilai
minimumnya yakni 1 serta nilai maksimumnya adalah 4. Adapun nilai modus variabel Kepatuhan
Wajib Pajak 3 dengan standar deviasinya adalah 0,988. Hal ini berarti rata-rata wajib pajak yang
menjadi sampel dalam penelitian ini menjawab setuju dalam setiap pertanyaan yang diberikan
mengenai Kepatuhan Wajib Pajak serta wajib pajak tersebut telah merasa bahwa mereka telah
cukup patuh dalam memenuhi kewajiban mereka untuk membayar pajak.
 Adapun untuk teknik analisa datanya yang dipergunakan pada kajian ini ialah dengan
analisis regresi linier berganda, dan untuk lebih jelasnya hasil dari analisis regresi ini terdapat pada
tabel 2.
Tabel 2. Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficients a

Unstandardized Coefficients t Sig.


Model B Std. Error
1 (Constant) -1,054 1,426 -,739 ,462
Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan ,378 ,095 3,98 ,000
4
Insentif Pajak ,322 ,081 3,96 ,000
6
Sanksi Pajak ,278 ,085 3,27 ,001
3
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Olah Data Peneliti 2022

 Sesuai dengan hasil yang terdapat pada tabel 2, untuk persamaan regresi linier
bergandanya, menjadi:
Y = -1,054 + 0,378x1 + 0,322x2 + 0,278x3 
Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Hasil dari Adjusted R2 dengan kisaran 0-
1%, jika nilainya mendekati angka 1, maka semakin baik. Untuk hasil dari Adjusted R2 yang
terlihat ditabel 3. 8

Tabel 3. Uji Koefisien Determinasi

Model Summary b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,743 ,551
a
,537 2,608
a. Predictors: (Constant), Sanksi Pajak, Pengetahuan dan pemahaman perpajakan, Insentif
Pajak
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Olah Data Peneliti 2022

Hasil koefisien determinasi dalam tabel menunjukkan nilai Adjusted R Square adalah 0,537 ataupun
53,7%, artinya variabel dependen kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat dijelaskan oleh variabel
pengetahuan dan pemahaman perpajakan, insentif pajak, serta sanksi pajak sebesar 53,7%. Sedangkan
46,3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Tabel 4. Hasil Uji F
Persamaan F Sig
Regresi Linear Berganda 39,330 0,000
Sumber : Olah Data Peneliti 2022

Sesuai dengan hasil pengujian F, didapatkan bahwa angka signifikannya adalah 0,000 <
0,05 serta Fhitung (39,330) > Ftabel (2,47). Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
independen secara simultan memiliki pengaruh terhadap varaibel dependen.

Tabel 5. Hasil Uji t


Prediks Sig (2-
Variabel t β Keputusan
i tailed)
PPP + 3,984 0,378 0,000 H1 Diterima
IP + 3,966 0,322 0,000 H2 Diterima
SP + 3,273 0,278 0,001 H3 Diterima

Adapun hasil analisis pengujian t untuk kajian ini yang dapat dilihat ditabel 5 untuk bagian
hasil uji t (t-test) dapat diketahui nilai signifikan untuk pengetahuan dan pemahaman perpajakan
adalah 0,000 yang kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan beta dengan nilai positif 0,378. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi maka H1 diterima.
Dari tabel 5 untuk bagian hasil uji t (t-test), nilai signifikansinya yang muncul pada variabel
insentif pajak adalah 0,000 yang kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan beta dengan nilai positif
0,322. Sehingga dapat dinyatakan bahwa insentif pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak, maka H2 diterima.
Dari tabel 5 untuk bagian hasil uji t (t-test), nilai signifikansinya yang muncul pada variabel
sanksi pajak adalah 0,002 yang kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan beta dengan nilai positif 0,278.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak
maka H3 diterima.
Pembahasa hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pengetahuan dan pemahaman
perpajakan pengaruhnya adalah positif atas kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang luas tentang pajak akan dapat mendukung
sikap yang positif terhadap perpajakan. Dengan adanya hal itu, akan dapat mendorong perbuatan
wajib pajak untuk patuh terhadap perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Putri & Setiawan, 2017) yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel insentif pajak berpengaruh positif atas
kepatuhan wajib pajak. Insentif yang diberikan oleh pemerintah untuk wajib pajak Indonesia di 9
dalam masa pandemi COVID-19 ini. Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh insentif pajak
yang diberikan oleh pemerintah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Marcori, 2018)
menunjukkan bahwa insentif pajak berpengaruh positif terhadap kapatuhan wajib pajak.
 Hasil penelitian untuk variabel sanksi pajak dengan hasilnya yakni memberikan pengaruh
positif atas kepatuhan wajib pajak. Diterapkan sanksi pajak guna meningkatkan kepatuhan wajib
pajak orang pribadi untuk mentaati peraturan perpajakan yang ada, membuat wajib pajak tidak
berani untuk menunda-nunda pembayaran pajaknya karena takutnya ada sanksi dari keterlambatan
pembayaran pajak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri &
Setiawan, 2017) dan (Marcori, 2018) yang meneliti tentang kesadaran perpajakan dan sanksi pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, menyatkan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh
yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

KESIMPULAN
 Dengan melihat dari hasil analisa serta bagian pembahasan yang sudah dijabarkan,
sehingga untuk kesimpulannya bahwa pengetahuan dan pemahaman perpajakan mempunyai
pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil berikutnya insentif pajak memiliki
pengaruh positif atas kepatuhan. wajib pajak. Serta hasil selanjutnya dari sanksi pajak yang
memiliki pengaruh positif atas kepatuhan wajib pajak. 
Saran yang diberikan dari peneliti kepada lembaga pajak terkait dengan kantor layanan
pajak dan Direktorat Jenderal Pajak sebagai usaha untuk membuat tersadar bagi masyarakat yang
masih kurang menaati aturan untuk melakukan pembayaran pajaknya agar dapat memenuhi
kewajiban yang dipunyai sebagai wajib pajak dan memberi nasehat atau layanan pajak yang
optimal. Dan secara khusus bagi KPP Pratama diharapkan akan lebih meningkatkan kepatuhan
wajib pajak orang pribadi dengan pengetahuan dan pemahaman perpajakan, insentif pajak, serta
sanksi pajak agar bisa memberi dorongan motivasi untuk wajib pajak dalam hal pemenuhan
kewajiban membayar pajak. Di samping itu untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) sebagai
tambahan   wawasan yang lebih dalam lagi dan meningkatkan kesadaran dirinya sebagai wajib
pajak. Serta untuk peneliti berikutnya disarankan agar memilih KPP Pratama sebagai tempat
penelitian yang berbeda dan juga untuk ruang lingkup sampelnya yang lebih luas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, M. S. S., & Fitriandi Primandita. (2022). Analisis Kepatuhan Pajak Berdasarkan Theory
of Planned Behavior. Jurnal Info Artha, 6(1), 1–12.
Andinata, M. C. (2016). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang
pribadi dalam membayar pajak. CALYPTRA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
4(2), 1–15.
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). PENGARUH INSENTIF PAJAK DAN KUALITAS
PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MASA
PANDEMI. 21(1), 1–9. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Dewi, A. P., & Susanto, B. (2021). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak UMKM Pada Masa Pandemi Covid-19 ( Studi Pada KPP Pratama Temanggung ). The
4th Beneficium (Business and Economics Conference in Utilization of Modern Technology),
19, 376–390.
Fahluzy, S. F., & Agustina, L. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan membayar
pajak UMKM di Kabupaten Kendal. Accounting Analysis Journal, 3(3), 399–406.
Fitria, D. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Dan Pemahaman Perpajakan 10
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal Of Applied Business And Economics, 4(1), 30–44.
Gustiyani, A (2014). PENGARUH PENERAPAN e-SPT DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK. 27(7), 1–5.
Latief, S., Junaidin Zakaria, & Mapparenta. (2020). Pengaruh Kepercayaan Kepada Pemerintah,
Kebijakan Insentif Pajak dan Manfaat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Center of
Economic Student Journal, 3(3), 270–289.
http://jurnal.fe.umi.ac.id/index.php/CESJ/article/view/581/425
Marcori, F. (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Usaha Kecil Menengah.
Ejournal.Unp.Ac.Id, 06, 22.
Mardiasmo. (2018). perpajakan. Andi.
Mariana, L. (2020). Evaluasi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Kpp Pratama Makassar
Barat. Invoice : Jurnal Ilmu Akuntansi, 2(1), 38–52. https://doi.org/10.26618/inv.v2i1.3210
Mutia, S. P. T. (2014). Pengaruh sanksi perpajakan, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskus, dan
tingkat pemahaman terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Studi Empiris pada Wajib
Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang). JUrnal Akuntansi, 2(1), 2–30.
Nelsy, A. (2017). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Kesadaran. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan
Bisnis, 14(1), 62–71.
Nilla, V., & Widyawati, D. (2021). Pengaruh Penerapan E-Billing, Pengetahuan Perpajakan, dan
Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 10(4), 1–23.
Putri, K. J., & Setiawan, P. E. (2017). Pengaruh Kesadaran, Pengetahuan dan Pemahaman
Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(2), 1112–1140.
Sambodo, A. (2015). Pajak dalam Entitas Bisnis. Salemba Empat.
Sebhat, W., & Assfaw, A. M. (2019). Analysis of Tax Compliance and Its Determinants: Evidence
from Kaffa, Bench Maji and Sheka Zones Category B Tax Payers, SNNPR, Ethiopia. Journal
of Accounting Finance and Auditing Studies (JAFAS), 5(1), 32–58.
https://doi.org/10.32602/jafas.2019.2
Seni, N. N. A., & Ratnadi, N. M. D. (2017). Theory of Planned Behavior Untuk Memprediksi Niat
Berinvestasi. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 12, 4043.
https://doi.org/10.24843/eeb.2017.v06.i12.p01
Syahputra, Rifki. (2019). Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Penerapan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2018 Dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah Dengan Sosialisasi Perpajakan Sebagai Variabel, Akuntansi :
Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 6 (2), 12 – 143

Syanti, D., Widyasari, & Nataherwin. (2020). Pengaruh Insentif Pajak, Tarif Pajak, Sanksi Pajak
Dan Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Selama Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Ekonomika Dan Manajemen, 9(2), 17.
Tanjaya, Christili. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak, Jurnal Akuntansi Trisakti, 8(2), 189 - 208
11
Tjitrosudibio, R. S. & R. (2008). Kitab undang-Undang Hukum Perdata (Cetakan ke). PT Pradnya
Paramita.
Zoebar, M.K.Y (2020) Pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity Dan Kualitas
Audit Terhadap Penghindaran Pajak, Akuntansi : Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 7(1),
25-39

Anda mungkin juga menyukai