Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

Ilmu Tafsir
Tafsir Metode Maudu’i (Kewajiban Shalat)

Disusun oleh:

AISYAH DWI ZULKARNAIN (13631116)

ADITIO CARLO (13631112)

Dosen Penguji: HARDIVIZON, M.Ag

JURUSAN SYARIAH

PRODI EKONOMI PERBANKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP

2014
PEMBAHASAN

Tafsir Metode maudu’i

A. Pendahuluan
Allah menyukai orang yang bertaqwa yaitu yang menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangannya. Perintah Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba
yang beriman, dan pastinya Allah tidak menyukai hamba yang ingkar dan lalai dalam
menjalankannya. Dalam rangka pendekatan kepada Allah, ibadah sangat berperan
serta sebagai sarana yang utama dan diantaranya yang diwajibkan termasuk ibadah
shalat. Shalat merupakan tiang agama dan ini merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Apabila seseorang muslim telah ingkar akan kewajiban atau ternyata lalai
dan lupa mengerjakannya maka muslim tersebut berdosa. Maka ketika hal itu terjadi
maka Allah memberikan ancaman-Nya dalam al-quran mengenai masalah ini agar
mereka yang tersesat kembali ke dalam jalan yang lurus dan bertaubat sebenar-
benarnya.
Shalat merupakan rukun Islam yang paling penting setelah dua kalimah
syahadat. Dalam Islam, shalat adalah ibadah yang paling utama setelah keimanan.
Bagi orang yang benar-benar beriman, shalat bukan sekedar kewajiban yang apabila
dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Tapi, shalat
bagi mereka adalah sarana yang sangat komplit untuk meraih ketenangan hati dan
ketenteraman jiwa. Shalat merupakan kewajiban/fardhu ain berdasarkan Alquran,
Hadis dan Ijmak. Allah swt mewajibkan shalat pada malam mirajnya Nabi
Muhammad SAW, ini menunjukkan tingginya nilai ibadah shalat tersebut. Ia adalah
sebuah kewajiban yang tidak gugur dalam kondisi apapun, yang hal ini berbeda
dengan rukun-rukun Islam yang lain.
Pada surah al-baqarah pada ayat 43 ini menjelaskan tentang perintah untuk
menjalankan shalat, dan perintah untuk ruku’ beserta orang-orang yang ruku’. Dan
pada surah at-tah ha ayat 132 ini menjelaskan memerintahkan perinta agar
melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Sedangkan pada surah al-Hajj
Pada ayat 77 ini menjelaskan tentang perintah agar ruku’, sujud, dan hanya
menyembah Allah.
B. Pembahasan
1. Surah al-baqarah: 43
a. Teks ayat
)٤٣( َ‫َوَأقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
b. Terjemahan
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat,dan rukuklah beserta
orang yang rukuk.”
c. Kata kunci
َ‫َوَأقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
(Dan dirikanlah shalat, bayarkan zakat dan ruku’lah bersama orang-
orang yang ruku’), artinya: shalatlah bersama Muhammad dan para
sahabatnya. Lalu Allah swt, menunjukan kepada para ulama mereka yang
pernah memesankan kepada kaum kerabat mereka yang masuk islam:
“Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah agama yang
benar!”
d. Penafsiran
Tafsir Al-maraghi, menjelaskan dalam surah al-baqarah ayat 43 bahwa
shalat merupakan ungkapan butuhnya manusia kepada yang disembah
(Allah). Pengungkapan ini dilakukan dengan perkataan, perbuatan atau
kedua-duanya. Cara mendirikan shalat ialah menghadap Allah dengan hati
khusyu’, ikhlas dalam melaksanakan, itulah inti shalat yang sebenarnya
dan disyari’atkan. Mengenai gerakan-gerakan shalat adalah bukan
merupakan tujuan dari pada shalat. Karenanya, ibadah shalat ini bentuknya
berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan agama dan masa. Tetapi ruh atau
inti dari pada shalat ini tidaklah berbeda, sekalipun nabi yang membawa
syari’at berbeda-beda. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka
untuk melakukan ruku’ bersama orang-orang yang melakukan ruku’.
Artinya, hendaklah kaum yahudi berada dalam kelompok umat islam
ketika mendirikan shalat, sehingga sama seperti umat islam. Melalui ayat
ini Allah memerintahkan agar shalat dilaksanakan secara jamaah. Sebab,
ketika shalat dilakukan secara berjamaah ini, maka semua jiwa bersatu
memanjatkan doa dan mengadu kepada Allah. Disamping itu jamaah bisa
pula membina adanya saling pengertian antara kaum muslimin. Sebab,
ketika mereka berkumpul, tentunya akan membicarakan hal-hal yang
harusnya dicegah, dan bermusyawarah untuk hal-hal yang bermanfaat di
kalangan mereka. Allah sengaja mengungkapkan pengertian shalat dengan
kata ruku’ agar membeda dengan kebiasaan shalat yang biasa dilakukan
kaum yahudi sebelum islam. Ketika itu shalat mereka tidak menggunakan
ruku’.1
Tafsir Tim Kementerian Agama RI, menjelaskan perintah Allah
menjalankan shalat yaitu, Agar mereka melaksanakan shalat setiap waktu
dengan cara yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya,
serta menjaga waktu-waktunya yang telah ditentukan, menghadapkan
seluruh hati kepada Allah dengan tulus dan khusyuk, sesuai dengan syariat
yang dibawa Nabi musa a.s. Allah juga memerintahkan agar mereka
rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Maksudnya ialah agar mereka
masuk islam dan melaksanakan shalat berjamaah seperti halnya kaum
muslimin. Dalam hubungan ini Rasulullah telah bersabda:
“shalat berjamaah itu lebih utama dengan dua puluh tujuh derajat dari
pada shalat seseorang diri.” (Riwayat al-bukhari dan muslim)
Kita telah mengetahui bahwa shalat dalam agama islam terdiri dari
bermacam-macam gerakan jasmaniyah, seperti rukuk, sujud, iktidal, dan
sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan agar mereka
menunaikan shalat dengan benar seperti yang dikhendaki syariat islam
seperti yang diajarkan Rasulullah saw, bukan shalat menurut cara mereka
dahulu, yaitu shalat tanpa ruku’.2
Tafsir Ibnu Katsier, menjelaskan perintah Allah swt menyuruh mereka
untuk shalat bersama Nabi Muhammad saw. Dan shalat berjamaah
bersama kaum muslimin supaya termasuk golongan mereka. Dan ruku’ lah
kalian beserta orang-orang yang ruku’. Ini merupakan dalil wajibnya shalat
berjamaah. Maksudnya: Jadilah kalian bersama orang-orang mukmin
dalam berbagai ibadah dan amal kebaikan mereka.3
Analisa pemakalah, dalam surat al-baqarah ayat 43 ini menjelaskan
bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk mendirikan shalat
untuk membersihkan jiwa, yaitu melaksanakan shalat dengan cara yang

1
Ahmad mustafa Al-maraghi, Tafsir Al-Maraghi, SEMARANG: PT. karya toha putra, 1992, hal. 179.
2
Tim Kemenetrian Agama RI, Al-qur’an dan Tafsirnya, JAKARTA: departemen agama RI, 2010, hal. 97.
3
Salim bahreisy & said bahreisy, terjemahan singkat Tafsir Ibnu Katsier, SURABAYA:PT. bina ilmu, hal. 112.
sebaik-baiknya, dengan melengkapi dengan segala syarat-syarat dan
rukun-rukunnya, serta menjaga waktu-waktunya yang telah ditentukan,
dan menghadap Allah dengan hati yang khusyu’. Dan Allah
memerintahkan umat manusia untuk menunaikan shalat itu benar-benar
seperti yang dikehendaki syariat islam seperti yang telah dianjurkan oleh
Rasulullah yaitu shalat dengan menggunakan ruku’.
2. Surah at-Tha Ha:132
a. Teks ayat
)١٣٢( ‫ك ِر ْزقًا نَحْ نُ نَرْ ُزقُكَ َو ْال َعاقِبَةُ لِلتَّ ْق َوى‬ َ َ‫َوْأ ُمرْ َأ ْهل‬
َ ُ‫ك بِالصَّال ِة َواصْ طَبِرْ َعلَ ْيهَا ال نَ ْسَأل‬
b. Terjemahan
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kami-Lah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi
orang yang bertakawa.
c. Kata kunci
َ َ‫َوْأ ُمرْ َأ ْهل‬
ْ‫ك بِالصَّال ِة َواصْ طَبِر‬
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan (
teguh dan sabarlah kamu )bersabarlah kamu
َ ُ‫َعلَ ْيهَا ال نَ ْسَأل‬
‫ك‬
tidak )Dalam mengerjakannya, kami tidak meminta kepadamu(
Membebankan kepadamu
‫ِر ْزقًا‬
untuk dirimu dan tidak pula untuk orang lain )Rezeki(
ُ‫ك َو ْال َعاقِبَة‬
َ ُ‫نَحْ نُ نَرْ ُزق‬
)kamilah yang memberi rezeki kepadamu, Dan akibat yang baik itu(
yakni, pahala surga
‫لِلتَّ ْق َوى‬
.bagi orang yang bertakwa )hanyalah bagi ketakwaan(

d. Penafsiran
Tafsir Al-maraghi , menjelaskan Allah memerintahkan keluarga Nabi
untuk mendirikan shalat, seperti: Suruhlah, hai Rasul, keluargamu untuk
mendirikan shalat dan hendaklah kamu sendiri memeliharanya, karena
nasihat dan perbuatan akan lebih membekas. Sesungguhnya, kami hanya
menghendaki ibadah dan takwa darimu dan dari mereka, kami tidak
meminta rezeki darimu, sebagaimana tuan meminta pajak dari budaknya.
Dan akibat yang baik adalah bagi orang yang bertakwa dan taat kepada
Allah. Apa yang ada pada sisi mereka itu akan terputus dan habis, sedang
apa yang ada di sisi Allah adalah kekal, tidak musnah.4
Tafsir Kementrian Agama RI, menjelaskan bahwa Allah
memerintahkan agar Nabi saw menyuruh keluarganya mengerjakan shalat
sebagaiman telah diperintahkannya sendiri dan tentu saja perintah itu harus
dibarengi pula dengan perintah itu harus dibarengi pula dengan perintah
yang kedua yaitu agar keluarganya jangan terpengaruh atau menjadi silau
matanya melihat kekayaan dan nikmat yang dimiliki isteri-isteri orang-
orang kafir itu. Demikianlah amanat Allah kepada Rasul-Nya sebagai
bekal untuk menghadapi perjuangan barat, yang patut menjadi contoh
teladan bagi setiap pejuang ingin menegakkan kebenaran dimuka bumi.
Merekah haruslah lebih dahulu menjalin hubungan yang erat dengan
khaliknya yaitu dengan tetap mengerjakan shalat dan memperkokoh
batinnya dengan sifat sabar dan tabah. Disamping itu haruslah seisi ruma
tangganya mempunyai sifat seperti yang dimilikinya. Dengan demikian ia
akan tabah berjuang tidak dapat diombang-ambingkan oleh bunga
kehidupan dunia seperti kekayaan, pangkat dan kedudukan. Amanat-
amanat inilah yang dipraktekan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya
sehingga mereka benar-benar sukses dalam perjuangan mereka sehingga
dalam masa kurang lebih 23 tahun saja islam telah berkembang dengan
jaya hampir seluruh jazirah Arab dan jadilah kalimah Allah kalimah yang
paling tinggi dan mulia.5
Tafsir Ibnu Katsier, menjelaskan Allah swt memerintahkan kepada
keluarga Nabi agar bershalat dan bersabar melakukannya, karena dengan
shalat keluargamu akan terhindar dari azab Allah. Allah berfirman: kami
tidak meminta rezeki kepadamu, dengan shalatmu. Melainkan kami akan
memberimu rezeki, karena jika engkau rajin mendirikan shalat, akan
datang kepadamu rezeki yang tidak dikira dan disangka.6

4
Ahmad musthfa al-maraghi, loc-cit.
5
Tim Kementrian Agama RI, loc-cit.
6
Salim bahreisy & said bahreisy, loc-cit.
Analisa pemakalah, dalam surah at- tha ha ayat 132 menjelaskan
bahwa Allah memerintahkan agar menjalankan shalat dengan cara
bersabar dan khusyuk’, dan Allah tidak pernah membebaninya tetapi Allah
memberikan rezeki untuk yang menjalankanya bukan untuk orang lain
yang mengabaikan perintahnya, dan Allah akan memberikan pahala surga
untuk orang-orang yang bertakwa.
3. Surah al-Hajj: 77
a. Teks ayat
)٧٧( َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
b. Terjemahan
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah tuhanmu dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat
kemenangan.”
c. Kata kunci
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا‬
)Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kalian dan sujudlah kalian(
bershalatlah kalian
‫َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم‬
tauhidkanlah Dia )dan sembahlah Rabb kalian(
‫َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر‬
seperti menghubungkan silaturrahim dan )dan perbuatlah kebajikan(
melakukan akhlak-akhlak yang mulia
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
kalian beruntung karena dapat )supaya kalian mendapat kebruntungan(
.hidup abadi di surga
d. Penafsiran
Tafsir Al-maraghi, menjelaskan perintah Allah swt yang
memerintahkan kepada orang-orang yang mempercayai Allah dan Rasul-
Nya untuk tunduk kepada Allah dengan bersujud, beribadah kepada-Nya
dengan segala apa yang kalian gunakan untuk menghambakan diri kepada-
Nya, dan berbuatlah kebaikan yang diperintahkan agar kalian
melakukannya, seperti mengadakan silahturahmi dan menghiasi diri
dengan akhlak yang mulia, supaya kalian beruntung memperoleh pahala
dan keridhaan yang kalian cita-citakan. Allah tidak menjadikan bagi kalian
dalam agama yang merupakan bagi kalian untuk menghambakan diri
kepada-Nya suatu kesempitan yang kalian tidak bisa keluar darinya. Akan
tetapi, Dia memberikan kelapangan dan menjadikan jalan keluar bagi
kalian dari setiap dosa, maka Dia memberikan keringanan (rukhshah)
dalam beberapa kesempitan.7
Tafsir Tim Kementrian Agama RI, menjelaskan perintah Allah swt
memerintahkan kepada orang-orang agar mengerjakan shalat pada waktu-
waktu yang telah ditentukan, lengkap dengan syarat-syarat dan rukun-
rukunnya. Pada ayat ini shalat disebut dengan ruku’ dan sujud’, karena
ruku’ dan sujud itu merupakan ciri khas dari shalat dan termasuk rukun-
rukunnya. Menghambakan diri dan bertaubat kepada Tuhan, berikan
kepada Tuhan, adalah merupakan perwujudan dari isi hati sanubari yang
telah merasakan kebesaran, kekuasaan dan keagungan Allah, karena
dirinya sangat tergantung kepadanya, dan hanya Dialah yang menciptakan,
memelihara kelangsungan hidup dan mengatur seluruh makhluk-Nya.
Beribadat kepada Tuhan ada yang dilakukan secara langsung, seperti
shalat, puasa bulan Ramadhan, mwnunaikan zakat dan menunaikan ibadah
haji. Ada pula ibadat yang dilakuakan tidak secara langsung, seperti
berbuat baik kepada sesama manusia, tolong menolong, mengolah alam
yang diciptakan Allah untuk kepentingan manusia. Mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang baik, seperti memperkuat hubungan
silahturahmi, berbudi pekerti yang baik, hormat menghormati, kasih-
mengasih sesama manusia. Jika manusia mengerjakan perintah-perintah
tersebut, maka mereka akan berhasil dalam kehidupan memperoleh
kebahagian ketentraman hidup, dan di akhirat nanti mereka akan
memperoleh surga yang penuhh kenikmatan.8
Tafsir Ibnu Katsier, menjelaskan Allah swt berseru kepada orang-
orang yang beriman agar tekun beruku’, bersujud dan bersembah kepada
Allah serta berbuat amal-amal yang baik supaya memperoleh kemenangan
duniawi dan ukhrawi. Allah berfirman bahwa Dia tidak menurunkan
agama dan syariat yang sempit kepada umat Muhammad, dan bahwa Dia
tidak membebani mereka dengan beban dan perintah-perintah yang berada

7
Ahmad mushthafa Al-maraghi, loc-cit.
8
Kementrian Agama RI, loc-cit.
di luar kekuasaan mereka. Dan Allah telah menamai agama yang dibawa
Muhammad sebagai agama islam dan ia adalah Nabi Ibrahim a.s. sebelum
diturunkannya kepada Muhammad saw. Yang akan menjadi saksi atas
umatnya, sedang umatnya akan menjadi saksi terhadap umat-umat yang
lain. maka sebagai imbalan atas nikmat besar yang diberikan Allah khusus
kepada umat Muhammad, hendaklah mereka bersyukur dengan
melaksanakan kewajiban-kewajiban syariat seperti mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan berpegang teguh kepada tali Allah (iman dan
tauhid).9
Analisa pemakalah, dalam surah al-Hajj ayat 77 menjelaskan bahwa
Allah memerintahkan agar orang-orang beriman untuk melakukan shalat
dan hanya menyembah Allah dengan menghubungkan silahturrahmi dan
melakukan akhlak-akhlak yang mulia serta berbuat amal-amal oyang baik
supaya memperolek kemenangan di dunia dan di akhirat dan akan hidup
abadi di surga.

C. Kesimpulan
9
Said bahreisy & salim bahreisy, loc-cit.
Pada surah al-baqarah ayat 43, menjelasakan perintah Allah agar mendirikan
shalat untuk membersihkan jiwa, menunaikan zakat, dan menyuruh ruku’ beserta
orang-orang yang ruku’. Allah menyuruh mereka untuk shalat bersama Nabi
Muhammad, dan shalat berjamaah bersama kaum muslimin supaya termasuk
golongan mereka. Sebab, ketika shalat jamaah, semua jiwa bersatu memanjatkan doa
dan mengadu kepada Allah. Shalat merupakan ungkapan menusia kepada Allah, Allah
memerintahkan agar shalat dilakukan dengan cara sebaik-baiknya, dengan
melengkapi segala syarat-syarat dan rukun-rukunnya, serta menjaga waktu-waktunya
yang telah ditentukan, dan menghadapkan seluruh hati kepada-Nya dengan tulus dan
khusyuk.
Pada surat at-tah ha ayat 132, menjelaskan Allah memerintahkan kepada
keluarga Nabi untuk melakukan shalat dan bersabar melakukannya, karena dengan
shalat akan terhindar dari azab Allah. Allah mengamanatkan untuk mempererat
hubungan dengan Allah dengan bertasbih dan mendirikan shalat, memupuk sifat tabah
dan sabar dalam diri dalam menghadapi permasalahan. Dan jangan terpedaya dengan
kesenangan kehidupan dunia seperti kekayaan, pangkat, kedudukan dan sebagainya,
dan mengamanatkan untuk mengajak keluarga supaya mengerjakan pula amanat-
amanat Allah.
Dan pada surah al-Hajj ayat 77, menjelaskan perintah Allah agar tekun
beruku’, bersujud dan bersembah kepada Allah serta berbuat amal-amal yang baik
supaya memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat. Dan Allah memerintahkan
mengerjakan shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan, lengkap dengan syarat-
syarat dan rukun-rukunnya. Menghambahkan diri dan bertaubat kepada Allah,
beribadah kepada Allah, adalah perwujudan dari isi hati yang telah merasakan
kesabaran , kekuasaan dan keagungan Allah. Karena manusia sangat tergantung
kepada-Nya, dan hanya Dialah yang menciptakan, memelihara kelangsungan hidup
dan mengatur seluruh makhluk-Nya. Dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
baik, seperti memperkuat hubungan silahturahmi, berbudi pekerti yang baik, hormat
menghormati dan kasih-menghasihi sesama manusia.

D. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Musthfa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, SEMARANG:PT. Karya
Toha Putra.
Salim Bahreisy & Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier,
SURABAYA: PT. Bina Ilmu.
Tim Kementrian Agama RI, Al-quran dan Tafsirnya, JAKARTA: Penerbit lentera
Abadi.

Anda mungkin juga menyukai