Anda di halaman 1dari 6

PROFIL LEVELLING

MAKALAH

OLEH :
Ana Eldes Sembiring Maha
210308071

TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSITEM B

MAKALAH ILMU UKUR WILAYAH


LABORATORIUM ILMU UKUR WILAYAH
PRORAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PROFIL LEVELLING

MAKALAH

OLEH :

Ana Eldes Sembiring Maha


TPB – A

Makalah Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Komponen Penilaian di


Laboratorium Bengkel Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diketahui Oleh :
Asisten Laboratorium

Suhilda Putri Tanjung Amardani Syahputra


210308027 210308023

MAKALAH ILMU UKUR WILAYAH


LABORATORIUM ILMU UKUR WILAYAH
PRORAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENGERTIAN PROFIL LEVELLING

Pengukuran menyipat datar profil (profil levelling) adalah proses


penentuan elevasi/ketinggian titik-titik pada jarak tertentu sepanjang garis. Garis
disini dapat berupa jalan, saluran atau garis lurus saja. Menyipat datar profil ini
dilakukan untuk mendapatkan bentuk profil lahan yang sebenarnya. Hasil
pengukuran menyipat datar profil ini di haruskan menggambarkan tentang
keadaan sekitar sepanjang garis yang di ukur. Pada saat melakukan pengukuran.
pembacaan dilakukan satu kali bacaan ke belakang (BS) dan lebih dari satu kali ke
muka (FS).

RUMUS PERHITUNGAN PROFIL LEVELLING

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a) Perhitungan Beda Tinggi

1. Beda Tinggi (Ah) P1 (BM) - P2

∆ h P1 (BM)-P2 BTP1 - BTP2 (∆ h) --> Stand 1 ∆ h Pi (BM)-P2 BTP1 - BTP2 (∆


h2)-> Stand 2 ∆ h Pi (BM)-P2 rata-rata ∆ hi + ∆ h2/2

2. Beda Tinggi Melintang


∆ h P2-di-BTP2-BTdi
∆ h P2-d2 BTP2-BTd2
∆ h P2-d3 BTP2 - BTd3
Dst…

3. Beda Tinggi (Ah) P2-Pg


∆ h P2-P3-BTP2-BTP3 (∆ h) --> Stand 1
∆ h P2 P3-BTP2-BTP3 (∆ h2) --> Stand 2 ∆ h P2-P3 rata-rata = ∆ hi + ∆ h2/2
b) Perhitungan Tinggi Titik

1. Tinggi Titik P1 (TP1)->BM


TP1 BM

2. Tinggi Titik P2 (TP)


TP2-Tri+Ah Pi-P2 rata-rata
3. Tinggi Titik-Titik Detail Melintang
Tdi TP2+Ah Pa-di Tda-TP2+Ah P2-da
Tds-TP2+Ah Pa-d3
Td4-TP2+Ah P2-d4 Tds-TP2+Ah P2-ds
Dst…

e) Perhitungan Jarak Optis 1. Jarak Optis (do) Pi (BM)-P2 Stand 1


do belakang (BAP: - BBP1)x100
do muka (BAP2-BBP2)x100 do total do belakang+do muka Stand 2
do belakang (BAP1-BBP1)x100
do muka (BAP2-BBP2) x 100 do total do belakang+do muka

Contoh Soal :
1. Diketahui sebuah soal sipat datar dari BM 10 pada elevasi 145.250 sampai BM
26. elevasi BM1 pada elevasi =148.325 m, Jarak bidik muka (BM) dan bidik
belakang (BB)adalah sebagai berikut:

BM10 sampai alat (A): = 50 m, alat (A)sampai TP2: 50m.


TP2 sampai alat (B): = 45 m; alat (B) sampai TP 3 = 45 m.
TP3 sampai alat (C): = 51 m; alat (C) sampai TP 4 = 53m .
TP4 sampai alat (D): = 73 m; dan alat (D) BM11=75 m.
BB_A atas BM10 = 4.250 BM B atas TP 3 = 2.75 BB_C atas TP 3 = 1.275
BM_A atas TP 2 = 3.250 BB_C atas TP4 = 0,525
BB_B atas TP 2 = 1.250 BM_C atas TP 4 = 4100
BM_B atas TP 3 = 2750 BM_D atas BM11 = 1.750
Selesaikan soal sipat datar dan masukan data dalam buku ukur?
2. Diketahui potongan profil dari satu seri sipat datar

Hitung elevasi titik duga akhir dan gambarkan potongan profilnya !

PROSEDUR KERJA PROFIL LEVELLING


Adapun prosedur kerja profil levelling yakni, sebagai berikut :

 Cara pertama, alat ukur berada di antara kedua titik. Pada cara ini alat ukur
ditempatkan antara titik A dan B, sedangkan masingmasing titik tersebut
ditempatkan rambu ukur yang vertikal. Jarak dari alat ukur terhadap masing-
masing rambu diusahakan berimbang atau ± sama. Sedangkan letak alat ukur
tidaklah harus pada garis lurus yang menghubungkan titik A dan B. Cara ini
merupakan dasar dalam pengukuran sipat datar memanjang (Syaripudin, 2016).

Dengan cara ini aturlah kedudukan alat agar memenuhi syarat melakukan pengukuran,
kemudian arahkan garis ke rambu A sebagai bacaan belakang (b) dan ke rambu B sebagai
bacaan muka (m). Dalam hal ini selalu diingat, bahwa angka pembacaan pada rambu
merupakan jarak yang dibatasi antara alas rambu terhadap garis bidik maka dapat
dimengerti bahwa beda tinggi antara titik A dan B yaitu sebesar t = b – m.

 Cara yang kedua ini merupakan cara yang dapat dilakukan bilamana pengukuran
beda tinggi antara kedua titik tidak memungkinkan dilakukan dengan cara yang
pertama, disebabkan oleh kondisi di lapangan atau hasil pengukuran yang hendak
dicapai. Pada cara ini alat ukur ditempatkan disebelah kiri atau kanan pada salah
satu titik. Jadi alat tidak berada diantara kedua titik A dan B melainkan di luar
garis A dan B melainkan di luar garis A dan B. Sedangkan pembacaan kedua
rambu sama dengan cara yang pertama, hingga diperoleh beda tinggi antara
kedua titik A dan B. Penentuan tinggi dengan cara ini umum dilakukan pada
pengukuran sipat datar profil (Syaripudin, 2016).

 Cara ketiga, alat ukur berada di atas salah satu dari kedua titik. Pada cara ini, alat
ukur ditempatkan di atas salah satu titik dari kedua titik yang diukur. Harus
dipahami bahwa, penempatan alat di atas titik terlebih dahulu diketahui titik
tersebut, sehingga kedudukan sumbu ke satu alat ukur segaris dengan titik tengah
patok (Center). Dalam hal ini untuk menempatkan alat tepat di atas patok
menggunakan alat tambahan yaitu unting-unting. Penggunaan cara yang ketiga
ini umum dilakukan pada penyipat datar luas dan yang kedua yaitu stake out
(Syaripudin, 2016).
BAGIAN - BAGIAN DARI ALAT PROFIL LEVELLING DAN
FUNGSINYA

Adapun bagian bagian dan penjelasan tentang fungsi dari teodolit ini ialah
sebagai berikut :

Sementara theodolit sendiri terdiri dari bebarapa bagian:


✓Handel : untuk membawa dan mengangkat.
✓Pembidik : menentukan sasaran.
✓Teleskop : menentukan sasaran secra lebih presisi.
✓pengunci vertikal : mengunci gerak sumbu vertikal.
✓pengatur vertikal : memutar secara halus gerak vertikal setelah dikunci.
✓layar display : menampilkan informasi hasil pengukuran.
✓pengunci horizontal : mengunci gerak horisontal.
✓pengatur horizontal : memutar secara halus gerak horisontal setelah
dikunci.
✓pengatur posisi : pengatur posisi theodolit sampai tanda gelembung (nivo)
pada kedudukan seimbang à terdapat dua tanda gelembung; batang dan bulat di
bagian bawah teleskop.

Anda mungkin juga menyukai

  • Rundown Pospersa 2024
    Rundown Pospersa 2024
    Dokumen18 halaman
    Rundown Pospersa 2024
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Jawaban PBT
    Jawaban PBT
    Dokumen1 halaman
    Jawaban PBT
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • TBM PADA KEPALA SAWIT Akhir
    TBM PADA KEPALA SAWIT Akhir
    Dokumen17 halaman
    TBM PADA KEPALA SAWIT Akhir
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Debit Aliran me-WPS Office
    Debit Aliran me-WPS Office
    Dokumen1 halaman
    Debit Aliran me-WPS Office
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Yunita
    Yunita
    Dokumen15 halaman
    Yunita
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Logam Ringan
    Logam Ringan
    Dokumen15 halaman
    Logam Ringan
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Kesetaran Gender
    Kesetaran Gender
    Dokumen15 halaman
    Kesetaran Gender
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengamatan Afektif
    Lembar Pengamatan Afektif
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengamatan Afektif
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Latbel
    Latbel
    Dokumen1 halaman
    Latbel
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tanam
    Bahan Tanam
    Dokumen9 halaman
    Bahan Tanam
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat
  • Amplifier Mini
    Amplifier Mini
    Dokumen25 halaman
    Amplifier Mini
    TEP A 21-006 Cindy Katalina Br Tarigan
    Belum ada peringkat