Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PENGURANGAN RESIKO

PASIEN JATUH

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWSO


UPTD PUSKESMAS SEMPOL

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………… 2

Pendahuluan……………………………………………………………….. 3

Tujuan………………………………………………………………………. 4

Ruang lingkup………………………………………………………………. 5

Tata Laksana……………………………………………………………….. 7

Pencatatan dan pelaporan…………………………………………………. 13

Monitoring dan evaluasi………………………………………………….. 15

Lampiran penilaian Resiko Jatuh Morse untuk dewasa…………….......... 16

Lampiran penilaian Resiko Jatuh Humpty Dumpty untuk Pediatri……….. 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasien jatuh merupakan insiden di pelayanan kesehatan yang sering terjadi dan

dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan adverse

event kedua terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah kesalahan

pengobatan / medication errors (AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak hanya berdampak

kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien dan

rumah sakit (RS).

Organisasi kesehatan dunia WHO juga telah menegaskan pentingnya

keselamatan dalam pelayanan kepada pasien: “safety is a fundamental principle of

patient care and a critical component of quality management” (World Alliance for

Patient Safety, Forward Programme WHO, 2004).

Permasalahan pasien jatuh telah menjadi perhatian penting bagi Pemerintah

dalam pelayanan pasien di Puskesmas melalui Peraturan Menteri Kesehatan

No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Bab

4 pasal 8 bahwa: setiap Pelayanan Kesehatan wajib mengupayakan pemenuhan

sasaran keselamatan pasien 6 (enam) sasaran keselamatan pasien yang salah

satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh

Mengingat keselamatan pasien menjadi tuntutan masyarakat dan

berdasarkan latar belakang tersebut maka Puskesmas Sempol melaksanakan

manajemen pengurangan risiko pasien jatuh.

3
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Sebagai pedoman bagi manejemen Puskesmas Sempol untuk dapat

melaksanakan manejemen pengurangan risiko pasien jatuh.

2. Tujuan Khusus

a) Sebagai acuan bagi manejemen Puskesmas Sempol dalam mengambil

keputusan terhadap pasien risiko jatuh.

b) Menetapkan strategi intervensi dan rekomendasi pencegahan

pasien jatuh sesuai level asesmen.

c) Terlaksanannya program manejemen pengurangan risiko pasien jatuh

secara sistematis dan komprehensif.

C. Manfaat

a) Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Sempol

b) Meningkatkan rasa tanggung jawab dan nilai kemanusian

terhadap keselamatan pasien.

c) Mengurangi terjadinya insiden cedera di Puskesmas Sempol.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seorang mengalami jatuh dengan atau

tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja/ tak direncanakan, dengan arah

jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya.

Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,

menilai dan menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau

meminimalkan dampaknya.

Manajemen resiko Puskesmas adalah kegiatan berupa identifikasi dan

evaluasi untuk mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan

puskesmas, pengunjung dan organisasinya sendiri (The Joint Commission on

Accreditation of Healthcare Organizations/JCAHO).

2. Faktor Risiko

Risiko pasien jatuh dapat dikelompokan menjadi faktor intrinsik (pasien)

dan faktor ekstrinsik (lingkungan)

2.1 Intrinsik

Faktor intriksik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi pasien,

termasuk penyakit dan kondisi psikologis pasien. Faktor intriksik dikelompokan

menjadi yang dapat diperikirakan dan tidak dapat diperkirakan.

Faktor yang dapat di perkirakan yaitu:

a. Riwayat jatuh sebelumnya

b. Inkontinensia

5
c. Gangguan kognitif / psikologis

d. Usia>65 th

e. Osteoporosis

f. Gangguan muskuloskletal

Faktor yang tidak dapat diperkirakan yaitu:

a. Kejang

b. Aritmia jantung

c. Stroke atau serangan iskemik sementara (transient ischaemic attack-

TIA)

d. Pingsan

e. Serangan jantung (drop attack).

2.2 Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar

pasien.

a. Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang,

handrail tidak adekuat, kabel lepas

b. Alas kaki tidak pas

c. Dudukan toilet yang rendah

d. Kursi dan tempat tidur beroda

e. Rawat inap berkepanjangan

f. Peralatan yang tidak aman

g. Peralatan rusak

h. Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi

6
BAB III
TATALAKSANA

3. Petugas Penanggung Jawab

Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas rumah

sakit yaitu dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya yang terlibat dalam

perawatan pasien resiko jatuh .

3.1 Dokumen

Alat terkait yang harus tersedia sebagai berikut:

 Status rekam medis pasien

 Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning)

 Formulir pengkajian risiko pasien jatuh

 SPO asesmen risiko pasien jatuh dan pemasangan tanda risiko jatuh

3.2 Pengkajian Risiko Pasien Jatuh

3.2.1. Pengkajian awal / skrining

a. Perawat akan melakukan penilaian dengan formulir pengkajian risiko

jatuh sesuai kelompok pasien (anak/dewasa/manula) dalam waktu 4

jam dari pasien masuk Puskesmas dan mencatat hasil asesmen kedalam

rekam medis pasien.

b. Rencana intervensi segera disusun, diimplementasikan, dan dicatat

dalam rencana keperawatan dalam waktu 2 jam setelah skrining.

3.2.2. Pengkajian ulang


a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh setiap :

dua kali sehari, saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi

pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien

b. Penilaian menggunakan formulir pengkajian risiko jatuh sesuai

kelompok pasien (anak/dewasa/manula)

7
3.2.3. Intervensi Pencegahan Pasien Jatuh

a. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien dewasa dan manula

yaitu:

Pencegahan pada pasien risiko rendah/tidak berisiko:

1) Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal.

2) Pastikan rem tempat tidur terkunci

3) Pastikan bel pasien terjangkau.

4) Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam

hari (kursi tambahan dan lain-lain).

5) Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap

menyala karena lingkungan masih asing.

6) Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila

menggunakan)

7) Pastikan alas kaki tidak licin

8) Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan.

9) Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak

menghalangi.

10) Tempatkan pasien sesuai dengan tinggi badannya

8
b. Pencegahan pada pasein risiko sedang

1) Lakukan semua langkah intervensi pasien risiko rendah/tidak

berisiko

2) Pasang penanda risiko jatuh di luar kamar, untuk

perawatan di bangsal tempatkan pada bed pasien.

3) Minta agar pasien segera memencet bel bila perlu bantuan.

4) Awasi atau bantu sebagian Aktivitas Daily Living pasien.

5) Cepat menanggapi bel.

6) Review kembali obat-obatan yang berisiko.

7) Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap: duduk

perlahan- lahan sebelum berdiri.

c. Pencegahan pada pasien risiko tinggi

1) Pasang gelang risiko jatuh berwarna kuning.

2) Lakukan semua langkah intervensi untuk pasien risiko

rendah/tidak berisiko dan risiko sedang.

3) Kaji kebutuhan BAB / BAK secara teratur tiap 2-3 jam.

4) Kolaborasi dengan fisioterapi / case manager.

5) Bila memungkinkan pindahkan pasien dekat nurse station.

6) Kaji kebutuhan dengan menggunakan pagar tempat tidur.

7) Orientasikan ulang bila perlu.

8) Observasi lebih ketat pada pasien yang mendapatkan obat

laxantia /diuretika.

9) Rendahkan posisi tempat tidur

9
d. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien anak yaitu:

1. Pencegahan pasien risiko rendah

 Orientasi ruangan.

 Posisi tempat tidur rendah dan ada remnya.

 Ada pengaman disamping tempat tidur dengan 2

atau 4 sisi pengaman.

 Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah

tangan dan kaki atau bagian tubuh lain terjepit.

 Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien

yang sudah dapat berjalan.

 Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi dan bantu bila

dibutuhkan

 Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah

dijangkau.

 Lingkungan harus bebas dari peralatan yang memiliki

risiko untuk mencederai pasien.

 Penerangan lampu cukup.

 Penjelasan pada pasien dan keluarga.

 Mendokumentasikan pencegahan pasien jatuh.

e. Pencegahan pasien risiko tinggi

 Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning.

 Terdapat tanda peringatan pasien risiko jatuh.

 Penjelasan pada pasien atau orangtua pasien tentang

pencegahan pasien jatuh.

 Cek pasien minimal setiap satu jam.


10
 Temani pasien saat mobilisasi.

 Tempat tidur pasien disesuaikan dengan perkembangan tubuh

pasien.

 Bila memungkinkan tempatkan pasien didekat nurse station.

 Libatkan keluarga.

 Evaluasi terapi, pindahkan peralatan yang tidak

dibutuhkan dari ruangan pasien.

 Pasang pengamanan tempat tidur pasien.

 Biarkan pintu ruangan pasien terbuka kecuali pasien

yang membutuhkan isolasi.

3.2.4 Manajemen Pasien Jatuh

a. Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio

laserasi, fraktur,cedera kepala)

b. Nilai tanda vital

c. Nilai adanya keterbatasan gerak

d. Pantau pasien dengan ketat

e. Catat dalam status pasien

f. Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan

lengkapi laporan insiden

g. Modifikasi rencana 3keperawatan interdisiplin sesuai dengan

kondisi pasien

3.2.5.Edukasi Pasien/Keluarga

a. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum

memulai

b. penggunaan alat bantu


11
c. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding

d. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuansi konsumsi obat-

obatan, efek samping, serta interaksinya dengan makanan/obat-obatan

lain.

12
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaporan insiden adalah suatu sistem unruk mendokumentasikan laporan

insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran. System

pelaporan insiden dilakukan secara internal dan eksternal kepada Tim

Pengendalian Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

Laporan insiden keselamatan pasien internal adalah pelaporan secara tertulis

setiap kondisi potensial cedera dan insiden yang menimpa pasien, keluarga

pengunjung, maupun karyawan yang terjadi di Puskesmas. Pelaporan secara

anonim dan tertulis ke PMKP setiap kondisi potensial cedera dan insiden

keselamatan pasien yang terjadi pada pasien dan telah dilakukan analisa ,

penyebab, rekomendasi dan solusinya.

Pelaporan insiden bertujuan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi

system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk

menyalahkan orang (non blaming). Setiap insiden harus dilaporkan secara internal

kepada Tim PMKP dalam waktu paling 2x24 jam sesuai format laporan.

Tim PMKP melakukan analisis dan memberikan rekomendasi serta solusi

atas insiden yang dilaporkan dan melaporkan hasil kegiatannya kepada kepala

Puskesmas. Puskesmas harus melaporkan insiden, analisis, rekomendasi dan

solusi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional

Keselamatan Pasien.

Sistem pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien

harus dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonym (tanpa identitas), tidak

mudah diakses oleh yang tidak berhak. Pelaporan insiden kepada Komite Nasional
13
Keselamatan Pasien mencakup KTD, KNC, dan KTC, dilakukan setelah analisis

dan mendapatkan rekomendasi dan solusi dari Tim PMKP. Komite Nasional

Keselamatan Pasien melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik

(feedback) dan solusi atas laporan yang sampaikan oleh Puskesmas

14
BAB V
MONITORING DAN
EVALUASI

1. Seluruh jajaran manajemen Puskesmas Nangkaan secara berkala

melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien yang

dilaksanakan oleh Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Sempol.

2. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Nangkaan secara berkala

(paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur

keselamatan pasien yang dipergunakan di Puskesmas Sempol

3. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Nangkaan melakukan

evaluasi kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya

15
No.RM :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tanggal Lahir :
(Mohon disi atau temple stiker jika ada)

Formulir Pengkajian Resiko Jatuh Morse


PUSKESMAS SEMPOL
Jl. Raya Kawah Ijen No.01
08113514431 Sempol

Tanggal masuk ruang rawat :................... pukul :................. Ruang Rawat


:.........................................

PEMANTAUAN RESIKO JATUH PASIEN

DEWASA BERDASARKAN PENILAIAN Skala

Morse/ Morse Falls Scale (MFS)


NO PENGKAJIAN SKALA Skoring 1 Skoring 2 Skoring 3
Saat Masuk T Tg
1. Riwayat jatuh: apakah pasien pernah Tidak 0 gl l
jatuh Ya 25
dalam 3 bulan terakhir?
2. Diagnosa sekunder: apakah pasien Tidak 0
memiliki Ya 15
lebih dari satu penyakit?
3. Alat Bantu jalan:
- Bed rest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
- Berpegangan pada benda-benda di 30
sekitar
4. Terapi Intravena: apakah saat ini Tidak 0
pasien Ya 20
terpasang infus?
5. Gaya berjalan/ cara berpindah:
- Normal/ bed rest/ immobile 0
(tidak dapat bergerak sendiri)
- Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ 20
diseret)
6. Status Mental
- Pasien menyadari kondisi dirinya 0
- Pasien mengalami keterbatasan 15
daya
ingat Total Nilai

Paraf & Nama Petugas yang Menilai

16
Keterangan

Tingkatan Nilai MFS Tindakan

Resiko

Tidak berisiko 0 – 24 Perawatan dasar

Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar

Resiko tinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko

tinggi

17
Formulir Pengkajian Resiko Jatuh Nama :
PUSKESMAS SEMPOL No. RM :
L/P :
Jl. Raya Kawah Ijen No.01 08113514431 Usia :
Sempol Alamat :

Tanggal Masuk Rawat : Pukul : Ruang Rawat :

PEMANTAUAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK


BERDASARKAN PENILAIAN Skala Humpty Dumpty(SHD)
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia - < 3 tahun 4
- 3 - 7 tahun 3
- 7 - 13 tahun 2
- ≥ 13 tahun 1
Jenis - Laki - laki 2
- Perempuan 1
Diagnosis - Diagnosis neurologi 4
- Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, 3
dehidrasi, anemia, syncope, pusing, dsb.)
- Gangguan perilaku / psikiatri 2
- Diagnosis lainnya 1
Gangguan kognitif - Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
- Lupa akan adanya keterbatasan 2
- Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan - Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur 4
dewasa
- Pasien menggunakan alat bantu / bayi 3
diletakkan di tempat tidur bayi / perabot
rumah 2
- Pasien diletakkan di tempat tidur 1
- Area di luar rumah sakit
Respon terhadap : - Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan / - Dalam 48 jam 2
sedasi / anestesi - > 48 jam atau tidak menjalani prosedur 1
pembedahan / sedasi / anestesi

2. Penggunaan - Penggunaan multipel : sedatif, obat hipnosis, 3


medikamentosa barbiturat, fenotiazin, antidepresan,
pencahar, diuretik, narkose
- Penggunaan salah satu ob at di atas 2
- Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada 1
medikasi

Keterangan :
18
Tingkatan Resiko Nilai MFS Tindakan
Resiko Rendah 6 - 11 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh Standar
Resiko Tinggi >12 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh Resiko
Tinggi

19
20

Anda mungkin juga menyukai