Anda di halaman 1dari 4

SPO TRIKIASIS

No. SOP :

Tanggal
:
Pengesahan
SOP
Tanggal :
Revisi

Halaman :

UPTD
Puskesmas Moh Ikhsan Jakaria.S.Kep
Cikadu NIP.19760420 200701 1 007

1.Pengertian Trikiasis adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh mengarah ke


dalam, yaitu ke arah permukaan bola mata, sehingga dapat menggores
kornea atau konjungtiva dan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti
nyeri, erosi, infeksi, dan ulkus kornea. Data mengenai tingkat
prevalensi penyakit ini di Indonesia tidak ada. Dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama harus memiliki kompetensi
menangani kasus trikiasis karena pasien-pasien yang mengalami tanda
maupun komplikasi dari trikiasis sangat mungkin mencari pertolongan
di layanan tingkat pertama terlebih dahulu
2.Tujuan Semua pasien yang datang ke Puskesmas UPTD Puskesmas Cikadu
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prosedur
3.Kebijakan
4.Referensi 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
2. Carter, S.R., 1998. Eyelid Disorders: Diagnosis and
Management. American Family Physician, 57(11), pp.2695–702.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9636333.Ilyas,
S., 2005.
3. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed., Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
4.Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
1. Keluhan pasien dapat bermacam-macam, misalnya: mata berair,
rasa mengganjal, silau bila terpapar cahaya, atau kelilipan.
Penglihatan dapat terganggu bila sudah timbul ulkus pada

1
kornea.
2. Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata.
3. Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata merah.
4. Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan faktor
predisposisi, misalnya: blefaritis, trakoma, trauma mekanik atau
kimiawi, herpes zoster oftalmik, dan berbagai kelainan yang
menyebabkan timbulnya sikatriks dan entropion.
5. Keluhan dapat dialami oleh pasien dari semua kelompok usia.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


1. Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan permukaan
bola mata.
2. Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo palpebra ke
arah dalam.
3. Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan injeksi
konjungtival atau silier.
4. Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus, nebula / makula /
leukoma kornea.
5. Bila telah merusak kornea, dapat menyebabkan penurunan visus.
6. Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan memberi
hasil positif.
7. Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata, terlepas dari ada
tidaknya keluhan.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis trikiasis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
sebagaimana disebutkan sebelumnya. Tes fluoresens dapat
menunjukkan erosi atau ulkus kornea.

Diagnosis banding: Penyebab inflamasi lain pada mata

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
Epilasi, yaitu pencabutan bulu mata dengan pinset. Hal ini
bertujuan mengurangi gejala dan mencegah komplikasi pada
bola mata. Namun, bulu mata akan tumbuh kembali dalam waktu
4 – 6 minggu, sehingga epilasi perlu diulang kembali.
2. Medikamentosa
Pengobatan topikal diberikan sesuai indikasi, misalnya: salep

2
atau tetes mata antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Konseling dan Edukasi


1. Pasien perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan matanya
dan menghindari trauma pada mata yang dapat memperparah
gejala.
2. Dokter perlu menjelaskan beberapa alternatif pilihan terapi, mulai
dari epilasi dan pengobatan topikal yang dapat dilakukan oleh
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama hingga
operasi yang dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder.
Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan pasien.

Kriteria Rujukan
1. Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat dilakukan
rujukan ke layanan sekunder
2. Bila telah terjadi penurunan visus
3. Bila telah terjadi kerusakan kornea
4. Bila pasien menghendaki tatalaksana langsung di layanan
sekunder

Peralatan
1. Lampu senter
2. Snellen Chart
3. Pinset untuk epilasi
4. Lup
5. Dapat pula disediakan kertas fluoresein dan larutan NaCl 0.9%
untuk ter fluoresein
6. Lampu biru (bisa berasal lampu biru pada oftalmoskop)

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia
3. Ad sanationam : Malam
5.Unit Terkait Poli Umum

6. Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

3
4

Anda mungkin juga menyukai