Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING (GEMADARTING) DI TIYUH


MEKAR JAYA DAN MARGA JAYA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
MAMPU PONED SUKAJAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

Disusun Oleh:
DESITA AL ISMA, S.
Gz

NIP. 19941210 202203 2 013


UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED SUKAJAYA

LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN


III ANGKATAN I

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG


BARAT BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
2022
i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah atas segala rahmat dan hidayah- Nya, yang
telah memberikan segenap kekuatan dan kesanggupan,sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN yang
berjudul ““GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING
(GEMADARTING) DI TIYUH MEKAR JAYA DAN MARGA JAYA UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP MAMPU PONED SUKAJAYA
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT”.
Terwujudnya Laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Yurnalis, S. IP., M. SI selaku kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Lampung;
2. Bapak Novian Priahutama, SE., MM selaku kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat;
3. Bapak Syahlan, SH., MM. selaku penguji evaluasi pelaksanaan
aktualisasi;
4. Bapak Dr.E. Ahmad Hudalil, S.Sos., M.M. selaku coach
yang telah memberikan arahan danbimbingan selama
pelaksanaan aktualisasi;
5. Lisdalina S.ST.M.Kes selaku mentor pelaksanaan aktualisasi dan
habituasi;
6. Tim Widyaiswara dan seluruh panitia Pelatihan Dasar CPNS
Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2022;
7. Rekan-rekan pegawai UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Sukajaya yang telah mendukung dan berkontribusi dalam telaksananya
aktualisasi ini.
8. Orangtua dan saudara yang selalu mendukung dan mendoakan; serta
9. Rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupten Tulang
Bawang Barat yang saling mendukung selama pelaksanaan latihan dasar
ini.

Penulis menyadari laporan aktualisasi ini masih memiliki banyak


kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Bandar Lampung, 25 Juli 2022


Penulis,

Desita Al Isma, S. Gz
NIP.199412102022032013

i
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Identifikasi Isu Permasalahan................................................................6
C. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi............................................................6
1. Tujuan.............................................................................................6
2. Manfaat...........................................................................................6
D. Ruang Lingkup Aktualisasi...................................................................7
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI..............................................................8
A. Profil Organisasi....................................................................................8
B. Nilai ASN BerAKHLAK dan SmartASN...........................................18
C. Matriks Rancangan Aktualisasi...........................................................27
D. Jadwal Rencana Aktualisasi................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Tabel Identifikasi Isu Permasalahan..........................................................6


Tabel 2.1 Matriks Rancangan Aktualisasi.........................................................................25
Tabel 2.2 Jadwal Rencana Aktualisasi...............................................................................31

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2013 dan 2018........................2
Gambar 1.2. Trend Prevalensi balita stunting di Provinsi Lampung..................................3
Gambar 2.1. Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya...........................................8

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43
tahun 2019 Pasal (1) ayat (2) puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
Salah satu rincian tugas dan fungsi Sebagai Nutrisionis berdasarkan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya Nomor
017/A/II.02./I/SK/I/2022 adalah memantau kegiatan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) balita/anak sekolah/bumil sasaran SKDN (status gizi balita
yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok tersebut memuat
tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita
yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat
badannya (N), status gizi, macam/jumlah PMT.
Stunting akhir-akhir ini menjadi topik hangat yang telah menggeser
issue tentang gizi buruk dan obesitas. Pemerintah memiliki tujuan jangka panjang
untuk mencapai kemakmuran negara degan berupaya menurunkan prevalensi
stunting balita (Siswati, 2018). Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek
adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita)
akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (TB/U atau
PB/U) (Kemenko, 2018).
Secara aktual menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2017,
sebanyak 155 juta (22,9%) anak balita di dunia menderita stunting. Prevalensi
stunting di Amerika selatan sebesar 9,5%, Amerika Pusat sebesar 15,4%
sedangkan Asia dan Afrika adalah daerah kantong

1
stunting di dunia, masing-masing sebesar 56% dan 38% (Siswati, 2018). Di
kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi
kedua, setelah Kamboja (Internasional Food Policy Research Institute, 2016)
Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah usia produktif di Indonesia lebih banyak
dibanding usia non produktif dan rasio angka ketergantungan penduduk usia
produktif rendah. Para ahli ekonomi menduga Indonesia akan mempunyai sumber
daya yang melimpah untuk membangun perekonomian dan berlomba menjadi
negara yang maju di tingkat dunia. Namun, faktanya prevalensi stunting di
Indonesia sangat tinggi (Siswati, 2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Kementerian Kesehatan pada 2018 menemukan 30,8% balita di Indonesia
mengalami stunting. Walaupun prevalensi stunting menurun dari angka 37,2%
pada tahun 2013, namun angka stunting tetap tinggi. Prevalensi balita stunting di
Indonesia tahun 2013 dan 2018 dapat dilihat pada Gambar 1.1

Gambar 1.1 Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2013 dan 2018
Sumber : (Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes , 2018)

Pada Profil Kesehatan Lampung tahun 2019 prevalensi stunting provinsi


Lampung tahun 2018 sebesar 27.28% juga mengalami penurunan dari angka
42,6% pada tahun 2013. Pada kabupaten Tulang Bawang Barat prevalensi
stunting tahun 2018 sebesar 27.2% (Dinas Kesehatan Lampung, 2019). Meskipun
prevalensi stunting cenderung mengalami penurunan. Namun, saat ini 3 dari 10
anak Indonesia mengalami stunting

2
dan Indonesia tengah berjuang untuk bisa terbebas dar stunting (DJIKP
KOMINFO, 2018) Trend Prevalensi balita stunting di Provinsi Lampung tahun
2007-2019 dapat dilihat pada Grafik 2 (Dinas Kesehatan Lampung, 2019).

Gambar 1.2. Trend Prevalensi balita stunting di Provinsi Lampung

Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk


menghindari dampak pada kualitas sember daya manusia (SDM). Dalam jangka
pendek stunting menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak, hambatan
perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh
serta gangguan metabolisme. Dalam jangka panjang dampak stunting seperti
mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak
maksimal. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat
permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia
sekolah yang akan berpengaruh pada menurunnya produktivitas pada saat
dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan
meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi,
jantung kroner, dan stroke (Badan Perencanaan Dan Pembagunan Nasional.,
2019).
Berdasarkan kerangka penyebab masalah gizi “The Conceptual
Framework of the Determinants of Child Undernutrition” dan “The
Underlying Drivers of Malnutrition”, pencegahan stunting perlu dititikberatkan
pada penanganan penyebab masalah gizi yang langsung

3
maupun tidak langsung. Penyebab langsung mencakup masalah kurangnya
asupan gizi dan penyakit infeksi. Sementara, penyebab tidak langsung mencakup
ketahanan pangan (akses pangan bergizi), lingkungan sosial (pemberian makanan
bayi dan anak, kebersihan, pendidikan, pengetahuan, lingkungan kesehatan (akses
pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan pemukiman (akses air bersih, air
minum, dan sarana sanitasi) (International Food Policy Research Institute, 2016).
Menurut Literature review pada tahun 2019 menunjukkan stunting berhubungan
dengan panjang lahir (berisiko 16,43 kali), BBLR (berisiko 4,5 kali), tidak ANC
(berisiko 3,4 kali), tidak imunisasi (berisiko 6,38 kali), dan tidak ASI Eksklusif
(berisiko 4,0 kali) (Budiastutik dan Rahfiludin, 2019).
Pengetahuan ibu berpengaruh terhadap kejadan stunting itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati dkk menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting pada anak usia 12-
59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2020.
Pengetahuan orang tua dapat membantu memperbaiki status gizi pada anak untuk
mencapai kematangan pertumbuhan. Pengetahuan yang tidak memadai kurangnya
pengertian tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang
mengenai stunting menentukan sikap dan perilaku ibu dalam menyediakan
makanan untuk anaknya termasuk jenis dan jumlah yang tepat agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Baik itu pendek maupun sangat pendek,
lebih banyak terjadi pada ibu yang berpengetahuan kurang. Semakin tinggi
pengetahuan ibu tentang stunting dan kesehatan maka penilaian makanan
semakin baik, sedangakan pada keluarga yang pengetahuannya rendah seringkali
anak makan dengan tidak memenuhi kebutuhan gizi (Hasnawati dkk, 2021).
Kondisi saat ini berdasarkan data yang diolah dari UPTD Puskesmas
Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya bulan Juni tahun 2022, terdapat 9 balita
stunting (4,8%) di Tiyuh Mekar Jaya dan 7 balita stunting (3,8%) di Tiyuh Marga
Jaya. Angka prevalensi stunting ini masih dibawah

4
angka nasional maupun provinsi dan kabupaten. Meskipun demikian, stunting
tetap menjadi fokus penting agar tidak terjadi penambahan atau peningkatan
kasus. Stunting harus dicegah sedini mungkin untuk menghindari dampak pada
kualitas sember daya manusia (SDM).
Stunting menyebabkan lost generation, menjadi beban dan ancaman
bangsa di masa depan. Stunting membawa dampak jangka pendek berupa
tingginya risiko morbiditas dan mortalitas, jangka menengah berupa rendahnya
intelektualitas dan kemampuan kognitif, dan risiko jangka panjang berupa kualitas
sumber daya manusia dan masalah penyakit degeneratif di masa dewasa.
Kesadaran masyarakat awam yang rendah mengenai dampak stunting menjadi
tantangan tersendiri. Pemerintah terus menerus berupaya mengentaskan masalah
stunting dan menjadikan stunting sebagai salah satu fokus masalah kesehatan
masyarakat (Siswati, 2018). Gagasan kreatif sebagai solusi
Berdasarkan permasalahan dan uraian yang telah dipaparkan diatas
gagasan kreatif sebagai terobosan solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada
yaitu melalui aktualisasi “Gerakan Masyarakat Sadar Stunting
(GEMADARTING) di Tiyuh Mekar Jaya dan Marga Jaya UPTD Puskesmas
Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya Kabupaten Tulang Bawang Barat”.
GEMADARTNG merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman ibu tentang stunting meliputi pengertian, penyebab,
akibat, cara mencegah dari aspek gizi dan kesehatan. Proses implemetasi
GEMADARTING dilakukan di posyandu balita. Responden akan mengisi lembar
pretest, mendapatkan sosialisai stunting dengan media leaflet stunting dan Buku
Komposisi Pangan Beserta Ukuran Rumah Tangga (URT). Selanjutnya
responden akan mengisi lembar post test. Buku komposisi pangan dan URT berisi
tentang daftar aneka ragam bahan makanan dengan kandungan zat gizinya serta
porsi bahan makanan dalam ukuran rumah tangga (sdm, sdt, ptg dan lain-lain).

5
B. Identifikasi Isu Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas identifikasi isu permasalahan
ditampilkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tabel Identifikasi Isu Permasalahan

No Uraian tugas Permasalahan Solusi


1. Memantau kegiatan Masih adanya balita Gerakan masyarakat
PMT balita/anak stunting sadar stunting
sekolah/bumil sasaran (GEMADARTING)
SKDN, status gizi,
macam/jumlah PMT

C. Tujuan dan Manfaat Rancangan Aktualisasi


1. Tujuan
Tujuan rancangan aktualiasai ini yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting di UPTD
Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya

b. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu


BerAKHLAK(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) serta Manajemen ASN,
dan Smart ASN

2. Manfaat

Manfaat rancangan aktualisasi ini yaitu:


a. Bagi Stakeholders
Meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum untuk
melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting
b. Bagi Organisasi Instansi
Mendukung visi UPTD Puskesmas Mampu Poned Sukajaya
yaitu sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah
kerja puskesmas sukajaya untuk mewujudkan masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan

6
c. Bagi Organisasi Profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI)
Sebagai referensi Inovasi dalam mencegah dan menanggulangi
masalah stunting.
d. Bagi Penulis
Meningkatnya kreativitas dan kompetensi sebagai nutrisionis
serta sebagai salah satu syarat untuk lulus dalam Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tulang Bawang Barat tahun 2022 berdasarkan Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 tahun 2018.

D. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup kegiatan habituasi ini terdiri dari 6 kegiatan yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2022 sampai dengan 08 September 2022 di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya.

7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Profil Organisasi
1. Deskripsi Unit Kerja (UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu
Poned Sukajaya)
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya merupakan unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten Tulang Bawang Barat yang
merupakan pelaksana teknis di bidang kesehatan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas sukajaya kecamatan Gunung Agung untuk mencapai kinerja kesehatan
yang ingin dicapai pemerintah daerah. Oleh karenanya UPTD mampu Poned
Sukajaya harus mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif, dan fungsional
dengan Dinas Kesehatan dan Sarana kesehatan lain. UPTD Puskesmas Rawat Inap
Mampu Poned Sukajaya menyelenggarakan Fungsi sebagai Penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Penyelenggara Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. UPTD Puskesmas Rawat Inap
Mampu Poned Sukajaya memiliki tugas pokok melaksanakan:
1) Pelayanan dan pembinaan
2) Pengembangan Upaya Kesehatan Individu dan Kesehatan
masyarakat
3) Pendidikan dan Latihan tenaga Kesehatan

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya

8
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya juga wajib
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bencana alam, wabah penyakit,
pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat ataupun daerah, serta melaksanakan program- program prioritas daerah
maupun nasional.
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya berlokasi di.Jalan
Seno No 5 Tiyuh Sukajaya kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang
Bawang Barat . UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya pada
awalnya merupakan Puskesmas rawat jalan yang berdiri pada tahun 1990,
kemudian pada tahun 2017 ditingkatkan menjadi Puskesmas Rawat Inap Mampu
Poned. UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned dengan luas wilayah kerja
7.548 km2 yang terdiri dari 7 Tiyuh. Dalam pelaksanaan Puskesmas Rawat Inap
Mampu Poned Sukajaya di bantu 1 unit puskesms pembantu dan 3 unit poskes
tiyuh. Dan mempunyai 7 tiyuh wilayah kerja :
1. Tiyuh sukajaya
2. Tiyuh Mulyajaya
3. Tiyuh Margajaya
4. Tiyuh Mekarjaya
5. Tiyuh Bangunjaya
6. Tiyuh Mulyasari
7. TiyuhSumberjeki
Batas – batas wilayah kerja adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara Puskesmas Dwikora
 Sebelah timur Puskesmas Way Kenanga
 Sebelah selatan Puskesmas Totomulyo
 Sebelah barat Puskesmas Way Kanan

2. Visi dan Misi


a. Visi
1) Visi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat
“ Tulang Bawang Barat Maju dan Berdaya Saing”

9
2) Visi UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Sukajaya
“ Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas sukajaya untuk mewujudkan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan “
b. Misi
1) Misi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Untuk mewujudkan visi kabupaten tulang bawang barat dalam
bidang kesehatan melalui misi sebagai berikut :
a) Mengembangkan sumberdaya manusia ( SDM ) yang
produktif, kuratif dan inovatif.
b) Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik, bersih dan
efektif
2) Misi UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Sukajaya
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukjaya sebagai
berikut:
a) Memberikam pelayanan sesuai dengan standar pelayanan.
b) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat untuk tercapainya masyarakat
yang mandiri di bidang kesehatan
c) Meningkatkan tatakelola managemen puskesmas yang
akuntable dan profesional

3. Tata Nilai dan Motto


a. Tata Nilai
Tata Nilai UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Suakajaya adalah MITRA.
M : Mau
I : Inovatif
T : Terpercaya

1
R : Responsif
A : Akurat

Mau : Mau berangkat,mau bekerja dan dan menyelesaiakn tugas Inovatif :


Pantang menyerah selalu berinovasi dalam pelayanan kesehatan
Terpercaya : Terpercaya bagi pengguna pelayanan kesehatan
Responsif : Tanggap merespon keluhan pengguna pelayanan
kesehatan
Akurat : Memberikan pelayanan kesehatan dengan dokumentasi yang
akurat

b. Motto UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned


Suakajaya
Motto UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Suakajaya
Kemiling yaitu “Kesehatan Anda adalah Kebanggan Kami”.

4. Tugas Satuan Kerja


Menurut Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat nomor 10 tahun 2021
tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat, Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Bagian ke tiga
Tugas, Fungsi, dan Wewenang Puskesmas Pasal (5) :
1. UPTD Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.

1
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Pasal (6) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1), Puskesmas memiliki fungsi:
1. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pasal (7) Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, Puskesmas
berwenang untuk:
1. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
5. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
6. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
7. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;

1
9. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
10. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
11. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
12. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

5. Tugas Atasan Langsung Atau Mentor


Berdasarkan Surat Perintah Tugas Sekretariat Daerah Pemerintah
Kabupaten Tulang Bawang Barat nomor 800/266.9/II.02/TUBABA/2017 tentang
kepala puskesmas. Uraian tugas pokok dan fungsi kepala puskesmas UPTD
Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya antara lain:
1. Pimpinan Puskesmas mempunyai tugas mengkordinasikan pelaksanaan
urusan Dinas Kesehatan, dengan menyusun kebijakan teknis, melakukan
pembinaan, pengendalian dan memberikan fasilitas terhadap pemberantasan
penyakit, pelayanan kesehatan, kesehatan keluarga serta promosi dan
kesehatan lingkungan ; mempertanggung jawabkan dan melaporkan hasil
kinerja dinas kepada Dinas Kesehatan.
2. Uraian Tugas Sebagai mana dimaksud adalah:
a. Menyusun dan merencanakan rencana operasional pembinaan puskesmas
yang meliputi program dan kegiatan puskesmas berdasarkan petunjuk
teknis kegiatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan
yang menjadi tugas pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan petunjuk
teknis kegiatan untuk kelancaran

1
pelaksanaan tugas.
c. Mengendalikan pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan yang menjadi tugas
pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Menyelenggarakan dan atau memfasilitasi kerja sama dengan satuan kerja
perangkat daerah, instansi, masyarakat dan pemangku kepentingan adat
lainnya dalam pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan sesuai dengan Renja
dan Renstra puskesmas agar terlaksananya program kesehatan di daerah.
e. Mengevaluasi dan menilai secara periodik hasil-hasil pelaksana urusan
Dinas Kesehatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi puskesmas
berdasarkan peraturan dan prosedur yang berlaku agar di peroleh hasil
kerja yang benar dan akurat.
f. Mengendalikan perencanaan, pemanfaatan serta pencatatan anggaran dan
kekayaan daerah pada puskesmas berdasarkan DPA Puskesmas sebagai
acuan anggaran pelaksaan seluruh kegiatan Puskesmas.
g. Melaksanakan pembinaan sikap, perilaku dan disiplin pegawai,
peningkatan kompetensi dan penilaian kinerja setiap pegawai, selaku
individu dan dalam organisasi puskesmas dalam urusan pemerintah daerah
dibidang kesehatan berdasarkan peraturan – peraturan tentang disiplin
pegawai agar tercipta situasi kerja yang kondusif.
h. Menyajikan dan melaporkan akuntabilitas hasil kinerja dan hasil penilaian
kinerja, sebagai suatu pertanggung jawaban pimpinan puskesmas dalam
pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan sesuai petunjuk pelaksanaan
pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.
i. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan agar terbagi habis.
j. Melaksanakan tugas lain dalam rangka mendukung penyelenggaraan
urusan di bidang kesehatan sesuai dengan

1
situasi yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif dibidang kesehatan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepada Dinas Kesehatan
sesuai dengan perintah yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan
untuk menciptakan situasi yang kondusif dibidang kesehatan

6. Tugas Pokok dan Fungsi Nutrisionis Ahli Pertama


Berdasarkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu
Poned Sukajaya Nomor 017/A/II.02./I/SK/I/2022 Tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Pegawai Puskesmas di UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Sukajaya, uraian kegiatan tugas nutrisionis antara lain :
1) Membuat rencana kerja
2) Menyusun juklak / juknis (Mengumpulkan data dan literatur)
3) Menyusun pedoman Gizi, makanan, dietik (Mengumpulkan data)
4) Menyususn standar gizi, makanan, dietik, (Mengumpulkan data)
5) Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan
status gizi kurang
6) Mengumpulkan data makanan kelompok sasaran setempat untuk
penilaian mutu gizi
7) Memeriksa dan menerima bahan, materi pangan peralatan dan sarana
kegiatan kegiatan pelayanan Gizi.
8) Menyimpan bahan, materi, pangan, peralatan,dan sarana kegiatan
pelayanan gizi
9) Mencatat dan melaporkan bahan,materi pangan ,peralatan dan sarana
dalam harian/mingguandi ruang simpan
10) Melakukan pemeriksaan ruang simpan harian
11) Melakukan Pengukuran TB, BB, Umur di unit atau wilayah kerja (balita)
12) Melakukan Pengukuran TB,BB,Umur di unit atau wilayah kerja sesuai
kebutuhan

1
13) Melakukan pengukuran LILA di wilayah kerjanya
14) Melakukan Pengukuran IMT pada orang dewasa di unit wilayah
kerjanya sesuai kebutuhan
15) Melakukan anamnesa diet bagi klien (food frekuensi dan rata-rata
contoh hidangan)
16) Melakukan recaal makanan 24 jam lewat,bagi klien
17) Melakukan perhitungan kandungan gizi makan klien
18) Mencatatan dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB, Umur
19) Mencatatn dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA
20) Mencatatan dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT
21) Menyediakan makanan tambahan balita/ Penyuluhan gizi
22) Menyediakan makanan biasa
23) Menyediakan kapsul vit A biasa
24) Melakukan pencatatan harian menyediakan makan biasa
25) Menyediakan diet sederhana
26) Melakukan penilaian diet klien selama di rawat
27) Membantu kegiatan pengukuran BB,TB, umur di tingkat desa, sasaran
SKDN, status gizi bulanan posyandu
28) Memantau kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
balita/anak sekolah/bumil sasaran SKDN (status gizi balita
yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok
tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S),
balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat
badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya
(N), status gizi, macam/jumlah PMT
29) Memantau PMT bulanan kegiatan pengukuran TB, BB, umur

1
7. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya
STRUKTUR ORGANISASI UPTD RAWAT INAP MAMPU PONED SUKAJAYA TAHUN 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS


LISDALINA S.ST.M.Kes

KABAG TATA USAHA/ PPTK


Y DWI SURYANTO.S.Kep.Ns

INFORMASI/PERENCANAAN
BP PENGELUARAN
HENDRO SUSILO.Amd.Kep
ERNA DESI W. Amd.Keb

SEKERTARIS BP PENERIMAAN
SALLY SISILIA P.S.ST PRIMA SEPTINA S.Amd.Keb

KEPEGAWAIN
PUJI UTAMI.S.ST
BP BARANG PERSEDIAAN
DIAN FEBRIANTI.Amd.Keb
VALENTINA NATALIA. DK.SFram

PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL


DAN KESEHATAN MASYARAKAT PENANGGUN JAWAB UKM PENANGGUNG JAWAB UKP PENANGGUNG JAWAB JEJARING DAN PENANGGUNG JAWAB MUTU
PENGEMBANGAN KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM PELAYANAN PERKESMAS JUWARIAH.Str.Keb
ERNAWATI Amd.Keb
TIARA ZAHRA PRATIWI, S.KM dr. PUJI LESTARI PUJI UTAMI S.ST

PELAYANAN PROMKES
BANGSAWAN MUHAMMAD AMIN, PELAYANAN UKS PELAYANAN PENDAFTARAN REKAM PUSKESMAS KELILING MUTU ADMIN
SKM ASTI DHONALIA. Amd.Keb MEDIS DWI DAYATI LESTARI Amd.Keb HENDRO SUSILO.Amd.Kep
SUSIANI, Amd.Keb
PELAYANAN KESLING PELAYANAN UKS/UKGS BIDAN PRAKTEK MANDIRI MUTU UKP
PELAYANAN KIA KB dr. PUJI LESTARI
DWIFEBTRIARI RIZKY ASTI DHONALIA, A.md.Keb
ANGGUN DIAH PRATIKA.Amd.Keb 1. JUWARIAH.Str.Keb
RAMADAYANTI TAMBUNAN.Amd.KL MELISA AGUSTINA,,Amd.KG
MUTU UKM
PELAYANAN MTBS
UPAYA KESEHATAN KERJA 2. DESTIANA RINTHA. S.Tr.Keb ERNAWATI Amd.Keb
PELAYANAN KIA KB UKM RENI SEPRINA SANTI. Amd.Keb
ERNAWATI.Amd.Keb DWIFEBTRIARY RIZKY
PELAYANAN KONSELING GIZI 3. YUNI ASTUTI.A.md.Keb
DRAMADAYANTI TAMBUNAN, Amd.KL
DESITA AL ISMA, S. Gz
PELAYANAN P2 4. PRIMA ATINA Y.A.md.Keb
UPAYA KESEHATAN USILA
NYOMAN WISNU WARDANI.S.Kep.Ns PRIMA SEPTINA SANTI.Amd.Keb PELAYANAN KESELING
5. PUJI UTAMI.S.ST
LAINI NURUL FUADAH.S.Tr.Kes
PELAYANAN GIJI UKM PELAYANAN KESEHATAN JIWA 6. TRI AMBAR WULAN.A.md.Keb
PELAYANAN LABORATORIUM
WIJI YULI ASTUTI.A.Md.G dr.ALJARIYAH FAUZI.Amd.AK
CYNTHIA FEBRI KHARISMA, S.Tr.Kep 7. ERNA MUKTIANA.A.mdKeb
PELAYANAN FARMASI
VALENTINA NATALIA. DK.SFram 8. DESTIANA ANJAR SARI. S.ST

PELAYANAN UGD 9. DIAN FEBRIANTI.Amd.Ken


dr.YULIA AYU RAMHANDRA
10. ERNA DESI W. Amd.Keb
PELAYANAN RAWAT INAP
MIFTAHUDIN.Amd.Kep 11. EVI MARLINA SARI a.MD.Keb
PELAYANAN PONED 12. PRIMA SEPTINA SANTI. A.md.Keb
TRI AMBAR WULAN A.md.Keb
13. MARGARET NOVITA SARI. Amd. Keb
PELAYANAN BP GIGI
MELISA AGUSTINA, Amd. KG

1
B. Nilai ASN BeAKHLAK dan Smart ASN
ASN harus memiliki pemahaman (internalisasi) dan mampu mengaktualisasi-
kan nilai-nilai dasar ASN. Nilai-nilai dasar profesi yang harus dimiliki dan
diterapkan oleh setiap ASN antara lain:
a. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan public khususnya
dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan public yaitu
ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sector
privat, dan 3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan. Dalam konteks Akuntabilitas, panduan perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK adalah:
1) Mampu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2) Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
3) Melakukan perbaikan tiada henti
Hal fundamental dalam pelayanan publik antara lain:
1) Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi
2) Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar
oleh warga negara
3) Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa
yang akan datang
4) Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar warga negara sebagai

1
manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi).Dari penjelasan
mengenai nilai dasar, arti, serta panduan perilaku didapat kata
kunci dari nilai berorientasi pelayanan yang perlu diaplikasikan
oleh ASN yaitu responsif, kualitas, dan kepuasan.

b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Sebagai ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab atas
pekerjaannya sebagai pelayan publik kepada atasan, organisasi dan kepada
publik. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK adalah:
1. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab,cermat, disiplin dan berintegritas tinggi.
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secarabertanggung jawab, efektif dan efisien.
3. Kemampuan untuk tidak menyalahgunakan kewenangan
jabatannya
Hal-hal penting yang perlu dilakukan dalam membangun
lingkungan kerja yang akuntabel: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3)
integritas, 4) tanggungjawab (rensponsibilitas), 5)
keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9)
konsistensi.

Dari penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan perilaku


didapat kata kunci dari nilai akuntabel yang perlu diaplikasikan oleh ASN
yaitu integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan.

c. Kompeten
Konsepsi kompetensi adalah meliputi perpaduan tiga aspek

1
penting yang berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terindikasikan dalam
kemampuan dan prilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang diamati,
diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan;
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial
Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Dalam konteks Kompeten, perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK adalah:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selaluberubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Dari penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan perilaku
didapat kata kunci dari nilai kompeten yang perlu diaplikasikan oleh ASN
yaitu kinerja terbaik, sukses, berhasil, learning agility, serta ahli
dibidangnya

d. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan

2
suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmoni dalam ligkungan kerja akan
membuat kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memunkinkan utuk saling kolaborasi dan bekerjasama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan
tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerahan yang amat sempit yang sewaktu-waktu bias mejadi
ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan
kesatuan bangsa.
Membangun budaya harmonis tempat kerja adalah hal yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga akan berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
suasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
Dalam konteks harmonis, perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAKHLAK adalah Menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, suka menolong orang lain, dan dapat membangun
lingkungan kerja yang kondusif. Beberapa peran PNS dalam kehidupan
berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya adalah sebagai berikut:
a) Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil
b) PNS harus bias mengayomi kepentingan kelompok minoritas
c) PNS harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjangsikap netral dan adil
d) PNS harus memiliki sikap suka menolong
e) PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya Dari
penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan

2
perilaku didapat kata kunci dari nilai harmonis yang perlu
diaplikasikan oleh ASN yaitu peduli, perbedaan, dan selaras.

e. Loyal

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat


dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-
lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa
mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang
akanmemengaruhinya. Dalam konteks Loyal, panduan perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK antara lain:
1) Memegang teguh ideologiPancasila, UUD 1945, NKRI, serta
pemerintahan yang sah.
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, Instansi, dan
Negara
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a) Taat pada Peraturan
b) Bekerja dengan Integritas
c) Tanggung Jawab pada Organisasi
d) Kemauan untuk Bekerja Sama
e) Rasa Memiliki yang Tinggi
f) Hubungan Antar Pribadi
g) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi ASN
merupakan perwujudan dari implementasi nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah. Kemampuan
ASN dalam memahami dan

2
mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN
tersebut dalam mewujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN
yang merupakan bagian dari anggota masyarakat. Selain itu, menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara serta menjaga
rahasia jabatan dan negara juga menunjukkan kemampuan ASN tersebut
dalam mewujudkan nilai loyal.
Dari penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan perilaku
didapat kata kunci dari nilai loyal yang perlu diaplikasikan oleh ASN
yaitu komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.

f. Adaptif
Adaptif merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.
Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi
selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam
organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Dalam konteks
Adaptif, panduan perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK antara lain:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas
3) Bertindak proaktif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk
memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan,
perilaku bertanggung jawab, unsur kepemimpinan, dan lainnya.
Dari penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan

2
perilaku didapat kata kunci dari nilai adaptif yang perlu diaplikasikan
oleh ASN yaitu inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif.

g. Kolaboratif

Kolaborasi adalah suatu proses berpikir dimana pihak yang terlibat


memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan
solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan pandangan mereka
terhadap apa yang dapat dilakukan. Collaborative governance merupakan
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi yang saling
menguntungkan antar aktor governance.
Whole of Government (WoG) atau kongretisasi kolaborasi
pemerintahan adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. Dalam konteks Kolaboratif, perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASN BerAKHLAK antara lain:
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
Dari penjelasan mengenai nilai dasar, arti, serta panduan perilaku
didapat kata kunci dari nilai kolaboratif yang perlu diaplikasikan oleh
ASN yaitu kesediaan bekerja sama dan sinergi untuk hasil yang lebih baik.

2
h. Smart ASN
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja,
serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan
bersikap responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.
Lima kompetensi yang harus dimiliki oleh SMART ASN 2024:
1. ASN Menguasai IT (Information Technology)
2. ASN Menguasai Bahasa Asing
3. ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)
4. ASN Memiliki Kemampuan Networking
5. ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship
Smart ASN memiliki 8 karakter yaitu :
1) Integritas;
2) Nasionalisme;
3)Profesionalisme;
4) Wawasan global;
5) IT dan Bahasa Asing;
6) Hospitaly;
7) Networking;
8) 8) Entrepreneurship.
Hal-hal yang juga perlu dipahami oleh smart ASN antara lain:
a) Literasi Digital
Literasi digital menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan
secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan
juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi
literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan
aman menggunakan media digital (digital safety).

2
b) Etika Bermedia Digital
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika
bermedia digital :
1) Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari- hari
masyarakat Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang
bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis
2) Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia
konvensional ke media digital. Karakter media digital yang serba
cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big
data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai
dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
3) Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi
pandemi COVID-19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi
dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai isu
dan gesekan. Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda
latar pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan
panduan etis dan kontrol diri (self controlling) dalam menghadapi
jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam menggunakan media
digital, yang disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika
tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam
mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang
digital, sehingga media digital benar- benar bisa dimanfaatkan
secara kolektif untuk hal-hal positif.

2
C. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya Isu
yang diangkat : Masih adanya balita stunting
Gagasan Pemecahan isu : Gerakan Masyarakat Sadar Stunting (Gemadarting) di Tiyuh Mekar Jaya dan Marga Jaya UPTD
Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tabel 2.1. Matriks Rancangan Aktualisasi
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Menyusun a. Membuat a. Notulensi Dalam melakukan kegiatan ini saya Dengan melakukan Dengan
perencanaan kontrak waktu hasil akan : kegiatan secara melakukan
kegiatan konsultasi konsultasi a. Berorientasi Pelayanan optimal dan kegiatan ini secara
dengan dengan mentor b. Lembar Rensponsif terhadap permasalahan berkualitas dengan optimal dan
mentor b. Menyampaikan persetujuan stunting untuk menemukan solusi yang dilandasi core berkualitas dengan
gagasan isu, melaksanakan solutif demi peningkatan pemahaman values PNS dilandasi nilai-
rencana kegiatan aktualisasi masyarakat BerAKHLAK maka nilai
aktualisasi c. Dokumentasi b. Akuntabel akan memberikan BerAKHLAK
c. Konsultasi dan Kegiatan Melaksanakan tugas dengan bertanggung kontribusi terhadap maka akan
diskusi terkait jawab, cermat, disiplin dan berintegritas visi UPTD memperkuat
pelaksanaan tinggi Puskesmas Mampu nilai:
rancangan c. Kompeten Poned Sukajaya
kegiatan Meninkatkan kompetensi diri yaitusebagai Mau,
aktualisasi d. Harmonis penggerak Responsif,
dengan mentor Menghargai pendapat dan saran pembangunan Akurat
d. Menerima dan e. Loyal kesehatan di wilayah
merekapitulasi Berkomitmen atas inovasi yang akan kerja puskesmas
tanggapan dari saya rencanakan sukajaya untuk
mentor f. Adaptif mewujudkan
Berinovasi menemukan solusi atas masyarakat sehat
permasalahan yang ada. yang mandiri dan
g. Kolaboratif berkeadilan
Terbuka dalam bekerjasama

2
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyusun a. Membuat a. Notulensi Dalam melakukan kegiatan ini saya Dengan melakukan Dengan
perencanaan kontrak waktu hasil akan : kegiatan secara melakukan
kegiatan konsultasi konsultasi a. Berorientasi Pelayanan optimal dan kegiatan ini secara
dengan PJ dengan PJ b. Dokumentasi Rensponsif terhadap berkualitas dengan optimal dan
UKM UKM dan Kegiatan (foto permasalahanstunting untuk dilandasi core berkualitas dengan
pemegang dan vidio) menemukan solusi yang solutif values PNS dilandasi nilai-
program demi peningkatan pemahaman BerAKHLAK maka nilai
b. Menyampaikan masyarakat akan memberikan BerAKHLAK
gagasan isu, b. Akuntabel kontribusi terhadap maka akan
rencana kegiatan Melaksanakan tugas dengan bertanggung visi UPTD memperkuat
aktualisasi jawab, cermat, disiplin danberintegritas Puskesmas Mampu nilai:
c. Konsultasi dan tinggi Poned Sukajaya
diskusi terkait c. Kompeten yaitusebagai Mau,
pelaksanaan Meninkatkan kompetensi diri penggerak Responsif,
rancangan d. Harmonis pembangunan Akurat
kegiatan Menghargai pendapat dan saran kesehatan di wilayah
aktualisasi e. Loyal kerja puskesmas
dengan PJ Berkomitmen atas inovasi yang sukajaya untuk
UKM dan akansaya rencanakan mewujudkan
pemegang f. Adaptif masyarakat sehat
proram gizi Berinovasi menemukan solusi atas yang mandiri dan
d. Menerima dan permasalahan yang ada. berkeadilan
merekapitulasi h. Kolaboratif
tanggapan dari Terbuka dalam bekerjasama
PJ UKM dan
pemegang
program gizi

2
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyiapkan a. Mencari a. Referensi Dalam melakukan kegiatan ini saya Dengan melakukan Dengan
bahan- bahan referensi buku stunting akan : kegiatan secara melakukan
untuk tentang b. Notulensi a. Berorientasi Pelayanan optimal dan kegiatan ini secara
sosialisasi stunting konsultasi Memahami kebutuhan masyarakat optimal dan
berkualitas dengan
seperti b. Konsultasi dengan dengan menemukan solusi yang berkualitas dengan
kuesioner pre dengan mentor solutif dilandasi core dilandasi nilai-
test dan post mentor c. Daftar hadir b. Akuntabel values PNS nilai
test, c. Membuat yang belum di Melaksanakan tugas dengan bertanggung BerAKHLAK maka BerAKHLAK
membuat daftar hadir tanda tangani jawab, cermat, disiplin dan berintegritas akan memberikan maka akan
leaflet d. Membuat d. Kuesioner pre tinggi dalam pembuatan inovasi untuk kontribusi terhadap memperkuat
tentang Kuesioner pre test dan pos sosialisasi stunting nilai:
Misi UPTD
stunting test dan pos test c. Kompeten
test e. Leaflet Meningkatkan kompetensi diri untuk Puskesmas Mampu Mau, Inovatif,
e. Membuat stunting menjawab tantangan stunting Poned Sukajaya yaitu Akurat
leaflet stunting f. Dokumentasi d. Harmonis Meningkatkan derajat
Kegiatan (foto Saling peduli demi solusi stunting kesehatan masyarakat
dan vidio) e. Loyal melalui
Berdedikasi dan mengutamakan
pemberdayaan
kepentingan masyarakat
f. Adaptif masyarakat untuk
Terus berinovasi dan mengembangkan tercapainya
kreativitas dalam pembuatan media masyarakat yang
sosialisasi stunting mandiri di bidang
g. Kolaboratif kesehatan
Memberi kesempatan berbagai pihak
untuk berkontribusi dalam pembuatan
media sosialisasi stunting

2
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat buku a. Mencari a. Referensi buku Dalam melakukan kegiatan ini saya Dengan melakukan Dengan
komposisi referensi Direktorat Gizi akan : kegiatan secara melakukan
pangan beserta tentang Masyarakat a. Berorientasi Pelayanan optimal dan kegiatan ini secara
Ukuran Rumah komposisi b. Notulensi Memahami kebutuhan masyarakat optimal dan
berkualitas dengan
Tangga (URT) pangn dan konsultasi dengan menemukan solusi yang berkualitas dengan
URT dengan solutif dilandasi core dilandasi nilai-
b. Konsultasi mentor b. Akuntabel values PNS nilai
dengan mentor c. Buku Melaksanakan tugas dengan bertanggung BerAKHLAK maka BerAKHLAK
c. Membuat buku komposisi jawab, cermat, disiplin dan berintegritas akan memberikan maka akan
komposisi pangan dan tinggi dalam pembuatan inovasi untuk kontribusi terhadap memperkuat
pangan dan URT sosialisasi stunting nilai:
Misi UPTD
URT d. Dokumentasi c. Kompeten
Kegiatan (foto Meningkatkan kompetensi diri untuk Puskesmas Mampu Mau, Inovatif,
dan vidio) menjawab tantangan stunting Poned Sukajaya yaitu Akurat
d. Harmonis Meningkatkan derajat
Saling peduli demi solusi stunting kesehatan masyarakat
e. Loyal melalui
Berdedikasi dan mengutamakan
pemberdayaan
kepentingan masyarakat
f. Adaptif masyarakat untuk
Terus berinovasi dan mengembangkan tercapainya
kreativitas dalam pembuatan media masyarakat yang
sosialisasi stunting mandiri di bidang
g. Kolaboratif kesehatan
Memberi kesempatan berbagai pihak
untuk berkontribusi dalam pembuatan
media sosialisasi stunting

3
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Pelaksanan a. Mengumpulkan a. Terkumpulnya Dalam melakukan kegiatan ini saya Dengan melakukan Dengan
kegiatan responden di responden di akan : kegiatan secara melakukan
gerakan posyandu posyandu a. Berorientasi Pelayanan optimal dan kegiatan ini secara
masyarakat b. Menyiapkan b. Daftar hadir Melakukan sosialisasi dengan ramah, optimal dan
berkualitas dengan
sadar daftar hadir yang sudah di cekatan, solutif dan dapat diandalkan berkualitas dengan
stunting sosialisasi tanda tangani dilandasi core dilandasi nilai-
b. Akuntabel values PNS
(GEMADAR c. Membagikan c. Terisinya nilai
TING) kuesioner pre Melakukan sosialisasi dengan jujur, BerAKHLAK maka
kuisioner BerAKHLAK
pretest test yang bertanggung jawab, cermat, disiplin dan akan memberikan maka akan
d. Sosialisasi dibagikan berintegritas tinggi memperkuat
kontribusi terhadap
tentang stunting d. Terisinya c. Kompeten nilai:
Visi UPTD
e. Membagikan kuesioner pos Melakukan sosialisasi dengan kualitas
kuisioner post test Puskesmas Mampu Mau, Inovaif,
terbaik
test e. Dokumentasi Poned Sukajaya yaitu Terpercaya,
d. Harmonis
kegiatan (foto Sebagai penggerak Responsif,
Melakukan sosialisasi dengan Akurat
dan video) pembangunan
kondusif dan menghargai setiap orang.
e. Loyal kesehatan di wilayah
Melakukan sosialisasi dengan menjaga kerja puskesmas
nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi sukajaya untuk
f. Adaptif mewujudkan
Melakukan sosialisasi dengan bertindak masyarakat sehat
proaktif yang mandiri dan
g. Kolaboratif berkeadilan
Melakukan sosialisasi dengan
menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan bersama

3
Kaitan terhadap
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Output Visi dan Misi
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Evaluasi a. Merekap nilai a. Hasil rekapan Dalam melakukan kegiatan ini saya akan: Dengan melakukan Dengan
kegiatan pre dan pre dan post a.Berorientasi Pelayanan kegiatan secara melakukan
gerakan post test test Melakukan kegiatan evaluasi dengan optimal dan kegiatan ini secara
masyarakat b. Membuat b. Daftar nilai efektif, efisien, dan dengan tujuan untuk berkualitas dengan optimal dan
sadar daftar nilai responden memberikan pengaruh positif kepada dilandasi core values berkualitas dengan
stunting responden c. Kesimpulan masyarakat PNS BerAKHLAK dilandasi nilai-
(GEMADAR c. Membuat kegiatan b.Akuntabel maka akan nilai
TING) kesimpulan d. Dokumentasi Melakukan evaluasi sesuai dengan kegiatan memberikan BerAKHLAK
kegiatan kegiatan (foto yang dilakukan, dengan penuh tanggung kontribusi terhadap maka akan
dan vidio) jawab, jujur, cermat dan disiplin Misi UPTD memperkuat
c.Kompeten Puskesmas Mampu nilai:
Melakukan evaluasi kegiatan sesuai Poned Sukajaya
dengan kompetensi yang saya miliki yaitu Meningkatkan Mau, Inovatif,
dengan kualitas terbaik derajat kesehatan Akurat
d.Harmonis masyarakat melalui
Melakukan evaluasi dengan peduli pemberdayaan
dan menghargai pendapat orang lain masyarakat untuk
e.Loyal tercapainya
Berdedikasi dalam evaluasi dan masyarakat yang
pembuatan laporanhasil sesuai dengan mandiri di bidang
apa yang dikerjakan dengan kesehatan
mengutamakan kepentingan bersama
f.Adaptif
Melakukan evaluasi dengan antusias
g.Kolaboratif
Melakukan evaluasi kegiatan dengan
berkoordinasi dengan mentor dan PJ
UKM secara sinergis

3
D. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Gerakan Masyarakat Sadar Stunting (Gemadarting) di Tiyuh Mekar Jaya dan Marga
Jaya UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Sukajaya Kabupaten Tulang Bawang Barat
ditampilkan pada Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Jadwal Rencana Aktualisasi

Agustus September
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 1
1. Menyusun perencanaan
kegiatan dengan mentor
2. Menyusun
perencanaan
kegiatan dengan PJ
UKM
3 Menyiapkan bahan- bahan
untuk sosialisasi seperti
kuesioner pre test dan post
test,
membuat leaflet tentang
stunting
4 Membuat buku
komposisi pangan beserta
Ukuran Rumah Tangga
(URT)
5. Pelaksanan kegiatan
gerakan masyarakat
sadar stunting
(GEMADARTING)
6. Evaluasi kegiatan
Gerakan Masyarakat
Sadar Stunting
(GEMADARTING)

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kemenkes RI
2. Badan Perencanaan Dan Pembagunan Nasional. (2019). Pedoman Pelaksanaan
Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Di Kabupaten/ Kota. Jakarta: Kementerian
PPN.
3. Budiastutik, I., dan Rahfiludin, M, Z. (2019) Faktor Risiko Stunting Pada Anak Di Negara
Berkembang. Amerta Nutrition. E-Journal Pustak Kesehatan 2(3), 122- 126
4. Dinas Kesehatan Lampung. (2019). Profil Kesehatan Lampung. Lampung: Dinas
Kesehatan Lampung
5. DJIKP KOMINFO. 2018. Indonesia Sehat Bebas Stunting. Jakarta: KOMINFO
6. Hasnawati, Latief, S., dan Purnama, J. 2021. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian
Stuntingpada Balita Usia 12-59 bulan. Sidrap: Stikes Muhammadiyah Sidrap
7. International Food Policy Research Institute. (2016). From Promise To Impact Ending
Malnutrition By 2030. Washington Dc: IFPR.
8. Internasional Food Policy Research Institute. (2016). The Global Nutrition Report.
Wahington Dc: IFPRI.
9. Kemenko, PMK. (2018). Srategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)
Periode 2018-2024. Jakarta: Kemenko, PMK.
10. Siswati, T. (2018). Stunting. Yogyakarta: Husada Mandir

34

Anda mungkin juga menyukai