Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SENI

SENI UKIR

GURU BIDANG STUDI : M. LUCKY


DISUSUN OLEH :
1. CELSIE SRI GEMANTAN
2. KETY NOPRI YANTI
3. RISKY P
4. ROJER
5. CINTA KASI K

SMA NEGERI 1 SELUMA


TAHUN AJARAN
2023/ 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini telah dapat diselesaikan penyusun. Makalah
ini disusun guna melengkapi tugas seni, dengan harapan agar penyusun mengerti
dan memahami tentang seni ukir Serta Pengaplikasian. Laporan ini diharapkan
dapat dipelajari secara mandiri maupun kelompok. Tujuannya agar mahasiswa
dapat mengadakan refleksi sejauh dimana mereka merasa tuntas pada mata
pelajaran yang telah diikutinya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru
pengampuh mata pelajaran seni. Beliaulah yang telah membimbing dan
memberikan arahan untuk penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Tanpa
bimbingan beliau makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Dalam makalah ini penulis mengakui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Maret 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. TUJUAN................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. KESIMPULAN....................................................................................................17
B. SARAN................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ekologi ?
2. Bagaimana konsep dasar ekologi hewan ?
3. Bagaimana konsep dasar ekologi tumbuhan ?
4. Bagaimana pengaplikasian ekologi?

C. TUJUAN
Oleh karena itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui konsep dasar ekologi hewan dan tumbuhan serta pengaplikasiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EKOLOGI
Istilah ekologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu oikos dan
logos. Istilah ini mula-mula diperkenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869.
Ekologi berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah dan logos, yang
berarti ilmu/ pengetahuan. Jadi, ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik (interaksi) antara organisme dengan alam sekitar atau lingkungannya.
Jauh sebelurmya, studi dalam bidang-bidang yang sekarang termasuk
dalam ruang lingkup ekologi telah dilakukan oleh para pakar. Ekologi merupakan
cabang biologi, dan merupakan bagian dasar dari biologi. Ruang lingkup ekologi
meliputi populasi, komunitas, ekosistem, hingga biosfer. Studi-studi ekologi
dikelompokkan ke dalam autekologi dan sinekologi. Sebagai bagian dari cabang
biologi, ekologi pun terkait dengan disiplin ilmu lainnya dalam biologi, seperti
morfologi, fisiologi, evolusi, genetika, zoologi, botani, biologi molekuler dan
entomologi .

Gambar 1. Kue Lapis Biologi


Ekologi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Perkembangan ekologi tak lepas dari perkembangan ilmu yang lain. Misalnya,
berkembangnya ilmu komputer sangat membantu perkembangan ekologi.
Penggunaan model-model matematika dalam ekologi misalnya, tidak lepas dari
perkembangan matematika dan ilmu komputer.
Populasi ialah organisme satu spesies yang mendiami suatu tempat.
Komunitas adalah kumpulan spesies organisme yang mendiami suatu tempat.
Komunitas beserta lingkungan abiotik membentuk sistem ekologi yang disebut
ekosistem. Komunitas pada acuan dari Eropa dan Rusia disebut biocoenosis,
sedangkan ekosistem dikenal dengan sebutan biogeocoenosis. Biosfir atau ekosfir
mencakup semua organisme di bumi yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.
Ditinjau dari tingkat spektrum organisasi, bidang ekologi, makin kearah
kanan makin rumit, tetapi dalam beberapa hal kurang rumit dan kurang beragam
karena adanya homeostatik (Gambar 1.2). Contoh: fotosintesis komunitas kurang
beragam fluktuasinya dibandingkan dengan fotosintesis antar organisme.

Gambar 2. Tingkat spektrum organisasi


Ada pendapat bahwa tidak ada gunanya mempelajari tingkat populasi atau
komunitas apabila tingkat yang kecil (sel-jaringan organ-organisme-spesies-dst)
belum dikuasai. Pendapat ini banyak dianut. Tetapi dalam kenyataannya tidak
semua sifat pada tingkat yang lebih tinggi dapat diduga apabila diketahui sifat
tingkat bawah. Contoh : sifat air (H2O) tidak dapat diduga dari sifat H2 dan O2.
Juga sifat ekosistem tidak dapat diduga hanya dari sifat populasi secara terpisah-
pisah. Fieblemanm (1954) menamakan penyamarataan ini dengan teori tingkat-
tingkat integratif.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup
dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan komponen
di sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat
kepada manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan
adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan
di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah
pencemaran, daerah-daera.
Secara umum, ekologi merupakan salah satu cabang biologi yang
merupakan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya atau ilmu yang mempelajari pengaruh factor lingkungan terhadap
jasad hidup. Ekologi merupakan suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem
atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu
keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan
densitas organisme, penyebaran materi (unsur hara), energi serta faktor-faktor
fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Ini
membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh
pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup yang lainnya, serta dengan semua komponen yang ada disekitarnya.
Lingkungan merupakan gabungan dari berbagai komponen fisik maupun
hayati yang yang berpengaruh terhadap kegiatan organisme yang ada di dalamnya.
Jadi, lingkungan disini mempunyai arti luas yang mencakup semua hal yang ada
di luar organisme yang bersangkutan, misalnya radiasi matahari, suhu, curah
hujan, kelembaban, topografi, parasit, predator, dan kompetitor.
Jelaslah bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup
dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan sesamanya dan dengan komponen di
sekitarnya. Dengan demikian seorang ahli ekologi juga menaruh minat kepada
manusia, sebab manusia merupakan spesies lain (makhluk hidup) dalam
kehidupan di biosfer (tempat hidup) secara keseluruhan. Selanjutnya dengan
adanya gerakan kesadaran lingkungan di negara maju sejak tahun 1968 sedangkan
di Indonesia sejak tahun 1972, di mana setiap orang mulai memikirkan masalah
pencemaran, daerah-daerah alami, hutan, perkembangan penduduk, masalah
makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek rumah kaca atau
pemanasan global, ozon berlubang dan lainnya telah memberikan efek yang
mendalam atas teori ekologi. Ekologi merupakan disiplin baru dari Biologi yang
merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
- Autekologi yaitu membahas pengkajian individu organisme atau spesies
yang mengenai aspek-aspek ekologi dari individu-individu atau populasi suatu
spesies hewan. Contohnya adalah meneliti atau mempelajari tentang seluk beluk
kehidupan lalat buah (Drosophila sp.) mulai dari habitat, makanan, reproduksi,
perilaku, respon dan lain-lain.
- Sinekologi yaitu membahas pengkajian golongan atau kumpulan
organisme-organisme dengan berbagai interaksi antar populasi yang terjadi dalam
komunitas tersebut. Contohnya mempelajari atau meneliti tentang distribusi dan
kelimpahan jenis ikan tertentu di daerah pasang surut.
B. KONSEP DASAR EKOLOGI HEWAN
Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari
interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara
langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat
kelimpahan hewan tersebut.
Ekologi hewan merupakan cabang ekologi dengan fokus kajian pada
hewan,sehingga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan interaksi
antara hewan dengan lingkungannya. Studi tentang distribusi hewan dimulai pada
abad ke-19, tetapi secara formal perkembangan ekologi hewan baru dimulai pada
tahun 1920-an. Ahli zoologi Inggris Charles Elton, yang menekankan pada studi
populasi di alam liar, barang kali merupakan sosok yang paling berpengaruh.
Elton bekerja lebih sering dengan hewan bernilai komersial, menyusun sejumlah
konsep terminologi ahli alam. yang meliputi relung ekologi (niche), rantai
makanan,piramida jumlah. Piramida jumlah menunjukkan pengurangan jumlah
individu organisme, atautotal kuantitas (berat) organisme pada setiap tahap
suksesif dalam rantai makanan, dari tumbuhan dan hewan pemakan tumbuhan
(herbivora) pada level bawah ke level yang lebih atas(karnivora besar) pada
puncaknya. Seperti ekologi tumbuhan, beberapa aliran ekologi hewan muncul di
Eropa dan Amerika Serikat pada awal pertengahan abad ke-20.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen
ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang
(homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi
komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu
memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu
cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian
alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam
tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung
pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat
lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar
kita. Meskipun ekologi adalah cabang dari biologi, namun seorang ahli ekologi
harus menguasai ilmu lain seperti kimia, fisika, dan ilmu komputer. Ekologi juga
berhubungan dengan bidang ilmu-ilmu tertentu seperti geologi, meteorologi, dan
oseanografi, guna mempelajari lingkungan dan hubungannya antara tanah, air, dan
udara. Pendekatan dari berbagai ilmu membantu ahli ekologi untuk memahami
bagaimana lingkungan nonhidup mempengaruhi mahkluk hidup. Hal ini juga bisa
membantu untuk memperkirakan atau meramalkan dampak dari masalah
lingkungan seperti hujan asam atau efek rumah kaca. Ahli ekologi mempelajari
organisasi alam dalam tiga tingkatan: yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
Mereka menganalisa struktur, aktifitas dan perubahan yang terjadi di dalam dan
diantara tingkatan-tingkatan ini. Ahli ekologi biasanya bekerja di lapangan,
mempelajari cara kerja alam.
C. KONSEP DASAR EKOLOGI TUMBUHAN
Pengetahuan yang menjadi konsep dasar kajian ekologi tumbuhan adalah
bahwa tumbuhan dan makhluk hidup lainnya memiliki kemampuan untuk
bereaksi atau melakukan respon terhadap berbagai pengaruh faktor fisik (abiotik),
seperti perubahan suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban udara atau curah
hujan dan faktor biotik, seperti naungan oleh tumbuhan lain yang terdapat di
sekitarnya. Reaksi atau respon tumbuhan terhadap faktor-faktor tersebut akan
tercermin dalam berbagai cara, misalnya dalam bentuk reaksinya terhadap
pengaruh lingkungan yaitu pada sifat-sifat adaptasi dan toleransi, pola sebaran,
kelimpahan dan keanekaragaman jenis, anatomi dan morfologi bentuk akar,
batang atau daun, pola tumbuh, aktivitas fisiologi dan reproduksinya.
Dalam ekologi tumbuhan, satuan dasar ekologi yang menjadi dasar
penelaahan tentang interaksi tumbuhan dengan berbagai faktor dalam
lingkungannya adalah kajian tentang sistem ekologi atau ekosistem. Berdasarkan
struktur ekosistem, terdapat tiga hal yang menjadi kunci penelaahan ekologi, yaitu
individu (jenis atau spesies), populasi, dan komunitas tumbuhan
Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu
dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos =
ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk
maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan
yang memiliki nilai ekonomi. Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu
tentang tanaman di rumah (lingkungan) sendiri. Ekologi Tanaman yaitu ilmu yang
membicarakan tentang spektrum hubungan timbal balik yang terdapat antara
tanaman dan lingkungannya serta antara kelompok-kelompok tanaman. Dalam hal
ini penting disadari bahwa tanaman tidak terdapat sebagai individu atau kelompok
individu yang terisolasi. Semua tanaman berinteraksi satu sama lain dengan
lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain dan dengan lingkungan fisik tempat
hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tanaman saling mempengaruhi satu dengan
lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai faktor lingkungan
mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. Ciri khas ekologi tanaman (plant
ecology) adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi potensial
dan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik
Pada saat berbicara tentang ekologi hutan maka perbincangannya tidak
akan lepas dari autekologi dan sinekologi.
- Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau
organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh
autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku,
dan adaptasinya terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara
pohon Pinus merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi.
Contoh lain adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia
palembanica) di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
- Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang
tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.
Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa,
hutan gambut, atau di hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di
hutan alam, hutan wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain
sebagainya.
Ekologi tumbuhan berusaha untuk menerangkan rahasia kehidupan pada
tahapan individu, populasi dan komunitas. Ketiga tingkat utama ini membentuk
sistem ekologi yang dikaji dalam ekologi tumbuhan. Masing-masing tingkatan
adalah bersifat nyata, tidak bersifat hipotetik seperti spesies, jadi dapat diukur dan
diobservasi struktur dan operasionalnya. Individu dan populasi tidak terpisah-
pisah, mereka membentuk asosiasi dan terorganisasi dalam pemanfaatan energi
dan materi membentuk suatu masyarakat atau komunitas dan berintegrasi dengan
faktor lingkungan di sekitarnya membentuk ekosistem.
D. PENGAPLIKASIAN EKOLOGI HEWAN DAN TUMBUHAN
1. Pengaplikasian ekologi hewan
Penerapan ekologi makin penting dengan semakin diperlukannya upaya-
upaya manusia dalam memelihara ketersediaan sumber daya serta kualitas
lingkungan hidup yang berkesinambungan. Dalam bidang pertanian, perkebunan
dan peternakan, konsep kisaran toleransi dan faktor pembatas serta dalam masalah
pengendalian populasi hama dan penyakit (Biological Control). Dengan konsep
ekologi hewan juga telah melandasi penggunaan berbagai species hewan tertentu
sebagai species indikator yang menunjukkan terjadinya perubahan kondisi
lingkungan, sudah tercemar atau belum.
Konsep lain dalam bidang pertanian dan kesehatan adalah hubungan
predator mangsa dan parasitoid inang. Dalam upaya meningkatkan hasil produk
ikan maupun ternak, pengelolaan satwa liar baik yang bersifat insitu
(pemeliharaan di habitat aslinya) maupun exsitu (pemeliharaan di lingkungan
buatan) seluruhnya berazaskan dan berlandaskan efisiensi ekologi dan azas-azas
ekologi. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
2. Pengaplikasian ekologi tumbuhan
Pada tahun 1230 sampai 1307 terbit buku yang berjudul
OPUSRURALIUM COMMODORUM oleh Pietro De Crecenzi, yang berisi
tentang masalah-masalah lingkungan pertanian. Terbitnya buku tersebut membuka
sejarah baru di bidang pertanian, terutama yang bersangkutan dengan masalah
lingkungan tanaman, hingga menjelma menjadi ilmu lingkungan tanaman yang
lazim disebut dengan ekologi tanaman. Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar
bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk
hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan
lain - lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup
tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi.
Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan
makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan pelepas dahaga
yaitu air, manusia membutuhkan energy yaitu makanan baik sumber makanannya
dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan sebagainya.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya
disebut ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan
“ilmu murni” dan “ilmu terapan”. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu
murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang
menerapkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang
menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam ilmu
lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies
organism hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau
anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagi
penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon
cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Dalam ekologi tumbuhan pemanfaatan kaidah-kaidah ekologi secara
langsung atau tidak langsung berhubungan erat dengan masalah kependudukan,
pertanian, kehutanan, kesehatan, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan,
dan masah-masalah lain yang sangat penting untuk kehidupan dan kesejahteraan
manusia, dan lingkungannya. Melalui kajian strategi pelestarian dunia terungkap
bahwa betapa pentingnya pemanfaatan kaidah-kaidah ekologi bagi upaya
pelestarian sumber daya alam yang terpulihkan untuk pembangunan yang
berkelanjutan (MacKinnon dkk., 1990).
Walaupun secara teoritis pemanfaatan kajian ekologi dan ekologi tumbuhan
dalam perkembangannya bersumber dari kajian ekologi yang sifatnya relatif
sederhana, pemanfaatan dan peranannya ternyata memberikan hasil yang cukup
memadai. Misalnya untuk pengelolaan dan upaya konservasi hutan lindung yang
bertujuan untuk melestarikan seluruh komunitas biota yang dilindungi, maka akan
diperlukan pemahaman kaidahkaidah ekologi tumbuhan, seperti kondisi dan
sistem ekologi dari hutan lindung tersebut, yang berhubungan dengan struktur
ekosistem, komposisi jenis, kelimpahan dan keanekaragaman jenis vegetasi, sifat
kompetisi dan predasi antar makhluk hidup, fungsi ekologi hutan, daur nutrisi, dan
produktivitas primer hutan.
Mempelajari dunia tumbuh-tumbuhan di dalam lingkungannya telah
menghasilkan pengetahuan dasar yang sangat luas tentang berbagai hal, misalnya
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam, keseimbangan sistem ekologi,
dan konservasinya. Dalam hal ini ekologi tumbuhan secara khusus mempunyai
peranan yang penting dalam membantu mengatur lingkungannya agar
keseimbangan sistem ekologi tidak terganggu, misalnya bagaimana kegiatan
manusia berpengaruh terhadap sumber daya alam, mengontrol erosi tanah,
melakukan rehabilitasi, restorasi, konservasi ekosistem seperti padang rumput
atau hutan dan vegetasinya serta kehidupan satwa liar dan habitatnya.
Menurut Orians (1975), penerapan berbagai kajian ekologi atau ekologi
tumbuhan dan ilmu pengetahuan lainnya ternyata meliputi hampir seluruh aspek
kehidupan manusia dan lingkungan hidupnya. Terutama penerapan dalam bidang
pengelolaan sumber daya alam (misalnya produksi pertanian, kehutanan atau
pertambangan) baik untuk yang dapat diperbaharui atau tidak; konservasi,
preservasi, rehabilitasi dan restorasi jenis-jenis tumbuhan dan biota lain dengan
habitatnya; untuk sumber daya alam yang dilindungi, analisis mengenai dampak
lingkungan untuk kegiatan dan pembangunan, pencemaran lingkungan;
pengawasan terhadap hama dan penyakit; serta pencegahan kontaminasi bahan
beracun berbahaya dan pengaruhnya terhadap tumbuhan dan lingkungan.
Kegiatan manusia yang berkaitan dengan hal tersebut pada umumnya akan
mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem.
Untuk dapat memahami dan mengatasi masalah yang timbul akibat
berbagai kegiatan manusia tersebut, ekologi tumbuhan dan ilmu pengetahuan
lainnya dapat menerapkan kaidah-kaidah ekologi, seperti: struktur ekosistem dan
kompone-komponennya, interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya,
faktor lingkungan sebagai pembatas, fungsi ekosistem yang mencakup alir energi,
daur biogeokimiawi dan proses suksesi, dinamika masyarakat tumbuh-tumbuhan
dan populasinya, serta sifat-sifat toleransi, adaptasi tumbuhan dan keberadaan
serta sebaran makhluk hidup (biota) di permukaan bentang alam bumi. Dengan
menerapkan kaidah-kaidah ekologi paling tidak berbagai masalah yang timbul
dapat diketahui sebab akibatnya dan dicari pemecahannya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara
ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati
yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana
lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling
mempengaruhi dan dipengaruhi.
Ekologi Hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari
interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik secara
langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat
kelimpahan hewan tersebut. Ekologi hewan merupakan cabang ekologi dengan
fokus kajian pada hewan,sehingga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan interaksi antara hewan dengan lingkungannya
Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu
dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos =
ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk
maksud tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan
yang memiliki nilai ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu
tentang tanaman di rumah (lingkungan) sendiri.

B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam
memahami definisi dan konsep ekologi hewan, tumbuhan serta pengaplikasiannya
ke dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan.
Yogyakarta:  Fakultas Biologi UGM.

Indriyanto. 2012. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.

Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Sounders, Philadelphia.

Orians, G.H. 1975. Diversity, Stability, and Maturity in Natural Ecosystem. In:
Van Dobben et al (Eds.). Unifying concept in ecology. The Hague. Junk.

Rasidi, Suswanto. 2004. Ekologi Tumbuhan. Jakarta ; Universitas Terbuka

Resosoedarmo, Soedjiran. 1989. Pengantar Ekologi.Jakarta : Remadja Karya

Riyadi, Slamet. 1981. Ecology : Ilmu Lingkungan Dasar dan Pengertiannya.


Surabaya : Usaha Nasional

Suheriyanto. 2008. Ekologi Serangga. Malang : UIN-Malang Press.

Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung:


Dzs UPI

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium


Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zoer’aini, Djamal. 2010. Prinsip-Prinsip Ekolog. Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai