Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Allah swt. yang telah
melimpahkan nikmat iman, Islam dan ihsan sehingga kami dapat menyelesaikan
Minibook ini.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak abu umar
bustomi, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi yang telah
memberikan ilmunya kepada kami dan juga semua pihak yang telah membantu
dalam proses penulisan buku ini.

Minibook ini membahas tentang Sosiologi meliputi definisi sosiologi dan


ruang lingkupnya, objek kajian sosiologi, sejarah sosiologi, jenis jenis dan metode
sosiologi, dan Masyarakat dan kebudayaannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat


kesalahan. Maka dari itu, kami mengharap adanya kritik dan saran dari para
pembaca demi tercapainya makalah yang sempurna. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 2 Juli 2023

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................. 1
A. Latar belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................................... 2
BAB I....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 3
A. Definisi Sosiologi.................................................................................................................. 3
B. Ruang Lingkup Sosiologi.................................................................................................. 4
C. Objek Kajian Sosiologi....................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 7
A. Sejarah Sosiologi.................................................................................................................. 7
B. Sejarah awal Perkembangan Sosiologi.......................................................................7
C. Sejarah Sosiologi abad 19................................................................................................. 7
D. Sosiologi di Indonesia....................................................................................................... 8
E. Sejarah Akhir Perkembangan Sosiologi..................................................................... 8
F. Cabang Ilmu Sosiologi Sebagai Sejarah Akhir.........................................................8
BAB III................................................................................................................................................. 10
A. Jenis Sosiologi..................................................................................................................... 10
B. Metode Sosiologi............................................................................................................... 10
BAB IV................................................................................................................................................. 13
A. Pendahuluan ...................................................................................................................... 13
B. Pengertian dan Jenis Kelompok Sosial.....................................................................14
C. Klasifikasi dan Fungsi Kelompok sosial...................................................................15
PENUTUP........................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20

iii
PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya perlu dalam memahami


dengan pasti mengenai konsep dasar teori sosiologi. Ilmu sosiologi merupakan
cabang ilmu dari pengetahuan sosial. Sosiologi adalah ilmu sosial yang berfokus pada
studi tentang masyarakat manusia, interaksi sosial, dan struktur sosial. Ini berusaha
untuk memahami hubungan antara individu dan kelompok, serta sistem sosial dan
institusi yang membentuk kehidupan kita. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi
definisi, ruang lingkup, dan objek sosiologi, termasuk sejarah, teori, dan metodenya.

Pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia di Indonesia


merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas berpikir generasi
milenial. Hal itu dilakukan secara terus menerus sejalan dengan kebutuhan akan
kemampuan generasi bangsa indonesia dalam mengahadapi persoalan dan
tantangan zaman.
Dalam perkembangannya ternyata ilmu sosiologi ini pantas untuk
dijadikan sebagai ilmu yang wajib dipahami dalam upaya berpikir kritis dan
menanggapi persoalan-persoalan, dan mampu menyajikan alternatif-alternatif
teoritis dalam menjawab tantangan yang ada di masa mendatang. Ilmu sosiologi
ini dapat digunakan untuk melihat berbagai persoalan dalam kehidupan
masyarakat, hal ini juga biasa disebut dengan imajinasi sosiologi (sociologycal
imajination).
Istilah imajinasi sosiologis ini dipopulerkan oleh C. Wright Mills. Teori
mengenai imajinasi sosiologis ini dimaksudkan untuk membantu agar manusia
tidak menyalahkan diri sendiri terhadap masalah yang dihadapi dan lebih
memahami keadaan. Dengan demikian, orang yang memelajari imajinasi
sosiologis ini dapat lebih membedakan antara fakta sosial tentang dirinya yang
berkaitan dengan posisinya di masyarat, dimana fakta sosial merupakan hasil
dari usahanya sendiri.

A. Rumusan masalah
1. Apa itu sosiologi dan bagaimana ruang lingkupnya?
2. Apa saja objek kajian sosiologi?
3. Bagaimana Sejarah Sosiologi?
4. Apa saja jenis dan metode sosiologi?
5. Apa itu Interaksi Sosial?
6. Apa itu Stratifikasi Sosial?
7. Apa itu Mobilitas sosial

B. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu sosiologi dan ruang lingkupnya
2. Mengetahui apa saja objek kajian sosiologi
3. Mengetahui sejarah sosiologi
4. Mengetahui jenis jenis dan metode sosiologi
5. Mengetahui apa itu interaksi, stratifikasi dan mobilitas sosial
BAB I
PEMBAHASAN

A. Definisi Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan,
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie
Positive” karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi
tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan
tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai
hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi
hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial
manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai
sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun
dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.

Sosiologi bersifat obyektif artinya sosiologi selalu didasarkan pada fakta


dan data yang ada tanpa ada manipulasi dari data. Sosiologi bersifat sistematis
artinya sosiologi disusun secara rapi, sesuai dengan kaidah keilmuan. Sosiologi
bersifat andal artinya sosiologi dapat dibuktikan kembali, dan untuk suatu
keadaan terkendali harus menghasilkan hasil yang sama. Sosiologi bersifat
dirancang/direncanakan artinya sosiologi didesain lebih dahulu sebelum
melaksanakan aktivitas penyelidikan. Sosiologi bersifat akumulatif artinya
sosiologi merupakan ilmu yang akan selalu bertambah dan berkembang seiring
dengan perkembangan keinginan dan hasrat manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Penemuan (kesimpulan,kebenaran) kemudian
menggugurkan penemuan sebelumnya. Sosiologis bersifat logis artinya sosiologi
disusun secara masuk akal, tidak bertentangan dengan hukum-hukum logika
sebagai pola pemikiran untuk menarik kesimpulan. Sosiologi juga bersifat
empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan
akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Sosiologi bersifat teoritis,
artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil
penelitian. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya sosiologi dibentuk atas dasar
teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta
memperhalus teori-teori lama. Sosiologi bersifat non-ethnis, artinya sosiologi
yang dibahas dan dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan
tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
Soekanto (1986: 11)

Para sosiolog mengemukakan definisi sosiologi sebagai berikut. Auguste


Comte (1789-1853). Menjelaskan Kata sosiologi mula-mula digunakan oleh
Auguste Comte, dalam tuliasannya yang berjudul Cours de Philosopie Positive
(Positive Philosophy) tahun 1842. Sosiologi berasal dari bahasa latin yang dari
dua kata; Socius dan Logos. Secara harfiah atau etimologis kata socius berarti
teman, kawan, sahabat, sedangkan logos berarti ilmu pangetahuan. Secara
operasional Auguste Comte menjelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan pula hasil terakhir
perkembangan ilmu pengetahuan, didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, dibentuk berdasarkan
observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat serta
hasilnya harus disusun secara sistematis.

Menurut Emile Durkheim (1858-1917) sosiologi adalah ilmu tentang


lembaga-lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah
―tertera‖ yang sedikit banyak menundukkan para warga masyarakat.

Sedangkan William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang


berjudul “Sociology” Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa
organisasai sosial.

Alvin Bertrand, ia mengatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang


hubungan antar manusia (human relationship). Dari beberapa definisi tentang
sosiologi tersebut di atas terdapat dua hal yang penting dalam memahami
sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai keseluruhan. Kedua, masyarakat sebagai
jaringan antar hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah untuk menyelami,
menganalisa dan memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.

Sosiologi pada zaman Comte dan Spencer dipengaruhi oleh aliran filsafat
dan psikologi. Hingga pada akhirnya Emil Durkheim mencoba melepaskan
dominasi kedua kekuatan tersebut. Filsafat dan psikologi. Durkheim juga
berperan penting pada usahanya merumuskan objek studi sosiologi. Fakta sosial
ditunjuk oleh Durkheim sebagai pokok yang harus dipelajari dalam sosiologi.
Fakta sosial dapat diperoleh dengan kegiatan penelitian, tidak hanya lewat proses
berpikir saja (spekulatif) sehingga sosiologi terlepas dari pengaruh filsafat yang
hanya berkutat pada dunia berpikir.

Sosiologi dianggap sebagai ilmu yang tidak mudah karena obyeknya yang
berupa masyarakat (dalam arti kata berupa hubungan-hubungan sosial atau
jaringan-jaringan sosial) dianggap bersifat abstrak, tidak mudah dilihat dan
dipahami. Di samping itu, ada anggapan pula bahwa tidak mudah untuk
merumuskan masalah sosiologis, karena dalam sosiologi sering kali tidak
dijumpai adanya kata-kata „ada‟ dan „pasti‟. Hal ini dikarenakan dalam
melakukan kajian sosiologi maka berbagai “aspek kemungkinan” harus
dipertimbangkan.
B. Ruang Lingkup Sosiologi

Ruang lingkup sosiologi sangat luas, mencakup berbagai topik dan bidang
penyelidikan. Salah satu perhatian utama sosiologi adalah ketidaksetaraan sosial,
termasuk studi tentang kelas sosial, ras, gender, dan seksualitas. Ini termasuk
memeriksa cara-cara di mana hierarki sosial diciptakan, dipelihara, dan
ditantang, serta dampaknya terhadap peluang hidup individu dan kolektif.

Bidang penyelidikan penting lainnya dalam sosiologi adalah studi tentang


lembaga-lembaga sosial. Ini termasuk keluarga, pendidikan, agama, politik, dan
ekonomi. Sosiolog memeriksa bagaimana lembaga-lembaga ini terstruktur dan
bagaimana mereka membentuk perilaku dan interaksi sosial. Misalnya, sosiolog
mungkin mempelajari peran keluarga dalam mensosialisasikan anak-anak, atau
cara-cara di mana lembaga-lembaga politik mempengaruhi keputusan kebijakan.

Sosiologi juga berfokus pada perubahan sosial, termasuk studi tentang


gerakan sosial dan tindakan kolektif. Ini termasuk memeriksa faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap perubahan sosial, seperti teknologi, sistem ekonomi, dan
gerakan politik, serta cara-cara di mana gerakan sosial menantang status dan
berusaha menciptakan pengaturan sosial baru.

Ruang lingkup sosiologi yang meliputi pengetahuan dasar pengkajian ialah


sebagai berikut :

1. Kedudukan serta peran sosial seorang individu dalam keluarga,


kelompok, dan masyarakat secara luas.
2. Nilai serta norma sosial yang menjadi dasar dan memberi pengaruh
terhadap sikap dan perilaku suatu anggota masyarakat dalam
berhubungan dengan sosialnya.
3. Masyarakat, kebudayaan daerah, serta kebudayaan nasional
Indonesia yang menjadi submasyarakat dalam ilmu sosiologi.
4. Terus berlangsungnya perubahan sosial budaya yang merupakan
akibat dari faktor internal dan eksternal.
5. Berbagai macam masalah sosial budaya yang ditemui dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Menurut buku Ada Apa Sosiologi sebagaimana dilansir oleh kemdikbud,


ruang lingkup sosiologi merupakan kegiatan interaksi sosial yang terjadi antara
individu dan individu, individu dan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.

Berdasarkan klasifikasi ruang lingkup sosiologi di atas, berikut akan


diuraikan mengenai definisi individu, dan masyarakat.
1. Individu

Secara etimologis istilah individu berasal dari bahasa latin individuum yang
berarti terbagi, atau suatu kesatuan yang terkecil, terbatas. Kemudian istilah
individu diartikan sebagai orang, seseorang, atau manusia perseorangan. Individu
bersifat tunggal, walaupun begitu individu dibentuk dari tiga aspek berikut, 1)
organis jasmaniah, 2) psikis rohaniah, dan 3) sosial. Aspek sosial inilah yang
kemudian menjadi bahasan sosiologi. Individu sebagai makhluk sosial tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan sosialnya.

2. Masyarakat

Membahas mengenai definisi masyarakat maka dapat dijumpai sejumlah


definisi mengenai masyarakat yang tentu saja di dalamnya terdapat perbedaan
dari segi penjabarannya.

Menurut Ralph Linton, masyarakat berarti setiap kelompok manusia yang


telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat
mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu. Sedangkan menurut JL Gillin dan JP Gillin
mengartikan masyarakat sebagai “kelompok manusia terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama”

Masyarakat memiliki karakteristik sebagai berikut, 1) terdiri dari beberapa


individu, 2) saling berinteraksi, 3) dalam jangka waktu yang relatif lama, dan 4)
menimbulkan perasaan kebersamaan (Harsojo, 1984: 126-127). Terdapat
sejumlah faktor yang mendorong sekumpulan individu untuk membentuk
masyarakat, yaitu adanya 1) dorongan seksual (reproduksi) untuk
mengembangkan keturunannya, 2) kesadaran bahwa individu itu lemah sehingga
dia akan selalu mencari kekuatan bersama, 3) perasaan diuntungkan ketika
bergabung dengan individu lainnya, dan 4) kesamaan keturunan, kebudayaan,
teritorial, nasib, dan kesamaan-kesamaan lainnya (Ahmadi, 1984: 41-47)

Dalam pembahasan ruang lingkup sosiologi, juga akan diulas mengenai


teori dan metode dalam mempelajari fenomena sosial. Salah satu kerangka
teoritis yang paling berpengaruh dalam sosiologi adalah fungsionalisme
struktural, yang menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial melayani fungsi-
fungsi tertentu dalam masyarakat dan bahwa stabilitas sosial dipertahankan
melalui saling ketergantungan lembaga-lembaga ini.

Kerangka teoritis penting lainnya dalam sosiologi adalah teori konflik,


yang berpendapat bahwa ketidaksetaraan sosial dan dinamika kekuasaan adalah
hasil dari persaingan kepentingan dan perjuangan antara berbagai kelompok
dalam masyarakat. Sosiolog juga menggunakan berbagai metode penelitian untuk
mengumpulkan data Pengertian metode dalam sosiologi sendiri merupakan
cara kerja dalam mengkaji objek kajian sosiologi, yang secara garis besar dalam
kajian ilmiah dikenal sebagai berikut;
Metode kualitatif dan metode kuantitatif

Metode induktif dan metode deduktif

Metode empiris dan rasional

Metode fungsionalis.

C. Objek Kajian Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat dalam interaksinya


karena itu objek osiologi menurut Meyer F. Nimkoff, dalam M. Nata Saputra (1982:
30-31) ada 7 objek, yaitu: (1) faktor dalam kehidupan sosial manusia, (2)
kebudayaan, (3) sifat hakiki manusia (human nature), (4) kelakuan kolektif, (5)
persekutuan hidup, (6) lembaga sosial, dan (7) perubahan sosial (social
change).Menurut Jabal Tarik Ibrahim (2002: 2) obyek sosiologi adalah masyarakat,
masyarakat yang dimaksud adalah hubungan antar manusia dan proses yang timbul
dari hubungan antar manusia dalam masyarakat. Masyarakat (society) adalah
sejumlah orang yang bertempat tinggal hidup bersama menjadi satu kesatuan dalam
sistem kehidupan bersama. Sistem hidup bersama ini kemudian menimbulkan
kebudayaan termasuk siatem hidup itu sendiri.Dalam garis besarnya ada 3 pendapat
tentang objek sosiologi, yaitu;
Objek sosiologi adalah individu (individualisme). Tokohnya George
Simmel, yang memandang masyarakat dari sudut individu; kresatuan kelompok
itu asalnya semata-mata dari kesatuan yang nyata berwujud yang terdiri dari
manusia-manusia perorangan. George Simmel menitik beratkan pada daya
pengaruh mempengaruhi antara individu-individu yang merupakan sumbar
segala pembentukan kelompok.
Objek sosiologi adalah kelompok manusia/masyarakat
(kolektivisme). Tokohnya Ludwik Gumplowicz. Baginya masyarakat atau
kelompok manusia merupakan satu-satunya objek sosiologi. Dalam peristiwa sejarah,
individu adalah pasif di mana kehidupan kerokhaniannya ditentukan oleh kehendak
masyarakat. Perhatian Ludwik terutama dicurahkan pada perjuangan antara golongan-
golongan.
Objek sosiologi adalah realitas sosial. Pandangan yang
Individualistis dan kolektivistis tersebut di atas itu biasanya dipandang sebagai
berat sebelah, karena itu pandangan ketiga ini ingin menjauhi kelemahan itu. Pandangan
ini melihat
Kehidupan sosial dari sudut saling mempengaruhi dan bersikap tidak memihak
terhadap pertentangan antara kedua paham tersebut. Bahkan ada yang tidak mengakui
pertentangan yang ada antara kedua paham itu.

Sebagai kesimpulan, makalah ini telah memberikan definisi yang komprehensif tentang
konsep yang sedang diselidiki, menggambar pada berbagai sumber teoritis dan empiris
dalam sosiologi. Dengan mengeksplorasi berbagai dimensi dan proses kompleks yang
mendasari konsep ini, kami telah menyoroti pentingnya mengadopsi pendekatan
multi-disiplin dan titik temu untuk memahami fenomena sosial
Analisis kami telah menunjukkan bahwa konsep yang diselidiki dibentuk oleh berbagai
faktor sosial, termasuk konteks ekonomi, politik, budaya, dan sejarah. Selain itu, kami
telah menunjukkan bahwa konsep ini tidak tetap atau statis, tetapi terus berkembang
dan dapat berubah seiring waktu.
Sementara analisis kami telah memberikan pemahaman rinci tentang konsep yang
sedang diselidiki, penting untuk mengenali keterbatasan definisi kami. Seperti halnya
penyelidikan sosiologis, analisis kami dibentuk oleh asumsi teoretis dan metodologis
kami, dan tunduk pada bias dan keterbatasan sumber data kami.
Meskipun demikian, definisi kami memberikan titik awal yang berharga untuk
penelitian dan analisis lebih lanjut di bidang ini. Dengan mengadopsi pendekatan kritis
dan refleksif untuk penyelidikan sosiologis, kita dapat terus memperdalam
pemahaman kita tentang proses sosial yang kompleks yang membentuk dunia di
sekitar kita.
Secara keseluruhan, makalah ini telah menyoroti pentingnya mengadopsi perspektif
sosiologis dalam memahami fenomena sosial, dan telah menyediakan kerangka kerja
untuk penyelidikan lebih lanjut ke dalam konsep yang sedang diselidiki. Dengan terus
terlibat dalam penyelidikan sosiologis yang ketat dan reflektif, kita dapat bekerja
menuju pemahaman yang lebih bernuansa dan komprehensif tentang dunia sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sosiologi
Sosiologi adalah salah satu disiplin ilmu sosial yang mempelajari masyarakat,
hubungan antara individu dalam masyarakat, dan perubahan sosial yang terjadi
di dalamnya. Sebagai disiplin ilmu yang masih relatif baru, sosiologi memiliki
sejarah dan fase yang panjang dan menarik untuk dikaji.
Sejarah sosiologi dimulai pada abad ke-19 di Eropa, saat Revolusi Industri
memicu perubahan sosial yang besar. Banyak intelektual pada saat itu yang
tertarik untuk mempelajari masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi
di dalamnya. Sejarah sosiologi dapat dibagi menjadi beberapa fase, yakni fase
klasik, fase modern, dan fase kontemporer. Sejarah dan fase sosiologi dunia
berkaitan dengan pentingnya memahami sejarah dan perkembangan sosiologi
sebagai disiplin ilmu dalam konteks global.
Melalui pengamatan dan analisis yang sistematis, para sosiolog mulai
mengembangkan konsep, teori, dan metode untuk memahami fenomena sosial
secara objektif dan ilmiah. Beberapa tokoh sosiologi terkenal seperti Auguste
Comte, Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx memberikan kontribusi
besar dalam pengembangan disiplin ini.
Sejak saat itu, sosiologi terus berkembang dan meluas ke berbagai wilayah dan
masyarakat di seluruh dunia. Fase-fase perkembangan sosiologi pun mengalami
perubahan dan variasi yang dipengaruhi oleh konteks historis, budaya, politik,
dan sosial setempat.

B. Sejarah Awal Perkembangan Sosiologi

Sosiologi awalnya menjadi bagian dari filsafat sosial yang membahas


masyarakat. Filsafat sosial membahas tentang etika yang perlu ada dan
diiterapkan di dalam masyarakat. Tokoh-tokohnya yaitu Plato (429–347 SM)
dan Aristoteles (384-322 SM). Plato membahas tentang unsur sosiologi dalam
bernegara, sedangkan Aristoteles membahas tentang etika sosial. Dalam
perkembangannya, sosiologi menjadi pengetahuan yang berbeda dengan filsafat
sosial. Sosiologi lebih mengutamakan pengetahuan tentang realitas sosial di
dalam masyarakat, dibandingkan dengan pengetahuan tentang cara masyarakat
dalam menerapkan etika.

Konsep sosiologi kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Locke,


dan Jean Jaques Rousseau melalui pemikiran tentang kontak sosial. Konsep
pemikiran sosiologi ini belum dianggap sebagai ilmu hingga awal tahun 1800-an.
Namun pada saat itu, pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar pada hal-
hal yang menarik perhatian umum, seperti perang, konflik sosial, dan kekuasaan
pemerintah. Dalam perkembangan selanjutnya, pembahasan tentang
masyarakat meningkat pada cakupan yang lebih mendalam, yakni meliputi

9
susunan kehidupan yang diharapkan dan norma-norma yang harus ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat. Sejak itu, berkembanglah kajian baru tentang
masyarakat yang disebut sosiologi.

C. Sejarah Sosiologi Abad 19


Atas dinamika kelompok sosial yang terjadi di Negara Prancis, Auguste
Comte sebagai cedekiawan yang lahir pada tahun 1798 merasa kekhawatiran
yang mendalam atas keadaan negaranya, puncak kekhawatirannya saat terjadi
Revolusi Prancis. Yang banyak menimbulkan atau menciptakan dampak negatif
perubahan sosial, salah
Satunya terjadinya konflik antar kelas dalam masyarakat yang seolah
memberikan arah pada sikap anarkisme di dalam kehidupan masyarakat.Konflik ini
dilatar belakangi oleh ketidaktahuan masyarakatnya dalam mengatasi perubahan
atau hukum-hukum seperti yang dapat digunakan untuk mengatur stabilitas
masyarakat. Atas dasar ini, Comte pada abad 19 melakukan instrumen penelitian
sosial tentang masyarakat perlu ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri
sendiri, dengan penelitian sosial yang didasarkan pada metode ilmiah inilah
sosiologi lahir sebagai ilmu pengetahuan pada abad 19, dengan pendiri sekaligus
pencipta namanya adalah Auguste Comte, sebagimana hal ini tertuang dalam buku
berjudul Cours de Philosophie Positive.

D. Sosiologi di Indonesia

Sebelum terjadinya gejolak pada Perang Dunia II perkembangan ilmu sosiologi


yang ada dalam kajian keilmuan hanya dianggap sebatas pembantu bagi keperluan
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, khususnya kejadian ini berlaku di Indonesia. Akan
tetapi setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Sosiologi mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Perkembangan ini menjadi cikal bakal adanya sejarah Ilmu Sosiologi sebagai
Ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk pelaksanaan materi penyampaian Ilmu
Sosiologi, pertama kali dilakukan sistem perkuliahan Sosiologi, yang diberikan oleh
Soenario Kolopaking pada Tahun 1948.

Perkuliahan sosiologi pertama kali di Indonesia ini lakukan di dalam di


Akademi Ilmu Politik Yogyakarta, yang pada saat ini Akedemi Politik berubah nama
menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM (Univeritas Gajah Madah). Maka tak
khalal jurusan sosiologi pertama dan tertua di Indonesia adalah Jurusan Sosiologi di
UGM.

E. Sejarah Akhir Perkembangan Sosiologi

Sejarah akhir perkembangan Ilmu Sosiologi sebagai Ilmu pengetahuan adalah


munculnya paradigam bahwa pembangunan yang ada di dalam perkembangan suatu

10
negara, bukan hanya di ukur dalam pembangunan infrastruktur, atau pembangunan
SDA, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah pembangunan dalam SDM (Sumber
Daya Manusia).

Dengan posisi tersebut, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan pada akhirnya


mmeberikan solusi atas permasalah yang terjadi. Salah satunya dengan memberikan
berbagai cabang dalam Ilmu Pengetahuan Sosiologi.

F. Cabang Ilmu Sosiologi sebagai Sejarah Akhir

Setelah sosiologi terlahir dan penting untuk diberikan konsep tersendiri, akhirnya
sampai saat ini banyak cabang dalam Ilmu Sosiologi. Diantaranya cabang tersebut
adalah sebagai berikut;
 Sosiologi Politik, cabang ilmu sosiologi yang memberikan konsep
gambaran manusia dalam berpolitik.
 Sosiologi Pendidikan, memperluas padangan bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan dengan cangkupan pendidikan.
 Sosiologi Budaya, studi ini dilakukan untuk menciptakan kesejahtreaan
dalam masyarakat, terutama dalam membentuk pandangan mengenai
kebudayaan.
 Sosiologi Agama, terlahir dengan dasar bahwa agama berperan penting
dalam setiap tingkah laku manusia.
 Sosiologi Industri, pembahasan mengenai sosiologi industri adalah
mengenai perubahan prilaku masyarakat terhadap sektor industri.
 Sosiologi Ekonomi, keterkaitan dakam bidang ilmu ekonomi sebagai
akibat hubungan yang terjadi dalam masyarakat.
 Sosiologi Kesehatan, pandangan terhadap sosiologi sebagai bagian
penting keberlangsungan manusia tanpa adanya penyakit (kesehatan).
 Sosiologi Militer, secara singkat cabang studi ini memberikan
pengulasan antara manusia dan dunia militer atau ketahanan dalam
beregara.
 Sosiologi Perkotaan, cabang ilmu sosiologi yang memberikan penjelasan
mengenai studi dan kajian perubahan sosial masyarakat di perkotaan.
 Sosiologi Pedesaan, studi sosiologi yang memberikan penjelasan
terhadap hubungan manusia dengan sektor masyarakat desa.
 Sosiologi Hukum, cabang studi sosiologi yang memberikan bahasan
mengenai masyarakat dan hukum yang harus seimbang.
 Sosiologi Pertanian, kajian mengenai struktural dan organisasi pertanian
dalam perkembangan masyarakat.
 Sosiologi Sastra, pembahasan mengenai hasil karya masyarakat dalam
memenuhi kepuasaan atau hasrat manusia untuk berkreasi
 Sosiologi Olahraga, penjabaran mengenai studi sosiologi dengan sitem
perlahragaan dalam masyarakat.Yang memberikan penjelasan mengenai
masyarakat di lingkungan kesehatannya.

Sebagai sejarah kelahiran Ilmu Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang bediri

11
sendiri tentunya memiiki kriteria-kriteria keilmuan, yang melakat pada
sosiologi. Kriteria terebut antara lain adalah empiris, teoretis, kumulatif, nonetis,
yang kesemua kriteria tersebut dilakukan untuk dapat menjelaskannya secara
analitis dalam kajian sosiologis. (Sosiologi, 2023)

12
BAB III
PEMBAHASAN

A. Jenis Sosiologi
1. Sosiologi umum
Sosiologi umum adalah bidang yang menyelidiki dan mempelajari perilaku
manusia dalam mengadakan hubungan di masyarakat secara umum.

2. Sosiologi khusus
Sementara sosiologi khusus menyelidiki dan mempelajari berbagai sektor dalam
kehidupan masyarakat.

3. Sosiologi sebagai ilmu terapan


Sosiologi sebagai ilmu terapan artinya memiliki tujuan mencari bagaimana cara
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk memecahkan masalah praktis yang ada
di masyarakat.

4. Sosiologi sebagai ilmu murni


Sosiologi juga disebut sebagai ilmu murni karena memiliki tujuan membentuk
dan menggambarkan pengetahuan secara abstrak, sehingga mutunya dapat
dipertimbangkan. (Aris, 2022)

B. Metode Sosiologi
Metode yang digunakan dalam penelitian sosiologi tidak berupa seperangkat
metode ilmiah tunggal. Terdapat beberapa metode ilmiah yang dapat digunakan
untuk penelitian sosiologi. Berikut metode-metode yang dapat digunakan dalam
penelitian sosiologi:

1. Metode Kualitatif

Metode kualitatif merupakan metode yang menekankan pada pengumpulan


dan penggunaan data deskriptif dan naratif.

Metode ini cenderung digunakan untuk mendefinisikan sesuatu yang tidak


bisa diukur menggunakan angka. Data yang terhimpun berbentuk rangkaian
kata dan kalimat. Metode kualitatif terdiri dari tiga jenis, yakni:

13
 Metode Historis
Metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah,
dan menganalisis data sejarah yang berupa peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa lampau.

Data tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran umum


kehidupan sosial di masa lampau. Sebagai contoh, metode ini dapat
digunakan untuk penelitian tentang “Kemerdekaan Pendidikan pada Era
Awal Kemerdekaan”.

 Metode Komparatif
Metode penelitian berupa riset yang dilakukan dengan cara
membandingkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat.
Perbandingan fenomena dapat mengenai perbedaan kondisi sosial di
berbagai kelompok masyarakat yang berbeda, hingga perbedaan zaman.
Sebagai contoh, metode ini dapat digunakan untuk penelitian tentang
“Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Kedisiplinan Siswa:
Perbandingan Metode Pembelajaran Daring dan Luring ”.

 Metode Studi Kasus


Metode penelitian yang dilakukan dengan mengeksplorasi isu sosial
tertentu yang ada di masyarakat secara terbatas namun dibahas secara
mendalam. Metode ini memiliki fokus hanya pada satu atau dua isu sosial
yang terus digali secara mendalam. Sebagai contoh, metode ini dapat
digunakan untuk penelitian tentang “Analisis Implementasi Jaminan
Sosial Korban Lumpur Lapindo”

2. Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan pada pengumpulan dan


penggunaan data numerik dan angka-angka. Pengukuran dilakukan secara
matematis untuk mengukur gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Metode kuantitatif terdiri dari dua jenis, yakni:

 Metode Statistik
Metode penelitian yang digunakan untuk melakukan pengolahan dan
analisis fenomena sosial melalui data statistik. Metode ini menjadi
petunjuk suatu hubungan atau pengaruh suatu kualitas.

Penelitian ini menggunakan data statistik sebagai kunci hasil


penelitia9wn. Yang mana data statistik diperoleh peneliti dari data set
yang sudah tersedia atau mengumpulkannya sendiri melalui survei.

14
 Metode Sosiosoemetri
Metode penelitian ini menggunakan analisis pola hubungan, relasi, atau
jaringan sosial antar individu atau kelompok. Metode ini sering disebut dengan
analisis jejaring sosial (Social networking analysis). Penelitian dengan metode ini
dilakukan untuk mengidentifikiasi jejaring sosial antar manusia sebagai bagian
dari bentuk fenomena sosial.

3. Metode Induktif
Metode induktif merupakan metode untuk mempelajari sesuatu yang bersifat
khusus agar mendapat kesimpulan yang universal. Dalam penelitian sosial
penerapannya dimulai dengan pencarian data lapangan, selanjutnya diolah, dianalisis,
hingga disimpulakn menjadi teori-teori yang umum. Pada penelitian induktif, gejala-
gejala sosial yang khusus dan muncul di lapangan dirangkai sedemikian rupa hingga
mencapai kesimpulan umum dan menghasilkan teori.

4. Metode Deduktif
Metode deduktif ini cenderung berkebalikan dengan metode induktif. Metode
deduktif merupakan metode untuk mempelajari sesuatu yang bersifat umum agar
menghasilkan kesimpulan secara khusus. Dalam penelitian sosial penerapannya
dimulai dari teori yang dihimpun peneliti. Kemudian teori tersebut digunakan sebagai
panduan analisis data yang diperoleh di lapangan. Peneliti memiliki teori yang berasal
dari penelitian sebelumnya, kemudian diuji dengan kondisi keadaan nyata di
lapangan.

5. Metode Empiris
Metode empiris merupakan metode penelitian dengan fakta sebagai dasar
mengumpulkan data. Dalam penelitian sosial, dilakukan pencarian data objektif di
lapangan yang bersifat empiris, yang artinya berasal dari realitas di lapangan tanpa
intervensi kepentingan peneliti. Peneliti sebagai manusia, dalam sosiologi memiliki
kemampuan menginterpretasi realitas sesuai kepentingannya. Maka metode empiris
berupaya menjaga data agar steril dari kepentingan subjektif peneliti. (Yusuf, 2023)

15
BAB IV
MASYARAKAT
DAN BUDAYA

A. Abstrak
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan dengan lingkungannya.
Baik lingkungan terdekat yaitu keluarga hingga lingkungan lain yang membentuk
Kelompok besar seperti suku-suku. Dalam tatanan sosial, seorang individu tidak
Dapat dipisahkan dari kelompok sosial. Hal ini dikarenakan kelompok sosial
Merupakan kumpulan dari beberapa orang yang saling berinteraksi dan saling
Membantu, serta memiliki kesadaran dalam mencapai tujuan bersama. Pada
Dasarnya, setiap orang adalah bagian dari kelompok sosial. Peranan kelompok
Sosial dalam kehidupan manusia sangat penting dan besar pengaruhnya. Sebagai
makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain. Kebutuhan
Akan interaksi ini merupakan kebutuhan dasar.
Kata kunci : Kelompok Sosial, Manusia, Lingkungan

B. PENDAHULUAN
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup Bersama.
Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu Dengan individu,
individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan Kelompok. Kelompok sosial
dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok Sosial sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak Langsung. Kelompok social
primer dengan hubungan langsung apabila tanpa Melalui perantara. Misalkan untuk
mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat Kita lihat yaitu pada keluarga.
Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok Besar didasarkan pada
kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk Terjadinya kelompok sosial
meliputif aktor pendorong timbulnya kelompok sosial Dan dasar pembentukan
kelompok sosial.Setiap masyarakat manusia selama hidup Pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang Tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang Pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang Lambat sekali, akan
tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan Hanya dapat ditemukan
oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan Kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan Susunan dan kehidupan masyarakat
tersebut pada waktu yang lampau. Perubahanperubahan masyarakat dapat mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, polapola prilaku organisasi, sususnan
kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan Wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

C. PEMBAHASAN

1.Pengertian Kelompok Sosial

16
Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat melepaskan diri dari interaksi dengan
manusia lain. Akibat dari hubungan yang terjadi antar manusia, kemudian lahirlah
kelompok-kelompok sosial yang didasari oleh kesamaan kepentingan. Kelompok
adalah kumpulan dari beberapa individu yang saling berinteraksi satu sama lain. Pada
umumnya, interaksi yang dilakukannya tersebut hanya untuk melakukan pekerjaan
atau bisa saja untuk meningkatkan hubungan antar individu. Suatu saat, sebuah
kelompok akan dibedakan secara kolektif, yakni berdasarkan atas kesamaan dalam
aktifitas umum namun dengan arah interaksi yang terkecil. Sedangkan definisi dari
Kelompok sosial adalah himpunan dari kumpulan manusia yang hidup bersama,
karena memiliki ikatan hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut terkait
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antar manusia, serta juga suatu
kesadaran untuk saling tolong-menolong. Menurut R.M. Macler & Charles H. alam buku
Society, An Introductory Analysis, Macmillan & Co.Ltd. (1961). Memberikan definisi
tentang kelompok sosial, yang menurutnya adalah kumpulan beberapa orang yang
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan saling saling berinteraksi satu sama
lain. Sedangkan kelompok, diciptakan oleh anggota masyarakat sendiri. Kelompok juga
dapat memengaruhi perilaku dan karakter para anggotanya. Artinya, kelompok sosial
merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersamaan dan menjalani
ketergantungan dengan sadar dan saling tolong menolong. Berdasarkan pengertian
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan beberapa manusia yang hidup bersama. Kebersamaan tersebut karena
adanya hubungan antara mereka. Selain itu, hal ini menyangkut hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong.

2. Jenis Kelompok Sosial


Ada beberapa jenis kelompok yang ada dimasyarakat antara lain 
1. Yang pertama sebagai kelompok statistik, artinya kelompok tidak dikategorikan
sebagai organisasi, serta tidak memiliki kaitan dan hubungan sosial serta kesadaran
jenis antar sesamanya. 
2. Kedua adalah kelompok kemasyarakatan, artinya suatu kelompok memiliki siri
yang sama, namun tidak memiliki organisasi serta hubungan diantara anggotanya. 
3. Ketiga adalah sebagai kelompok sosial, yakni para anggota memiliki kesadaran
sejenis dan memiliki hubungan antara satu dengan yang lainnya, namun tidak terikat
dalam suatu organisasi.
 4. Keempat adalah sebagai kelompok asosiasi, artinya adalah suatu kelompok yang
anggotanya memiliki kesadaran yang sejenis serta memiliki kesamaan kepentingan
dan memiliki ikatan dengan organisasi formal. Dalam kelompok asosiasi, setiap
anggota akan melaksanakan hubungan sosial, kontak sosial dan komunikasi sosial.
Namun secara garis besar terbagi menjadi 2 jenis yakni Kelompok Primer dan
Kelompok Sekunder. Kelompok primer yakni kumpulan sekelompok orang atau
individu yang memiliki sedikit anggota. Sedangkan kelompok sekunder adalah
sekelompok orang atau individu yang memiliki anggota dengan jumlah yang banyak.

3. Klasifikasi Kelompok Sosial

17
Menurut Haryanto (2011), kelompok sosial dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa sudut pandang dari berbagai kriteria, diantaranya adalah: jumlah
anggota, derajat interaksi sosial, kepentingan dan wilayah, berlangsungnya suatu
kepentingan, derajat organisasi, kesadaran jenis, tujuan dan hubungan sosial yang
sama.

Menurut Syarbaini (2009), menurutnya kelompok sosial itu kompleks, dimana


seseorang dapat menempati beberapa kelompok sosial sekaligus. Namun, secara
umum kelompok sosial juga dapat diklasifikasikan, diantaranya adalah:

1. Primary group dan secondary group. Artinya, suatu kelompok dapat menjadi
primer jika saling kenal, memiliki pertalian darah, dan persahabatan. Namun, bisa
sekunder jika sifatnya didasari kerja sama atas hitungan untung rugi.

2. Kedua adalah Gemeinschaft dan Gesellschaft. Artinya, suatu kelompok dapat


dikatakan gemeinschaft jika didasari atas ikatan batin yang alamiah. Sedangkan
gesellschaft, disebabkan oleh ikatan lahiriah yang mekanis, seperti perjanjian
akad dagang, kesepakatan anggota organisasi dan sebagainya.

3. Formal group dan informal group. Artinya, suatu kelompok sosial dapat
menjadi formal karena sistem hubungan tersebut sengaja diciptakan. Namun, jika
hubungan itu sebatas pertemuan yang terjadi berulang-ulang secara personal,
maka kelompok tersebut dinamakan informal.

4. Membership dan reference group. Artinya, kelompok sosial ini disebut


reference group ketika seseorang dapat mengidentifikasikan dirinya sendiri pada
kelompok, namun ia bukan termasuk anggota, misalnya adalah orang tidak
berhasil menjadi mahasiswa namun mencoba berperilaku selayaknya mahasiswa.

5. In-group dan out-group. Artinya, yang dimaksud in-group disini adalah


persatuan individu di mana para anggotanya memiliki kesatuan akan kesetiaan,
kerja sama, persahabatan dan solidaritas. Hal ini akan terjadi dalam segala
lapisan masyarakat, seperti Rukun Tetangga (RT), pegawai negeri swasta, dan
sebagainya.

4. Fungsi Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan bagian terpenting dalam kehidupan suatu


masyarakat, dan dapat terbentuk karena adanya kepentingan yang sama antar
anggota. Selain itu, suatu tatanan kelompok sosial adalah akibat dari kesadaran
manusia sebagai mahluk sosial. Sebenarnya seperti apa fungsinya? Berikut adalah
beberapa fungsi dari kelompok sosial, diantaranya adalah:
1. Pertama, sebagai sarana bagi seorang individu ataupun kelompok dalam
melakukan berbagai kegiatan.
2. Kedua, memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan dari masingmasing
individu yang tergabung dalam kelompok tersebut.

18
3. Ketiga, untuk membantu dalam mengembangkan diri agar mendapatkan
manfaat dari kelompok yang dikutinya.
4. Keempat adalah meningkatkan produktifitas serta meningkatkan kualitas diri
dari masing-masing individu ataupun kelompok.
5. Terakhir yaitu untuk memberikan ruang bagi semua individu yang memiliki
minat untuk bergabung didalamnya.

5. Fungsi Kelompok Sosial Bagi Individu


Kelompok sosial sendiri memiliki fungsi bagi individu antara lain :
1. Fungsi kelompok sosial bagi individu adalah sebagai tempat berkumpulnya
beberapa individu untuk menjalin hubungan sosial.
2. Sebagai sarana untuk bertukar ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
3. Sebagai tempat untuk mendapatkan solusi atas masalah-masalah yang sedang
dihadapi oleh anggotanya.

6. Fungsi Bagi Masyarakat


Selain memiliki fungsi bagi individu kelompok sosial juga memiliki fungsi untuk
masyarakat yaitu adalah untuk memberikan norma serta adat bagi masyarakat.
Selanjutnya dapat membangun struktur sosial di dalam masyarakat. Selain itu,
kelompok sosial juga memiliki fungsi sebagai rumah untuk mengawasi semua
anggotanya.

7. Contoh Kelompok Sosial


Terdapat beberapa contoh kelompok sosial yang ada di sekitar masyarakat,
antara lain.
a) Keluarga keluarga merupakan kelompok sosial terkecil serta primer dalam
sebuah masyarakat. Individu yang ada dalam sebuah keluarga saling berinteraksi
dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama.
b) Paguyuban Di setiap daerah pasti terdapat sebuah paguyuban yang memiliki
kesamaan agama, daerah, suku dan lain sebagainya. Dalam paguyuban, anggota
memiliki peran yang berbeda, serta terdapat peraturan yang harus ditaati.
c) Partai Politik Dalam kelompok ini terdapat beberapa individu yang memiliki
kesamaan pandangan dalam hal politik. Kelompok ini termasuk dalam golongan
kelompok sekunder, dalam artian tidak ada kewajiban bagi siapapun untuk
bergabung didalamnya, lebih terfokus kepada mereka memiliki ketertarikan
terhadap jabatan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari hubungan dan pola-pola sosial dalam
masyarakat, serta memahami bagaimana individu berinteraksi dalam konteks sosial.
Ruang lingkup sosiologi mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
struktur sosial, proses sosial, perubahan sosial, institusi sosial, dan konflik sosial.

Objek kajian sosiologi meliputi beragam fenomena sosial, seperti kelompok sosial,
kelas sosial, status dan peran sosial, kebudayaan, norma dan nilai, perubahan sosial,
pembangunan sosial, interaksi sosial, konflik sosial, identitas sosial, dan masalah sosial.
Sosiologi juga berusaha memahami pola-pola sosial yang mempengaruhi individu dan
masyarakat, termasuk ketimpangan sosial, mobilitas sosial, dan stratifikasi sosial.

Sosiologi sebagai disiplin ilmu telah memainkan peran penting dalam memahami
masyarakat dan interaksi sosial manusia. Melalui pemikiran dan penelitian para tokoh
sosiologi terkemuka, seperti Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx, kita dapat
mengidentifikasi pola-pola sosial, proses-proses sosial, dan konflik-konflik yang terjadi
dalam masyarakat.

Dalam perkembangannya, sosiologi telah membantu kita memahami struktur sosial,


stratifikasi sosial, perubahan sosial, dan bagaimana faktor-faktor seperti agama,
ekonomi, politik, dan budaya memengaruhi kehidupan manusia. Selain itu, sosiologi
telah memberikan kontribusi penting dalam mengungkapkan ketidakadilan sosial,
ketimpangan kekuasaan, dan peran dominasi dalam masyarakat.

sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku sosial manusia dan masyarakat.
Berbagai jenis dan metode dalam sosiologi memberikan pemahaman yang
komprehensif terhadap aspek-aspek sosial yang ada dalam masyarakat. Melalui
sosiologi, kita dapat memahami pola-pola sosial, perubahan sosial, dan dinamika
interaksi antarindividu serta masyarakat secara lebih baik.

interaksi sosial adalah fondasi pembentukan masyarakat, sedangkan stratifikasi sosial


dan mobilitas sosial adalah faktor-faktor yang membentuk struktur dan perubahan
dalam masyarakat. Stratifikasi sosial menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat,
sementara mobilitas sosial memberikan peluang untuk perubahan posisi sosial
individu atau kelompok dalam masyarakat.

20
CV PENULIS

Nama : Virnanda Budi Oktavia

Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Mei 2004

Alamat : Taman Sidoarjo

Riwayat Pendidikan :

1. MTs Almaarif 01 Singosari Malang

Tahun Ajaran 2017/2018-2018/2019

2. Ma Almaarif Singosari Malang

Tahun Ajaran 2019/2020 2021/2022

3. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Tahun Ajaran 2022/2023-Sekarang

21
DAFTAR PUSTAKA

05 BAB II.pdf, n.d.


Ahmad, 2022. Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri-ciri, Syarat, Faktor dan Contoh.
Gramedia Literasi. URL https://www.gramedia.com/literasi/interaksi-sosial/
(accessed 6.14.23).
Aris, 2022. Pengertian Sosiologi: Ruang Lingkup, Ciri-Ciri, hingga Teori. Gramedia
Literasi. URL https://gramedia.com/literasi/ilmu-sosiologi/ (accessed 7.2.23).
Pengertian Mobilitas Sosial, Jenis dan Faktor Penghambatnya - Nasional Katadata.co.id
[WWW Document], 2022. URL
https://katadata.co.id/intan/berita/633621e963fab/pengertian-mobilitas-
sosial-jenis-dan-faktor-penghambatnya (accessed 6.15.23).
Savitri, D., n.d. Pengertian Interaksi Sosial, Ciri-ciri, Syarat, dan Bentuk-bentuknya
[WWW Document]. detikedu. URL https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
6616128/pengertian-interaksi-sosial-ciri-ciri-syarat-dan-bentuk-bentuknya
(accessed 6.14.23).
Singgih, D.S., n.d. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi.
Sosiologi, D., 2023. Sejarah Sosiologi [Awal-Akhir] Terlengkap. URL
https://dosensosiologi.com/sejarah-sosiologi-awal-akhir-terlengkap/
(accessed 7.2.23).
/metode-sosiologi/ (accessed 7.2.23).
Haryanto, Dany dan Nugroho, G. Edwi. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : Prestasi
Pusaka
Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar – Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu
https://mediaindonesia.com/humaniora/537562/pengertian-kelompok-sosial-contoh-dan-
ciri-ciri
Ahmad Zabidi, ” KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT PERSPEKTIF QS. AL-MAIDAH
AYAT 2”, BORNEO: Journal of Islamic Studies, Vol. 3 No. 2 Juli 2020, hlm. 43-44
Muhammad Fikri ”Fungsi Kelompok Sosial Bagi Individu dan Masyarakat (Individu,
Kelompok, dan Lembaga) Jurnal Pendidikan Geografi 2022
Abdul, Yusuf, ‘Ruang Lingkup Sosiologi’, Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2019,
1–56
Lawang, Robert M.Z, . ‘. Pengantar Sosiologi’, Lembaga Penerbit FE-UI, 1986, 3
Parwitaningsih, Yulia Budiwati, and Bambang Prasetyo, ‘Pengantar Sosiologi (Edisi 2)’,
2018, 1–43
Sutopo, Oki Rahadianto, Gadjah Mada, Dewi Ratna Sari, Kota Semarang, Gede
Kamajaya, Wahyu Budi Nugroho, and others, ‘Jurnal Sosiologi Walisongo’
Ahmadi, Abu. (1984). Pengantar Sosiologi. Sala: Ramadhani.
Ahmadi, Abu. (1991). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bineka Cipta.
Faisal, Sanapiah. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Giddens, Anthony. (1994). Sociology. Blackwell Publishers. Oxford. United Kingdom.
Harsojo (1984). Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta.

22
Kornblum, William and Carolyn D. Smith. (2000). Sociology in A Changing World. Fifth
edition. Orlando: Harcourt College Publishers.
Poloma, Margaret M. (1984). Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali.
Schneider, Eugene V. (1986). Sosiologi Industri. Jakarta: Aksara Persada.
Soekanto, Soerjono. (1982). Teori Sosiologi tentang Pribadi dan Masyarakat. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono. (1994). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sunarto, Kamanto. (1985). Pengantar Sosiologi, Sebuah Bunga Rampai. Jakarta:
Yayasan Obor.
Zanden, James W. Vander. (1993). Sociology, The Core. Third edition. New York: Mc.
Graw-Hill Inc

23
j

24

Anda mungkin juga menyukai