Laporan Lab - Perc. Norm. S. Watunohu
Laporan Lab - Perc. Norm. S. Watunohu
LAPORAN
HASIL PENGUJIAN TANAH
KATA PENGANTAR
i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
C. LINGKUP PEKERJAAN..........................................................................................................2
E. DATA PENGUJIAN................................................................................................................13
F. KESIMPULAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................16
LAMPIRAN
i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
DAFTAR TABEL
i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
A. PENDAHULUAN
banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada
suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan
tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara vertikal maupun
pengujian tanah di lapangan sering digunakan yakni Dutch Cone Penetration Test
(DCPT) / Sondir dan Boring, dimana dalam pengujian tanah dengan Sondir
menyajikan data berupa hambatan konus qc, sedangkan Boring menyajikan data
seperti jenis tanah, kedalaman muka air tanah, serta pengambilan Undisturbed
Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka Utara, dimana data kondisi bawah
terkait sistem fondasi yang digunakan untuk mencegah kegagalan struktur akibat
permasalahan geoteknis.
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka Utara. Selanjutnya data hasil
penyelidikan ini disampaikan sebagai dasar dan bahan pertimbangan serta acuan
lokasi pengujian.
C. LINGKUP PEKERJAAN
1. Berat jenis,
2
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
Undisturb dan Disturb dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai Tanggal 13 Juni
antara massa butir-butir dengan massa air destilasi di udara dengan volume yang
sama dan temperatur tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,50 C, dimana
(=M1).
3
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
bawah ini :
jernih.
- Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan tutup. Bagian luar
tanah dan air ditimbang (=M3). Air dalam piknometer diukur suhunya
4
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
- Untuk tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah
- Taruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250 cc)
campur dan aduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Biarkan
Jangan ada butir tanah yang teertinggal atau hilang dengan membilas
dengan air (air destilasi) dan tuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu
cm2.
5
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
- Selain silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder kedua yang
- Tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak
permulaan pengendapan T = 0
saatnya bacalah skala yang di tunjuk oleh puncak miniskus muka air =
6
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
sampai ada butir yang tertinggal cucilah dengan air (air bersih) sampai
air mengalir air ke bawah saringan menjadi jeernih dan tidak lagi butir
- Dinginkan dan timbang serta catat massa tanah kering yang diperoleh
= B1 gram.
- Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertinggal di atas tiap
limit), batas plastis (plastic limit) dan indeks plastisitas (plasticity index). Adapun
7
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
cair suatu tanah adalah tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan
keadaan plastis. Alat uji batas cair adalah Cassagrande. Prosedur pengujian batas
cair (Liquid limit) didasarkan pada metode ASTM D 4318-00 sebagai berikut :
campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 – 20 cc. aduk, tekan-
tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap,
tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi dan
- Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan 25
spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung
- Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat
pada ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah pada bagian
- Digunakan alat pembarut, untuk membuat alur lurus pada garis tengah
mangkok searah sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian
secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran harus sesuai
8
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
dengan alat pembarut.
9
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
- Segera gerakan memutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu
kira- kira 13 mm (1/2 inch). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.
antara 25 – 35 kali. Bila ternyata lebih dari 35 kali berarti tanah yang kurang
- Cuci mangkok Cassagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain kering.
secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang bertemu.
- Ambilah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan
porselen, tambah lagi dengan air secara merata, cuci dan keringkan mangkok.
Batas plastis tanah adalah minimum (dinyatakan dalam %) bagi tanah yang masih
dalam keadaan plastis. Sedangkan Indeks plastisitas suatu tanah adalah suatu
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya. Adapun prosedur
- Taruhlah tanah dalam cawan poselen, campur air sedikit demi sedikit aduk
sampai merata benar. tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup
plastis dan dapat dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada
jari, bila ditekan dengan jari. Contoh tanah untuk batas plastis ini bisa juga
diambil dari contoh tanah yang akan digunakan pengujian batas batas cair
- Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau ellipsoida dari contoh tanah
sekitar 8 gram (dengan diameter kurang lebih 13 mm). gilinglah benda uji ini
pada plat kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah jari-jari tangan
(bandingkan dengan kawat pembanding). Apabila batang masih licin, ambil dan
ibu jari dan jari- jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya
giling lagi seperti tadi. Jika setelah digiling menjadi batang berdiamter 3.2
mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi dengan meremas menjadi bentuk
bola lagi dan giling lagi begitu seterusnya, sampai bantang tanah tampak retak-
retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil (meskipun
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
belum mencapau diameter 3.2 mm).
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
geser tanah yaitu nilai φ dan c dengan alat uji geser langsung pada kondisi
- Siapkan benda uji untuk 3 kali percobaan. Untuk tiap percobaan benda uji
Satukan kedua bagian kotak geser dengan sekrup pengunci yang ada.
Pasang dan atur kotak geser dengan urutan dari bawah berupa batu
cetak.
penggeseran.
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
normal pada benda uji 0,25 kg/cm2 dimana σn = N/A (kg/cm2), N adalah
- Selama penggeseran baca dan catat arloji ukur cincin beban, arloji penurunan
- Uji ini diulangi apabila hasil pembebanan kedua lebih kecil dari pembebanan
pertama, atau hasil pembebanan ketiga lebih kecil dari hasil pembebanan
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
E. DATA PENGUJIAN
langsung). Adapun data dan analisis data yang dimaksud akan dijelaskan secara
Data pengujian index properties dalam hal ini , distribusi ukuran butiran
pada Tabel 1.
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
Dari hasil pengujian analisis ukuran butiran (Tabel 1), jika tanah
sampel pengujian yakni lempung berlanau tak organik. Sedangkan sifat-sifat tanah
berdasarkan Jumikis (1962, dalam Hardiyatmo, 2010) dari nilai indeks plastisitas
untuk sampel S-01 yakni plastisitas rendah, sedangkan untuk sampel S-02 yakni
plastisitas sedang.
Data pengujian engineering properties dalam hal ini kuat geser langsung
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
F. KESIMPULAN
a. Jenis tanah pada sampel pengujian menurut Unified Clasification System yakni
b. Nilai indeks plastisitas tanah di lokasi pengujian menurut Jumkins (1962) pada
c. Nilai engineering properties pada sampel titik pengujian S-01 untuk nilai kuat
geser tanah dari uji kuat geser langsung yakni c = 0,06 kg/cm2 dan φ ≈ 6,90o.
Sedangkan untuk sampel titik pengujian S-02 untuk nilai kuat geser tanah dari
1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
1
A. DATA PENGUJIAN LABORATORIUM
1. Sampel S-01
a. Uji Berat Jenis
Lampiran I –
b. Berat Isi dan Kadar Air
GAMBAR A2. Lampiran Data Pengujian Berat Isi dan Kadar Air Natural
Lampiran I –
c. Uji Batas – Batas
Lampiran I –
d. Analisis
Lampiran I –
e. Uji Geser
Lampiran I –
2. Sampel S-02
a. Uji Berat Jenis
Lampiran I –
b. Berat Isi dan Kadar Air
GAMBAR A7. Lampiran Data Pengujian Berat Isi dan Kadar Air Natural
Lampiran I –
c. Uji Batas – Batas
Lampiran I –
d. Analisis
Lampiran I –
e. Uji Geser
Lampiran I –
B. DOKUMENTASI PENGUJIAN
Lampiran I –
GAMBAR B3. Dokumentasi Pelaksaaan Uji Batas Plastis
Lampiran I –
GAMBAR B5. Dokumentasi Pelaksaaan Pengujian Kadar Air Natural
Lampiran I –