Anda di halaman 1dari 35

Pemberi Tugas :

CV. Dian Anugerah Consultant

LAPORAN
HASIL PENGUJIAN TANAH

Pekerjaan Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai


Watunohu Kab. Kolaka Utara
(Lokasi : Kab. Kolaka Utara, Prov. Sulawesi Tenggara)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAN, RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
HALU OLEO
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN SURVEY
Jl. HEA. Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu ,Kendari.

KATA PENGANTAR

Berdasarkan permohonan CV. Dian Anugerah Consultant dalam rangka


pelaksanaan pengujian tanah di laboratorium terkait pekerjaan Perencanaan Normalisasi
dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka Utara yang terletak di Kab.
Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah disepakati, bersama ini
disampaikan laporan hasil pengujian.
Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan pengujian laboratorium yang telah
dilaksanakan Tim Laboratorium pada tanggal 13 Juni sampai dengan tanggal 15 Juni
2023 yang memuat informasi tentang metode pelaksanaan pengujian, data dan analisis
data pengujian serta kesimpulan.
Kami berharap semoga Laporan ini bermanfaat dalam tahapan perencanaan serta
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Kendari, 16 Juni 2023

Laboran Laboratorium Konstruksi dan Survey

( Uswah Nugraha, ST ( Umran Sarita, S.T., M.Eng. )


) Penanggung Jawab

i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iii
DAFTAR iv
GAMBAR.....................................................................................................................

A. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

B. MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................1

C. LINGKUP PEKERJAAN..........................................................................................................2

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN.........................................................................3

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Berat Jenis Tanah............................................................3

2. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Distribusi Ukuran Butiran Tanah …………………. 4

3. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Batas-batas Atterberg ……………………………... 7

4. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Kuat Geser Langsung.....................................................11

E. DATA PENGUJIAN................................................................................................................13

1. Data dan Analisis Data Pengujian Index Properties...........................................................13

2. Data dan Analisis Data Engineering Properties.................................................................14

F. KESIMPULAN........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................16

LAMPIRAN

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rangkuman analisis data pengujian index properties ……………………………... 13

Tabel 2 Rangkuman analisis data pengujian engineering properties ……………………… 14

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

i
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

A. PENDAHULUAN

Dari pengamatan visual di lapangan, tanah yang terdapat di alam memiliki

banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada

suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan

tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara vertikal maupun

horisontal. Sehingga eksplorasi lapangan dilakukan untuk menyajikan data

mengenai kondisi permukaan dan bawah permukaan yang diperlukan untuk

kebutuhan Pembangunan maupun pelaksanaan.

Pada umumnya untuk kebutuhan data Pembangunan teknis, beberapa alat

pengujian tanah di lapangan sering digunakan yakni Dutch Cone Penetration Test

(DCPT) / Sondir dan Boring, dimana dalam pengujian tanah dengan Sondir

menyajikan data berupa hambatan konus qc, sedangkan Boring menyajikan data

seperti jenis tanah, kedalaman muka air tanah, serta pengambilan Undisturbed

Sample (UDS) dan Disturbed Sample (DS) untuk pengujian selanjutnya di

laboratorium apabila diperlukan.

Seperti halnya dalam tahap Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan

Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka Utara, dimana data kondisi bawah

permukaan dari diperlukan untuk memastikan kondisi struktur bawah permukaan,

terkait sistem fondasi yang digunakan untuk mencegah kegagalan struktur akibat

permasalahan geoteknis.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan penyelidikan ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran

kondisi geoteknis tanah di lokasi pekerjaan Perencanaan Normalisasi dan

Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka Utara. Selanjutnya data hasil

penyelidikan ini disampaikan sebagai dasar dan bahan pertimbangan serta acuan

dalam tahapan perencanaan lebih lanjut.

Tujuan pengujian tanah di Laboratorium terhadap UDS dan DS untuk

mengetahusi index properties dan engineering properties struktur lapisan tanah di

lokasi pengujian.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Berdasarkan permintaan CV. Dian Anugerah Consultant, lingkup

pekerjaan penyelidikan tanah (pengujian index properties dan engineering

properties) di laboratorium terhadap DS dan UDS yakni sebagai berikut :

1. Berat jenis,

2. pengujian distribusi ukuran butiran tanah,

3. pengujian batas-batas konsistensi tanah,

4. pengujian kuat geser langsung,

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

2
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

D. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN

Pelaksanaan pengujian tanah di Laboratorium terhadap sampel tanah

Undisturb dan Disturb dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai Tanggal 13 Juni

sampai dengan 15 Juni 2023. Adapun pelaksanaan pengujian tanah di

Laboratorium disajikan secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Berat Jenis Tanah

Pengujian berat jenis tanah (Spesific Gravity) merupakan perbandingan

antara massa butir-butir dengan massa air destilasi di udara dengan volume yang

sama dan temperatur tertentu. Biasanya diambil pada temperatur 27,50 C, dimana

metode pengujian berdasarkan ASTM D 854-02. Adapun prosedur pelaksanan

pengujian sebagai berikut :

- Piknometer dibersihkan luar-dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang

(=M1).

- Contoh tanah dihancurkan pada cawan porselen dengan menggunakan

pastel, kemudian dikeringkan dalam oven.

- Ambil tanah kering dalam oven dan langsung diinginkan dalam

desikator. Setelah dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan

dalam piknometer sebanyak kira-kira 10 gram.

- Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ditimbang (=M2).

- Isi air destilasi kurang lebih 10 cc ke dalam piknometer, sehingga

tanah terendam seluruhnya lalu biarkan 2 – 10 jam.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

3
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah/dua pertiga penuh.

Udara yang terperangkap diantara butir-butir tanah harus

dikeluarkan/hilangkan yang dapat dilakukan dengan salah satu cara di

bawah ini :

 Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana

tertutup, selanjutnya divaccum (tidak melebihi 100 mg Hg),

sehingga gelembung-gelembung udara keluar air menjadi

jernih.

 Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit sekali-

kali piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara,

kemudian dibiarkan dingin.

- Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan tutup. Bagian luar

piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah piknometer berisi

tanah dan air ditimbang (=M3). Air dalam piknometer diukur suhunya

dengan termometer (=t0 C).

- Piknometer dikosongkan dan dibersihkan, kemidian diisi penuh dengan

air destilasi beba udara,ditutup,bagian luar piknometer dikeringkan

dengan kain kering. Piknometer penuh air ditimbang (=M3).

2. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Distribusi Ukuran Butiran Tanah

Prosedur pengujian distribusi ukuran butiran (Sieve Analysis) didasarkan

pada metode ASTM D 1140-00 dan ASTM D 422-63. Adapun prosedur

pelaksanan pengujian sebagai berikut :

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

4
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Untuk tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah

lembab yang diperoleh dari lapangan dapat langsung digunakan sebagai

benda uji tanpa dikeringakan,

 Ambil contoh ± 10 – 15 gram dan periksa seperti percobaan

No.1 catat hasilnya (=M).

 Apabila belum ada datanya,lakukan juga percobaan penetuan

gravitasi khusus tanah (=G).

 Sediakan contoh tanah yang duperiksa. Timbang dan catat

massanya (=Bo gram). Jumlah ini sekurang-kurangnya sekitar

50 – 60 gram untuk tanah lanau (lempung tanah berpasir dan

sekitar 100 – 200 gram tanah berpasir).

- Taruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250 cc)

tuangkan sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan .

campur dan aduk sampai seluruh tanah tercampur dengan air. Biarkan

tanah terendam selama sekurang-kurangnya 16 jam.

- Tuangkan campuran tersebut dalam alat pengaduk (strring apparatus).

Jangan ada butir tanah yang teertinggal atau hilang dengan membilas

dengan air (air destilasi) dan tuangkan air bilasan ke alat. Bila perlu

tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh.

Putarkan alat pengaduk selama lebih dari 1 menit.

- Segera pindahkan suspensi ke gekas silinder pengendap. Jangan ada

tanah teertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke

silinder. Tambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000

cm2.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

5
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Selain silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder kedua yang

diisi hanya dengan air destilasi ditambah reagent sehingga berupa

larutan yang kedua sama sepreti yang dipakai silinder pertama.

Apungkan hidrometer dalam silinder kedua ini selama pelaksanaan.

- Tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan telapak

tangan). Kocok suspensi dengan membolak-balik vertikal ke atas dan

ke bawah selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata

dalam air. Gerakkan membolak-balik gelas ini harus sekitar 60 kali.

Langsung letakkan silinder diatas meja dan bersamaan dengan

berdirinya silinder,jalankan stop wacth dan meerupakan waktu

permulaan pengendapan T = 0

- Lakukan pembacaan hidrometer pada T = 2 ; 5; 15 ; 30 ; 60 ; 250 dan

1440 menit (setelah T = 0) sebagai berikut,kira-kira 20 atau 25 detik

sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan ambil hidrometer dengan

silinder kedua celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan dalam

suspensi sampai mencapai kedelaman sekitar taksiran skala yamg baca,

kemudian lepaskan (jangan sampai timbul goncangan). Kemudian pada

saatnya bacalah skala yang di tunjuk oleh puncak miniskus muka air =

R1 ( pembacaan dalam koreksi)

- Setelah di baca segera ambil hidrometer pelan-pelan, pindakan ke

dalam silinder kedua. Dalam air silinder kedua bacalah skala

hidrometer = R2 ( koreksi pembacaan)

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

6
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- setelah pembacaan hidrometer amati dan catat temperatur suspensi

dengan mencelupkan thermometer.

- Setelah pembacaan hidrometer terakhir selesai di laksanakan ( T=1440

menit), tuangkan suspensi ke atas saringan No.200 seluruhnya , jangan

sampai ada butir yang tertinggal cucilah dengan air (air bersih) sampai

air mengalir air ke bawah saringan menjadi jeernih dan tidak lagi butir

halus yang tertinggal.

- Pindahan butir-butir tanah yang tertinggal pada suatu tempat ,

kemudian keringkan dalam oven (dalam temperatur 105o – 110o C).

- Dinginkan dan timbang serta catat massa tanah kering yang diperoleh

= B1 gram.

- Saring tanah dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut

pada bagian alat dan bahan no.2

- Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertinggal di atas tiap

saringan. periksalah bahwa seharusnya jumlah massa dari masing-

masing bagian sama atau dekat dengan massa sebelum disaring.

3. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Batas-batas Atterberg

Pengujian batas-batas atterberg terdiri dari pengujian batas cair (liquid

limit), batas plastis (plastic limit) dan indeks plastisitas (plasticity index). Adapun

penjelasan lebih sepesifik terkait pelaksanaan pengujian sebagai berikut.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

7
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

a. Batas cair (Liquid limit)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan batas cair tanah. Batas

cair suatu tanah adalah tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan

keadaan plastis. Alat uji batas cair adalah Cassagrande. Prosedur pengujian batas

cair (Liquid limit) didasarkan pada metode ASTM D 4318-00 sebagai berikut :

- Taruhlah contoh tanah (sebanyak ± 200 gram) dalam mangkok porselen,

campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 – 20 cc. aduk, tekan-

tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahkan air secara bertahap,

tambah sekitar 1 cc – 3 cc, aduk, tekan dan tusuk-tusuk, tambah air lagi dan

seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar-benar merata.

- Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan 25

– 35 pukulan pada percobaan, contoh tanah diperam paling tidak selama 16


jam.

- Setelah diperam, contoh ini diaduk-aduk lagi kemudian diuji dengan

memasukkan sebagian tanah tersebut dalam mangkok Cassagrande. Gunakan

spatel, sebar dan tekan dengan baik, sehingga tidak terperangkap gelembung

udara dalam tanah.

- Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat

pada ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah pada bagian

terdalam akan terdapat 1 cm. jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan

tersebut ke mangkok porselen.

- Digunakan alat pembarut, untuk membuat alur lurus pada garis tengah

mangkok searah sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian

secara simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran harus sesuai

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

8
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
dengan alat pembarut.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

9
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Segera gerakan memutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya

dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu

kira- kira 13 mm (1/2 inch). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.

- Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus

antara 25 – 35 kali. Bila ternyata lebih dari 35 kali berarti tanah yang kurang

basah dan kembalikan tanah dari mangkok Cassagrande ke cawan poselen,

tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduk sampai merata.

- Cuci mangkok Cassagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain kering.

Kemudian ulangi pekerjaan pada poin c sampai poin e.

- Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel

secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang bertemu.

Periksalah tanah tersebut (lihat pemeriksaan ).

- Ambilah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan

porselen, tambah lagi dengan air secara merata, cuci dan keringkan mangkok.

- Ulangi pekerjaan pada poin c, d, e, f, g, sehingga diperoleh tiga atau empat

data hubungan antar dan jumlah pukulan diantara 15 – 35 pukulan dengan

masing- masing selisihnya hampir sama. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan

dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.

b. Batas plastis (Plastic limit) dan indeks plastisitas (Plasticity index)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan batas plastis suatu tanah.

Batas plastis tanah adalah minimum (dinyatakan dalam %) bagi tanah yang masih

dalam keadaan plastis. Sedangkan Indeks plastisitas suatu tanah adalah suatu

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

rentang dimana tanah berperilaku plastis secara numeris, indeks plastisistas

merupakan selisih antara batas cair dan batas plastisnya. Adapun prosedur

pengujian ini didasarkan pada metode ASTM D 4318-00 sebagai berikut :

- Taruhlah tanah dalam cawan poselen, campur air sedikit demi sedikit aduk

sampai merata benar. tanah yang diberikan adalah sampai tanah bersifat cukup

plastis dan dapat dengan mudah dibentuk menjadi bola dan tidak melekat pada

jari, bila ditekan dengan jari. Contoh tanah untuk batas plastis ini bisa juga

diambil dari contoh tanah yang akan digunakan pengujian batas batas cair

(setelah diperam selama 16 jam).

- Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau ellipsoida dari contoh tanah

sekitar 8 gram (dengan diameter kurang lebih 13 mm). gilinglah benda uji ini

pada plat kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah jari-jari tangan

dengan tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang

diameternya rata. Pada gerakan menggiling tanah, gunakan kecepatan kira-kira

tiap 2 detik tiga kali gerakan maju mundur.

- Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3.2 mm

(bandingkan dengan kawat pembanding). Apabila batang masih licin, ambil dan

potong-potong menjadi enam atau 8 bagian, kemudian remas seluruhnya antara

ibu jari dan jari- jari lain dari kedua tangan sampai homogen, selanjutnya

giling lagi seperti tadi. Jika setelah digiling menjadi batang berdiamter 3.2

mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi dengan meremas menjadi bentuk

bola lagi dan giling lagi begitu seterusnya, sampai bantang tanah tampak retak-

retak dan tidak dapat digiling menjadi batang yang lebih kecil (meskipun

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian
belum mencapau diameter 3.2 mm).

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera

kerjakan pemeriksaan kadar air.

4. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Kuat Geser Langsung

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya parameter kuat

geser tanah yaitu nilai φ dan c dengan alat uji geser langsung pada kondisi

consolidated drained. Adapun prosedur pengujian ini didasarkan pada metode

ASTM D 3080-98 sebagai berikut :

- Siapkan benda uji untuk 3 kali percobaan. Untuk tiap percobaan benda uji

harus mempunyai kepadatan yang sama.

 Satukan kedua bagian kotak geser dengan sekrup pengunci yang ada.

 Pasang dan atur kotak geser dengan urutan dari bawah berupa batu

pori jenuh air.

 Pasang diatasnya dengan plat bergigi yang berlubang untuk kondisi

“consolidated drained” dengan gigi menghadap ke atas dan arah gigi

tegak lurus terhadap arah penggeseran.

 Kemudian masukkan benda uji dengan mendorong keluar dari cincin

cetak.

 Pasang diatasnya dengan plat bergigi yang berlubang dengan gigi

menghadap ke bawah dan arah gigi tegak lurus terhadap arah

penggeseran.

 Pasang batu pori yang kedua.

 Paling atas pasang penerus beban secara sentris.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

- Atur semua perlengkapan pembebanan termasuk arloji pembaca beban dan

arloji penurunan dinolkan.

- Berikan beban sehingga jumlah beban terpasangakan memberikan tekanan

normal pada benda uji 0,25 kg/cm2 dimana σn = N/A (kg/cm2), N adalah

beban yang diberikan dan A adalah luas benda uji.

- Kotak geser segera diisi dengan air.

- Konsolidasikan benda uji tersebut dengan beban normal yang terpasang.

- Setelah tanah terkonsolidasikan bukalah kedua sekrup pengunci dan

regangkan dengan memutar sekrup peregang dengan jalan memutar secara

bersama-sama dan lepaskan kedua sekrup peregang tersebut.

- Penggeseran dilakukan dengan kecepatan 0,06 mm per menit.

- Selama penggeseran baca dan catat arloji ukur cincin beban, arloji penurunan

dan arloji penggeseran.

- Penggeseran dihentikan bila gaya geser nilai konstan.

- Keluarkan benda uji dari kotak geser, kemudian lakukan pemeriksaan .

- Prosedur diatas di ulang lagi dengan pembebanan yang mampu memberikan

tekanan normal σn pada benda uji 0,50 kg/cm2 dan 1 kg/cm2.

- Uji ini diulangi apabila hasil pembebanan kedua lebih kecil dari pembebanan

pertama, atau hasil pembebanan ketiga lebih kecil dari hasil pembebanan

ketiga lebih kecil dari hasil pembebanan kedua dan seterusnya.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

E. DATA PENGUJIAN

Dari 1 (satu) sampel Disturb (DS) selanjutnya dilakukan pengujian di

laboratorium. Data laboratorium berupa index properties (berat jenis, distribusi

ukuran butiran, batas-batas Atterberg) dan engineering properties (kuat geser

langsung). Adapun data dan analisis data yang dimaksud akan dijelaskan secara

spesifik pada sub bab berikut.

1. Data dan Analisis Data Pengujian Index Properties

Data pengujian index properties dalam hal ini , distribusi ukuran butiran

dan batas-batas Atterberg sampel dapat dilihat pada Lampiran I, sedangkan

rangkuman hasil analisis data pengujian index properties selengkapnya disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Rangkuman analisis data pengujian index properties


Lokasi Kab. Kolaka Utara
Sampel S-01 S-02
Kedalaman (m) - -
No. Uraian Symbl Unit
1 Berat jenis Gs - 2.65 2.67
3
2 Berat isi basah Ww gr/cm 1.89 2.03
3
3 Berat isi kering Ws gr/cm 1.60 1.60
4 Kadar air natural W % 17.74 26.98
5 Analisis uk. butiran
- Kerikil G % - -
- T. berbutir Kasar S % 37.93 44.87
- T. berbutir halus M/C % 62.07 55.13
6 Batas2 Atterberg
- Batas cair LL % 24.10 25.76
- Batas plastis PL % 18.46 17.07
- Indeks plastisitas IP % 5.64 8.70

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

Dari hasil pengujian analisis ukuran butiran (Tabel 1), jika tanah

diklasifikasikan menurut Unified Clasification System, jenis tanah pada kedua

sampel pengujian yakni lempung berlanau tak organik. Sedangkan sifat-sifat tanah

berdasarkan Jumikis (1962, dalam Hardiyatmo, 2010) dari nilai indeks plastisitas

untuk sampel S-01 yakni plastisitas rendah, sedangkan untuk sampel S-02 yakni

plastisitas sedang.

2. Data dan Analisis Data Engineering Properties

Data pengujian engineering properties dalam hal ini kuat geser langsung

dapat dilihat pada Lampiran I, sedangkan rangkuman hasil analisis data

pengujian engineering properties selengkapnya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman analisis data pengujian engineering properties


Lokasi Kab. Kolaka Utara
Sampel S-01 S-02
Kedalaman (m) - -
No. Uraian Symbl Unit
1. Kuat geser langsung
2
- Cohesi drained C kg/cm 0.06 0.12
o
- Sdt gesek dalam Φ (... ) 6.90 4.34

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

F. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian tanah di laboratorium untuk sampel pengujian pada

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

Utara selanjutnya dibuat kesimpulan. Adapun kesimpulan dari hasil pengujian

investigasi tanah di laboratorium yakni sebagai berikut :

a. Jenis tanah pada sampel pengujian menurut Unified Clasification System yakni

lempung berlanau tak organik

b. Nilai indeks plastisitas tanah di lokasi pengujian menurut Jumkins (1962) pada

sampel pengujian yakni plastisitas rendah untuk sampel S-01, sedangkan

untuk sampel S-02 yakni plastisitas sedang.

c. Nilai engineering properties pada sampel titik pengujian S-01 untuk nilai kuat

geser tanah dari uji kuat geser langsung yakni c = 0,06 kg/cm2 dan φ ≈ 6,90o.

Sedangkan untuk sampel titik pengujian S-02 untuk nilai kuat geser tanah dari

uji kuat geser langsung yakni c = 0,12 kg/cm2 dan φ ≈ 4,34o.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
Laboratorium Konstruksi dan Survey FT Lap. Pengujian

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E.,1977, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha,

Ltd, Tokyo, Japan.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Perencanaan Normalisasi dan Perkuatan Tebing Sungai Watunohu Kab. Kolaka

1
A. DATA PENGUJIAN LABORATORIUM
1. Sampel S-01
a. Uji Berat Jenis

GAMBAR A1. Lampiran Data Pengujian Berat Jenis

Lampiran I –
b. Berat Isi dan Kadar Air

GAMBAR A2. Lampiran Data Pengujian Berat Isi dan Kadar Air Natural

Lampiran I –
c. Uji Batas – Batas

GAMBAR A3. Lampiran Data Pengujian Batas – Batas Atterberg

Lampiran I –
d. Analisis

GAMBAR A4. Lampiran Data Pengujian Saringan

Lampiran I –
e. Uji Geser

GAMBAR A5. Lampiran Data Pengujian Geser Langsung

Lampiran I –
2. Sampel S-02
a. Uji Berat Jenis

GAMBAR A6. Lampiran Data Pengujian Berat Jenis

Lampiran I –
b. Berat Isi dan Kadar Air

GAMBAR A7. Lampiran Data Pengujian Berat Isi dan Kadar Air Natural

Lampiran I –
c. Uji Batas – Batas

GAMBAR A3. Lampiran Data Pengujian Batas – Batas Atterberg

Lampiran I –
d. Analisis

GAMBAR A4. Lampiran Data Pengujian Saringan

Lampiran I –
e. Uji Geser

GAMBAR A5. Lampiran Data Pengujian Geser Langsung

Lampiran I –
B. DOKUMENTASI PENGUJIAN

GAMBAR B1. Dokumentasi Pelaksaaan Uji Saringan

GAMBAR B2. Dokumentasi Pelaksaaan Uji Atterberg

Lampiran I –
GAMBAR B3. Dokumentasi Pelaksaaan Uji Batas Plastis

GAMBAR B4. Dokumentasi Pelaksaaan Uji Kuat Geser Langsung

Lampiran I –
GAMBAR B5. Dokumentasi Pelaksaaan Pengujian Kadar Air Natural

Lampiran I –

Anda mungkin juga menyukai