Anda di halaman 1dari 10

Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN TINJAUAN KEBIJAKAN
Bagian ini memberikan uraian tentang gambaran umum dan tinjauan kebijakan berupa kondisi wilayah dan luas wilayah kabupaten
Buton Utara

2.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah


Kabupaten Buton Utara dengan Ibu kota di Buranga merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Sulawesi Tenggara yang wilayahnya meliputi sebagian Pulau Buton bagian
utara, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar wilayah tersebut. Kabupaten
Buton Utara terletak di bagian Selatan khatulistiwa pada garis lintang 4 0 06’ Sampai 50
15’ Lintang Selatan, dan dari Barat ke Timur 122 0 59’ Bujur Timur sampai dengan 123 0
15’ Bujur Timur.
Batas wilayah administrasi kabupaten Buton Utara sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Wawonii.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Buton.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton dan Kabupaten Muna.

Luas wilayah Kabupaten Buton Utara yaitu seluas 1.923,03 km 2 yang terletak bagian
utara Pulau Buton. Dari 6 Kecamatan yang berada di Kabupaten Buton Utara,
Kecamatan Bonegunu merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas di
banding kecamatan lainnya, yaitu seluas 491,44 km2 atau 25,56 persen dari seluruh luas
Kabupaten Buton Utara. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah paling kecil
yaitu Kecamatan Kulisusu seluas 172,78 km 2 atau 8,98 persen dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Buton Utara. Adapun luas wilayah Kecamatan Kulisusu Barat yaitu 370,47
km2 atau 19,26 persen, Kecamatan Kulisusu Utara seluas 339,64 km 2 atau 17,66 persen,
Kecamatan Kambowa seluas 303,44 km 2 atau 15,78 persen dan Kecamatan Wakorumba
seluas 245,26 km2 atau 12,75 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Buton Utara.
Tabel II.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Buton Utara

Eksekutif Summary II-1


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Kecamatan Luas (km2) Persentase


1. Bonegunu 491,44 25,56
2. Kambowa 303,44 15,78
3. Wakorumba 245,26 12,75
4. Kulisusu 172,78 8,98
5. Kulisusu Barat 370,47 19,26
6. Kulisusu Utara 339,64 17,66
Buton Utara 1.923,03 100,00

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Buton Utara

2.2 Pemerintahan
Kabupaten Buton Utara merupakan pemekaran dari Kabupaten Muna, yang terbentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2007 tanggal 02 Januari 2007 tentang
pembentukan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun
pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Buton Utara meliputi 6 Kecamatan
yaitu, Kecamatan Bonegunu, Kecamatan Kambowa, Kecamatan Wakorumba, Kecamatan
Kulisusu, Kecamatan Kulisusu Barat dan Kecamatan Kulisusu Utara. Dari 6 Kecamatan
tersebut terbagi menjadi 78 Desa, 12 Kelurahan dan 1 unit pemukiman Transmigrasi
(UPT) yang masih menjadi tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam
pembinaannya.

Eksekutif Summary II-2


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Tabel II.2 Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Buton Utara


Banyaknya
Kecamatan Ibu Kota Jumlah
Desa Kelurahan UPT
1. Bonegunu Buranga 13 2 0 15
2. Kambowa Kambowa 10 1 0 11
3. Wakorumba Labuan 11 2 1 14
4. Kulisusu Ereke 16 7 0 23
5. Kulisusu Kotawo 14 0 0 14
Barat
6. Kulisusu Wa Ode Buri 14 0 0 14
Utara
Buton Utara Buranga 78 12 1 91

2.3 Demografi
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk 2015, penduduk Kabupaten Buton Utara
berjumlah 59.779 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 30.016 jiwa dan penduduk
perempuan sebesar 29.763 dengan jumlah rumah tangga sebesar 13.452 rumah tangga.
Dibandingkan dengan proyeksi tahun 2014, penduduk Kabupaten Buton Utara
mengalami pertumbuhan sebesar 1,46 persen. Rasio jenis kelamin penduduk
Kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 100,85. Jika dibulatkan, nilai rasio
sebesar 101 artinya jumlah penduduk laki-laki satu persen lebih besar dari jumlah
penduduk perempuan.
Kepadatan penduduk kabupaten Buton Utara pada tahun 2015 adalah 31-32 jiwa/km 2
kepadatan penduduk di 6 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi terletak di Kecamatan Kulisusu dengan kepadatan sebesar 131 km 2 dan
terendah di Kecamatan Bonegunu dan Kecamatan Kulisusu Utara sebesar 17 jiwa/km 2.

Tabel II.3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Buton Utara tahun 2015

Eksekutif Summary II-3


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Jenis Kelamin Rasio


Kecamatan Jenis
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelamin
1. Bonegunu 4283 4.179 8.417 101,41
2. Kambowa 3.414 3.364 6.778 101,49
3. Wakorumba 3.570 3.669 7.239 97,30
4. Kulisusu 11.323 11.365 22.688 99,63
5. Kulisusu Barat 3.194 3.058 6.252 104,45
6. Kulisusu Utara 4.272 4.128 8.405 103,61
Buton Utara 30.016 29.763 59.779 100,85

2.4 Transportasi
Transportasi Kabupaten Buton Utara meliputi :
a. Panjang Jalan.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar
kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, maupun
antara kota dengan desa dan antara satu desa dengan desa yang lainnya. Kondisi jalan
yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan
perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.
Tabel II.4 Panjang Jalan Provinsi dan Kabupaten ( km2) tahun 2011 – 2015
Tahun Provinsi Kabupaten Jumlah
2011 72,00 340,29 412,29
2012 109,20 340,29 449,49
2013 109,20 342,30 451,50
2014 108,20 596,97 706,17
2015 119,70 620,12 739,82

b. Angkutan Darat
Sarana angkutan darat seperti kendaraan bermotor disamping dapat dipergunakan oleh
masyarakat sebagai angkutan penumpang, juga dapat dipergunakan sebagai angkutan
barang-barang produksi hasil pertanian, kehutanan dan hasil-hasil lainnya. Jenis sarana

Eksekutif Summary II-4


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

angkutan darat yang dicakup disini adalah kendaraan bermotor yang bermotor yang
meliputi mobil penumpang, mobil beban, otobis dan sepeda motor.

Tabel II.5 Jumlah Sarana Angkutan Darat Menurut Kecamatan tahun 2014
Kecamatan Bus Minibu Truk Mikrole Motor Geroba
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Bonegunu 3 - 7 - 105 -
Kambowa 1 4 13 - 83 -
Wakorumba - 3 8 6 521 -
Kulisusu 8 7 27 3 1 350 -
Kulisusu Barat - 5 6 2 175 -
Kulisusu Utara - 6 6 5 193 2
Buton Utara 12 25 67 16 2 427 2

c. Angkutan laut
Sebagian Wilayah Kabupaten Buton Utara adalah merupakan kepulauan. Karena itu
diperlukan sarana angkutan laut sebagai alat transportasi dari daerah yang satu ke
daerah yang lain.

900 810
800
700
600
500
400 290 270
300 239
200 88
100 23 2 12 0 7 41 0 26 7 23 1 21 1
0

Kapal Motor Di bawah 7 GT Kapal Motor Di atas 7 GT

Perahu Tak Bermotor

Gambar 2.2 Jumlah Sarana Angkutan Laut Menurut Kecamatan tahun 2015

Eksekutif Summary II-5


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Tabel II.6 Jumlah Sarana Angkutan Laut Menurut Kecamatan tahun 2015

Kapal Motor
Kapal Motor Perahu Tak
Kecamatan Di bawah 7
Di atas 7 GT Bermotor
GT
Motorbo Non
Motorboat
Sub districts at upper motorized
lower 7 GT
7 GT Motor
(1) (2) (3) (4)
100. Bonegunu 23 2 239
101. Kambowa 12 - 7
110. Wakorumba 41 - 290
120. Kulisusu 26 7 810
121. Kulisusu Barat 23 1 88
122. Kulisusu Utara 21 1 270
Kabupaten Buton 14 11 1.704
Utara 6

2.5 Pengembangan Ekonomi


Sistem Pemerintahan Otonomi Pemerintahan Daerah adalah mandiri dalam
menjalankan urusan rumah tangganya. Pemerintahan Daerah memerlukan alat-alat
perlengkapannya sendiri sebagai pegawai/pejabat-pejabat daerah dan bukan
pegawai/pejabat pusat. Memberikan wewenang untuk menyelenggarakan rumah
tangga sendiri berarti pula membiarkan bagi daerah untuk berinisiatif sendiri dan
untuk merelisir itu, daerah memerlukan sumber keuangan sendiridan pendapatn-
pendapatan yang diperoleh dari sumber keuangan sendiri memerlukan pengaturan
yang tegas agar dikemudian hari tidak terjadi perselisihan antara pusat dan daerah
mengenai hal-hal tersebut diatas.
a. Keuangan Pemerintah Daerah.
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan dan rutin dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Buton Utara terdiri dari bagian sisa lebih perhitungan
anggaran tahun yang lalu, bagian pendapatan asli daerah sendiri, dana perimbangan
dan dana lain- lain dari pendapatan yang sah. Secara makro rencana dan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja daerah tampak meningkat setiap tahunnya.

Eksekutif Summary II-6


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Pembangunan suatu wilayah secara spasial tidak selalu berlangsung sistematik,


beberapa daerah mencapai pertumbuhan dengan cepat, sementara daerah yang lainnya
mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah tersebut tidak mengalami
pertumbuhan atau kemajuan yang sama oleh karena kurangnya sumber-sumber yang
dimiliki, adanya kecenderungan penanam modal (investor) memilih daerah perkotaan
atau daerah yang telah memiliki fasilitas seperti prasarana perhubungan, listrik,
jaringan telekomunikasi, perbankan, asuransi dan tenaga kerja.

Tabel II.7 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Buton Utara Menurut


Jenis Pendapatan (ribu rupiah) tahun 2014-2015

Jenis Pendapatan 2014 201


5
(1) (4) (5)
Pendapatan Asli
11.032.612,74 15.256.538,52
Daerah
Pajak Daerah 1.874.487,19 2.593.392,92
Retribusi Daerah 1.280.549,05 1.862.165,72
Hasil Perusahaan Milik
Daerah dan Pengelolaan
2.035.458,68 2.896.078,56
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan

Lain-lain PAD yang Sah 5.842.117,82 7.904.901,31


Dana Perimbangan 449.731.006 477.805.470,65
Bagi Hasil Pajak 7.553.906,13 7.655.169,85

Bagi Hasil Bukan


10.764.703,68 13.160.631,80
Pajak/Sumber Daya Alam

Dana Alokasi Umum 366.551.466,00 379.995.219,00


Dana Alokasi Khusus 64.860.930,00 76.994.450,00
Lain-lain Pendapatan
37.383.216,17 72.216.575,20
yang Sah
Pendapatan Hibah 0,00 0,00

Dana Darurat 0,00 0,00

Eksekutif Summary II-7


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

Jenis Pendapatan 2014 201


5
Dana Bagi Hasil Pajak
dari 7.288.601,96 6.832.771,52
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian
18.566.585,00 63.249.266,00
dan Otonomi Daerah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat kabupaten


menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah)
pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDRB pada penyajian ini digunakan
pendekatan sektoral yang menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut
sumber kegiatan ekonomi (sektoral). Dalam struktur perekonomian Buton Utara, sektor
pertanian masih merupakan sektor yang mempunyai peran terbesar terhadap PDRB
atas dasar harga berlaku.
14,00
11,65
12,00 10,63
9,54 8,78 8,83 9,51
10,00 7,50 6,88

8,00 6,26 4,04

6,00 (2)(3)(4)(5)(6)20112012201320142015

4,00
Buton Utara
Sulawesi Tenggara
2,00

Gambar 2.6
0,00 Laju Pertumbuhan PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha tahun

2011-2015
2.6 Rencana Tata Ruang
Buton Utara Buton Utara ialah untuk mewujudkan wilayah
Tujuan penataan ruang di Kabupaten
kabupaten yang maju, mandiri, dan sejahtera dengan didukung oleh sektor pertanian,
kehutanan, pertambangan, perikanan dan kelautan serta pariwisata menuju
pembangunan yang berkelanjutan. Adapun untuk merealisasikan tujuan penataan
tersebut, ditetapkanlah kebijakan penataan ruang yang terdiri atas:

Eksekutif Summary II-8


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

 Pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan dengan


membentuk pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan desa secara hirarki
 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana permukiman,
transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang dapat mendukung
peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat.
 Pengembangan kawasan pertanian yang produktif melalui sistem agropolitan yang
ramah lingkungan untuk meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan
masyarakat.
 Pemantapan fungsi hutan
 Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan
 Pengembangan potensi kelautan dan perikanan
 Pengembangan kawasan pariwisata yang ramah lingkungan
 Pengelolaan wilayah yang memperhatikan daya dukung lingkungan, daya tampung
kawasan, dan aspek konservasi sumberdaya alam serta mitigasi bencana; dan
 Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Tujuan penataan ruang diimplemenasikan dengan membuat rencana struktur


ruang wilayah dan rencana pola ruang wilayah. Rencana struktur ruang wilayah antara
lain terdiri dari pusat-pusat kegiatan, sistem jaringan prasarana utara, sistem jaringan
prasarana lainnya. Kecamatan Wakorumba Utara lebih tepatnya di Labuan berfungsi
sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) dan pusat pelayanan lingkungan (PPL).
Pada RTRW Kabupaten Buton Utara, Terminal Labuan Bajo ditetapkan sebagai
terminal penumpang tipe C. Berikut ini merupakan jaringan prasarana lalu lintas
meliputi:
 Terminal penumpang tipe B yaitu terminal Eelahaji di Kecamatan Kalisusu
 Terminal penumpang tipe C eksisting yaitu Terminal Eelahaji, Terminal Labuan
Bajo, dan Terminal Waode Buri
 Rencana terminal penumpang tipe C yaitu Terminal Ronta, Terminal Lemo,
Terminal Mata, Terminal Ngapaea, dan Terminal Labuan.

Eksekutif Summary II-9


Penyusunan Master Plan Terminal Tipe B Kabupaten Buton Utara

 Rencana terminal barang di Lasora Kecamatan Kalisusu


 Rencana jembatan timbang terdapat di Labuan Bajo, Kecamatan Wakorumba Utara
dan Mata di Kecamatan Kambowa
 Rencana unit pengujian kendaraan bermotor terdapat di Kecamatan Kalisusu

Adapun untuk jaringan layanan lalu lintas terdiri dari trayek angkutan penumpang dan
trayek angkutan barang sebagai berikut.
 Trayek angkutan penumpang antar kabupaten kota dalam provinsi eksisting
meliputi trayek-trayek yang menghubungkan Kota Baubau-Mata- Eesumala - Ronta
- Terminal Eelahaji, Labuan Bajo - Maligano (Kabupaten Muna) - Ronta - Terminal
Eelahaji, Terminal Waode Buri - Terminal Eelahaji, Terminal Waode Burl - Labuan
Bajo, Maligano (Kabupaten Muna) - Ronta - Terminal
Eelahaji, Labuan Bajo - Terminal Waode Burl - Terminal Eelahaji, dan trayek
Labuan - Maligano (Kabupaten Muna) – Pure (Kabupaten Muna)- Todanga
(Kabupaten Buton) – Wakangka (Kabupaten Buton) - Kota Baubau;
 Rencana trayek angkutan penumpang antar kabupaten kota dalam provinsi
meliputi trayek Terminal Eelahaji - Pasarwajo (Kabupaten Buton), Terminal
Eelahaji-Kota Kendari, dan Labuan Bajo- Kota Baubau; dan
 Trayek angkutan perkotaan eksisting meliputi trayek Terminal Eelahaji - Waode
Burl, Terminal Eelahaji - Lemo, dan Terminal Eelahaji - Ronta.
 Trayek angkutan barang meliputi trayek Kota Baubau - Buranga, Kota Kendari -
Buranga, Pasarwajo (Kabupaten Buton) - Buranga, WangiWangi (Kabupaten
Wakatobi)- Buranga, dan Raha (Kabupaten Muna) - Buranga.

Eksekutif Summary II-10

Anda mungkin juga menyukai