Makalah - Sosio - Antropologi Ririn
Makalah - Sosio - Antropologi Ririn
Disusun oleh:
Ririn Noa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan secara umum?
2. Apa saja unsur kebudayaan itu?
3. Apa fungsi kebudayaan?
4. Apa saja sifat hakikat kebudayaan?
5. Apa itu kepribadian dan kebudayaan?
6. Apakah gerak kebudayaan itu?
7. Bagaimana cara membangun budaya di sekolah?
8. Bagaimana cara membangun budaya di masyarakat?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian kebudayaan secara umum
2. Mengetahui unsur kebudayaan
3. Mengetahui fungsi kebudayaan
4. Mengetahui sifat hakikat kebudayaan
5. Mengetahui kepribadian dan kebudayaan
6. Mengetahui gerak kebudayaan
7. Mengetahui cara membangun budaya di sekolah
8. Mengetahui cara membangun budaya di masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Budaya
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan
soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak
mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Kebudayaan
sebenarnya secara khusus dan lebih teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri deri segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup
cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. Seorang
yang meneliti suatu kebudayaan tertentu akan sangat tertarik oleh
obyek-obyek kebudayaan seperti rumah, sandang, jembatan, alat-alat
komunikasi dan sebagainya.
2. Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau mayarakat terdiri dari unsur-unsur
besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu
kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Menurut Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah
seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi :
MASYARAKAT KEBUDAYAAN
INDIVIDU
DAN
PERILAKUNYA
KEPRIBADIAN
Gambar diagram 1
6. Gerak Kebudayaan
Seorang sosiolog dalam mempelajari kebudayaan sebagai hasil
masyarakat, tidak akan membatasi diri pada struktur kebudayaan tersebut,
yaitu unsur-unsurnya yang statis, akan tetapi perhatiannya juga dicurahkan
pada gerak kebudayaan tersebut. Dalam uraian-uraian sebelumnya telah
diterangkan bahwa tak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan
mempunyai dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah
gerak manusia gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab dia
mengadakan hubunan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena
terjadinya hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
Perihal gerak tersebut, akan diuraikan dalam satu bab tersendiri tentang
proses-proses sosial. Di sisi, hanya akan disinggung garis besar akulturasi
saja.
Akulturasi terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan yang tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan
asing itu dengan lambat-laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan manusia telah terjadi dalam
masa-masa yang silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga
dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi
hubungan-hubungan, mungkin, dalam lapangan perdagangan,
pemerintahan dan sebagainya. Pada saat itulah unsur masing-masing
kebudayaan saling menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala,
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah
yang menyangkut proses tadi adalah :
1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima
adalah :
a. Unsur kebudayaan kebendaan seperti alat-peralatan yang terutama
sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menerimanya. Sebagai contoh adalah alat tulis-
menulis yang banyak dipergunakan orang indonesia yang diambil dari
unsur-unsur kebudayaan Barat.
b. Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalya radio
transistor yang banyak membawa kegunaa terutama sebagai alat mass-
media.
c. Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan
masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin
penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis
yang sederhana, dapat digunakan untuk memperlengkapi pabrik-pabrik
penggilingan.
2. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima,
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat
adalah misalnya :
a. Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah
hidup dan lain-lain
b. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
Contoh yang paling mudah adalah sol makanan pokok suatu
masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat
Indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lain.
3. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang
baru,
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu
yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui
proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang
kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal ini disebabkan oleh karena
norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai
(sudah internalized) sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma
yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut.
Sebaliknya belum menetapnya unsur-unsur atau norma-norma tradisional
dalam jiwa generasi muda, menyebabkan bahwa mereka lebih mudah
menerima unsur-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah
kehidupan mereka.
4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi
tersebut.
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok
individu-individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan
dalam masyarakat dianggap oleh golongan tersebut sebagai keadaan krisis
yang membahayakan keutuhan masyarakat. Apabila mereka merupakan
golongan yang kuat, maka mungkin proses perubahan dapat ditahannya.
Sebaliknya bila mereka berada di pihak yang lemah, maka mereka hanya
akan dapat menunjukkan sikap yang tidak puas.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik, dapat menghasilkan
integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur
kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing
tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi sebagai
unsur-unsur kebudayaan sendiri. Unsur-unsur asing yang diterima,
tentunya lebih terdahulu mengalami proses pengolahan, sehingga
bentuknya tidaklah asli lagi sebagai semula. Sebagai misal, sistem
pendidikan di Indonesia, untuk sebagian besar diambil dari unsur-unsur
kebudayaan Barat. Akan tetapi sudah disesuaikan serta diolah sedemikian
rupa, sehingga merupakan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Namun tidak
mustail timbul kegoncangan kebudayaan (cultural shock), sebagai akiabt
masalah-masalah yang dijumpai dalam proses akulturasi. Kegoncangan
kebudayaan terjadi, apabila warga masyarakat mengalami disorientasi dan
frustasi, di mana muncul perbedaan yang tajam antara cita-cita dengan
kenyataan yang disertai dengan terjadinya perpecahan-perpecahan di
dalam masyarakat tersebut.
1. Bernilai Strategis
Budaya yang dapat berimbas dalam kehidupan
sekolah secara dinamis. Misalnya memberi peluang pada
warga sekolah untuk bekerja secara efisien, disiplin dan
tertib. Kultur sekolah merupakan milik kolektif bukan milik
perorangan, sehingga sekolah dapat dikembangkan dan
dilakukan oleh semua warga sekolah.
2. Memiliki Daya Ungkit
3. Berpeluang Sukses
9. Ringkasan
1. Masalah kebudayaan juga diperhatikan dalam sosiologi, karena
kebudayaan dan masyarakat manusia merupakan dwitunggal yang tidak
terpisahkan. Pembedanya hanya untuk kepentingan ilmiah dan analisis.
2. Istilah kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Culture berasal
dari kata Latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan.
3. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cita-cita masyarakat.
4. Adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culturals-
universals menurut C. Kluckhohn :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
g. Religi
Cultural universals menurut Ralph Linton :
a. Cultural-activity
b. Trait-complex
c. Traits
d. Items
5. Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri terhadap
alam, megatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah dari segenap
perasaan manusia.
6. Setiap kebudayaan mempunyai sifat-sifat hakikat sebagai berikut :
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu
generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi
yang bersangkutan.
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-
lakunya
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang
dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
7. Pembentukan kepribadian individu dipengaruhi oleh faktor-faktor
kebudayaan, organisme biologis, lingkungan alam dan lingkungan sosial
individu tersebut.
8. Tak ada kebudayaan yang statis. Setiap keudayaan mempunyai dinamika.
Gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan.
9. Akulturasi merupakan proses di mana suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyababkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Akulturasi merupakan salah satu contoh gerak
kebudayaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah
untuk bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang
partisipasi seluruh warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru,
dan memberikan kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah
yang semuanya ini bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya
sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim yang mendorong semua
warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana belajar dan belajar
bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah menyenangkan
dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan.Belajar yang muncul
dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation, bukan karena tekanan dari
luar dalam segala bentuknya. Akan tumbuh suatu semangat di kalangan
warga sekolah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu yang memiliki
nilai-nilai kebaikan.