SIDANG SENIN Finish
SIDANG SENIN Finish
TAHUN 2020-2021)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
2016420072
PROGRAM SARJANA
FAKULTAS EKONOMI
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
Spesialisasi Auditor terhadap Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2020-2021”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril
3. Ibu Dr. Atik Isniawati S.E, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi,
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada yang
dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan
kepada semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................9
2.6 Profitabilitas.................................................................................................28
3.2.4 Profitabilitas.................................................................................................46
BAB V....................................................................................................................73
5.1 Simpulan.......................................................................................................73
5.2 Saran.............................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 3.........................................................................................................................13
Tabel 3. 1.........................................................................................................................48
Gambar 2. 1....................................................................................................................42
Gambar 2. 2....................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
Audit delay juga disebut dengan istilah audit report lag Ashton dkk.
(1987), Johnson (1998), Cohen dan Leventis (2012). Audit delay merupakan
lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku
tentang waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam
keseluruhan dalam publikasi laporan tahunan mereka(Khoufi & Khoufi, 2018). Satu-
satunya sumber utama informasi yang dapat dipercaya oleh investor adalah
tekanan pada auditor eksternal untuk menerbitkan laporan audit tanpa penundaan
yang tidak semestinya. Laporan keuangan yang telah diaudit dipandang dapat
Evans, 2017). Auditor sangat diharapkan agar pada saat menyampaikan laporan
keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat serta menjamin kerahasiaan
9
10
informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan tidak bocor kepada pihak
publikasi akibat audit delay yang lama akan menimbulkan reaksi negatif pasar.
pelaporan keuangan secara tidak langsung diartikan oleh investor sebagai pertanda
buruk perusahaan.
pada peraturan No. I-E mengenai kewajiban penyampaian Informasi, setiap entitas
berkala kepada BEI. Setiap emiten atau perusahaan publik memiliki waktu hingga
selambat-lambatnya empat bulan atau 120 hari setelah tanggal tutup buku untuk
keuangan dengan tidak tepat waktu seakan menjadi trend dikalangan emiten
(Adhika Wijasari & Ary Wirajaya, 2021). Dilansir dari www.idx.co.id tercatat
Tabel 1. 1
Jumlah Perusahaan Manufactur yang terlambat menyampaikan laporan Keuangan
Auditan 2018 - 2022
Periode 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah 2 9 15 20 9
No. I-H tentang sanksi, bursa telah memberikan peringatan tertulis III dan denda
sebesar Rp 150 juta kepada perusahaan ercatat yang tidak memenuhi kewajiban
penyampaian laporan keuangan interim yang berakhir per tanggal 31 Maret secara
Tabel 1. 2
Perusahaan yang mengalami kerugian tahun 2021
N KODE NAMA JUMLAH
O
1 JSKY PT Sky Energy Indonesia Tbk Rp. 71.567.570.708
2 TDPM PT Tridomain Performance Materials Rp.
Tbk 1.267.351.297.515
3 KPAS PT Cottonindo Ariesta Tbk Rp. 29.682.799.754
4 PURE PT Trinitan Metals and Minerals Tbk Rp. 69.254.566.048
5 AKKU PT Anugerah Kagum Karya Utama Rp. 121.902.768.095
Tbk
Sumber : www.idx.co.id data diolah penulis
tingkat akurasi laporan keuangan dan relevansi informasi yang ada akan semakin
menunjukkan jasa kantor akuntan publik yang memiliki nama atau reputasi yang
baik. Umumnya KAP besar memiliki sumber daya yang lebih baik dan lebih
banyak serta didukung dengan sistem yang lebih canggih sehingga laporan
auditan yang dihasilkan lebih akurat (Handoyo & Maulana, 2019). Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang memiliki reputasi yang baik seperti KAP big four, yang
merupakan KAP yang memiliki tingkat reputasi yang baik. Auditor yang memiliki
reputasi yang baik cenderung dalam mengaudit laporan keuangan dengan cepat
yang baik cederung memiliki tingkat profesionalitas yang tinggi. (Prastiwi at,al
2018).
Reputasi auditor bisa dijadikan salah satu penyebab terjadinya audit delay.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh (Ginting & Hidayat, 2019)dan (Rusmin &
pada audit delay. Auditor yang berasal dari big four cenderung melakukan
pekerjaaan audit secara signifikan lebih cepat daripada rekan non-big four.
kecilnya perusahaan Annisa & Rutrh (2020) . Hasil penelitian yang dilakukan
dapat melakukan proses audit dengan lebih cepat. Temuan Prasetyo et al. (2021)
eksternal yang lebih tinggi untuk segera mengumumkan laporan audit. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka audit delay semakin
Hasil penelitian dari (Khoufi & Khoufi, 2018) menemukan bahwa ukuran
terdaftar di Prancis dan hasil penelitian dari (Ginting & Hidayat, 2019)
pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini,
apakah sudah bekerja secara efektif atau tidak. Penelitian (Ginting & Hidayat,
auditornya untuk mengaudit lebih lambat dari yang seharusnya, dan akibatnya
Tabel 1. 3
Daftar perusahaan yang mengalami penurunan laba pada tahun 2021 dan kuartal 1
2022
N KODE NAMA PERSENTASE (%)
O
1 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 33,21%
2 CMNT PT Cemindo Gemilang Tbk 59%
3 MYOR Mayora Indah Tbk 55,67%
4 AGRO PT Bank Raya Indonesia Tbk 41,34%
5 BACA PT Bank Capital Indonesia Tbk 43,36%
Sumber : www.idx.co.id data diolah penulis
penurunan laba yang cukup besar dapat diindikasikan bahwa hal tersebut bisa
menjadi salah satu faktor adanya audit delay karena perusahaan yang memperoleh
dan mengandung kabar baik serta diharuskan untuk mempublikasikan kabar baik
tersebut sesegera mungkin kepada publik dan sebaliknya (Putri et al. 2021).
Abdillah et al. 2019, Maulana dan Handoyono, 2020. Namun dalam penelitian
(Bahri & Amnia, 2020) dan (Ginting & Hidayat 2019) mengatakan bahwa
perusahaan klien, termasuk peraturan yang berlaku spesifik pada industri tersebut.
audit. Semakin rendahnya spesialisasi maka akan semakin banyak waktu yang
perusahaan yang terdaftar di kanada penelitian yang sama juga dilakukan oleh
(Pradipta & Zalukhu, 2020) dan menemukan hasil bahwa spesialisasi auditor
kekhawatiran stakeholder
adalah:
delay.
delay
18
delay.
audit delay.
1. Bagi Akademik
manajemen laba.
2. Bagi penulis
Jakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
(1973). Menurutnya teori ini melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti
manajemen yang berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak
luar seperti investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal
tersebut. Tahun 1977 teori ini dikembangkan kembali oleh Ross, pihak
Wiratmaja, 2018).
waktu, maka itu merupakan good news sehingga dapat meningkatkan harga
waktu penyajian laporan keuangan kepada publik yang menjadi sinyal dari
perusahaan memiliki bad news. Bad news dianggap sebagai sinyal negatif
hak untuk mendikte perilaku maka hukum tersebut dipatuhi (Widyastuti &
Astika, 2017).
tersebut berhubungan dengan apa yang sebagian orang anggap sebagai moral
Audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan oleh auditor untuk
sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Semakin lama
semakin lama juga audit delay. Namun sebaliknya jika semakin pendek
proses audit, maka akan semakin pendek periode audit delay (Pradipta &
Zalukhu, 2020).
akuntan dalam rangka audit dan disampaikan kepada Bapepam paling lambat
perusahaan.
Pada pasal 7 ayat (1) disampaikan bahwa emiten atau perusahaan publik
wajib menyampaikan laporan tahunan kepada OJK paling lambat pada akhir
bulan keempat (120 hari) setelah tahun buku berakhir. Pada peraturan
pembatalan pendaftaran.
audit report lag Ashton dkk. (1987), Johnson (1998) yang didefinisikan
diterbitkannya laporan audit. Menurut (Dyer & Mchugh, 1975) Munzir (2021),
c. Total lag, adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan
delay atau audit report lag adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh
seorang auditor untuk menyelesaikan proses auditnya mulai dari tahun tutup
tercantum dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit (Bahri &
Amnia 2020).
kepercayaan public dan menjaga nama baik auditor sendiri serta KAP tempat
kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki
dari KAP besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional
dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi yang baik seperti
halnya KAP big four cenderung melakukan pekerjaan audit dengan baik
Young.
Touche Tohmatsu.
Waterhouse Coopers.
adalah kepercayaan publik yang dipegang oleh auditor (KAP) atas nama
besar yang dimilikinya. Reputasi auditor dibagi menjadi dua kelompok besar
yaitu KAP Big Four dan Non Big Four. Variabel reputasi auditor diukur
Four akan diberi skor 1, sedangkan perusahaan yang diaudit selain Big Four
Reputasi auditor dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu KAP Big Four
dan Non Big Four. Variabel reputasi auditor diukur dengan menggunakan
variabel dummy. Perusahaan yang diaudit oleh Big Four akan diberi skor 1,
sedangkan perusahaan yang diaudit selain Big Four akan diberi skor 0
pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja dan
aset sebagai proksi. Artinya semakin besar aset perusahaan maka audit delay
keuangan untuk membayar biaya audit yang lebih besar agar mendapatkan
layanan audit yang lebih cepat. Ketiga, perusahaan berskala besar cenderung
bisnis.
mengurangi audit delay, karena perusahaan tersebut diawasi secara ketat oleh
Pengukuran total aset dalam penelitian ini dilihat dari total aset perusahaan.
total aset yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural. Ukuran
28
log natural, jumlah aset dengan nilai ratusan miliar bahkan triliun akan
sesungguhnya.
Keterangan :
Ln = Log Natural
2.6 Profitabilitas
rendah kemungkinan besar akan terkena dampak buruk dari reaksi pasar dan
maupun investasi. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah sudah bekerja
secara efektif atau tidak. Rasio ini juga sering disebut sebagai salah satu alat
tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah yang
seperti aset perusahaan (Bahri & Amnia 2020). Profitabilitas diukur dengan
Keterangan :
sesuatu dengan lebih cermat dan teliti dibandingkan orang yang tidak
Budiantoro, 2019).
pihak ketiga yaitu auditor independen. Maka dari itu, dibutuhkan auditor yang
audit dan kualitas laporan keuangan (Yeanne Colson Tani et al., 2022).
menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat (Fitriani, 2019; Pradipta & Zalukhu,
2020).
Jumlah Klien KAP dalam Industri Jumlah Aset Klien KAP dalam industri
SPESIFIKASI =
Jumlah Seluruh Emiten dalam Industri Jumlah Aset Seluruh Emiten dalam Industri
jumlah SPEC sama atau lebih besar dari 30 persen, menurut penelitian
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti/ Tahun/ Variabel yang
No Hasil Penelitian
Judul Penelitian Diteliti
1. Abdillah, Muhammad X1 : komite audit Hasil penelitian
Rifqi, Agus Widodo X2 : kondisi keuangan menunjukkan bahwa
Mardijuwono and X3 : kompleksitas secara parsial variabel
Habiburrochman akuntansi efektivitas dan
Habiburrochman, 2019 , X4 : profitabilitas profitabilitas komite
33
profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap
audit delay dengan
nilai signifikansi
0,098. Variabel opini
audit tidak
berpengaruh terhadap
audit delay dengan
nilai signifikan sebesar
0,313.
7. Handoyo, Sigit& Erza X1 : Profitability Berdasarkan hasil
Diandra Maulana ( 2019) (ROA) analisis, Profitabilitas,
Determinants of Audit X2 : Auditor opinion Opini Auditor, dan
Report Lag of Financial X3 : Auditor Reputasi Perusahaan
Statements in Banking Switching berpengaruh negatif
Sector X4 : Complexity signifikan terhadap
X5 : Firm Reputation Audit delay. Kemudian
X5 : Board of Size of Auditor Switching,
Director Complexity, dan Board
Y : Audit Report Lag of Size of Director
berpengaruh signifikan
positif terhadap Audit
delay.
8. Putri, Arie Pratania et al X1 : Profitness with Hasil penelitian ini
2021, an influential ROA menunjukkan bahwa
Influence Profitability, X2 : Profitness with profitabilitas dengan
Solvency, Quality ROE (Return On tolok ukur ROA
Auditor and Audit Equity) (Return On Assets),
Tenure against Audit X3 : solvencys profitabilitas dengan
Delay in Sub-Sector X4 : Auditor quality tolok ukur ROE
Manufacturing X5 : Audit tenure (Return On Equity),
Companies Metals Y : Audit delay solvabilitas dengan
Listed on the Indonesia tolok ukur DER (Debt
Stock Exchange to Equity Ratio),
kualitas auditor dan
masa audit memiliki
pengaruh. efek negatif
pada audit delay.
9. Prasetyo, Indra et al. X1: Firm’s Size Hasil pengujian regresi
2021, X2 : Leverage multi linier tersebut
WHAT AFFECTS X3 : Public menunjukkan bahwa
AUDIT DELAY IN Accountant Size audit delay tidak
INDONESIA Y : Audit Delay dipengaruhi secara
signifikan oleh
Leverage, Ukuran
Perusahaan dan
36
Ukuran Akuntan
Publik, sedangkan
Pengungkit dan
Ukuran Perusahaan
memiliki pengaruh
yang kecil terhadap
audit delay
10. Praptika & Rasmini, X1 : Audit Tenure Hasil penelitian yang
2018, X2 :Pergantian dilakukan
Pengaruh Audit Auditor menunjukkan
Tenure, Pergantian X3 :Financial pergantian auditor dan
Auditor, dan Financial Distresss financial distress
Distresss terhadap Audit berpengaruh positif
Delay. Y : Audit Delay terhadap audit delay.
Sedangkan variabel
audit tenure
berpengaruh negative
terhadap audit delay
11. Pradnyaniti & Suardikha, X1 : Audit tenure Hasil penelitian yang
2019 X2 : Audit switching dilakukan menunjukan
Pengaruh Audit Tenure Audit tenure
dan Auditor Switching Y : Audit Delay berpengaruh negatif
Pada Audit Delay M : Financial pada audit delay,
Dengan Financial Distress Auditor switching tidak
Distress Sebagai berpengaruh pada
Variabel Pemoderasi audit delay, Financial
distress memperlemah
pengaruh audit tenure
pada audit delay
Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP big four dan KAP non
the big four. KAP big four dianggap memiliki reputasi yang lebih baik
Hal tersebut juga didasarkan pada ukuran dan reputasi KAP tersebut
terhadap audit delay delay. Hal ini disebabkan karena KAP yang masuk
big four dengan yang non big four memiliki karakteristik yang berbeda.
KAP yang masuk big four akan bekerja lebih profesional dari pada yang
non big four. KAP yang masuk big four biasanya memiliki auditor yang
laporan auditan yang mereka buat akan jauh lebih efektif dan efisien. Hal
ini terjadi karena KAP tersebut berusaha untuk menjaga reputasi mereka.
delay.
pengawas modal. Oleh karena itu, terdapat tekanan eksternal yang lebih
& Amnia, 2020). Semakin besar ukuran perusahaan, semakin pendek audit
delay-nya.
kemungkinan besar akan terkena dampak buruk dari reaksi pasar dan
ini didukung oleh penelitian (Handoyono & Maulana 2019) dan Alfiani
yang dimiliki oleh spesialisasi industri auditor menjadi hal penting yang
delay
audit yang dihitung dari tanggal tutup buku perusahaan hingga tanggal yang
tertera dalam laporan audit independen, yang disebut dengan audit delay.
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Teori Keagenan
Reputasi Auditor
Audit Tenure
Spesialisasi Auditor
43
Uji T
kesimpulan
Dari kerangka pemikiran diatas maka dijelaskan bahwa data diambil dari BEI
yang digunakan adalah audit delay sebagai variable dependen dan variable
berganda.
Gambar 2. 2
Model Konseptual
44
Reputasi Auditor
X1
Ukuran
Perusahaan
X2
Audit Delay
Y
Profitabilitas
X3
Spesialisasi Auditor
X4
X1 : Reputasi Auditor
X2 : Ukuran Perusahaan
X3 : Profitabilitas
X4 : Spesialisasi Auditor
Y : Audit Delay
variable audit delay sebagai variable “Y” dan variable reputasi auditor “X1” ,
METODE PENELITIAN
tahun 2020-2021.
Penelitian ini menggunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah audit delay, sedangkan variabel
spesialisasi auditor.
45
46
oleh auditor (KAP) atas nama besar yang dimilikinya. Reputasi auditor
dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu KAP Big Four dan Non Big Four.
Perusahaan yang diaudit oleh Big Four akan diberi skor 1, sedangkan
perusahaan yang diaudit selain Big Four akan diberi skor 0 (Abdillah, et al.
2019)
Aset dengan tujuan agar mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Dengan
menggunakan log natural, jumlah aset dengan nilai ratusan miliar bahkan
triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari jumlah aset yang
sesungguhnya.
Keterangan :
Ln = Log Natural
47
3.2.4 Profitabilitas
seperti aset perusahaan (Bahri & Amnia 2020). Profitabilitas diukur dengan
Keterangan :
industri (Maletta dan Wright, 1996; Owhoso, 2002). Auditor spesialis diukur
Jumlah Klien KAP dalam Industri Rerata Aset Klien KAP dalam
SPESIFIKASI =
Jumlah Seluruh Emiten dalam Industri Rerata Aset Seluruh Emiten dalam Industri
jumlah SPEC sama atau lebih besar dari 30 persen, menurut penelitian Abdillah et
al. (2019).
Tabel 3. 1
Definisi Operasional Variabel
Ln (Total Aset)”
yaitu jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama
perusahaan yang menjadi objek penelitian serta data lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari web
tertulis dari peristiwa di masa lalu objek penelitian. Data diperoleh dengan
dibutuhkan dalam penelitian. Sehingga, data yang diperoleh dari IDX yang
melihat gambaran umum dan deskripsi objek maupun data yang nantinya
nilai minimum, sum, dan range (Ghozali, 2018). Mean adalah nilai rata
rata dari setiap variabel penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian.
Minimum adalah nilai paling rendah dari setiap variabel dalam suatu
penelitian. Maksimum adalah nilai paling tinggi dari setiap variabel dalam
variasi dari data-data yang digunakan terhadap nilai rata-rata untuk setiap
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
tolerance di atas 0,1 (> 0,1) dan variance inflation factor (VIF) ≤ 10,
dilihat dari:
c. Uji Autokorelasi
sebagai berikut:
2) Ada autokorelasi (r ≠ 0)
Durbin-Watson.
Tabel 3. 2
Pengambilan Keputusan Durbin-Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl <dw <du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < dw < 4
Tidak ada korelasi negative No Decision 4 – du <dw < 4 < dl
Tidak ada autokolerasi positif
Tidak Ditolak du < dw < 4 – du
atau negative
Sumber: (Ghozali, 2018)
d. Uji Heteroskedastisitas
2018).
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
2018).
b. Uji F
yaitu:
1). Jika F hitung > F tabel, atau p value < α = 0,05, maka Ho tidak
digunakan fit.
2). Jika F hitung < F tabel, atau p value > α = 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha tidak diterima, yang artinya model yang digunakan tidak fit.
c. Uji t
1) Hipotesis Positif
a) Ho tidak dapat ditolak jika t hitung > t tabel, atau p value < =
b) Ho ditolak jika t hitung < t tabel, atau p value > α = 0,05, yang
2) Hipotesis Negatif
55
variabel dependen.
Keterangan:
AD = Audit Delay
B3 = Koefisien Profitabilitas
RA = Reputasi Auditor
PR = Profitabilitas
SA = Spesialisasi Auditor
α = Konstanta
e = Error
56
BAB IV
sampel dengan kriteria tertentu sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
2020-2021.
2021 yang disajikan dalam mata uang dolar harus dikonversikan kedalam
Tabel 4.1
Berdasarkan hasil statistik deskriptif diketahui data hasil penelitian ini dibatasi
hanya untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2020-2020. Total sampel yang
diolah dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 perusahaan dengan jumlah 300
variabel yang dilihat dari banyaknya observasi, nilai minimum, nilai maksimum, mean,
dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 25 hasil data
Berdasarkan table 4.3 hasil analisis statistic deskriptif diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. (Definisi Variabel Y). Berdasarkan tabel statistik deskriptif, skor tertinggi adalah
207, skor terendah 33, mean 97.0600 dan standar deviasi 29.61057.
adalah 0.60, skor terendah -1.05, mean 0.0196 dan standar deviasi 0.12619.
adalah 29.71, skor terendah 18.17, mean 21.6535 dan standar deviasi 1.95541.
62
Ghozali (2017) analisis regresi linear berganda adalah teknik statistika untuk
membuat model dan menyelidiki pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas
linear berganda dengan SPSS digunakan untuk mengukur hubungan antara beberapa
variabel atau bahkan suatu model intraksi diantara varaibel independen dengan dependen
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut: Y = a + B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + e
63
Keterangan :
Y : Audit Delay
a : Konstanta
X1 : Profitabilitas
X2 : Ukuran Perusahaan
X3 : Ukuran KAP
X4 : Spesialisasi Auditor
Uji normalitas residual data dilakukan untuk melihat nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiiki nilai residual yang
terdistribusi normal. Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
normal atau tidak dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila data hasil perhitungan
b) Jika signifikan < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0,055.
Hal tersebut menunjukan bahwa data penelitian ini berdistribusikan normal karena
signifikan > 0,05 berdasarkan data di atas maka dapat di artikan bahwa data penelitian ini
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
65
autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW
test).
jumlah sampel 150 (n), dan jumlah variabel independen 4 (k=4), maka di tabel Durbin
Watson akan didapat nilai du sebesar 1.7781. Karena nilai DW 2.060 lebih besar dari
batas atas (du) 1.7781 dan kurang dari 4 - 1.7781 (2.2219), maka dapat disimpulkan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas dalam
66
penelitian ini dilihat dari nilai variance inflaction factor (VIF). VIF < 10, maka tidak
terjadi multikolinearitas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas dari penelitian ini:
memiliki nilai variance inflaction factor (VIF) < 10 yang artinya tidak terjadi
terdapat heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastitas
yaitu signifikan > 0,05. Berikut hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glesjer:
67
Berdasarkan tabel dapat dilihat hasil analisis output semua signifikan > 0.05,
berdasarkan data di atas maka dapat di artikan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas.
Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan, maka penguji statistik model regresi
dilakukan untuk dapat melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.6.1 Uji t
dengan t-tabel dengan tingkat signifikasi 0,05. Hasil dari uji t penelitian ini
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel uji t, maka hasil hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji hipotesis pertama digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
diuji:
peroleh thitung X1 sebesar 0.196 dimana ttabel diperoleh nilai sebesar 1.97646.
Berdasarkan data tersebut thitung < ttabel. Nilai signifikasi variabel profitabilitas
(X1) sebesar 0.225, artinya nilai signifikasi lebih besar dari nilai probabilitas
Uji hipotesis pertama digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
yang diuji:
peroleh thitung X2 sebesar 1.480 dimana ttabel diperoleh nilai sebesar 1.97646.
Berdasarkan data tersebut thitung < ttabel. Nilai signifikasi variabel ukuran
persuahaan (X2) sebesar 0.140, artinya nilai signifikasi lebih besar dari nilai
probabilitas atau 0.140 > 0.05. Berdasarkan data tersebut maka H 0 diterima
Uji hipotesis pertama digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
ukuran KAP terhadap audit delay. Berikut hipotesis untuk variabel yang
diuji:
peroleh thitung X₃ sebesar 1.350 dimana ttabel diperoleh nilai sebesar 1.97646.
Berdasarkan data tersebut thitung < ttabel. Nilai signifikasi variabel ukuran
perusahaan (X₃) sebesar 0.178, artinya nilai signifikasi lebih besar dari nilai
probabilitas atau 0.178 > 0.05. Berdasarkan data tersebut maka H 0 diterima
Uji hipotesis pertama digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh
yang diuji:
peroleh thitung X4 sebesar -1.165 dimana ttabel diperoleh nilai sebesar 1.97646.
Berdasarkan data tersebut thitung < ttabel. Nilai signifikasi variabel spesialisasi
auditor (X4) sebesar 0.245, artinya nilai signifikasi lebih besar dari nilai
probabilitas atau 0.245 > 0.05. Berdasarkan data tersebut maka H 0 diterima.
determinasi adalah nol dan satu. Apabila nilai (adjusted R 2) mendekati satu
perusahaan (X2), ukuran KAP (X3), dan spesialisasi auditor (X4) terhadap audit
delay (Y) sebesar 0,209 atau 20,9%, sisanya 0,791 atau 79,1% dipengaruhi oleh
4.7. Pembahasan
71
Berdasarkan tabel 4.6.1 di atas thitung < ttabel. Nilai signifikasi variabel profitabilitas
(X1) sebesar 0.225, artinya nilai signifikasi lebih besar dari nilai probabilitas atau 0.845 >
0.05. artinya profitabiltas berngaruh positif dan tidak signifikan terhadap audit delay.
Artinya bahwa besar kecilnya profitabiltas suatu perusahaan maka tidak berpengaruh
Penelitian yang sebelumnya hasil yang sama pernah dilakukan oleh Ginting, Christy
Ulina and Widi Hidayat, (2019), yang menemukan hasil bahwa variabel
. Berdasarkan tabel 4.6.1 di atas dapat dilihat bahwa t hitung < ttabel. Nilai signifikasi
variabel ukuran perusahaan (X₃) sebesar 0.178, artinya nilai signifikasi lebih besar dari
signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat dijelaskan besar kecilnya jumlah asset yang
Hasil penelitian yang sama juga ditemukan oleh Bahri, Syaiful & Rifa Amnia,
Berdasarkan data tersebut di atas dilihat dari table 4.6.1 bahwa t hitung < ttabel. Nilai
signifikasi variabel ukuran perusahaan (X₃) sebesar 0.178, artinya nilai signifikasi lebih
72
besar dari nilai probabilitas atau 0.178 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran KAP
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap audit delay. Artinya besarnya ukuran
(2021), menunjukkan bahwa audit delay tidak dipengaruhi secara signifikan oleh
Ukuran Perusahaan, serta memiliki pengaruh yang kecil terhadap audit delay.
Berdasarkan tabel 4.6.1 di atas bahwa t hitung X4 sebesar -1.165 dimana ttabel
diperoleh nilai sebesar 1.97646. Berdasarkan data tersebut t hitung < ttabel. Nilai signifikasi
variabel spesialisasi auditor (X4) sebesar 0.245, artinya nilai signifikasi lebih besar dari
nilai probabilitas atau 0.245 > 0.05. Spesialisasi Audit berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap audit delay. Artinya besar kecilnya nilai Spesialisasi auditor tidak
Penelitian sebelumnya diperoleh hasil yang sama antara lain Pradipta & Zalukhu,
audit delay.
73
BAB V
5.1 Simpulan
ukuran perusahaan, ukuran KAP, spesialisasi auditor dan audit delay pada
delay. Hal ini dapat dijelaskan besar kecilnya jumlah asset yang dimiliki
3. Ukuran KAP berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap audit delay.
5.2 Saran
05-2019-0042
Annisa, M. L., & Hamzah, R. S. (2021). Influence of Debt to Equity Ratio, Return on
https://doi.org/10.29259/sijdeb.v4i4.315-324
Bahri, S., & Amnia, R. (2020). Effects of Company Size, Profitability, Solvability and
Dyer, J. C., & Mchugh, A. J. (1975). The Timeliness of the Australian Annual Report.
Firm Size, Profitability, and Audit Firm Size on Audit Delay. In International
www.ijicc.net
Handoyo, S., & Maulana, E. D. (2019). Determinants of Audit Report Lag of Financial
https://doi.org/10.1108/MAJ-02-2017-1518
Mathuva, D. M., Tauringana, V., & Owino, F. J. O. (2019). Corporate governance and
the timeliness of audited financial statements: The case of Kenyan listed firms.
https://doi.org/10.1108/JAEE-05-2018-0053
Parahyta, C., Herawaty, V., Akuntansi, M., Ekonomi, F., Bisnis, D., & Trisakti, U.
Pradipta, A., & Zalukhu, A. G. (2020). Audit Report Lag: Specialized Auditor and
Putri, A. P., Simanjuntak, R. L., Permata, I., & Sembiring, S. B. (n.d.). Influence
Profitability, Solvency, Quality Auditor and Audit Tenure against Audit Delay in
Exchange. https://doi.org/10.33258/birci.v4i4.3411
Rusmin, R., & Evans, J. (2017). Audit quality and audit report lag: Case of Indonesian
https://doi.org/10.1108/ARA-06-2015-0062
Ukuran Perusahaan, P., dan Reputasi Kantor Akuntan, S., & Alfiani dan Putri
Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit Pada Audit Delay. E-Jurnal
Yeanne Colson Tani, A., Grahita, C., & Diana, Z. (2022). Effect of Audit Tenure and
http://eduvest.greenvest.co.id