Anda di halaman 1dari 12

MENGURANGI PERILAKU KEMALASAN SOSIAL PADA

SISWA SISWI DAN ALUMNI EKSTRAKULIKULER


PASKIBRA SMKN 4 BEKASI
Muhammad Alwan Khairi1, Zulfikri2, Muhammad Ali3, Ahza4

Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi

alwan.khairi09@gmail.com, czulfikri21@gmail.com,

ABSTRAK

Social loafing adalah kecenderungan bagi orang-orang untuk mengeluarkan usaha yang lebih
sedikit ketika mereka kelompok dibandingkan jika mereka secara individual. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengurangi perilaku kemalasan sosial pada siswa siswi dan
alumni ekstrakulikuler paskibra SMKN 4 Bekasi. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui teknik wawancara, observasi dan pengisian survey online melalui google form yang
berisi 40 item kuesioner psikologis. Sebelum pelatihan hasilnya 50% tinggi, 38% sedang dan
12% rendah, setelah pelatihan berubah menjadi 19% tinggi, 56% sedang dan 25% rendah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan cukup berhasil.

Kata Kunci : kemalasan sosial, siswa, paskibra

ABSTRACT

Social loafing is the tendency for people to expend less effort when they are a group than if
they were individually. The purpose of this study was to reduce social laziness behavior in
students and alumni of extracurricular paskibra SMKN 4 Bekasi. The data collection method
was carried out through interview, observation and filling out online surveys through google
form containing 40 psychological questionnaire items. Before training the results were 50%
high, 38% medium and 12% low, after training changed to 19% high, 56% medium and 25%
low. Based on these results, it can be concluded that the training activities were quite
successful.

Keywords: social loafing, student, paskibra


Williams, dan Harkins (1979), kemalasan
sosial mengacu pada situasi dimana orang
Pendahuluan cenderung untuk mengurangi upaya
individu ketika mereka bekerja secara
kolektif daripada ketika mereka bekerja
Saat ini kemalasan sosial atau
secara individual.
social loafing sudah menjadi hal yang
sering terjadi di kalangan pelajar maupun Pada penelitian yang dilakukan
mahasiswa. Hal ini menghambat proses Bestari Mp, dkk (2022), survei
belajar mengajar dan penyerapan ilmu. membuktikan bahwa mahasiswa
Social loafing itu sendiri adalah sebuah hal Universitas Andalas mengaku tidak
dimana orang-orang mengurangi usaha memiliki keinginan memperoleh nilai yang
yang dilakukan dalam mencapai target tinggi selama belajar dengan sistem online.
dibandingkan dengan saat mereka Hal ini berlaku juga pada saat kerja
mengerjakan hal tersebut sendiri atau kelompok, dimana mahasiswa hanya
secara individu. berusaha tepat waktu menyelesaikan tugas.
Seringkali kita menemukan situasi Sebagian mahasiswa juga merasa malas
dimana saat mengerjakan tugas dalam dan bersikap pasif, contohnya saat malas
suatu kelompok tugas yang dikerjakan dan lambat merespon tugas yang ada di
tidak merata dilakukan oleh semua dalam grup. Selain itu beberapa mahasiswa
anggota kelompok. Kadang hanya juga cenderung memprioritaskan tugas
beberapa anggota yang bekerja keras dan individu atau pribadi mereka dibandingkan
sebagian hanya sekedar mengerjakan saja. tugas kelompok. Sedangkan dalam tugas
Padahal apabila tugas kelompok tersebut kelompok cenderung melimpahkan
dilakukan secara maksimal dan all out oleh tanggung jawab pada anggota yang lain.
semua anggota maka hasil yang didapat
Lalu kami melakukan pengumpulan
akan lebih bagus dan maksimal.
data menggunakan kuesioner pretest pada
Ada permasalahan yang cukup
siswa dan siswi serta alumni Paskibra
sering muncul dalam kegiatan kelompok,
SMKN 4 Bekasi sebanyak 16 orang yang
yaitu keaktifan mahasiswa untuk
dilakukan dengan mengisi google form dan
berkontribusi dalam pengerjaan dan
mendapatkan hasil sebagai berikut:
kegiatan tersebut. Fenomena seperti ini
dapat dikategorikan sebagai kemalasan
sosial (social loafing). Menurut Latané,
Pretest ketika bersama dengan orang
rendah lain)
13% sedang
tinggi  Sikap pasif (Anggota kelompok
50%
38%
lebih memilih untuk diam dan
tidak berusaha untuk
memberikan responnya. Sikap
pasif ini karena adanya
Dari diagram diatas, didapatkan
anggapan bahwa tujuan
bahwa sebesar 2 peserta atau 12% dari
kelompok telah dipenuhi oleh
responden memiliki social loafing rendah,
partisipasi orang lain dalam
6 peserta atau 38% responden memiliki
kelompok).
tingkat social loafing sedang, dan 8 peserta
 Unsur-Unsur Dinamis dalam
atau 50% responden memiliki tingkat
Belajar dan Pembelajaran
social loafing tinggi. Maka dapat
(Siswa memiliki perasaan,
dikatakan siswa dan siswi serta alumni
perhatian, keamuan, ingatan
Paskibra SMKN 4 Bekasi masih
dan pikiran yang mengalami
cenderung tinggi.
perubahan berkat pengalaman
Menurut Myers (2012) Social hidup. Pengalaman dengan
loafing adalah kecenderungan bagi orang- teman sebayanya berpengaruh
orang untuk mengeluarkan usaha yang pada motivasi dan perilaku
lebih sedikit ketika mereka mengumpulkan belajar. Lingkungan siswa yang
usaha mereka untuk mencapai suatu tujuan berupa lingkungan alam,
yang sama dibandingkan jika mereka lingkungan tempat tinggal dan
secara individual diperhitungkan. pergaulan juga mengalami

Aspek-aspek dan indikator social perubahan)

loafing berdasarkan teori dari Myers  Upaya guru dalam


(2012) adalah sebagai berikut: membelajarkan siswa (Upaya
guru membelajarkan siswa
 Menurunnya motivasi individu
terjadi di sekolah dan di luar
untuk terlihat dalam kegiatan
sekolah. Upaya pembelajaran
kelompok (Yaitu individu
guru di sekolah tidak terlepas
kurang termotivasi untuk
dari kegiatan luar sekolah)
terlibat dalam diskusi dan
melakukan kegiatan tertentu
 Penurunan kesadaran akan  Cita-Cita atau Aspirasi Siswa
evaluasi dari orang lain social (Motivasi belajar tampak pada
loafing (kemalasan sosial) keinginan anak sejak kecil
dapat terjadi karena dalam seperti keinginan belajar
situasi kelompok terjadi berjalan, makan, berebut
penurunan kesadaran karena permainan, dapat menyanyi, dan
tidak ada evaluasi yang lain-lain. Keberhasilan mencapai
dilakukan orang lain keinginan tersebut
(evaluation apprehension). menumbuhkan kemauan bergiat,
bahkan di kemudian hari
Salah satu cara menanggulangi
menimbulkan cita-cita dalam
masalah social loafing ini adalah dengan
kehidupan.)
meningkatkan motivasi belajar. Motivasi
 Kemampuan Siswa (Keinginan
belajar sendiri adalah upaya meningkatkan
seorang anak perlu diiringi
usaha belajar dengan menunjang berbagai
dengan kemampuan atau
hal yang sudah dipelajari agar ilmu yang
kecakapan mencapainya.
diserap lebih maksimal dan belajar
Kemampuan akan memperkuat
menjadi lebih berkualitas.
motivasi anak untuk
Menurut Pintrich (2014, dalam melaksanakan tugas-tugas
Yunas dan Rachmawati 2018) motivasi perkembangan)
belajar dapat diartikan sebagai
 Kondisi Siswa (Kondisi siswa
memunculkan usaha yang lebih, selama
yang meliputi kondisi jasmani
pelajaran berlangsung dan menggunakan
dan rohani mempengaruhi
strategi yang dapat menunjang proses
motivasi belajar. Dengan kata
belajar seperti merencanakan, mengatur
lain, kondisi jasmani dan rohani
dan melatih soal-soal pada materi
siswa berpegaruh pada motivasi
pelajaran, meninjau tingkat pemahaman
belajar)
suatu materi, serta menghubungkan materi
 Kondisi lingkungan siswa
baru dengan ilmu/ pengetahuan yang
(Lingkungan siswa dapat berupa
sudah dikuasai.
keadaan alam, lingkungan
Faktor-Faktor yang menyebabkan tempat tinggal, pergaulan sebaya
turunnya Motivasi belajar antara lain: dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat
maka siswa dapat terpengaruh penelitian ini dengan tujuan untuk
oleh lingkungan sekitar. kondisi mengurangi perilaku kemalasan sosial
lingkungan sekolah yang sehat, (social loafing) pada siswa siswi dan
kerukunan hidup, ketertiban alumni ekstrakulikuler Paskibra SMKN 4
pergaulan perlu dipertinggi Bekasi.
mutunya. Dengan lingkungan
yang aman, tentram, tertib dan Metode Penelitian
indah, maka semangat dan Penelitian ini menggunakan
motivasi belajar mudah metode penelitian ceramah dan tanya
diperkuat). jawab. Menurut Syaiful Sagala (2009),
 Unsur-Unsur Dinamis dalam metode ceramah merupakan bentuk
Belajar dan Pembelajaran interaksi melalui penjelasan dan cerita
(Siswa memiliki perasaan, lisan dari guru atau pemberi materi kepada
perhatian, keamuan, ingatan dan siswa. Selama pelaksanaan perkuliahan,
pikiran yang mengalami pengajar atau pemberi materi dapat
perubahan berkat pengalaman menggunakan alat bantu seperti gambar
hidup. Pengalaman dengan dan materi audio visual lainnya untuk
teman sebayanya berpengaruh mendukung penjelasannya. Metode
pada motivasi dan perilaku ceramah menurut Syaiful Basri Djamaran
belajar. Lingkungan siswa yang dan Aswan Zain (2006) merupakan alat
berupa lingkungan alam, komunikasi lisan antara guru dan siswa
lingkungan tempat tinggal dan dalam proses belajar mengajar. Menurut
pergaulan juga mengalami Wina Sanjaya, metode ceramah dapat
perubahan) diartikan sebagai cara penyajian pelajaran

 Upaya guru dalam melalui narasi lisan atau penjelasan

membelajarkan siswa (Upaya langsung kepada sekelompok siswa.

guru membelajarkan siswa Metode tanya jawab adalah metode


terjadi di sekolah dan di luar pengajaran yang memungkinkan terjadinya
sekolah. Upaya pembelajaran komunikasi dua arah secara langsung,
guru di sekolah tidak terlepas karena pada saat yang sama terjadi dialog
dari kegiatan luar sekolah) antara guru dan siswa, guru bertanya dan

Maka berdasarkan fenomena dan siswa menjawab atau siswa bertanya dan

latar belakang di atas, kami melakukan guru menjawab, dalam hal ini komunikasi
ada hubungan timbal balik langsung antara Lalu dikategorikan sesuai dengan
guru dan murid” (R. Ibrahim, 1996: 106). hasil rumus tersebut sebagai berikut :

Pengambilan data untuk penelitian Rendah = X< (µ -1s)


ini dilakukan dengan menggunakan
= X< (50-1*20)
kuesioner Google Forms. Kuesioner
adalah salah satu teknik pengumpulan data = X< 40

berupa pertanyaan atau pernyataan tertulis Sedang = (µ -1s) < X ≤ (µ +1s)


yang harus dijawab oleh responden
= (50-1*20) <X≤
(Sugiyono, 2009: 142). Skala yang
(50+1*20)
digunakan dalam survey ini adalah skala
baku. = 40 < X ≤ 60

Setelah mendapatkan data tersebut


Pelaksansaan
peneliti menganalisis data menggunakan
A. SASARAN
Microsoft Excel untuk mencari hasil nilai
Sasaran utama penelitian ini adalah
rata-rata (Mean Hipotetik) dari data yang
para siswa dan siswi serta alumni anggota
sudah ada. Nilai rata-rata (Mean Hipotetik)
ekstrakurikuler paskibra SMKN 4 Kota
tersebut akan digunakan untuk
Bekasi yang berjumlah 16 orang.
mengkategorikan tingkat kecanduan game
Sedangkan rentang usia seluruh subjek
online pada para peserta. Nilai mean
yaitu dikisaran 16-23 tahun. Subjek
hipotetik dan standar deviasi dapat dilihat
nantinya akan diberi psikoedukasi dengan
sebagai berikut :
harapan dapat memberikan perubahan
Mean Hipotetik : pada masing-masing anggota.

µ = 1/2 (Imax + Imin) Sk B. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan
µ = 1/2 (4+1) 20 Kegiatan psikoedukasi terhadap

µ = 50 anggota ekstrakurikuler SMKN 4 Kota


Bekasi dilaksanakan pada Sabtu, 1 Juli
Standar Deviasi :
2023 selama 1 hari, kegiatan dilaksanakan
s = 1/6 (Xmax - Xmin) di dalam ruang kelas yang berlokasi di Jl.
Gandaria Jl. Kranggan, RT.001/RW.007,
s = 1/6 (80 - 20)
Jatirangga, Kec. Jatisampurna Kota
s = 10 Bekasi, Jawa Barat.
C. Metode Pelaksanaan tanya jawab untuk setiap pergantian
Pelaksanaan penelitian ini materi. Sesi tanya jawab dilakukan agar
dilakukan dalam beberapa tahap yaitu para peserta yang kurang memahami
sebagai berikut : materi yang disampaikan bisa lebih

1. Tahap 1 : Mengetahui apakah mengerti dan memahami tujuan materi

anggota ekstrakurikuler tersebut.

terdampak kemalasan sosial Materi I bertema “Meningkatkan


dan mengetahui tingkat Motivasi Belajar”, yang diharapkan para
kemalasannya. peserta mengetahui konsep motivasi

Dalam upaya mengetahui apakah belajar, definsi dan faktor motivasi belajar,

anggota ekstrakurikuler PASKIBRA dapat mengidentifikasi sumber motivasi

terdampak social loafing atau tidak, belajar, dan dapat meningkatkan motivasi

peneliti memberikan pre-test berupa belajarnya secara mandiri.

kuesioner sebanyak 20 aitem pertanyaan. Setelah itu dilanjutkan dengan


Pertanyaan tersebut dijawab oleh 16 Materi II yang bertema “Cara Menghindari
peserta anggota ektrakurikuler Kemalasan Sosial (Social Loafing)”, yang
PASKIBRA. Pre-test ini menggunakan diharapkan para peserta dapat terhindar
skala baku yang dibuat dalam bentuk dari Kemalasan sosial dilingkungannya,
kuesioner Google form. mengetahui definisi, tujuan, aspek-aspek

Setelah semua anggota peserta Social Loafing, dan faktor-faktor yang

mengisi semua kuesioner pretest tersebut dapat mempengaruhi Social Loafing,

maka peneliti dapat mengetahui tingkatan mengetahui kemalasan sosial yang ada

social loafing para anggota selaku peserta. pada dirinya, lingkungannya dan untuk
mengimplementasikan cara menghindari
2. Tahap 2 : Pemberian
psikoedukasi berupa materi kemalasan sosial. Setelah pemberian
materi para peserta kembali diberikan
Setelah memgetahui tingkat social
waktu diskusi dan diberi kesempatan
loafing pada para peserta, peneliti
bertanya, sehingga peneliti bisa memahami
memberikan psikoedukasi yang terdiri
sudah seberapa paham peserta terhadap
dalam 3 materi. Masing-masing materi
materi yang diberikan.
memiliki tujuan yang berbeda. Pemberian
materi Hal ini dilakukan melalui metode Setelah materi II sudah diberikan,
ceramah yang dilanjutkan dengan sesi kegiatan selanjutnya adalah ice breaking
dengan tujuan agar para peserta tidak SMKN 4 Kota Bekasi peneliti telah
bosan saat psikoedukasi berlangsung. menyusun anggaran biaya pengeluaran
Peneliti menggunakan permainan sambung dengan rincian sebagai berikut :
kata untuk para peserta dan dilanjutkan
No Keterangan Jumlah
dengan permainan truth or dare untuk
1 Snack @20 Rp. 75.000
peserta yang gagal saat bermain sambung
bungkus
kata
2 Air mineral Rp. 25.000
Kemudian dilanjut dengan Jumlah Rp. 100.000
penyampaian materi III dengan tema
“Strategi dalam Menghindari Kemalasan
Sosial” dengan tujuan agar para peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat memahami pentingnya meghindari A. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan
kemalasan sosial, mendorong peserta
anggota ekstrakurikuler PASKIBRA
untuk mengaplikasikan strategi dalam
SMKN 4 Kota Bekasi, yang berlokasi di
menghindari kemalasan sosial, dan
alamat Jl. Gandaria Jl. Kranggan,
mendorong inisiatif peserta agar
RT.001/RW.007, Jatirangga, Kec.
menghindari kemalasan sosial.
Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat
Setelah semua materi disampaikan
B. Hasil Pelatihan
peneliti menunggu selama 1 minggu untuk
Sebelum pelatihan para audiens
melihat progress dan memberikan post test
tidak tepat waktu untuk memulai pelatihan
berupa kuesioner sebanyak 20 aitem
dan menunggu sekitar 1 jam untuk hadir di
pertanyaan pilihan skala baku. Pertanyaan
tempat. Selain itu, audiens tidak langsung
tersebut kemudian akan kembali dijawab
segera mengisi pretest yang telah diberikan
oleh 16 anggota ekstrakurikuler
sehingga waktu acara tidak sesuai dengan
PASKIBRA. Post-test ini juga dibuat
yang sudah direncanakan.
dalam bentuk kuesioner Google form.
Namun setelah pelatihan pada
Setelah semua peserta mengisi semua
audiens sudah mengalami peningkatan
kuesioner post-test tersebut maka peneliti
dengan rajin dating ke tempat ekskulnya
dapat mengetahui perubahan tingkatan
tepat waktu dan semangat menjalani
social loafing peserta.
kegiatan ekskul.
D. Anggaran Biaya
Dalam penyelenggaraan kegiatan
psikoedukasi pada anggota ekstrakurikuler
C. Profil Social Loafing Anggota D. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis pada Pada materi I yang berfokus pada
para peserta pelatihan yaitu anggota pemberian materi tentang motivasi belajar
PASKIBRA SMKN 4 Kota Bekasi karena materi ini bertujuan untuk memicu
mengenai data yang diperoleh dari hasil semangat untuk belajar baik dalam
sebelum (pre-test) dan sesudah dilakukan kegiatan individu maupun kegiatan
pelatihan (post-test), diperoleh hasil kelompok Pada sesi ini, siswa memahami
sebagai berikut : pentingnya motivasi dalam melakukan
kegiatan berkelompok. Materi ini
Tabel Data Social Loafing sebelum
dijelaskan oleh peneliti dan para siswa
dan sesudah pelatihan
mendengarkan penjelasan materi yang
No Kategori Sebelu Sesudah disampaikan. sehingga pada akhir dalam
m sesi ini siswa dapat memahami yang
1 Rendah 12% 25% disampaikan peneliti.
2 Sedang 38% 56%
Setelah itu dilanjutkan dengan
3 Tinggi 50% 19%
Materi II yang bertema “Cara Menghindari
Berdasarkan tabel di atas, dapat
Kemalasan Sosial (Social Loafing)”, yang
dilihat bahwa tingkat social loafing
diharapkan para peserta dapat terhindar
sebelum dilakukan pelatihan, pada
dari Kemalasan sosial dilingkungannya,
kategori rendah didapatkan persentase
mengetahui definisi, tujuan, aspek-aspek
sebesar (12%) dan setelah diberikan
Social Loafing, dan faktor-faktor yang
pelatihan terjadi kenaikan sehingga
dapat mempengaruhi Social Loafing,
diperoleh presentase sebesar (25%). Lalu
mengetahui kemalasan sosial yang ada
pada kategori sedang didapatkan
pada dirinya, lingkungannya dan untuk
persentase sebesar (38%) sebelum
mengimplementasikan cara menghindari
diberikan pelatihan dan setelah diberikan
kemalasan sosial. Pada sesi ini, siswa
pelatihan mengalami kenaikan sehingga
memahami pengertian social loafing,
diperoleh persentase sebesar (56%).
aspek-aspek, dan faktor-faktor social
Terakhir, pada kategori tinggi, sebelum
loafing. Materi ini dijelaskan oleh peneliti
diberikan pelatihan didapatkan persentase
dan para siswa mendengarkan penjelasan
sebesar (50%) dan setelah mendapatkan
materi yang disampaikan. sehingga pada
pelatihan mengalami penurunan sehingga
akhir dalam sesi ini siswa dapat
didapatkan persentase sebesar (19%).
memahami yang disampaikan peneliti.
Diakhir sesi ini dibuka sesi tanya jawab SIMPULAN & SARAN
yang dimana peserta terlihat aktif dan A. Simpulan
berinisiatif bertanya. Berdasarkan hasil yang didapat dari
Pre-test dan Post Test, terdapat perubahan
Hal ini mendukung bahwa terdapat
yang signifikan pada peserta setelah
perubahan pada tingkat social loafing para
pelatihan, yang sebelumnya hingga 50%
peserta karena para peserta aktif bertanya
peserta mengalami social loafing yang
dan ingin meningkatkan pemahaman
tinggi setelah melakukan pelatihan
mereka dengan bertanya.
berubah menjadi 19% peserta yang
Kemudian dilanjut dengan mengalami social loafing. Kesimpulannya
penyampaian materi III dengan tema adalah pelatihan teknik action plan dapat
“Strategi dalam Menghindari Kemalasan mengurangi perilaku kemalasan sosial
Sosial” dengan tujuan agar para peserta pada siswa siswi dan alumni
dapat memahami pentingnya meghindari ekstrakulikuler paskibra SMKN 4 Bekasi.
kemalasan sosial, mendorong peserta
B. Saran
untuk mengaplikasikan strategi dalam Berdasarkan kegiatan pelatihan
menghindari kemalasan sosial, dan yang sudah dilaksanakan dan evaluasi
mendorong inisiatif peserta agar yang kami lakukan, terdapat beberapa
menghindari kemalasan sosial. Materi ini saran yaitu, peserta sebaiknya bisa hadir
dijelaskan oleh peneliti dan para siswa lebih tepat waktu agar kegiatan pelatihan
mendengarkan penjelasan materi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
disampaikan. sehingga pada akhir dalam yang sudah dibuat. Lalu sebaiknya para
sesi ini siswa dapat memahami yang anggota kelompok yang memberi pelatihan
disampaikan peneliti. bisa memberi arahan lebih baik agar para

Pada sesi materi terakhir ini para peserta pelatihan bisa lebih tertib dan

peserta juga terlihat lebih aktif bertanya disiplin dalam mengisi pretest yang sudah

pada sesi tanya jawab. Peserta terlihat dibagikan.

entusias dan menggali lebih dalam materi


DAFTAR PUSTAKA
yang disampaikan peneliti. Hal ini juga
membuktikan terjadi perubahan tingkat Agung, I. M., Susanti, R., & Yunis, R. F.
social loafing pada para peserta. (2019). Properti Psikometrik Dan
Struktur Skala Kemalasan Sosial
(Social Loafing) Pada
Mahasiswa. Jurnal MENGHADAPI TUGAS
Psikologi, 15(2), 141. KELOMPOK. In Journal Fascho
in Education Conference-
Bestari, D. R. A., dkk. (2022). Perilaku
Proceedings (Vol. 2, No. 1).
social loafing mahasiswa dalam
mengerjakan tugas kelompok Putri, C. G., & Soetjiningsih, C. H.
melalui sistem daring. Jurnal (2019). HUBUNGAN ANTARA
Psikologi Tabularasa, 17(1), 1-10. DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN
Katkar, K., Pratiwi, P. E.,
MOTIVASI BELAJAR PADA
Purwaningtyastuti, P., & Savitri,
REMAJA YANG ORANG
A. D. (2022). Peningkatan
Sena, D., Purwanto, E., & Murtadho, A.
Pemahaman Pentingnya Motivasi
(2022). Pengaruh Self-Esteem
Diri Sebagai Upaya Mencegah
terhadap Social- Loafing dengan
Kemalasan Sosial pada Siswa
Academic Honesty sebagai
SMA. Kumawula: Jurnal
Mediator. Bulletin of Counseling
Pengabdian Kepada Masyarakat,
and Psychotherapy, 4(1), 12-20.
5(2), 413-419.
Wildanto, E., & Pratisti, W. D. (2016).
Katkar, K., Pratiwi, P. E.,
Social loafing pada anggota
Purwaningtyastuti, P., & Savitri,
organisasi mahasiswa fakultas
A. D. (2021, December).
psikologi UMS (Doctoral
PELATIHAN MOTIVASI DIRI
dissertation, Universitas
PELAJAR SMA SEBAGAI
Muhammadiyah Surakarta).
UPAYA MENINGKATKAN
PARTISIPASI DALAM
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai