Elsa Ria Dwi Kirana 23340116 Sediaan Salep Mata
Elsa Ria Dwi Kirana 23340116 Sediaan Salep Mata
(SEDIAAN STERIL)
OLEH :
FAKULTAS FARMASI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi
para pembaca, sehingga dikedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
Makalah ini kami akui masih banyak sekali kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat terbatas. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Salep .......................................................................................................... 4
BAB 3 METODE FORMULASI ..................................................................... 10
3.1 Nama Sediaan........................................................................................... 10
3.2 Kekuatan Sediaan ..................................................................................... 10
3.3 Preformulasi Zat Aktif .............................................................................. 10
3.4 Pengembangan Formula ........................................................................... 11
3.5 Formula Akhir .......................................................................................... 14
3.6 Preformulasi Eksipien .............................................................................. 14
3.7 Pehitungan dan Penimbangan ................................................................... 17
3.8 Prosedur Pembuatan ................................................................................. 18
3.9 Evaluasi .................................................................................................... 19
BAB 4 KESIMPULAN .................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sediaan steril adalah sediaan yang bebas dari pencemaran mikroba baik
patogen maupun non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek
bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek
atau material. Hal tersebut dapat dicapai melalui beberapa cara penghilangan
pembunuhan organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya.
spesifik berbiak untuk keperluan sendiri atau untuk metabolitnya (Agoes, 2009).
Salep adalah suatu sediaan topikal yang berbentuk setengah padat berupa
massa lunak yang digunakan untuk pemakaian luar. Salep mata adalah salep steril
untuk pengobatan mata yang mengandung basis salep yang cocok, dimana
sebagai larutan steril atau sebagai serbuk steril yang termikronisasi dalam dasar
salep steril yang hasil akhirnya dimasukkan secara aseptis dalam tube steril salep
yang disterilkan dengan cara yang cocok (Ditjen POM, 1979). Berbeda dengan
sediaan farmasi pada umumnya, produk steril haruslah dibuat dengan persyaratan
1
Salep mata merupakan salah satu sediaan steril yang harus bebas dari
sediaan salep mata terdapat bahan tambahan yang digunakan seperti bahan
Bentuk sediaan salep mata merupakan sediaan steril, sehingga untuk mencegah
kontaminasi, ujung wadah obat tidak boleh terkena permukaan lain dan ditutup
rapat setelah digunakan. Sediaan ini tidak dianjurkan untuk bergantian dengan
orang lain meskipun dalam satu rumah. Cara penggunaan salep mata yang benar
adalah dengan mencuci tangan terlebih dahulu, ujung tube salep tidak boleh
tersentuh apapun, kepala sedikit menengadah, pegang tube dengan satu tangan
dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan tngan lain sehingga terbentuk
cekungan, tekan wadah salep hingga salep keluar sejumlah dosis yang ditentukan,
oleskan secara langsung pada cekungan mata yang telah terbentuk, tutup mata
selama 2 menit, bersihkan kelebihan salep dengan kertas tisu, bersihkan bagian
tepi tube dengan kertas tisu lainnya. Salep mata yang telah terbuka dan dipakai
tidak boleh disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan kembali, dikarenakan
POM, 1979).
polimorfisme, pH, dan kelarutan dan menjadi produk akhir obat yang
bermanfaat. Manfaat dan kendala dari bahan aktif farmasi (API), eksipien yang
berharga, interaksi terkait, dan prosedur pembuatan adalah empat komponen dasar
untuk formulasi farmasi yang berhasil. Formulasi sering berfungsi dengan cara
2
yang mencakup bentuk sediaan yang berbeda. Bentuk sediaan adalah produk obat
farmasi seperti yang dipasarkan untuk digunakan dengan campuran tertentu dari
bahan aktif dan komponen tidak aktif. Itu harus menjadi konfigurasi tertentu
kimia obat, formulasi, dan rincian protokol pengobatan yang akan diterapkan
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
kelompok yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep
yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat
Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain
vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat
bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep
mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama (Depkes RI, 1995).
Dasar salep serap dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (Parrafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua
terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan (Lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air
antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim”. Dasar ini dinyatakan
juga dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit dan dilap basah,
4
sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat
menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini daripada dasar salep
hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan
air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan termatologik (Depkes
RI, 1995).
Dasar salep larut dalam air merupakan kelompok yang sering juga disebut
sebagai dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep
jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci
dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel” (Depkes RI, 1995).
a. Penggolongan Salep
c) Pasta adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(ceratum labiale).
5
e) Gelones/spumae/jelly adalah salep yang lebih halus, umumnya
dibagi:
beladona.
a) Salep hidrofobik yaitu salep yang tidak suka air atau salep
6
b) Salep hidrofilik yaitu salep yang suka air atau kuat menarik air,
1) Stabil selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
dalam kamar.
2) Lunak yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk
menjadi lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit yang
3) Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang apling mudah
4) Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
padat atau cair pada pengobatan dan Lembut, mudah dioleskan serta
yang diinginkan, sifat obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang
yang terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon dari pada dasar salep
7
yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar
salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam
c. Persyaratan salep berikut ini adalah persyaratan dari salep yang baik:
2) Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat
3) Dasar salep : tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian
d. Proses Pembuatan Salep Menurut Ansel (1989), Salep dibuat dengan dua
metode umum, yaitu: metode pencampuran dan metode peleburan. Metode untuk
8
e. Peraturan-peraturan pembuatan salep (Depkes RI, 1995).
pemanasan”.
2) Peraturan salep kedua “Bahan-bahan yang dapat larut dalam air. Jika
dapat larut dalam lemak dan air harus diserbuk lebih dahulu, kemudian
9
BAB 3 METODE FORMULASI
tube salep.
Kloramfenikol
memanjang.
eter P.
10
-Titik lebur/titik leleh : Antara 149 dan 1530C
dekstrosa 5%.
- Khasiat : Antibiotikum
FI III hal.143
Dalam formula ini ,Kloramfenikol berperan sebagai zat aktif yang akan
dibuat dalam sediaan topikal pada mata,dimana perlu perhatian khusus ,harus
steril karena mata merupakan salah satu organ yang sangat sensitif.Salep mata
11
Kloramfenikol mempunyai stabilitas stabil dalam basis minyak dalam air , basis
adeps lanae, oleh karena itu dipilih basis dasar hidrokarbon seperti Vaselin
Flavum( Vaselin kuning) . Selain itu karena Vaselin merupakan basis salep yang
Pemilihan basis Vaselin Flavum karena Vaselin ini tidak mengalami proses
bahan pemutih yang tertinggal dalam masa Vaselin tersebut. Vaselin yang
kemungkinan teroksidasinya senyawa ini menjadi lebih kecil.Oleh karena itu tidak
ditambahkan asam kuat dan juga masih mengandung banyak sesepora bahan
dengan mata dan lebih aman digunakan untuk organ mata yang sensitif.
terlebih dahulu agar halus sekali bila perlu sampai ukuran mikron.
lebih lama, dalam hal ini digunakan Setil alkohol sebagai bahan peningkat
Paraffin cair .
yang diperoleh dari minyak tanah. Tujuan penambahan bahan ini karena Paraffin
cair berguna untuk memperbaiki konsistensi basis sehingga lebih lunak dan
12
memudahkan penggunaan. Meskipun stabilitas kloramfenikol stabil pada basis
Adeps lanae, tetapi dalam pembuatan salep mata ini Adeps lanae tidak dipilih
Exipients, 2006), karena Klorobutanol kompatibel dengan zat aktif dan eksipien
lain.
infeksi superfisial pada mata yang disebabkan oleh bakteri, Blepharitis, Post
Ulceratif keratitis.
wadah kemudian ditutup kedap atau penutupan ini dapat bersifat sementara untuk
mencegah cemaran. Jika volume tiap wadah lebih dari 30 ml, panaskan pada suhu
1500C selama 1 jam. Jika mencapai suhu 1500C. Wadah yang tertutup sementara ,
Cara penggunaan : Dioleskan pada mata yang sakit 3-4 kali sehari.
FI III hal. 18
13
3.5 Formula Akhir
R/
Kloramfenikol 0,05 g
Paraffin cair 2 g
Klorobutanol 0,025 g
Vaselin Kuning ad 5 g
Setil Alkohol
- Warna : Putih
air.
tidak menjadi tengik, harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering.
ibuprofen.
Sumber : FI IV hal. 72
14
HOPE 5th hal.155
Parrafin cair
agak berminyak.
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir
semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.
- Kegunaan : Emolien
FI IV hal.652
Vaselin Kuning
- Warna : Kuning
dalam karbon disulfida, dalam kloroform dan dalam minyak terpentin; larut
dalam eter, dalam heksana, dan umumnya dalam minyak lemak dan minyak
atsiri; praktis tidak larut dalam etanol dingin dan etanol panas dan dalam
15
- Berat jenis : 0.815-0.880g/cm3
inkompatibilitas.
Klorobutanol
- Warna : Putih
pada suhu lebih kurang 780C. Lakukan penetepan tanpa dikeringkan terlebih
dahulu.
bagian etanol dan dalam eter, sangat mudah larut dalam kloroform, larut
dalam 85%.
16
- Stabilitas : Klorobutanol mudah menguap dan menyublim.
antijamur) .
Perhitungan
= 5- 2,2 gram
= 2,8 gram
- Penimbangan
17
Setil alkohol 0,15 g 0,45 g
ialah dengan cara sterilisasi D ( FI III ,hal 18).Pemanasan kering. Sediaan yang
penutupan ini dapat bersifat sementara untuk mencegah cemaran. Jika volume tiap
wadah lebih dari 30 ml, panaskan pada suhu 1500C selama 1 jam. Jika mencapai
suhu 1500C. Wadah yang tertutup sementara , kemudian ditutup kedap menurut
teknik aseptik. Untuk zat aktif Kloramfenikol ,karena tidak tahan panas,maka
1500C selama 1 jam, dimana untuk Setil Alkohol, Vaselin flavum, dan paraffin
cair, cara sterilisasi nya dengan menggunakan oven bersuhu 1500C selama 1
menggunakan autoklaf.
2. Timbang bahan yang dibutuhkan ,lebihkan 20% dari jumlah yang diminta.
4. Taruh masing-masing bahan pada cawan penguap yang telah dilapisi kain
batis ( cawan 1 berisi vaselin flavum dan setil alkohol, cawan 2 berisi
18
5. Ikat masing-masing cawan ,kemudian masukkan kedalam oven suhu 1500 C
6. Gerus kloramfenikol dalam mortar yang steril( dengan cara memberi mortar
7. Setelah 30 menit, angkat dan peras kain batis( pisahkan antara cawan yang
steril yang ujungnya telah ditutup, cabut kertas perkamen dari tube.(
3.9 Evaluasi
1. Uji homogenitas
19
2. Uji pH
Sumber : FI IV hal.1079
20
BAB 4 KESIMPULAN
R/
Kloramfenikol 0,05 g
Paraffin cair 2 g
Klorobutanol 0,025 g
Vaselin Kuning ad 5 g
dan dilarutkan dalam basis berlemak. Selain itu karena sediaan ini
21
DAFTAR PUSTAKA
Edition.
Edisi IV.
Kesehatan RI
Nasional ed 2.
11. ISO Indonesia vol 46. Jakarta: PT. Otsuka Indonesia, 2011.
22
12. Carroll KC, Brooke GF, Butel JS. Jawetz, Melnick, & Whitcher JP, Cevallos
won’tgoaway.BrJOphthalmol.2006
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562239/
23