Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal : 1
PENJELASAN UMUM

1. Nama pekerjaan ini adalah :


Pekerjaan : Pembangunan Ruang Kebidanan/Bayi dan VIP (Bertingkat)
Sumber Dana : BLUD Kabupaten Murung Raya
T. A : 2023
Lokasi Proyek : UPTD RSUD Puruk Cahu, Kab Murung Raya, Kalimantan Tengah.

2. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari bagian-bagian pekerjaan sebagai berikut :


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Cerucuk Kayu
c. Pekerjaan Beton Bertulang (Pondasi, Kolom Pedestal, Plat Lantai, Kolom dan Ring Balok)
d. Pekerjaan Pasangan (Lantai dan Dinding)
e. Pekerjaan Profil Talawang
f. Pekerjaan Plafond
g. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
h. Pekerjaan Pengecatan
i. Pekerjaan Atap
j. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
k. Pekerjaan Sanitasi dan Plumbing

Pasal : 2
LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan yang dimaksud dalam uraian adalah Pembangunan Pembangunan Ruang Kebidanan/Bayi
dan VIP (Bertingkat) Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu, Kabupaten Murung Raya.

Pasal : 3
IZIN USAHA

Memiliki Klasifikas Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI 41015) Konstruksi Gedung Kesehatan
dengan Kualifikasi Usaha Kecil, serta disyaratkan subkualifikasi layanan BG008 Jasa Pelaksana
Konstruksi Bangunan Kesehatan atau BG005 Konstruksi Gedung Kesehatan.

Page 1 of 15
Pasal : 4
PENYEDIAAN TENAGA KERJA

1. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk kegiatan ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Pelaksana, Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 2 tahun dalam
pelaksanaan pembangunan gedung, mempunyai SKT Pelaksana Lapangan Bangunan
Gedung (TA 022) atau SKK Muda Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung (SIP.01.001.4),
NPWP dan dibukti dengan referensi kerja.
b. 1 (satu) orang Ahli K3, Yang berpengalaman minimal 3 tahun dalam pelaksanaan
pembangunan gedung, memiliki SKK Muda bidang keahlian K3 Konstruksi atau ahli muda
konstruksi MPK. 01.001. 7 , NPWP, dan dibuktikan dengan referensi kerja
c. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan,
Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga yang dipergunakan di
atas lengkap dengan curriculum vitaenya serta bagan organisasinya.
2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga
mandor, tukang dan pekerja yang terampil.
3. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/ mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada
butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh Konsultan Pengawas berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis yang masuk akal.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat pengaturan sendiri yang layak terhadap staf dan tenaga
kerjanya dalam hal pembayaran, penyediaan mess, bedeng, makan, transportasi selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
5. Untuk mendapatkan staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor Pelaksana harus
memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari tempat lokasi
kegiatan.
6. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas
pertolongan pertama (K3) dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu
melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Konsultan Pengawas.
7. Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Konsultan Pengawas bila terjadi
peristiwa kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan.
Kontraktor Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang
berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang- undang.

Page 2 of 15
Pasal : 5
SITUASI

1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di Jalan A Yani No 497, Puruk Cahu,
Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah
2. Dalam pengerjaan pembangunan akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana sebagaimana
adanya pada waktu rapat penjelasan, untuk itu pada calon wajib meneliti situasi medan,
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luas pekerjaan dan hal lain yang berpengaruh
terhadap harga penawaran
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan claim dikemudian hari
4. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukkan bagaiamana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal : 6
UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam cm, m dan mm.
2. Permukaan atas (EL ± 0.00) dilaksanakan sesuai yang tertera dalam gambar perencanaan /
desain, kecuali ditetapkan lain pada waktu rapat penjelasan.

Pasal : 7
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN

Peraturan-peraturan teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah:


1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56 1983)
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 (PKKI NI-5)
3. Standard Industri Indonesia (SII 0013-81, SII 0052-80, SII 0136-84)
4. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982 NI-3)
6. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
7. Peraturan –peraturan Pemerintah / PERDA Setempat
8. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung
9. SNI 03 – 1729 – 2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk bangunan gedung
10. SNI 1726 : 2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non
gedung
11. Pedoman Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang biasa dan Struktur Tembok Bertulang
untuk Gedung 1983.
12. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan.

Page 3 of 15
Pasal : 8
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi persyaratan


mutu dan jumlah/ volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung pada pasal-
pasal mengenai persyaratan pelaksanaan konstruksi.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak, garam, asam
dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air untuk keperluan
pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari sumber PDAM,
maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan memenuhi
SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Semen yang digunakan adalah Semen Gresik. Penyimpanan harus dilakukan dengan cara
dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi
sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas
1) Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut Pasir Urug.
2) Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut Pasir Pasang.
3) Pasir untuk pekerjaan beton adalah Pasir Cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam PBI 1971.

Pasal : 9
PENYEDIAAN SARANA PEKERJAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/ membuat akses jalan keluar-masuk lokasi kegiatan,
bedeng, toilet, barak kerja, stock yard, gudang penyimpanan alat/bahan bangunan untuk
keperluan pekerjaan serta titik-titik K3 yang kelayakannya akan dinilai oleh Konsultan

Page 4 of 15
Pengawas. Bila Konsultan Pengawas menilai fasilitas tersebut tidak layak dengan alasan-
alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan direks keet yang dilengkapi :
a. Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b. Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci dalam jumlah yang cukup
c. White board
d. 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Atap : Seng Gelombang
b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu kelas II
c. Lantai : Rabat beton/concrete block
3. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan
kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera
mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).
4. Daftar Peralatan yang harus dimiliki selama pelaksanaan kegiatan minimal terdiri dari :

No Jenis Alat Kuantitas Kapasitas


1 Scafolding 10 set
2 Concrate Mixer 2 Unit 0,3-0,6 m3
3 Concrate Vibrator 1 Unit 5,5 HP
4 Cutting Wheel 1 Unit 14 inch
5 Generator Set 1 Unit Min. 2800 W
6 Pick Up 1 Unit 1 m3

Pasal : 10
OUTPUT PERFORMENCE
Penyedia wajib melengkapi administrasi berupa :
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan;
2. Laporan Penerapan SMKK;
3. Dokumentasi Foto Pekerjaan;
4. Back Up Data; dan
5. Asbuilt Drawing;
Seluruh produk di atas terlebih dahulu diperiksa dan ditandatangani oleh konsultan pengawas.

Page 5 of 15
Pasal : 11
MASA PELAKSANAAN DAN PEMELIHARAAN

Masa Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender


Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender

Pasal : 12
KUALITAS DAN KUANTITAS PEKERJAAN

1. Kualitas dan kuantitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau dituangkan dalam uraian dan
syarat– syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-
syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah ataupun
mempengaruhi pengerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat – syarat
ini
2. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagain dari gambar
dan uraian serta syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendakai oleh pemberi Tugas
3. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan
kepada pemborong, tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga yang
dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga-harga
itu dengan apa yang tercantum dalam pemikiran manapun
4. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti
ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini dan segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau
bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua pihak yang
bersangkutan.

Pasal : 13
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

Gambar – gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari:


1. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan bila :
1) Gambar detail konstruksi yang tertuang dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
2) Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas teloransi yang
diijinkan) pada konstruksi yang mendahuluianya. Misalnya : Gambar kerja untuk
pondasi foot plat, bila terjadi penyimpangan kedudukan akibat pelaksanaannya.
b. c. Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis, demi kesempurnaan konstruksi.
c. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
Page 6 of 15
2. Gambar Sesuai Pelaksanaan (As Build Drawing)
a. Sebelum serah terima penyerahan pekerjaan tahap satu (ST I), kontraktor pelaksana
sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari:
1) Gambar rencana pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya
2) Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
3) Gambar sesuai pelaksanaan As Build Drawing.
b. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
c. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada
saat Serah Terima Pekerjaan Tahap Satu (ST 1). Kekurangan dalam hal ini akan berakibat
Penyerahan Pekerjaan ST 1 tidak dapat dilaksanakan.
3. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan
Pemborong harus menyimpan di lokasi pekerjaan 1 (satu) rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana kerja dan syarat-syarat, Berita acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan – perubahan terakhir dalam
masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

Pasal : 14
PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

1. Bila terdapat perbedaan gambar antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang diikuti kecuali bila ada ketentuan lain seperti dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tidak sesuai maka ukuran dengan angka dalam
gambar yang diikuti.
3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/ barang yang dipakai dalam
Spesifikasi Teknis tidak sesuai dengan gambar, maka Spesifikasi Teknis yang diikuti.
4. Bila antara gambar, Spesifikasi Teknis dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan terdapat
ketidaksamaan maka Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang lebih mengikat.
5. Bila Kontraktor Pelaksana meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan Spesifikasi Teknis, maka
Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk menanyakan kepada direksi/pengawas secara
tertulis, maka petunjuk pengawas yang berlaku.
6. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan berita acara Rapat Penjelasan pekerjaan.

Page 7 of 15
Pasal : 15
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Hak bekerja di lapangan


Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh pihak Owner kepada Kontraktor Pelaksana selama
waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.
2. Pemakaian halaman untuk bekerja
Apabila Kontraktor Pelaksana akan mendirikan bangunan sementara (direksi keet dan gudang)
maupun tempat penimbunan bahan, maka harus merundingkan terlebih dahulu kepada pihak
Pemberi Tugas tentang penggunaan halaman ini
3. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan kotak obat/ PPPK.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi
kegiatan. Selain itu juga harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan data/informasi
mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan tulisan hitam warna dasar putih.
5. Jalan keluar- masuk ke lokasi pekerjaan
a. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan serta akomodasi
tambahan di luar daerah Kerja, menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
b. Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau bangunan lainnya yang
disebabkan adanya pembangunan ini maka Kontraktor Pelaksana berkewajiban
memperbaiki kembali, selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.
c. Kontraktor Pelaksana diharuskan menyiapkan alat-alat pengaman terhadap kebakaran dan
keamanan kerja lainnya di lokasi kegiatan.
6. Listrik dan air kerja
a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor Pelaksana termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban
Kontraktor Pelaksana.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber
air yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor Pelaksana harus memasang pipa-pipa
untuk mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk
mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor Pelaksana.
c. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran
induk, lubang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu
mendapat izin tertulis dari pihak Owner.

Pasal : 16
PEKERJAAN BOUWPLANK

1. Tiap Bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 cm dan papan 2/20 cm, diketam halus dan
bagian atasnya harus dipasang datar dengan waterpass.

Page 8 of 15
2. Pemasangan bouwplank harus dilakukan sepanjang keliling bangunan dengan jarak minimum
2 (dua) meter.

Pasal : 17
PEKERJAAN TANAH

1. Galian dan Urugan


a. Sebelum memulai suatu pekerjaan galian/ urugan Pemborong harus yakin bahwa semua
permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transis yang tertera dalam gambar rencana
adalah benar. Jika Pemborong tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah,
pemborong harus memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas dan jika tidak
maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
b. Pekerjaan galian tanah, baik kedalamannya maupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan
penampang galian yang terlukis pada gambar rencana. Pekerjaan lanjutan (tahapan
pekerjaan pondasi, dll) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat persetujuan
dari pengawas lapangan.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak
digenangi air yang berasal dari air hujan, parit, mata air atau lain-lain sebab dengan jalan
memompa, menimba, menyualurkan ke parit-parit atau lainnya dan biaya untuk pekerjaan
tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
d. Tanah hasil galian harus dipergunakan sebagai urugan atau dibuang menurut petunjuk
Direksi/ pengawas lapangan dengan catatan tanah yang tidak memenuhi persyaratan harus
dibuang keluar lokasi atas biaya Pemborong.
e. Bilamana suatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki atau
permukaan yang tertera dalam gambar, pemborong harus mengisi galian yang terlalu dalam
itu dengan bahan yang sama dan dipadatkan sesuai dengan yang disyaratkan.
f. Untuk pekerjaan urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
lainnya yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa Direksi/
Pengawas. Pada pekerjaan urugan/ peninggian permukaan tanah asal jika ada
ketidaksesuaian antara keadaan lapangan dengan gambar rencana, pemborong harus
memberitahukan secara tertulis kepada Direksi/ Pemberi tugas atau pengawas lapangan,
jika tidak maka tuntuan mengenai ketidak sesuian permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.

2. Timbunan dan Perkerasan Areal Pembangunan


a. Tanah timbunan yang dipergunakan adalah tanah hasil galian dan sisanya diambilkan dari
luar dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
b. Timbunan harus dilakukan dengan lapisan yang kira-kira rata horizontal dengan lebar penuh
dari bagain timbunan tersebut sampai dengan batas kemiringan yang diperlukan.

Page 9 of 15
c. Tanah timbunan tidak boleh diperlebar dengan cara menabur tanah dari atas. Pemadatan
timbunan harus dilakukan dengan mesin pemadat sehingga dicapai kepadatan yang
diinginkan.
d. Melapis dan meratakan tanah timbunan harus dilakukan dengan membuat masing-masing
lapisan horisontal dengan ketebalan kira-kira 20 cm dan dibasahi dengan air yang cukup.
e. Semua gumpalan tanah harus dicacah sampai halus dengan alat yang tajam, kemudian
bahan tersebut dipadatkan dengan dengan alat penumbuk tangan atau cara lain yang
disetujui.
f. Perataan tanah yang ditumbuk harus homogen dan tidak mengandung kepingan–kepingan
batu, gumpalan-gumpalan tanah atau tanah lain yang berongga–rongga.
g. Sebelum mengerjakan pemadatan dengan alat, maka kelembaban tanah tersebut harus
dijaga sedemikian rupa untuk menjamin berat jenis tanah timbunan yang cukup tinggi.

Pasal : 18
PEKERJAAN CERUCUK KAYU

1. Pekerjaan cerucuk kayu mencakup ketentuan bahan yang digunakan untuk pondasi cerucuk
kayu di atas tanah lembek dan tanah gambut
2. Cerucuk kayu adalah susunan tiang kayu dengan diameter atau ukuran sisi antara 8 dan 10 cm
yang dimasukan ke dalam tanah sehingga berfungsisebagai pondasi
3. Bahan yang digunakan adalah batang kayu dengan diameter 8-10 cm dengan kulit kayu yang
tidak dikupas.

Pasal : 19
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Standart-standart dan persyaratan-persyaratan yang dipakai dalam spesifikasi tekniks ini


adalah SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung.
2. Bahan-bahan beton bertulang yang terdiri dari semen, agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil), air dapat dilihat pada pasal 5 peraturan ini. Sedangkan baja tulangan harus memenuhi
syarat-syarat pada pasal 17 peraturan ini.
3. Kualitas Beton Bertulang
a. Beton yang dipakai untuk konstruksi Pondasi Footplate harus memenuhi standart mutu
K250 dengan f’c = 21,7 MPA
b. Beton yang dipakai untuk konstruksi Kolom Pedestal, Plat Lantai, Kolom dan Ring Balok
harus memenuhi standart mutu K225 dengan f’c = 19,3 MPA
c. Beton yang dipakai untuk Kolom Praktis harus memenuhi standart mutu K175 dengan f’c
= 14,5 MPA.
4. Selimut Beton (Beton Decking)
Tebal selimut beton (decking) minimal yang diijinkan harus memenuhi ketentuan sesuai SNI
2847-2002 seperti pada tabel berikut ini :
Page 10 of 15
Tebal Selimut Minimum
No Kondisi
(mm)
1 Beton yang di cor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan taah
2 Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca
- Batang D19 hingga D56 50
- Batang D16 40
3 Beton yang tidak berhubungan dengan cuaca atau
tanah
- Pelat dan Dinding
40
Batang D44 dan D56
20
Batang D36 dan yang lebih kecil
- Balok dan Kolom
40
Tulangan Utama, Pengikat, Spiral

5. Acuan (Bekisting)
a. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan
syarat-syarat teknis pelaksanaan. Acuan harus cukup kokoh sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
b. Kayu acuan (bekisting) digunakan plywood dengan ukuran tebal 9 mm dan untuk
penguatnya dipakai kayu 5/7 atau 4/6.
c. Semua sambungan-sambungan dalam pekerjaan acuan tidak boleh bocor.
d. Bekisting harus sedemikian kuatnya sehingga dapat menahan gaya tekan ke arah luar yang
diakibatkan oleh berat bahan adukan yang dituangkan kedalamnya.
e. Sebelum pengecoran dimulai akan diadakan pengecekan bekisting.
f. Lantai kerja harus bersih dari kotoran, sisa – sisa kerjaan dan sebagainya, dibasahi
permukaannya sebelum beton dicor.

Pasal : 20
BAJA TULANGAN

Mutu baja tulangan yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Untuk baja tulangan lebih besar dari 12 mm digunakan baja ulir dengan mutu BJTS 420A,
tegangan leleh 420 MPa. Untuk besi tulangan menggunakan baja ulir diameter 13 mm
2. Untuk baja tulangan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan baja polos
dengan mutu BJTP 280, tegangan leleh 280 MPa.

Page 11 of 15
Pasal : 21
PEKERJAAN PASANGAN

1. Pasangan Dinding Bata


a. Bagian pekerjaan dinding bata meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua
pasangan bata pada dinding bangunan, pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan
disebutkan dalam spesifikasi ini.
b. Bahan yang digunakan dalam pasangan dinsing bata yaitu Batu Bata Merah dengan
campuran adukan 1PC : 4 PP.

2. Plesteran dan Acian


a. Untuk pekerjaan plesteran campuran yang digunakan adalah 1PC : 4PP
b. Plesteran dinding bata tebalnya tidak boleh kurang 0,8 cm atau lebih dari 2cm, kecuali
ditetapkan lain. Dinding bata yang akan diplester harus dibasahi dahulu dengan air yang
bersih sesuai dengan ketentuan.
c. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
d. Jika hasil plesteran memungkinkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
lurus, adanya pecahan atau retak, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk
diperbaiki.

3. Pasangan Keramik Lantai


a. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai yang berlangsung
diatas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta sesuai detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan lantai Keramik dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam detail gambar.
c. Keramik lantai dan dinding yang dipakai adalah Granit Uk. 60 x 60 cm dengan merk Granito.
d. Keramik lantai toilet yang dipakai adalah Granit Uk. 60 x 60 cm bertekstur kasar dengan
merk Granito.
e. Keramik dinding toilet yang dipakai adalah Granit Uk. 60 x 60 cm dengan merk Granito.
f. Keramik Ramp yang dipakai adalah Granit Uk. 60 x 60 cm bertekstur kasar dengan merk
Granito.

Pasal : 22
PEKERJAAN PROFIL TALAWANG

1. Pekerjaan Alumunium Composite Panel (ACP)


a. Aplikator wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran dinding pada area yang akan
dipasang Alumunium Composite Panel (ACP)

Page 12 of 15
b. Bahan yang di pakai untuk rangka ACP menggunakan rangka Besi Hollow Galvanis Uk. 40
x 40 cm dan Aksesoris eks. Standart.
c. Alumunium Composite Panel (ACP) menggunakan merk KPF 1008 atau KPF 2001 sesuai
dengan gambar perencanaan.
d. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman di dalam bidang
pemasangan Alumunium Composite Panel (ACP).
2. Pekerjaan Profil Akrilik
a. Profil akrilik yang dipakai adalah akrilik lembaran yang di design sesuai dengan gambar
perencanaan
b. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman di dalam bidang
pemasangan profil akrilik.

Pasal : 23
PEKERJAAN PLAFOND

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pasangan plafond dan konstruksi
penggantungnya.
2. Konsisi langit-langit sebelum pemasangan harus benar-benar kering.
3. Bahan yang digunakan untuk membuat rangka plafond memakai Hollow Galvalum Uk.
40x40x0,3 mm eks. Standart dengan Jarak 60x60 cm. Bahan penutup rangka plafond
menggunakan Gypsum tebal 9 mm eks. Standart.

Pasal : 24
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan- pekerjaan persiapan guna
pelaksanaan pintu dan jendela, penyediaan tenaga, bahan material, dan peralatan. Secara
keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi pasangan pintu dan jendela ini meliputi :
1. Pekerjaan Kusen
a. Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium pintu/ jendela adalah menggunakan Aluminium
4” eks. Standart warna putih.
b. Karet sealent harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca dengan
menggunakan karet sealent yang terbaik.
2. Pekerjaan Pintu
a. Bahan yang dipakai untuk daun pintu ruangan adalah menggunakan Pintu HPL.
b. Bahan yang dipakai untuk daun pintu toilet adalah menggunakan Pintu Alumunium eks
Standart
c. Aksesoris Engsel pintu menggunakan merk Imperial, kunci tanam merk SES, grendel merk
Omco.
3. Pekerjaan Jendela

Page 13 of 15
a. Bahan yang dipakai untuk daun jendela adalah menggunakan Alumunium eks. Standart
warna putih.
b. Karet sealent harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca dengan
menggunakan karet sealent yang terbaik.
4. Pekerjaan Kaca
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan kaca adalah kaca bening polos dengan tebal 5 mm.

Pasal : 25
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pengecatan ini adalah pekerjaan- pekerjaan persiapan
guna pelaksanaan pengecatan bagunan, sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan
pengecatan ini adalah pekerjaan cat emulsi dan weathershield.
2. Semua pekerjaan pengecatan di atas pada prinsipnya harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan
yang sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk
membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
3. Bahan untuk pengecatan cat emulsi ini adalah Cat Emulsi Water-Based dengan pengikat akrilik
eks. Jotun.
4. Bahan untuk pengecatan emulsi acrylic ini menggunakan Cat Weathershield eks Jotun.
5. Bahan untuk pengecatan besi menggunakan Cat Besi eks.Standart

Pasal : 26
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk persiapan
pelaksanakan pekerjaan dan selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi agar pekerjaan
konstruksi menjadi berhasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan penutup atap ini meliputi penutup atap Genteng Metal Sakura dan material lainnya
sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar atau sesuai petunjuk perencana.
3. Produk penutup atap metal sesuai standar SNI untuk penggunaan atap metal. Warna yang
dipakai akan ditentukan kemudian.
4. Rangka kuda-kuda mengunakan kuda-kuda dengan bahan dari baja ringan.
5. Baja ringan kuda-kuda yang dipakai adalah baja ringan dengan sistem sambungan
menggunakan Baut/Screw dan Dynabolt. Profil matrial rangka atap menggunakan profil lip
channel Batang C-75 tebal 0,75 mm Merk Taso.

Page 14 of 15
Pasal : 27
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilakukan pengadaaannya dan pemasangannya serta
diserahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan
2. Penggunaan saklar, stop kontak dan box MCB menggunakan merk Broco
3. Pemasangan kabel listrik dengan menggunakan kabel merk Spring
4. Pemasangan Lampu RM M-4 2x16 watt menggunakan merk Philips
5. Pemasangan lampu LED Downlight menggunakan merk Philips 9 Watt, 7 Watt.

Pasal : 28
PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING

1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
2. Jika diadakan penukaran/ penggantian bahan, pengganti harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas berdasarkan contoh yaang dilakukan Kontraktor Pelaksana.
3. Bahan yang digunakan untuk closet duduk merk Toto, kran D-0,5” FRT, Pipa PVC merk
Maspion dan washtafel merk American Standart
4. Bahan yang digunakan untuk floordrain, bak mandi dan pegangan stainless eks. Standart.

Puruk Cahu, 7 Juni 2023


UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURUK CAHU
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

dr. DEBI RUMONDANG SIREGAR, Sp.THT-KL


NIP. 19800904 200604 2 022

Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai