Anda di halaman 1dari 16

s

BUPATI HALMAHERA TENGAH

PROVINS! MALUKU UTARA

PERATURANBUPAT!HALMAHERATENGAH

NOMOR 54 TAHUN 2022

TENTANG

PENGEMBANGAN DESA KREAT!F

DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPAT! HALMAHERA TENGAH,

Menimbang a. bahwa pengembangan ekonomi kreatif di lingkungan

desa memiliki potensi yang sangat besar untuk

membangkitkan ekonomi desa, mengurangi kemiskinan

serta berkontribusi meningkatkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Halmahera Tengah;

b. bahwa dalam pengembangan ekonomi kreatif di desa, di

perlukan norma, standar, pedoman dan kriteria sebagai

acuan dalam melaksanakan pengembangan Desa

Kreatif;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu

menetapkan Peraturan Bupati Tentang Pengembangan

Desa Kreatif di Kabupaten Halmahera Tengah.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1990 tentang

Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Halmahera

Tengah (Lembaran Negara RI Tahun 1990 Nomor 51,

Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3830);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha

mikro, kecil dan menengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan lembaran Negara

Republik ndonesia Nomor 4966);


I

- -- -- -----------------------
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang

Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 212, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6 4 1 4 ) ;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6573);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

4737);

8. Keputusan Menteri Pariwisata Dan Ekomi

Kreatif/Kepala Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Republik Indonesia Nomor KM/ 107 /KD.03/2021

Tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif.

9. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah

Kabupaten Halmahera Tengah;

1 0 . Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor

9 Tahun 2 0 1 4 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

1 1 . Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor

1 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Nomor

13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

(Lembaran Daerah Kabupaten Halmahera Tengah

Tahun 2020 Nomor 1 ) ;

2
MEMUTUSKAN :

Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PENGEMBANGAN

DESA KREATIF DI KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah;

b. Bupati adalah Bupati Halmahera Tengah;

c. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dan sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945.

d. Dinas adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Halmahera

Tengah;

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Halmahera Tengah;

f. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

asal usu!, dan atau hak tradisional yang di akui dan di hormati dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

g. Desa Kreatif adalah sebuah kawasan yang terletak di wilayah admistrasi

Desa/Kelurahan yang masyarakatnya telah mengembangakan produk

unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor Ekonomi Kreatif yang

meberikan nilai tambah dan mafaat bagi pertumbuhan Ekonomi Desa.

h. Desa kreatif adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki

potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengan komunitas

masyrakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya tarik

wisata dan fasilitas penduduknya untuk menarik kunjungan wisatawan.

1. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang di dukung

berbagai fasilitas serta layanan yang di laksanakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

J. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara

wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

k. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelengaraan pariwisata.

I. Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual

yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya,

ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi.

3
m. Pelaku Ekonomi Kreatif adalah orang perseorangan atau kelompok orang

warga negara Indonesia atau badan usaha berbadan hukum atau bukan

berbadan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia yang

melakukan kegiatan Ekonomi Kreatif.

n. Ekosistem Ekonomi Kreatif adalah keterhubungan sistem yang mendukung

rantai nilai Ekonomi Kreatif, yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi,

dan konservasi, yang dilakukan oleh Pelaku Ekonomi Kreatif untuk

memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi,

mudah diakses, dan terlindungi secara hukum.

o. Sadan Usaha Milik Desa yang selanjutnyab di sebut BUM Desa adalah

badan hukum yang di dirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna

mengelolaan usaha, memanfaatkan aset, mengembangkan infestasi dan

produktifitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis

usaha lainnya untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

p. Produk Wisata adalah kombinasi elemen berwujud dan tidak berwujud,

seperti sumber daya alam, budaya,buatan manusia, atraksi, fasilitas,

layanan dan kegiatan pada minat tertentu yang mewakili inti dari bauran

pemasaran sebuah destinasi dan menciptakan pengalaman bagi

pengunjung secara keseluruhan termasuk aspek emosional.

BAB II

ASAS

Pasal 2

(1) Asas pengembangan Desa kreatif antara l a i n :

a. Manfaat

b. Kekerabatan

c. Kelestarian

d. Kreatif

e. Partisipatif, dan

f. berkelanjutan

(2) Asas manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf a adalah bahwa

segala usaha dan/atau kegiatan Desa kreatif harus ditujukan untuk

peningkatan kesej ahteraan masyarakat Desa.

(3) Asas kekerabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf b adalah

penyelenggaraan pariwisata harus dilaksanakan dengan keq'asama secara

kekeluargaan untuk mencapai tujuan kepariwisataan.

(4) Asas kelestarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hu ru f c adalah

bahwa setiap orang yang terlibat dalam pengelolaan Desa kreatif memikul

kewajiban melakukan upaya pelestarian kualitas lingkungan hidup.

(SJ Asas kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf d adalah

perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari

kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan,

dan/ atau teknologi.

4
(6) Asas partisipatif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf e adalah setiap

anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses

pengambilan keputusan dan pelaksanaan Desa kreatif, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

(7) Asas berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf f adalah

penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan memprioritaskan pada

kelestarian lingkungan, pemberdayaan ekonomi dan kelestarian sosial dan

budaya

BAB Ill

MAKSUD, TUJUAN DAN PRINSIP

Pasal 3

Peraturan Bupati im dimaksudkan sebagai acuan dalam penetapan,

pengelolaan, pembinaan dan pengawasan Desa Kreatif.

Pasal 4

Penyelenggaraan Desa Kreatif bertujuan :

a. menjaga, melindungi dan melestarikan potensi ekonomi kreatif termasuk

seni, tradisi dan budaya serta kearifan lokal untuk memperkokoh

kebudayaan Daerah, dan penguatan ekonomi masyarakat lokal.

b. memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal demi pemberdayaan

ekonomi kreatif masyarakat;

c. menata dan mengelola potensi dan sumber daya desa demi mendukung

pembangunan Pariwisata.

Pasal 5

Prinsip Penyelenggaraan Desa kreatif meliputi :

a. pemberdayaan yakni produk ekonomi kreatif yang di tawarkan adalah basil

kreatifitas masyrakat desa

b. basil kreatifitas masyarakat desa yakni basil karya ekonomi kreatif yang

meliputi 17 sub sector ekonomi kreatif

c. keterlibatan masyarakat yakni masyarakat terlibat secara aktif dalam

aktivitas di desa wisata

d. sikap dan nilai artinya tetap menjaga nilai-nilai yang dianut masyarakat

dan sesuai nilai dan norrna sehari hari yang ada

e. konservasi dan daya dukung artinya tidak bersifat merusak baik dari

segala fisik maupun sosial masyarakat dan sesuai dengan daya dukung

desa dalam menampung wisatawan.

BAB IV

RUANO LINGKUP

Pasal 6

Ruang lingkup penyelenggaraan pariwisata berbasis masyarakat yang diatur

dalam peraturan Bupati ini meliputi :

a. Jenis dan kriteria desa kreatif.

5
b. Pembentukan desa kreatif;

c. Pencanangan desa kreatif;

d. Penilaian desa kreatif;

e. Penetapan desa kreatif;

f. Kelembagaan desa kreatif;

g. Klasifikasi desa kreatif;

h. Forum komunikasi desa kreatif;

1. Pengelolaan, pengembangan, dan pembatasan usaha desa kreatif;

j. Hak, kewajibal dan larangan;

k. Pemberdayaan masyarakat;

I. Kerja sama;

m. Pembiayaan dan;

n. Pembinaan dan pengawasan.

B AB Y

J E N I SDAN KRITERIA DESA KREATIF

Pasal 7

Jenis Desa Kreatif meliputi :

a. Desa kreatif berbasis keunikan sumber daya alam yaitu desa kreatif yang

menjadikan kondisi alam sebagai daya tarik utama seperti pegunungan,

lembah, pantai, sungai, danau dan berbagai bentuk bentang alam yang

unik lainnya;

b. Desa kreatif berbasis keunikan sumber daya budaya lokal yaitu desa

kreatif yang menjadikan keunikan adat tradisi dan kehidupan kesehatan

masyarakat menjadi daya tarik utama seperti aktivitas mata pencaharian,

religi maupun bentuk aktivitas lainnya;

c. Desa Kreatif yaitu desa yang menjadikan keunikan aktifitas ekonomi kreatif

dari kegiatan industri rumah tangga masyarakat lokal, baik berupa

kerajinan, maupun altivitas kesenian yang khas menjadi daya tarik utama;

d. Desa Digital yaitu desa yang menjadikan keunikan pelayanan masyarakat,

dan pemberdayaan masyarakat berbasis pemanfaatan teknologi informasi

sebagai daya tarik;

e. Desa Budaya yaitu desa yang menjalankan aktivitas dengan memanfaatkan

potensi kebudayaan local.

f. Desa kreatif Hijau yaitu pembangunan desa kreatif berbasis konsep

pelestarian, meliputi pelestarian alam, ekonomi dan sosial budaya

masyarakat setempat yang menggunakan konsep pariwisata berkelanjutan;

dan

g. Desa kreatif berbasis kombinasi merupakan desa kreatif yang

mengkombinasikan antara satu atau lebih daya tarik wisata yang dimiliki

seperti alam, budaya, kreatif.

Pasal 8

Kriteria Desa Kreatif antara lain :

a. memiliki potensi daya tarik wisata (daya tarik wisata alam, budaya, dan

buatan/karya kreatif);

b. memiliki komunitas masyarakat;

6
c. memiliki potensi sumberdaya manusia lokal yang terlibat dalam aktivitas

pengembangan wisata;

d. memiliki kelembagaan pengelolaan;

e. memiliki peluang dan dukungan ketersediaan fasilitas dan sarana

prasarana dasar untuk mendukung kegiatan wisata; dan

f. memiliki potensi dan peluang pengembangan dasar wisatawan;

BAB VI

PEMBENTUKAN DESA KREATJF

Pasal 9

Persayaratan pembentukan Desa kreatif terdiri dari :

a. Persyaratan Teknis; dan

b. Persyaratan Administrasi.

Pasal 10

Persyaratan teknis sebagaimala dimaksud dalam pasal 9 huruf a meliputi :

a. terdapat batasan (deliniasi) wilayah yang akan diusulkan menjadi Desa

kreatif;

b. memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi destinasi

wisata;

c. terdapat pengembangan sarana dan prasarana dan fasilitas pariwisata.;

d. terdapat kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata;

e. adanya aktivitas ekonomi yang melibatlan masyarakat dalam kegiatan

kepariwisataan;

f. pengelolaan desa kreatif dilakukan secara kolaboratif antar sektor dan 5

(lima) unsur penting pentahelix (komunitas/lembaga kemasyarakatan,

pernerintah, industri, akademisi dan media) melalui kelembagaan desa

kreatif;

g. adanya pengelolaan pengunjung meliputi perencanaan kunjungan,

pengorganisasian penyediaan sumber daya yang terarnpil, dan

pengoordinasian kegiatan kunjungan;

h. terdapat upaya pemasaran dan promosi;

i. menerapkan program CHSE (Cleanliness, Health, Safetg and Environmentat

Sustainabilit untuk pengendalian penularan COVID- 1 9 .

Pasal 1 1

Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b

meliputi:

a. surat pengajuan pencanangan Desa kreatif dari Kepala Dinas ditujukan

kepada Bupati;

b. terdapat penetapan pembentukan desa kreatif dengan peraturan desa;

c. terdapat pendirian Sadan Usaha Milik Desa (Bum Desa dan/atau Bum

Desa bersama) dengan peraturan desa;

d. terdapat regulasi mengenai pungutan desa dengan Peraturan Desa;

e. terdapat penyertaan modal dari dana Desa kepada Bum Desa dan/ atau

Bum Desa bersama dengan Peraturan Desa;

7
f. data prolil Desa kreatif;

g. visi dan misi, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART)

Desa kreatif;

h. susunan kelembagaan desa wisata yang disahkan oleh Kepala Desa/Lurah;

dan

1. program kerja.

Pasal 12

Ketentuan lebih lanjut tentang kriteria dan persyaratan pembentukan desa

kreatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 tercantum dalam Lampiran dan

merupakan lagian yang tidak terpisahkan dengan peraturan Bupati ini.

Pasal 1 3

Pembentukan Desa kreatif dilakukan melalui tahapan:

a. pencanangan Desa kreatif;

b. penilaian Desa kreatif; dan

c. penetapan Desa kreatif.

Bagian Kesatu Pencanangan Desa Kreatif

Pasal 1 4

(1) Pengusulan Penetapan Desa kreatif dilakukan oleh kelompok masyarakat,

Badan Usaha Milik Desa atau Badan Usaha Milik Desa Bersama, atau

pihak lain.

(2) Kepala Desa atau Lurah mengajukan permohonan penetapan desa kreatif

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(3) Dalam ha! permohonan penetapan desa kreatif lintas kabupaten da-lam

wilayah provinsi, Bupati mengajukan permohonan desa kreatif kepada

Gubernur.

(4) Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

dilampiri dokumen pendukung paling sedikit berupa :

a. Data Prolil Wilayah;

b. Potensi wisata yang dikembangkan;

c. Data Pengunjung Desa kreatif;

d. Kelembagaan Calon Pengelola Desa kreatif;

e. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan

f. Rencana mitigasi bencana alam dan bencana nonalam (COVID-19).

8
Bagian Kedua Penilaian Desa Kreatif

Pasal 1 5

(1) Bupati Melakukan Penilaian Usulan permohonan Penetapan Desa kreatif di

Daerah.

(2) Dalam ha! pengajuan permohonan penetapan Desa kreatif sebagaimana

dimaksud pada ayat (I), Bupati melakukan:

a. sosialisasi kepada masyarakat yang memuat pengetahuan rencana dan

pembangunan desa kreatif;

b. inventarisasi dan penggalian potensi daya tarik wisata yang harus

dipertahankan;

c. manajemen pemasaran pariwisata; dan

d. penilaian kelayakan sebagai Desa kreatif.

(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi :

a. atraksi wisata yang paling menarik dan atraktif di Desa;

b. kondisi geografis D esa menyangkut masalah m asalah juml ah rumah,

j umlah penduduk, karakteristik, dan luas wi layah desa y ang be rkaitan

dengan day a dukung kepariwisataan pa da suatu Desa; (4 ) (2 ) )


(3 0 12 .

c. sistem kepercayaan dan k emasyarakatan yan g merupakan aspek

khu sus pada komunitas se buah desa;

d. ketersediaan infrastrulrtur meliputi fasilitas dan pelayanan

transportasi, fa silitas listrik, air bersih, drainase, pengolahan i


l m bah,

telepon, dan sebaeainya;

e. perkembangan j umlah pengunjung Desa kreatif;

f. rencana kelembagaan pengelola Desa kr eatif;

g . laporan pengelolaan keuangan Desa kreatif;

h . pelestarian dan ko nservasi lingk ungan;

I. analisis kesesuaian dengan rencana tata ru ang wil ayah;

J. promosi D esa kreatif;

k. jejaring dan kemitraan Desa kreatif;

I. analisis rencana mitigasi be ncana

m. penerapan program program CHSE (C leanlinesg H ealtlg S afetg and

E nuironmental S ustainability) untuk pe ngendalian penularan COVID-

19.

(4) Dalam ha! hasil penilaian dinyatakan tidak m emenuhi persyaratan,

dilakukan upaya pemenuhan p ersyaratan kembali ol eh Desa/ K elurahan.

(5) ha! hasil penilaian dinyatakan memenuhi persyaratan, i


d tindaklanjuti

dengan tahap penetapan.

(6) Penilaian p enetapan Desa kr eatif sebagaimana dimaks ud pada ayat (l)

d ilaksanakan oleh T im penilai y ang dibentuk oleh Sekretaris Daerah.

(7) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada a yat ( 6) terdiri atas u nsur:

a. Perangkat D aerah yang menangani urusan Pariwisata;

b. Perangkat D aerah yang menangani uru san Desa;

c. praktisi Bidang Pariwisata; d. akademisi.

(8) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (6) m emiliki fungsi :

a. memberikan pertimbangan dan arahan pengelolaan Desa kreatif;

b. menilai se tiap usulan penetapan Desa kreatif;

c. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan D esa kreatif.

9
(9) Tim Penilai penetapan Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

memiliki tugas sebagai b e ri k u t :

a. melakukan evaluasi penetapan Desa kreatif sebagai dasar

pertimbangan penetapan klasifikasi penilaian setiap 4 (empat) tahun

sekali;

b. melakukan kunjungan lapangan, sarasehan, kajian dalam rangka

menilai, mengawasi dan mengevaluasi, serta membina Desa kreatif;

c. menyusun rekomendasi terhadap pemecahan masalah dan

pengembangan potensi Desa kreatif.

Bagian Ketiga Penetapan Desa Kreatif

Pasal 16

(1) Desa/Kelurahan yang diusulkan untuk dicanangkan dan hasil penilaian

dinyatakan memenuhi syarat, ditetapkan menjadi Desa kreatif.

(2) Penetapan Desa/Kelurahan menjadi Desa kreatif sebagaimana dimaksud

pada ayat (I) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 17

Tata cara Penetapan Desa kreatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

diatur dengan mekanisme sebagai berikut:

a. adanya pengajuan permohonan dari kelompok masyarakat dan/atau

kepala desa/Jurah yang ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah;

b. Dinas dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak

diterimanya persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a secara

lengkap dan benar dan wajb melakukan Pemantauan Potensi, Penilaian

dan Penetapan Desa kreatif yang terdiri dari Di.nas Pariwisata dan Asosiasi

Kepariwisataan, Verifikasi Adrninistrasi, Cek Lokasi, melaksanakan Kajian

Team, Interview terhadap Pihak Desa kreatif dan Penilaian (skoring);

c. dalam hal Di.nas melakukan penolakan terhadap usulan penetapan Desa

kreatif wajib disertai dengan alasan yang jelas;

d. Desa/Kelurahan yang ditolak dapat melakukan pengajuan kembali setelah

memenuhi persyaratan teknis dan administrasi;

e. dalam hal Dinas menerima usulan penetapan Desa kreatif, Bupati

menetapkan Desa kreatif.

BAB Vll

KELEMBAGAAN DESA KREATIF

Pasal 18

(1) Pengelolaan desa kreatif dilakukan oleh lembaga pengelola yang

kesemuanya berlandaskan pada pemberdayaan masyarakat.

(2) Lembaga Pengelola Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat

be r bentuk :

a. Kelompok Sadar Wisata. (Pokdarwis);

b. Badan Usaha Milik Desa; dan/atau

c. Badan Usaha Milik Desa Bersama.

10
Pasal 19

1. Lembaga desa kreatif membentuk pengelola desa kreatif.

2. Pengelota Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) terdiri atas :

a. Pembina ; dan

b. Pengurus harian;

3. Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit

meliputi:

a. unsur Dinas;

b. unsur Kecamatan;

c. unsur Kelurahan/Desa;

d. tokoh masyarakat; dan

e. tokoh budaya/tokoh lingkungan.

4. Pengurus Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

a. ketua;

b. sekretaris;

c. bendahara; dan

d. seksi-seksi yang membidangi urusan tertentu sesuai kebutuhan masing­

masing wilayah.

5. Kriteria Pengurus Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagai

berikut:

a. terdaftar sebagai warga desa setempat, dibuktikan dengan KTP;

b. berdomisili paling sedikit l (satu) tahun secara terus menerus di desa

setempat

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. cakap dan memiliki wawasan kepariwisataan;

e. memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu bekerjasama dalam tim;

f. memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat; dan

g. keberadaannya secara umum dapat diterima oleh masyarakat setempat

dan tidak pemah terjerat kasus hukum.

Pasal 20

(1) Masa bakti Pengelola Desa kreatif untuk satu periode kepengurusan adalah

4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dalam periode selanjutnya

(2) Desa kreatif wajib memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

(AD/ ART) yang disahkan oleh Kepala Desa/ Lurah setempat

Pasal 2 1

Pengelola Desa kreatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 mempunyai

tugas sebagai berikut:

a. melakukan pengelolaan produk wisata dan daya tarik wisata yang

bercirikan unik, autentik, spesilik, dan bersifat kearifan lokal menjadi

sebuah paket wisata yang menarik dan layak jual;

b. menyiapkan atraksi sesuai rutinitas kehidupan masyarakat;

c. menyiapkan masyarakat sebagai pelaku wisata;

11
9". menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana yang sudah ditetapkan;

e. bekerjasama dengan pihak-pihak diluar Desa kreatif untuk memajukan

keberadaan Desa kreatif; dan

f. melaporkan hasil pelaksanaan program dan kegiatan kepada Kepala

Desa/Lurah dan Bupati melalui Dinas.

Pasal 22

Pengelola Desa Kreatif memiliki fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan program kegiatan Desa Kreatif.

BAB VIII

KLASIFIKASI DESA KREATIF

Pasal 23

( 1) Klasifikasi Desa Kreatif terdiri dari :

a. Rintisan;

b. Berkembang;

c. Maju;

d. Mandiri.

(2) Indikator Klasilikasi Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 24

(1) Klasifikasi Desa kreatif didasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh Tim

Penilai Al,rreditasi yang dibentuk oleh Sekretaris Daerah.

(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) berjumlah ganjil dengan

unsursebagaiberikut:

a. praktisi bidang pariwisata;

b. akademisi;

c. unsur Dinas; dan

d. pers/media.

(3) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) memiliki fungsi:

a. pertimbangan dan pengarahan pengelolaan Desa kreatif;

b. penilaian setiap usulan pembentukan Desa kreatif;

c. pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan Desa kreatif; dan

d. pembantuan pelalsanaan program dan kegiatan Desa kreatif yang

dilakukan Dinas.

(4) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat(l) bertugas sebagai berikut:

a. melakukan evaluasi Desa kreatif sebagai dasar pertimbangan penetapan

klasifrkasi penilai setiap 2 (dua) tahun sekali;

b. melakukan kunjungan lapangan, sarasehan, kajian dalam rangka

menilai, mengawasi dan mengevaluasi, serta membina Desa kreatif;

c. menyusun rekomendasi terhadap pemecahan masalah dan

pengembangan potensi Desa kreatif secara berkala I (satu) tahun sekali;

dan

d. membantu pelaksanaan program dan kegiatan Desa kreatif yang

dilakukan Dinas.

12
(5) Masa kerja Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (I) selama 3 (tiga)

tahun dan dievaluasi paling sedikit I (satu) tahun sekali.

Pasal 25

(1) Evaluasi terhadap masing-masing klasifikasi Desa kreatif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dilakukan 3 (tiga) tahun sekali sejak

tanggal penetapan

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai parameter penilaian klasifikasi Desa

kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam l"ampiran,

dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IX

FORUM KOMUNIKASJ DESA KREATIF

Pasal 26

(1) Pengelola Desa kreatif membentuk forum komunikasi Desa kreatif.

(2) Forum Komunikasi Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan sarana dan media tukar informasi,komunikasi dan kerja sama

antar pengelola Desa kreatif Wisata dalam upaya pengembangan

pengelolaan Desa kreatif.

(3) Pengurus Forum komunikasi Desa kreatif terdiri dari unsur :

a. pengelola Desa kreatif;

b. pemerhati Desa kreatif; dan

c. Dinas.

(4) Pengurus Forum Komunikasi Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) dipilih oleh pengelola Desa kreatif secara musyawarah dan

mufakat.

(5) Kepengurusan Forum Komunikasi Desa kreatif sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas.

(6) Struktur organisasi Forum Komunikasi Desa kreatif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas :

a. Pembina;

b. Ketua;

c. Sekretaris;

d. Bendahara; dan

e. Seksi-seksi sesuai kebutuhan.

(7) Masa keda Forum Komunikasi Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk I (satu)

periode berikutnya.

(8) Forum Komunikasi Desa kreatif memiliki tugas : a. menampung dan

menyampaikan aspirasi serta permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

Desa kreatif kepada Dinas yang membidangi Pariwisata; b. melaksanakan

temu Forum Komunikasi Desa kreatif paling sedikit I (satu) tahun sekali; c.

membantu Tim Penilai dan Dinas; d. membantu pelaksanaan program dan

kegiatan Dinas tentang Pembinaan Desa kreatif.

13
B AB X

PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBATASAN USAHA DESA

KREATIF

Bagian Kesatu

Pengelolaan Desa Kreatif

Pasal 27

(1) Pengelola Desa kreatif melakukan pengelolaan Desa kreatif melalui usaha

Desa kreatif.

(2) Jenis usaha Desa kreatif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) disesuaikan

dengan potensi Wisata Desa setempat.

Bagian Kedua

Pengembangan Usaha Pariwisata Desa kreatif

Pasal 28

Pengembangan usaha Pariwisata di Desa kreatif, dapat berupa:

a. usaha Daya Tarik Wisata;

b. usaha informasi Wisata;

c. usaha atraksi Wisata;

d. usaha akomodasi, transporasi dan kuliner; dan

e. usaha kerajinan rakyat.

Pasal 29

Pengembangan usaha Daya Tarik Wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal

28 huruf a, mencakup :

a. pengelolaan Wisata alam;

b. pengelolaan Wisata budaya; dan

c. pengelolaan Wisata buatan.

Pasal 30

Pengembangan usaha informasi Wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

huruf b, dilakukan dalam bentuk :

a. penyebarluasan informasi Desa kreatif;

b. penyebarluasan promosi Desa kreatif; dan

c. jasa pramuwisata.

Pasal 3 1

Pengembangan usaha atraksi Wisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

huruf c, meliputi jenis usaha :

a. penyelenggaraan permainan tradisional;

b. pengelolaan sanggar seni dan galeri budaya;

c. penyelenggaraan festival/pameran seni dan budaya;

d. penyelenggaraan hiburan rakyat; dan

e. jenis usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang

dapat mendukung pengembangan Desa kreatif.

14
Pasal 32

(1) Pengembangan usaha akomodasi, transportasi dan kuliner sebagaimana

dimaksud da-lam Pasal 28 huruf d, meliputi jenis usaha :

a. homestay/pondok wisata;

b. rumah wisata;

c. transportasi;

d. telekomunikasi; dan

e. kuliner lokal.

(2) Pengembangan usaha akomodasi Wisata sebagaimana dimaksud pada ayat

( 1 ) , dapat diselenggarakan oleh perseorangan atau badan usaha.

(3) Pelaku usaha akomodasi Wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

wajib memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata yang dikeluarkan oleh

Bupati.

Pasal 33

(1) Pengembangan usaha kerajinan rakyat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 28 hurufe, dapat berupa:

a. souvenir!

b. pakaian;

c. alat musik;

d. ukiran; dan/atau

e. anyaman.

(2) Dalam rangka memberikan perlindungan hukum bagi usaha kerajinan

rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah

memfasilitasi pendaftaran Hak Atas Kekayaan lntelektual atas produk yang

dihasilkan.

Bagian Ketiga

Pembatasan Usaha Desa Wisata

Pasal34

(1) Guna memberikan perlindungan bagi pengelolaan Desa Wisata,

Pemerintah Daerah dapat membatasi usaha Pariwisata yang ada.

(2 ) Pembatasan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) meliputi :

a. pembatasan jenis usaha tertentu yang dianggap bertentangan dengan

nilai-nilai budaya masyarakat Desa Wisata dan/atau jenis usaha yang

tidak sesuai dengan konsep Desa Wisata yang ditetapkan; dan

b. pembatasan skala usaha Pariwisata dalam rangka memberikan

perlindungan bagi pengusaha pariwisata skala mikro, kecil, dan

menengah.

(3) Pembatasan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

15
.

B AB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Halrnahera

Tengah.

Ditetapkan di Weda

pada tanggal 22 September 2022

BUPATI HALMAHERA TENGAH,

EDI LANGKARA

Diundangkan di Weda

pada tanggal 22 September 2022

SEKRETARlS DAERAH,

KABUPATEN HALMAHERA TENGAH,

YANTO M. ASRI S.Pd

Berita Daerah Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2022 Nomor 580

PEJABAT PARAF

SEKRETARIS DAERAH
I
.
ASISTEN II

KABAG HUKUM DAN HAM


I
KADIS KEBUDAYAAN DAN PARlWISATA

16

Anda mungkin juga menyukai