Anda di halaman 1dari 10
BUPATI KARANGASEM. PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM. NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN KEPADA PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA, SERTA TUNJANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI KABUPATEN KARANGASEM Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, a. BUPATI KARANGASEM, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 ayat (5) dan Pasal 82 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 78 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan bahwa pimpinan dan anggota Badan Permusyawaratan Desa mempunyai hak untuk — memperoleh tunjangan pelaksanaan tugas_— dan fungsinya; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penghasilan Tetap, dan Tunjangan Kepada Perbekel dan Perangkat Desa serta ‘Tunjangan Badan Permusyawaratan Desa di Kabupaten Karangasem; Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958, tentang — Pembentukan —_Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 1655); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor —_ 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015, Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); Menetapkan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6); MEMUTUSKAN PERATURAN BUPATI TENTANG PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN KEPADA PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA, SERTA TUNJANGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI KABUPATEN KARANGASEM. BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan Perbekel dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Jumlah Desa adalah jumlah Desa yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat RKUD, adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disingkat RKD, adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yang selanjutnya disingkat SiLPA, adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar mocalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk — sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. 10. iG 12. 13. 14, 15. 16. 17. oe 19. (1) (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat RPJM Desa, adalah Rencana kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi _pemerintahan yang —_anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Peraturan Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Perbekel setelah dibahas dan disepakati_ bersama Badan Permusyawaratan Desa. Peraturan Perbekel adalah peraturan yang ditetapkan oleh Perbekel sebagai aturan pelaksana atas Peraturan Desa. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatuberupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pendapatan Asli Desa yang selanjutnya disingkat PAD, adalah dana pendapatan yang bersumber dari hasil lelang/sewa Tanah Kas Desa dan penerimaan lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Penghasilan Tetap yang selanjutnya disingkat SILTAP adalah penghasilan yang diberikan kepada Perbekel dan Perangkat Desa setiap bulan secara terus menerus dianggarkan dalam APBDes yang bersumber dari ADD. Tunjangan Perbekel dan Perangkat Desa adalah tambahan penghasilan selain penghasilan tetap yang diberikan kepada Perbekel dan Perangkat Desa karena melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dianggarkan dalam APBDes. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk = menduduki_—_jabatan pemerintahan. BAB II PENGHASILAN TETAP PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA Pasal 2 Perbekel dan Perangkat Desa diberi SILTAP dan Tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan Desa. Pengalokasian SILTAP dan Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah perangkat, dan kompleksitas tugas pemerintahan, 5Ge (3) SILTAP dan Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan setiap tahun dalam APBDesa. Pasal 3 (1) SILTAP Perbekel dan Perangkat Desa dianggarkan dalam APBDesa yang bersumber dari ADD (2) Pengalokasian SILTAP Perbekel dan Perangkat Desa yang bersumber dari ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan ketentuan penghitungan sebagai berikut : a. ADD yang berjumlah kurang dari Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) digunakan maksimal 60% (enam puluh per seratus); b; ADD yang berjumlah Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) digunakan antara Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak 50% (lima puluh per seratus); cy ADD yang berjumlah lebih dari Rp.700.000,000 (tujuh ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.900.000.000,- (Sembilan ratus uta rupiah) digunakan digunakan —_antara Rp.350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak 40% (empat puluh per seratus); dan d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp.900.000.000,- (Sembilan ratus juta rupiah) digunakan antara Rp. 360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus). (3) SILTAP diberikan kepada : a. perbekel; b. sekretaris Desa Non PNS paling sedikit 70 % (tujuh puluh perseratus) dan paling banyak 80% (delapan puluh perseratus) dari SILTAP Perbekel per bulan. ¢. perangkat Desa selain Sekretaris Desa paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dan paling banyak 60% (enam puluh per seratus) dari SILTAP Perbekel per bulan. (4) Besaran SILTAP Perbekel dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IIT TUNJANGAN PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA Pasal 4 (1) Selain diberikan SILTAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Perbekel dan Perangkat Desa diberikan tunjangan yang bersumber dari ADD, Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi Daerah serta penerimaan lain yang sah bersumber dari APBDesa. (2) Jenis tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a.tunjangan jaminan kesehatan dan/atau—_jaminan ketenagakerjaan; dan b, tunjangan jabatan. (3) Pemberian tunjangan jaminan kesehatan dan/atau jaminan ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa. (4) Pemberian tunjangan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b ditetapkan dengan ketentuan : a. Desa dengan penerimaan ADD sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ditetapkan pemberian tunjangan jabatan sebagai berikut : 1. tunjangan Jabatan Perbekel paling banyak 75% (delapan puluh per seratus) dari SILTAP Perbekel per bulan; 2. tunjangan jabatan Sekretaris Desa paling banyak 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari SILTAP Sekretaris Desa per bulan; dan 3. tunjangan jabatan Perangkat Desa paling banyak 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari SILTAP Perangkat Desa per bulan, b. Desa dengan penerimaan ADD lebih dari Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ditetapkan pemberian tunjangan jabatan sebagai berikut 1, tunjangan jabatan Perbekel paling banyak 90% (sembilan puluh per seratus) dari SILTAP Perbekel per bulan; 2. tunjangan jabatan Sekretaris Desa paling banyak 90% (sembilan puluh per seratus) dari SILTAP Sekretaris Desa per bulan; dan 3. tunjangan jabatan Perangkat Desa paling banyak 90% (sembilan puluh per seratus) dari SILTAP Perangkat Desa perbulan, (5) Pemberian tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disesuaikan dengan kemampuan keuangan desa dan penganggarannya dialokasikan pada rekening belanja pegawai dalam APBDesa. (6) Besaran tunjangan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa. BAB IV TUNJANGAN BPD Pasal 5 (1) BPD dalam menjalankan tugasnya diberikan tunjangan yang dianggarkan setiap tahunnya dalam APBDesa. (2) Besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan keuangan di desa. (3) Ketentuan besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut : a.desa dengan penerimaan ADD sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) pemberian tunjangan untuk setiap anggota BPD paling banyak 35% (tiga puluh lima per seratus) dari penghasilan Perbekel. b. desa dengan penerimaan ADD lebih dari Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) pemberian tunjangan untuk setiap anggota BPD paling banyak 45% (empat puluh lima per seratus) dari penghasilan Perbekel. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian tunjangan BPD diatur dalam Peraturan Desa. BAB V PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA YANG DIBERHENTIKAN SEMENTARA DAN MELAKSANAKAN CUTI Pasal 6 (1) Perbekel dan Perangkat Desa yang diberhentikan sementara dari jabatannya diberikan SILTAP sebesar 50% (lima puluh per seratus) tanpa diberikan tunjangan. (2) Kepala Desa dan Perangket Desa yang berstatus PNS diberhentikan sementara dari jabatannya diberikan SILTAP sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan sebagai PNS. (3) SILTAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan terhitung sejak diterimanya Surat Keputusan Pemberhentian Sementara yarg bersangkutan sampai dengan adanya Keputusan lebih lanjut dari Pejabat yang berwenang bagi Perbekel dan Perangkat Desa. Pasal 7 Bagi Perbekel dan Perangkat Desa yang melaksanakan cuti tetap diberikan SILTAP tanpa tunjangan jabatan ataupun tambahan penghasilan lainnya. BAB VI PERBEKEL DAN PERANGKAT DESA YANG BERASAL DARI PNS. Pasal 8 (1) PNS yang terpilih menjadi Ferbekel dibebaskan sementara waktu dari jabatan organik selama menjadi Perbekel tanpa kehilangan status dan haknya sebagai PNS, (2) PNS yang terpilih menjadi Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dinaikkan pangkatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6) (4) (5) (6) qQ (2) (3) (4) (5) PNS yang terpilih menjadi Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memilih salah satu dari penghasilan tetap yang diterimanya setiap bulannya. PNS yang terpilih menjadi Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila telah mengambil SILTAPnya sebagai PNS tidak diperkenankan lagi mengambil SILTAP yang dianggarkan oleh Desa. PNS yang terpilih menjadi Perbekel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diperkenankan mengambil tunjangan yang bersumber dari APBDesa tanpa mengambil Tambahan Penghasilan Pegawai yang melekat pada statusnya sebagai PNS yang bersumber dari APBD. PNS yang menjabat sebagai Penjabat Perbekel yang tidak terlepas dari tanggungjawab tugas, hak dan kewajiban di unit/instansi_induknya dapat menerima ~—Tambahan Penghasilan Pegawai yang melekat pada statusnya sebagai PNS yang bersumber dari APBD dan tunjangan jabatan Perbekel yang dianggarkan dalam APBDesa. Pasal 9 PNS yang telah diangkat dengan keputusan Perbekel sebagai Perangkat Desa dibebaskan sementara waktu dari jabatan organik selama menjadi Perangkat Desa tanpa kehilangan status dan haknya sebagai PNS. PNS yang menjadi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dinaikkan pangkatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku PNS yang menjadi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memilih salah satu dari penghasilan tetap yang diterimanya setiap bulannya. PNS yang menjadi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila telah mengambil SILTAPnya sebagai PNS tidak diperkenankan lagi mengambil SILTAP yang dianggarkan oleh Desa. PNS yang menjadi Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diperkenankan mengambil tunjangan yang bersumber dari APBDesa tanpa mengambil Tambahan Penghasilan Pegawai yang melekat pada statusnya sebagai PNS yang bersumber dari APBD. -10- BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 10 Sekretaris Desa yang diangkat oleh Bupati sebelum ditetapkannya Peraturan Bupati ini tetap dapat memilih tambahan penghasilan berupa tunjangan jabatan sebagai Sekretaris Desa yang bersumber dari APBDesa atau tambahan penghasilan pegawai yang melekat statusnya sebagai PNS yang bersumber dari APBD sampai habis masa tugasnya berdasarkan Keputusan Bupati. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Dacrah Kabupaten Karangasem. Ditetapkan di Amlapura pada tanggal 31 Desember 2015 a [,PENJABAT BUPAT] KARANG: }AGUS NGURAH ARDA Diundangkan di Amlapura pada tanggal 31/Desember 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM, 1 GEDE ADNYA MULYADI BERITA DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015 NOMOR 77

Anda mungkin juga menyukai