Anda di halaman 1dari 8

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA

RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

KEPUTUSAN KEPALA RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO


Nomor: SK/ 3 / XI / 2018

Tentang

PENETAPAN POLA KETENAGAAN


RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

KEPALA RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

Menimbang : Bahwa agar dalam penyelenggaraan pelayanan di


Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo dapat terlaksana dengan baik, maka
perlu adanya Panduan Pola Ketenagaan tentang penetapan pola
ketenagaan

Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974


tentang Pokok Pokok Kepegawaian.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit..

3. Perkasad Nomor : 74 tahun 2014 tanggal 2 Desember 2014


tentang Organisasi dan tugas Dandenkesyah termasuk
didalamnya Rumah sakit Tk.III Baladhika Husada..

4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 33 tahun


2015 tentang pedoman penyusunan, perencanaan kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan.

6. Rencana Strategis Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Ketetapan tentang Penyusunan pola ketenagaan Rumkitban


05.08.03 Sidoarjo.

Kedua : Pembinaan dan pengawasan Ketetapan panduan pola ketenagaan


Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo dilaksanakan oleh Kaur Tuud selaku
pembina Personalia.
Ketiga : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sidoarjo
pada tanggal 1Nopember 2018

Kepala Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo

drg. Eni Sulistyowati


Mayor Ckm (K) NRP. 11010028610675
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA Lampiran SK Kepala Rumah Sakit
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO Nomor SK / 3 / XI / 2018
Tanggal 1 Nopember 2018

PANDUAN
TENTANG
PENETAPAN POLA KETENAGAAN
RUMKITBAN 05.08.03 SIDOARJO

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dilaksanakan
oleh sumber daya manusia yang telah melalui proses seleksi dan rekrutmen
sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi yang ditetapkan untuk menjamin
tersedianya sumber daya manusia (karyawan) yang profesional dan memiliki
kompetensi yang sesuai di bidangnya masing-masing.
Sebagaimana kita ketahui bahwa situasi pelayanan kesehatan mengalami
perubahan mendasar dalam memasuki abad ke-21 ini. Perubahan tersebut
sebagai dampak dari perubahan sosial, politik, ekonomi, kependudukan serta
pengembangan IPTEK. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap
perubahan sistim pelayanan kesehatan dan tantangan bagi tenaga kesehatan
dalam proses profesionalisme. Dalam merespon hal tersebut diatas, harus
bersifat kondusif, dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan SDM dan
menentukan langkah–langkah kongkrit dalam pelaksanaannya. Langkah
tersebut dapat berupa penataan sistim pemberdayaan SDM profesional dan
ketenagaan di lingkungan Rumah Sakit.
Kegiatan pelayanan kesehatan tergantung pada kualitas dan kuantitas
tenaga SDM yang bertugas selama 24 jam terus menerus. Untuk meningkatkan
mutu pelayanan diperlukan dukungan sumber daya manusia yang mampu
mengemban tugas dan mengadakan perubahan. Agar pelayanan yang
diberikan bisa optimal perlu adanya perencanaan, baik jumlah maupun
klasifikasi tenaga serta pendayagunaan tenaga sesuai dengan sistim
pengelolaan yang ada.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka disusunlah pedoman
managemen SDM Rumah Sakit yang diharapkan dapat digunakan untuk
menetapkan kebutuhan tenaga medis, para medis dan non medis berdasarkan
kualifikasi dan jenis pelayanan di Rumah Sakit.
2. Definisi
a. Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai
proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan
kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana
organisasi”.
b. George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173)
mendefinisikan bahwa: “Perencanaan tenaga kerja adalah proses peramalan,
pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin
perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai
secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat”.
c. Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa
sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan
kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM yangbersumber dari
kekurangan SDM didalam organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan
bisnisnya, yang menyebabkan diperlukannya penambahan jumlah SDM.
d. Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berda diluar
kendali perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategi dan rencana
operasional, sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada
perencanaan SDM.
e. Faktor Ketenagakerjaan merupakan kondisi tenaga kerja (SDM) yang
dimiliki organisas/perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan yang
berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut dapat
diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM) sebagai
bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah organisasi/perusahaan.
f. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari
dan menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan
dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur, agar bisa
menerapkan motto "the right man on the right place at the right time" ada
beberapa hal yang harus diketahui.
g. Uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan
tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta
yang ada.Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk
menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya
pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas tanggung jawab dan
wewenang masing-masing jabatan.
h. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Teknik penghitungan yang baru
harus melalui cara yang lebih mudah dan dapat diaplikasikan dalam semua unit
pelayanan yang ada di Rumah Sakit, sehingga penyebaran dan penyamaan
perhitungan dalam masing-masing unit mempunyai standar yang sama dengan
pola pengembangan yang berbeda di masing-masing unit pelayanan.
BAB II
RUANG LINGKUP

3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan
perusahaan pada masa yang akan datang dan menghindari kesalahan
manajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
b. Tujuan Khusus
 Membantu ketersediaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
berkompeten untuk memberikan pelayanan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan Rumah Sakit
 Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit
 Mengoptimalkan efisiensi staf Rumah Sakit.
 Meningkatkan kualitas staf Rumah Sakit

4. Perencanaan Ketenagaan/SDM
Perencanaan ketenagaan / SDM merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi
baik Rumah Sakit penyedia maupun pesaing. Meramalkan SDM, perlu
memperhitungkan kondisi permitaan maupun kebutuhan di tiap – tiap unit yang
membutuhkan serta perencanaan karis.
Syarat – syarat yang harus diketahui dalam perencanaan SDM antara lain :
a. Harus mengetahui secara jelas berapa jumlah pasien dan TT di tiap-tiap
unit dalam 1 tahun.
b. Harus mengetahui jumlah tenaga dalam tiap – tiap unit apakah sudah
sesuai dengan perhitungan pola ketenagaan.
c. Harus mampu membaca situasi SDm masa kini dan masa mendatang.
d. Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
e. Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan peraturan
Pemerintah.
Sebab – sebab permintaan SDM :
a. Perencanaan SDM yang bersumber dari kekurangan SDM di setiap unit
Rumah Sakit.
b. Berpengaruh pada rencana operasional dan rencana strategi Rumah
Sakit.
c. Pengembangan pelayanan sehingga membutuhkan tenaga SDM yang
handal.

5. Unit Terkait
a. Kaur Tuud Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
b. Ur Pers Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
c. Para Kabid terkait di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
d. Para Kainstal terkait di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
e. Para Ka Unit di Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
6. Ruang Lingkup/Kewenangan Ur Pers.
a. Menagatur kegiatan di budang administrasi dan pendidikan personil di
Rumkitban 05.08.03 Siodarjo.
b. Menyusun prosedur perencanaan SDM
c. Mengumpulkan data kebutuhan sarana, prasarana, kebutuhan SDM dan
keterampilan SDM.
d. Memberikan saran & masukan dibidang pendidikan, pelatihan & peningkatan
keilmuan, keterampilan dan pengetahuan dibudang SDm dan mutu
pelayanan.

7. Penanggungjawab
a. Kepala Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo
b. Ur Pers Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo.

8. Fasilitas dan Peralatan


a. Tersedia RKA mengenai perencanaan biaya yang dibutuhkan oleh kegiatan
operasional RS maupun kebutuhan SDM.
b. Tersedia dokumen tentang maping tenaga kerja yang sudah ada saat ini.
c. Tersedia dokumen mengenai analisis beban kerja yang sesuai perhitungan
WISN.

9. Metode Perhitungan Pola Ketenagaan WISN


a. Menetapkan perhitungan waktu kerja tersedia, diperoleh dari waktu kerja
yang tersedia masing – masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit
selama kurun waktu 1 tahun. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Hari Kerja – ( Cuti tahunan + Pendidikan/Pelatihan + Hari Libur
Nasional + Ketidak Hadiran kerja + Waktu Kerja)
b. Menentukan standar kelonggaran di setiap unit dengan rumus sebagai
berikut :
Rata-rata waktu faktor kelonggaran X 52 minggu / waktu kerja tersedia
c. Menentukan standar beban kerja dengan rumus sebagai berikut :
 SBK = Waktu kerja tersedia / Rata-rata waktu per kegiatan pokok
dalam 1 tahun.
 Kebutuhan tenaga = ROUNDUP(Jumlah SBK+SKL,-0,5)
BAB III
TATALAKSANA

10. Tata Laksana perencanaan SDM


Perencanaan ketenagaan / SDM merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi
baik Rumah Sakit penyedia maupun pesaing. Perencanaan SDM di buat
berdasarkan perhitungan kebutuhan dengan metode WISN.
Adapun tatalaksana perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
a. Tiap unit melakukan perhitungan pola ketenagaan dengan menggunakan
metode WISN.
b. Dari perhitungan tersebut setiap unit melakukan rapat untuk penetapan
kebutuhan tenaga berdasarkan perhitungan WISN.
c. Pengajuan kebutuhan ke Karumkitban 05.08.03 Sidoarjo dengan
menggunakan Nota Dinas dan dilampiri perhitungan kebutuhan
berdasarkan pola ketangaan WISN.
d. Setelah itu akan diberikan disposisi terhadap pengajuan tersebut,
kemudian diadakan rapat mengenai kebutuhan tenaga berdasarkan
perencanaan yang di ajukan oleh tiap – tiap unit untuk di evaluasi.
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan perhitungan pola ketenagaan berdasarkan metode WISN di


Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya.

Kepala Rumkitban 05.08.03 Sidoarjo

drg. Eni Sulistyowati


Mayor Ckm (K) NRP. 11010028610675

Anda mungkin juga menyukai