Anda di halaman 1dari 38

PEMILIHAN BAHAN BAKU

JAMU

Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar 2021


Pengertian
Obat Tradisional
Obat Tradisional (OT) adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL

Obat asli indonesia yang ramuan dan cara pembuatan,


cara penggunaan, pembuktian khasiat dan
keamanannya berdasarkan pengetahuan tradisional.

Sediaan obat bahan alam yang telah terbukti keamanan dan


khasiatnya secara ilmiah melalui uji pra klinik (pengujian
terhadap hewan percobaan), tapi belum uji klinik atau pada
manusia meski bahan baku telah di standarisasi

Sedian obat bahan alam yang telah terbukti secara ilmiah


melalui uji pra klinik dan klinik, bahan baku dan produk jadinya
telah di standarisasi. Produk fitofarmaka dapat disetarakan
dengan obat modern dan sudah dapat diresepkan dokter
JAMU
Jamu adalah Obat Tradisional
Indonesia (Permenkes No 003 1. Promotif
tahun 2010 tentang Saintifikasi 2. Preventif
Jamu dalam Penelitian 3. Kuratif
Berbasis Pelayanan Kesehatan) 4. Rehabilitatif

Bahan tumbuhan

Bahan hewani

Bahan mineral SEGAR KERING


SARIAN
AMAN BERMUTU
JAMU
Digunakan turun temurun, Memenuhi parameter mutu,
tidak toksik, tidak ada diolah dengan cara
tambahan Bahan Kimia pembuatan yang baik
Obat
BERMAN
FAAT
Bermanfaat jika digunakan secara
teratur dan sesuai tujuan
penggunaan, efek tidak dapat
dirasakan secara langsung
KUALITAS BAHAN BAKU

Senyawa Aktif
Tempat Tanaman liar,
tumbuh tanaman budidaya Panen Pasca panen

Iklim,
ketinggian tempat,
Sumber bahan Umur tanaman, Sortasi segar,
waktu panen pencucian, dll
kesuburan lahan baku

STANDARISASI
BAHAN BAKU
KETEPATAN DALAM
MEMILIH JENIS TANAMAN

Binahong Gendola
(Adredera cordifolia) (Basela rubra)
BELUNTAS
(Pluchea indica)

KI ENCOK
(Plumbago zeylanica)
TEMU PUTIH
(Curcuma zedoaria Rosc.)

KUNYIT PUTIH
(Kaemfperia rotunda L.)
PEGAGAN
(Centella asiatica)
SIDAGORI
(Sida rombifolia L. )

BUNGA PUKUL DELAPAN


(Turnera subulata J.E. Smith.)
KETEPATAN DALAM MEMILIH
BAGIAN TANAMAN

DAUN KAYU BUNGA BIJI

KULIT BATANG AKAR UMBI


RIMPANG

HERBA BUAH KULIT BUAH


SUMBER BAHAN BAKU

1.TANAMAN LIAR
 Keuntungan : a. relatif lebih ekonomis
b. umumnya organik
 Kerugian : a. umur dan bagian tanaman tidak jelas
b. jenis (species) tidak seragam
c. lingkungan tempat tumbuh tidak terpantau
d. tidak terjamin keberlanjutan suplainya

2. TANAMAN BUDIDAYA (tumpangsari, TOGA, perkebunan)


 Keuntungan : a. bibit unggul
b. mudah panen dan pengolahan pasca panen
c. tempat tumbuh terpantau baik
 Kerugian : a. tanaman manja, sehingga kadar metabolit
sekundernya relatif lebih rendah
b. residu pestisida
LINGKUNGAN TEMPAT
TUMBUH
Satu jenis tumbuhan obat yang tumbuh di beberapa
tempat dengan tinggi tempat tumbuh dari
permukaan laut yang sangat berbeda, pada umur
yang sama, akan menghasilkan kadar kadungan
aktif yang berbeda

Misalnya Tea sp (100 – 2000 m), Teobroma cacao


(100 – 200 m) dan Coffea sp (800 – 1800 m) akan
menghasilkan alkaloid lebih rendah apabila tumbuh
di tempat lebih tinggi atau lebih rendah dari tempat
tumbuh yang sesuai
UMUR TANAMAN

• Atropa belladonna L.:


alkaloida utama hiosiamin pertama ada pada akar,
tahun pertama tertinggi pada batang hijau, tahun kedua
batang berkayu dan kadar tertinggi pada pucuk daun
tanaman mulai berbunga

• Mentha piperita L.:


kadar mentol tertinggi pada daun muda, saat tanaman
mulai berbunga

• Cinnamomum camphora L. :
kadar kamfer tergantung dari umur tanaman, makin tua
makin tinggi pada bagian kayu
WAKTU PANEN YANG BAIK

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN BIJINYA


Pemanenan biji ditandai dengan telah mengeringnya buahnya.
Contohnya : Kedawung (Parkia roxburgii)

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN BUAHNYA


Pemanen dilakukan pada saat buah benar-benar matang di pohon,
Contohnya: mengkudu (Morinda citrifolia)

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN PUCUK/DAUNNYA


Pemanenan dilakukan pada saat menjelang perubahan pertumbuhan
vegetatif ke generatif. Contohnya Kumis kucing (Orthosiphon
staminaeus)

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN DAUNNYA


Pemanenan dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna.
Contohnya : Jati belanda (Guazuma ulmifolia)
 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN BATANGNYA,
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman telah
cukup umur . Contohnya : kayu manis (Cinnamomum
burmanii)

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN UMBINYA,


Pemanenan dilakukan pada saat umbi mencapai besar yang
maksimal dan pertumbuhan bagian di atas tanah berhenti atau
mati . Contohnya : bawang merah (Alliun cepa)

 TANAMAN YANG DIMANFAATKAN RIMPANGNYA,


Pemanenan dilakukan pada saat musim kemarau atau ditandai
dengan bagian tanaman yang ada di atas permukaan sudah
mengering atau mati . Contohnya : jahe (Zingiber officinale)
PENGERTIAN
SIMPLISIA
“Adalah bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai bahan obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain simplisia merupakan bahan
yang dikeringkan”
BAHAN BAKU HARUS
MURNI/TIDAK TERCAMPUR
DENGAN BAHAN LAIN
PROSES PASCA
PANEN

Proses pasca panen dilakukan agar simplisia bisa disimpan


tahan lama. Mudah dalam penyimpanan dan pengiriman

Proses pasca panen jangan sampai


menurunkan mutu kimia dan fisik simplisia
ALUR PROSES PASCA PANEN
Panen
Tumbuhan

Sortasi basah

Pencucian
TERSTANDAR

Pengubahan bentuk Rimpang

Pengeringan

Pengemasan

Penyimpanan

Simplisia Terjamin; Cemaran, Fisika,


Kimia,Farmakologi
SIMPLISIA DAUN
PANEN PENIMBANGAN

SORTIR SEGAR PENIMBANGAN

SEGAR

PENCUCIAN
TERSTANDAR
PENIRISAN

PENGERINGAN
KERING

BAHAN
PENGEMASAN PENGEMASAN/PELABELAN

PENYIMPANAN FIFO
SIMPLISIA RIMPANG
PANEN PENIMBANGAN

SORTASI SEGAR PENIMBANGAN


SEGAR TERSTANDAR

PENCUCIAN

KERING PENGUBAHAN Caranya ?


BENTUK

Suhu
PENGERINGAN pengeringan

BAHAN
PENGEMASAN
PENGEMAS
SORTASI SEGAR

Sortasi segar dilakukan untuk me-


misahkan pengotor sebelum dila-
kukan tahapan pencucian. Tahapan
ini penting karena merupakan
tahapan awal yang akan menen-
tukan tingkat kemurnian simplisia.
Pengotor pada saat sortasi ini dapat
dibagi 2 yakni pengotor luar dan
pengotor dalam. Pengotor luar bisa
berupa tanah, kerikil, tumbuhan lain
dan sebagainya. Sedangkan pengo-
tor dalam merupakan bagian dari
tumbuhan tersebut yang bukan
bagian yang diambil.
PENCUCIAN

Ini merupakan tahapan kedua dalam


pasca panen yang bertujuan untuk
menghilangkan tanah atau pengotor
lain yang tersisa setelah sortasi basah.
Pencucian sebaiknya menggunakan air
bersih seperti air dari mata air, air
sumur atau air PAM. Yang dimaksud
dengan air bersih disini adalah lebih
ditujukan kepada air yang bening dan
sedikit mungkin mengandung mikroba
yang tidak diharapkan (Pseudomonas,
Proteus, Micrococus, Bacillus, Strepto-
cocus, Enterobacter dan Echerichia).
PENGUBAHAN BENTUK

Tujuan utama dari perajangan


adalah untuk mempermudah
pengeringan sehingga lama
waktu pengeringan dapat
dihemat. Selain itu proses ini
juga akan mempermudah
pengepakan atau penggilingan
simplisia setelah proses
pengeringan. Ukuran tebal
rajangan perlu diperhatikan
karena ini juga akan
menentukan kandungan zat
aktif simplisia.
PENGERINGAN

Pengeringan simplisia bertujuan


untuk mendapatkan simplisia yang
awet, tidak rusak dan dapat
digunakan atau disimpan dalam
jangka relatif lama. Dari hasil
penelitian kemudian diketahui
bahwa reaksi enzimatik dapat
dicegah apabila kadar air sel pada
simplisia dapat diusahakan sampai
kurang dari 10%. Selain itu
pertumbuhan mikroba juga dapat
dicegah pada kondisi kadar air
tersebut.
Atap

Dinding
penghalang

Sirkulasi
udara
SORTASI KERING

Sortasi kering merupakan tahap


akhir penyiapan simplisia.
Sortasi disini bertujuan untuk
memisahkan benda-benda
asing, seperti bagian-bagian
tumbuhan yang tidak
diinginkan dan pengotor-
pengotor lain yang masih ada
serta tertinggal pada simplisia
kering. Proses ini dilakukan
sebelum simplisia dibungkus
dan disimpan
PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

FAKTOR PENTING DALAM PENGEMASAN DAN


PENYIMPANAN

 Bahan untuk mengemas


 Bersih, tidak beracun, tidak mencemari simplisia. Contoh: plastik,
bahan gelas, dll
 Cara pengemasan, tujuan pengemasan!
 Menghindari penyerapan uap air
 Menghindari masuknya bahan pengotor/ perusak, seperti: debu &
serangga
 Label, tulisan dan keterangan haru jelas!
 Nama tanaman dan bagian yang diambil, tanggal/kode produksi,
nama alamat penghasil, berat bersih, dll
 Kebersihan dan sirkulasi udara
 Menghindari faktor-faktor penyebab kerusakan
simplisia, yaitu:
 Kelembaban udara yang tinggi, terhindar dari caahaya matahari
langsung, terhindar dari serangga/binatang
 Managemen penyimpanan
 Sistem FIFO
 Letak penyimpanan
 Administrasi

!!! Gudang simplisia harus dibuat permanen


dan tidak bercampur dengan penyimpanan bahan-bahan lain !!!

31
PEMERIKSAAN MUTU

WAKTU PEMERIKSAAN
Sebelum proses pasca panen
• Kebenaran bahan dan bahan organik asing
Selama proses pascapanen
• Tingkat kekeringan
Setelah proses pascapanen
• Menyeluruh: pemerian fisik, kadar air, dll
 Selama penyimpanan
• Sebagian ataupun menyeluruh
32
BATAS MAKSIMAL SUSUT PENGERINGAN
BAHAN NABATI YANG DIANJURKAN
BATAS MAKSIMAL
BAHAN NABATI BATASSP
MAKSIMAL SP

Daun 5%
Kayu 10%
Kulit Buah 8%
Kulit Batang 10%
Herba 8%
Bunga 5%
Akar 10%
Bulbus 8%
Buah 8%
Biji 10%
Rimpang 8%
Pucuk 8%
CIRI-CIRI FISIK BAHAN BAKU
YANG BERKUALITAS

SEGAR KERING
Homogen (tidak tercampur Homogen (tidak tercampur
bahan lain bahan lain)
Bebas hama penyakit Bebas hama penyakit
Pemukaan mengkilat (daun) Baunya khas
Tidak bertunas Kadar air sesuai standar
Tidak busuk Warnanya menekati warna
Tida ada perubahan dari asal
warna Masih utuh
V

V
V

V
V
V
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai