Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan status gizi

Pengertian
Untuk menilai status gizi anak usia sekolah dan remaja melalui penjaringan
kesehatan dilakukan melalui :
 Pengukuran antropometri dengan menggunakan indeks berat badan dan
tinggi badan, indeks tinggi badan berdasarkan umur (TB/U),
 Pemeriksaan kelopak mata bawah dalam, bibir, lidah dan telapak tangan
untuk mendeteksi dugaan anemia gizi besi.
Masalah gizi kurang, khususnya gizi buruk dapat terjadi karena keadaan kurang zat
gizi tingkat berat yang di sebabkan rendahnya konsumsi energi (karbohidrat,
protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari dan atau disertai penyakit infeksi,
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), juga sering disertai dengan
kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Anak yang menderita gizi kurang
tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menurunkan
kecerdasan anak. Demikian juga pada anak yang menderita gizi lebih yaitu
kegemukan dan obesitas dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes,
jantung coroner, hipertensi, osteoporosis dan kanker.
Anak dengan disabilitas lebih berpotensi untuk mengalami masalah gizi. Hal ini
terkait dengan hambatan fisik dengan kondisi seperti bibir sumbing, lumpuh layu
maupun jenis disabilitas yang lain yang dapat mengganggu mekanisme konsumsi
makanan ataupun disabilitas tertentu yang mungkin memerlukan diet khusus atau
asupan kalori untuk mempertahankan berat badan yang ideal.
Pada anak yang menderita anemia agizi besi dapat menyebabkan rendahnya
kemampuan belajar dan produktivitas kerja serta menurunnya antibodi sehingga
mudah terserang penyakit infeksi. Anak dengan anemia memiliki indeks
perkembangan psikomotor dan prestasi yang lebih rendah daripada anak normal.

Penilaian kesehatan intelegensia


pengertian
penilaian kesehatan intelegensia merupakan suatu upaya pemeriksaan awal untuk
menemukan secara dini adanya potensi kecerdasan dan hambatan belajar dalam
proses belajar mengajar pada anak usia sekolah dan remaja di pendidikan dasar dan
menengah dan sekolah luar biasa, agar dapat segera dilakukan tidakan intervensi
yang tepat. Melalui pemeriksaan kesehatan intelegensia, diperoleh pemahaman
tentang karakteristik anak usia sekolah dan remaja, potensi yang dimiliki, hal-hal
yang menghambat potensi, dan cara mengembangkan potensinya tersebut. Dengan
demikian, setelah diketahui maka dapat direncanakan upaya peningkatan kualitas
kesehatan intelegensia pada anak usia sekolah dan remaja sehingga dapat
mengoptimalkan hasi lbelajarnya, serta orang tua dan guru dapat memberikan
dukungan dan bimbingan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimiliki setiap
anak sekolah dan remaja.

Kuisioner penjaringan kesehatan intelegensia

NO PERTANYAAN JAWABAN
MODALITAS BELAJAR JENIS Tidak Kadang Selalu
pernah kadang
1 suka mengingat sesuatu dengan V 1 2 3
membayangkannya
2 memahami sesuatu dengan melihat V 1 2 3
grafik/bagan/skema atau membaca
tulisan
3 memahami sesuatu dari A 1 2 3
mendengar/petunjuk lisan
4 mudah mengikuti instruksi tertulis V 1 2 3
5 bisa mengerjakan grafik, bagan/skema V 1 2 3
dan poster dengan baik.
6 senang melakukan tugas dengan di dikte. A 1 2 3
7 saya dapat menyusun bongkar pasang K 1 2 3
gambar (puzzles) dengan baik.
8 senang membaca V 1 2 3
9 mudah memahami penjelasan dengan alat V 1 2 3
peraga.
10 suka mencatat dan membuat daftar apa K 1 2 3
yang ingin saya ingat.
11 mudah mengikuti petunjuk di peta. V 1 2 3
12 suka mengikuti petunjuk lisan. A 1 2 3
13 suka mendengar seseorang berbicara A 1 2 3
dalam mendapatkan informasi.
14 membutuhkan penjelasantentang suatu A 1 2 3
diagram atau peta.
15 senang berdiskusi membicarakan suatu A 1 2 3
hal.
16 suka mendengarkan irama music untuk A 1 2 3
mempelajari sesuatu.
17 suka mendengarkan music. A 1 2 3
18 suka melakukan gerakan-gerakan untuk K 1 2 3
mengingat sesuatu (mengetuk-ngetuk
pena, menggoyang-goyang tungkai).
19 suka bekerja dengan tangan sayadalam K 1 2 3
membuatatau memperbaiki sesuatu.
20 suka berdiri atau berjalan-jalan saat K 1 2 3
belajar.
21 suka menggunaka gerakan tangan saat K 1 2 3
berbicara.
22 terampil berolah raga. K 1 2 3
23 suka melihat gerakan tubuh seseorang V 1 2 3
untuk memahami maksud pikirannya.
24 harus melakukan apa yang telah dipelajari K 1 2 3
agar mudah dipahami.
Interpretasi :
Skor modalitas tipe belajar visual :…… = belum optimal/cukup optimal/optimal
Skor modalitas tipe belajar auditori :…… = belum optimal/cukup optimal/optimal
Skor modalitas tipe belajar kinestetik :…… = belum optimal/cukup optimal/optimal

Anda mungkin juga menyukai