Anda di halaman 1dari 31

Masukan untuk RTD “Tatakelola

Kolaboratif Kebijakan Pembangunan


Kawasan Perbatasan Darat di Provinsi
Kalimantan Barat guna mendukung
Pertahanan Negara”

Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc


Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara – FIA UI
teguh.Kurniawan@ui.ac.id

1
• Governance, Good Governance, dan
Collaborative Governance
• Collaborative Governance menurut Ansell
Outline dan Gash
• Masukan terkait “Tatakelola Kolaboratif
Kebijakan Pembangunan Kawasan
Perbatasan Darat di Provinsi Kalimantan
Barat guna mendukung Pertahanan Negara”

2
Governance, Good
Governance, dan
Collaborative Governance

3
• Teori governance menawarkan dimensi yang berharga dan
menantang dalam memahami dunia sosial, ekonomi, dan
politik kontemporer

Globalisasi & • Peningkatan minat terhadap governance mencerminkan


adanya perubahan dalam masyarakat dan upaya dari peneliti
untuk memahami fenomena dan praktik empirik baru di
Demokratisasi masyarakat
• Dua kekuatan yang menandai era perubahan ini adalah
sebagai globalisasi dan demokratisasi
• Masyarakat memiliki harapan untuk mempengaruhi keputusan
Kekuatan yang berpengaruh terhadap kehidupannya sehingga
meningkatkan tekanan terhadap sistem pengambilan
Perubahan keputusan kolektif yang ada dan memunculkan tuntutan akan
bentuk baru dalam governance
• Munculnya governance adalah dalam upaya memahami
implikasi dari perubahan serta bagaimana hal tersebut dapat
dikelola dengan baik
• Chotray & Stoker, 2009

4
• Negara telah menjadi kekuatan pendorong
pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
sosial
• Terlepas dari dominasi negara, dalam
Governance, beberapa tahun terakhir aktor-aktor lain
seperti organisasi masyarakat sipil dan
Demokrasi & LSM, pemerintah daerah, entitas supra-
Administrasi nasional seperti UNDP, ASEAN, dan
lembaga multilateral lainnya seperti Bank
Publik Dunia dan IMF semakin menemukan ruang
dan menetapkan prioritas dalam
pembuatan kebijakan
• Kecenderungan sekarang adalah lebih
• Jamil, Aminuzzaman & Haque, 2015 banyak jaringan dan multilevel governance

5
• Model yang ada gagal menangkap apa yang terjadi dan tidak
Governance mampu memberikan kerangka yang tepat untuk memahami
sejumlah isu utama bagai para reformis

berupaya • Baik di bidang politik maupun ekonomi, cara-cara yang sudah ada
dalam membuat keputusan kolektif (organisasi politik, negara
bangsa) mendapatkan tantangan berupa kompleksitas masalah
memahami sosial, kekuatan kepentingan yang terorganisir dan tumbuhnya
saling ketergantungan internasional. Sementara, pelaku usaha
(ekonomi) harus memiliki fokus untuk memenuhi tuntutan baru
Cara konsumen, regulasi yang kompleks dan menuntut akan tanggung
jawab etis dan sosial, serta harus beroperasi di pasar yang semakin
global
Pengambilan • Governance adalah tentang bagaimana merespon perubahan
dunia tersebut

Keputusan • Governance berusaha menjawab bagaimana pembuatan


keputusan kolektif dapat dilakukan dengan efektif dan legitimasi

Kolektif • Pemerintah maupun perusahaan memiliki tantangan akan


legitimasi dan efektivitas mereka sehingga perlu
mempertimbangkan cara-cara alternative dalam mengambil
keputusan
• Chotray & Stoker, 2009
6
• Trajektori (lintasan) reformasi dan praktik
governance dipengaruhi oleh warisan
historis dan kelembagaan masing-masing
negara dan budaya administratif dan politik
Variasi dalam • Fitur budaya berkembang secara bertahap
Praktik dan memberikan sistem governance
identitas dan 'jiwa' yang berbeda
Governance • Tradisi dan nilai yang berbeda menciptakan
dependensi jalur tertentu; Nilai-nilai
informal dalam praktik administrasi, akan
memengaruhi bagaimana kebijakan
dirancang, dirumuskan, diadopsi, dan
• Jamil, Aminuzzaman & Haque, 2015 diimplementasikan

7
• Governance adalah tentang aturan
pengambilan keputusan kolektif di mana
terdapat sejumlah aktor atau organisasi
dan di mana tidak ada sistem kontrol
formal yang dapat menentukan
ketentuan hubungan antara aktor dan
Definisi organisasi ini
Governance • 4 elemen:
• Aturan
• Kolektif
• Pengambilan keputusan
• Tidak ada sistem kontrol formal yang
• Chotray & Stoker, 2009 dapat menentukan hubungan & hasil

8
• Pemerintahan sekarang menjadi kata kunci
dalam ilmu-ilmu sosial, dan dimaknai serta
digunakan dengan cara yang berbeda (Faur
2012; Pierre dan Peters 2000)
• Terdapat sejumlah istilah terkait
governance seperti: “good governance”,
Istilah “global governance” (Bevir 2011), “sound
Governance governance” (Farazmand 2004), dan “good
enough governance” (Grindle 2004, 2007)
• Istilah governance lebih luas daripada
konsep pemerintah (government)
tradisional, dan mencakup aktor-aktor lain
seperti organisasi non-pemerintah dan
• Jamil, Aminuzzaman & Haque, 2015 masyarakat sipil (Weise 2000)

9
• Memutuskan sesuatu secara kolektif
membutuhkan aturan tentang siapa yang dapat
memutuskan apa, dan bagaimana pembuat
keputusan harus bertanggung jawab
• Kerangka kerja governance berfokus pada
pengambilan keputusan kolektif dalam sistem
Governing & sosial atau proses internal dalam organisasi
• Governance dapat memberikan perhatian terhadap
Governance pengambilan keputusan kolektif tentang isu-isu
global, dan memberikan perhatian terhadap aturan
yang mengatur (governing) badan administratif
atau eksekutif lokal
• Governance adalah tentang memerintah atau
mengatur (governing) secara kolektif yang
merupakan lawan dari pengaturan (governing) oleh
satu pihak saja (monocratic government) →
• Chotray & Stoker, 2009 governing style: government atau governance

10
2 Fokus
Governance: • Kapasitas lembaga publik
kapasitas menunjukkan pemberian layanan
dan tanggapan terhadap
Lembaga kebutuhan warga
publik & • Demokrasi partisipatif atau
demokrasi representatif berarti sejumlah
partisipatif besar pelaku berpartisipasi dalam
merumuskan kebijakan
• Jamil, Aminuzzaman & Haque, 2015

11
• Menurut Pierre dan Peters (2000), ''
berpikir tentang governance berarti
berpikir tentang bagaimana
mengarahkan ekonomi dan masyarakat,
dan bagaimana mencapai tujuan
Governance & kolektif‘’
Partisipasi • Merumuskan tujuan kolektif
memerlukan penyertaan dan partisipasi
orang-orang yang akan memungkinkan
mereka untuk terlibat langsung dalam
proses pemerintahan atau pengaturan
• Jamil, Askvik & Dhakal, 2013
(governing)

12
• Good governance telah menjadi agenda
kebijakan semua negara dan telah diadvokasi
oleh organisasi internasional seperti PBB,
OECD, Bank Dunia dan IMF, dan dipandang
sebagai unsur penting dan perlu bagi
The Paradox pertumbuhan dan kemajuan ekonomi
• Namun, pengalaman dari Asia Selatan dan Cina
of Good mengungkapkan bahwa kemajuan ekonomi
telah terjadi tanpa peningkatan kualitas
Governance governance secara simultan
• Meskipun tata kelola yang buruk diukur
berdasarkan indikator governance Bank Dunia,
Asia Selatan dan Cina telah menunjukkan
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi yang
• Jamil, Aminuzzaman & Haque, 2015 luar biasa

13
• Proses kolektif dan konsultatif (deliberative) di
mana pejabat publik dan aktor non-negara
bekerja sama untuk membuat dan
melaksanakan kebijakan public (Doberstein,
2016; Ansell & Gash, 2008)
Tata Kelola • Modus tata kelola kolaboratif yang berbeda
Kolaboratif mencakup berbagai jenis kemitraan antara
negara, masyarakat sipil, dan sektor swasta,
mulai dari pemerintah gabungan hingga
pengaturan hibrida seperti rezim pengelolaan
bersama publik-swasta (Agrawal & Lemos,
2007)

14
Collaborative
Governance menurut
Ansell dan Gash

15
• Tata kelola kolaboratif adalah tentang kelipatan
(multiple): digunakan untuk mengelola konflik,
meningkatkan koordinasi, dan memanfaatkan
Tata Kelola kreativitas di mana banyak pemangku kepentingan
yang terlibat dalam interaksi multilateral tentang
Kolaboratif masalah multi-dimensi

menurut • Definisi: Pengaturan pemerintahan (governing


arrangement) di mana satu atau lebih badan publik
Ansell & Gash secara langsung melibatkan pemangku kepentingan
non-negara dalam proses pengambilan keputusan
(2007) kolektif yang formal, berorientasi pada konsensus
dan konsultatif (deliberative) dan yang bertujuan
untuk membuat atau melaksanakan kebijakan publik
atau mengelola program atau aset publik.

16
1. Berbagai pemangku kepentingan yang
saling bergantung (Interdependen)
2. Hierarki yang lemah atau tidak ada; di
Kondisi yang mana keberhasilan bergantung pada
komitmen atau investasi sukarela dari
Mendukung pemangku kepentingan independen atau
di mana gagasan atau pendapat
Tata Kelola pemangku kepentingan penting untuk
penetapan agenda
Kolaboratif 3. Dimana karakter interdependensi
menurut membutuhkan kerjasama multilateral
4. Dimana suatu permasalahan yang bersifat
Ansell & Gash multi dimensi membutuhkan komunikasi
yang berkualitas

17
Institutional
Design

Starting Collaborative
Conditions Outcomes
Process

Facilitative
Leadership

18
Starting Conditions
Institutional
Power-Resource- Design
Knowledge
Asymmetries

Incentives for and Collaborative


Constraints on Outcomes
Process
Participation

Prehistory of
Cooperation or Facilitative
Conflict (initial Leadership
trust level) 19
Participatory
Inclusiveness
Institutional
Design Forum
Exclusiveness
Clear Ground
Rules
Process
Starting Collaborative Transparency
Conditions Process

Facilitative
Leadership

20
Institutional
Design

Starting Collaborative
Conditions Process
Steward

Mediator

Facilitative Catalyst
Leadership

21
Trust-Building Commitment to
Process
-Mutual
recognition of
interdependence
-Shared
Face-to-Face Collaborative Ownership of
Dialogue Process
-Good Faith Process -Openness to
Negotiation Exploring
Mutual Gains

Intermediate Shared Understanding


Outcomes -Clear Mission
-“Small Wins” -Common Problem Definition
-Strategic Plans -Identification of Common Values
-Joint Fact-Finding
22
1. Pemangku kepentingan setuju untuk
"datang ke meja".
2. Pemangku kepentingan mengakui
Empat Proses pemangku kepentingan lain sebagai
lawan bicara yang sah
Permulaan 3. Pemangku kepentingan memiliki
(threshold) komitmen untuk proses kolaboratif
itu sendiri
menurut 4. Para pemangku kepentingan
Ansell & Gash mengembangkan rasa “kepemilikan
bersama” dari proses tersebut

23
Masukan terkait “Tatakelola
Kolaboratif Kebijakan Pembangunan
Kawasan Perbatasan Darat di
Provinsi Kalimantan Barat guna
mendukung Pertahanan Negara”

24
• Kondisi Awal
• Asimetris Kekuasaan-Sumber Daya-
Pengetahuan → tata kelola kolaboratif yang
efektif memerlukan komitmen terhadap strategi
pemberdayaan yang positif dan representasi
Bagaimana pemangku kepentingan yang lemah atau kurang
beruntung
• Insentif dan Hambatan untuk Berpartisipasi →
Tata Kelola menciptakan insentif untuk membuat
pemangku kepentingan mau berpartisipasi dan
Kolaboratif? - mengatasi hambatan untuk membuat
pemangku kepentingan mampu berpartisipasi
1 • Prasejarah Kerja Sama atau Konflik (tingkat
kepercayaan awal) → langkah-langkah positif
untuk memulihkan rendahnya tingkat
kepercayaan dan modal sosial di antara para
pemangku kepentingan

25
• Kepemimpinan yang Fasilitatif
• Melayani → fokusnya pada
Bagaimana mempromosikan dan menjaga proses
(bukan pada pemimpin individu yang
Tata Kelola mengambil tindakan tegas)
Kolaboratif? - • Penengah → perantara jujur yang
diterima dan dipercaya oleh masing-
2 masing pemangku kepentingan
• Katalisator →membuat perubahan

26
• Desain Kelembagaan
• Inklusivitas Partisipatif → harus mencakup semua
pemangku kepentingan yang terpengaruh oleh atau
peduli tentang masalah secara luas
• Eksklusivitas Forum → forum kolaboratif merupakan
Bagaimana satu-satunya saluran sehingga lebih mudah untuk
memotivasi pemangku kepentingan untuk
Tata Kelola berpartisipasi
• Aturan Dasar yang Jelas → legitimasi prosedural.
Kolaboratif? - Aturan dasar yang jelas dan diterapkan secara
konsisten meyakinkan pemangku kepentingan bahwa
prosesnya adil, setara, dan terbuka
3 • Transparansi Proses → membangun kepercayaan.
pemangku kepentingan dapat merasa yakin bahwa
negosiasi publik adalah '' nyata '' dan bahwa proses
kolaboratif bukanlah penutup untuk kesepakatan
pribadi ruang belakang. Definisi peran yang jelas juga
bisa menjadi penting

27
• Proses Kolaborasi
• Dialog tatap muka → negosiasi dengan itikad
baik
• Membangun kepercayaan → membangun
Bagaimana kepercayaan sering kali menjadi aspek yang
paling menonjol dari proses kolaboratif awal dan
bisa sangat sulit untuk dikembangkan
Tata Kelola • Komitmen untuk memproses → saling
mengenali saling ketergantungan, proses
Kolaboratif? - kepemilikan bersama, keterbukaan untuk
menjelajahi keuntungan bersama
4 • Pemahaman bersama → misi yang jelas,
definisi masalah umum, identifikasi nilai umum
• Hasil Menengah →”kemenangan kecil”, rencana
strategis, pencarian fakta bersama

28
• Substansi Masalah → Disertasi Pak Moeldoko (2014):
• Adanya “kesenjangan” kebijakan, kurang harmonisnya
pengaturan antar kebijakan, dan tumpang tindihnya kebijakan
– Isi Kebijakan
• Ketidakselarasan kebijakan dalam aspek penganggaran
(tersebar di beberapa K/L) - Isi Kebijakan
• Kurangnya koordinasi dan keterpaduan program oleh BNPP
Seperti Apa sebagai akar masalah dari belum efektifnya pengelolaan
kawasan perbatasan - Implementasi Kebijakan

Hambatan dan • Problematika dalam sistem pembagian dan koordinasi


kewenangan antara BNPP dan lembaga-lembaga adhoc -
Implementasi Kebijakan
Tantangan? • Belum adanya grand design penataan dan pengelolaan
kawasan perbatasan – Implementasi Kebijakan
• Kesenjangan, disharmonisasi, kevakuman, ketidakkonsistenan,
serta ketidaktepatan perumusan kebijakan yang
mengakibatkan tidak optimalnya sistem keorganisasian dan
program – Analsis Kebijakan
• Ketidakefektifan implementasi karena keragaman persepsi dan
hambatan prasarana dan sarana – Analisis Implementasi

29
• Membangun Tatakelola Kolaborasi untuk
mengelola konflik, meningkatkan koordinasi,
dan memanfaatkan kreativitas dalam
Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan
Bagaimana • Memastikan variabel kritis (kondisi awal,
kepemimpinan yang fasilitatif, dan desain
Kebijakan kelembagaan) mendukung pengembangan
Strategis tata Kelola kolaborasi
• Mengoptimalkan sejumlah faktor penting
dalam proses kolaborasi (dialog tatap muka,
membangun kepercayaan, pembangunan
komitmen dan pemahaman bersama)

30
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai