Anda di halaman 1dari 5

DIAGNOSIS PENYAKIT TUBERCULOSIS

(TB)
Nomor Dokumen : SOP/TB.01/2018
Nomor Revisi : 00
Tgl. Terbit : 25-06-2018
SOP
: 1/4
Halaman

UPT
YUSY MAITA ADRIATI, SKM
PUSKESMAS
NIP. 19850506 201001 2 011
MANDURO
1. Pengertian Penemuan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan
terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium,
menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien
TB
2. Tujuan 1. Supaya bisa melakukan pengobatan sesuai dengan klasifikasi penyakit
dan tipe pasien TB
2. Kesembuhan supaya tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Manduro nomor :
188.4/C.VII.SK/01/416-102.19/2018 Tentang Pelayanan Klinis UPT
Puskesmas Manduro
4. Referensi 1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis Tahun 2014
2. Petunjuk tehnis manajemen TB anak tahun 2013
5. Prosed Alat dan Bahan :
ur/ 1. Pot dahak
Langkah-
2. Antigen PPD RT 23
langkah
3. Spuid 1 cc
Langkah-langkah:
1. Petugas melakukan penjaringan pasien TB secara pasif tetapi aktif
dalam promosi
2. Petugas melakukan tahap awal penemuan dengan menjaring pasien
yang batuk lebih 2 minggu dan memiliki gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan kurus, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan

Diagnosis Tuberculosis pada orang dewasa


1. Diagnosis Tuberculosis Paru
a. Petugas melakukan diagnosis TB paru dengan pemeriksaan dahak
mikroskopis langsung yaitu dahak sewaktu – pagi – sewaktu (SPS)
S (sewaktu) : dahak ditampung pada saat terduga pasien TB dating
berkunjung pertama kali ke Fasyankes, pada saat pulang pasien
membawa pot untuk menampung dahak.
P (pagi) : pasien menampung dahak dirumah pada hari kedua,
segera setelah bangun tidur.
S (sewaktu) : dahak di tampung di Fasyankes pada hari kedua saat
menyerahkan dahak pagi.
b. Petugas menetapkan sebagai pasien TB apabila minimal satu dari
pemeriksaan dahak SPS hasilnya positif.
c. Apabila hasil dahak SPS negative, maka petugas memberikan
terapi antibiotic non OAT selama 2 minggu. Bila dalam 2 minggu
ada perbaikan maka bukan TB. Bila 7-14 hari tidak ada perbaikan
maka petugas melakukan pemeriksaan klinis ulang dan SPS
d. Bila salah satu hasil SPS positif maka dinyatakan pasien TB, bila
hasil SPS negative dan pasien tidak membaik maka petugas harus
merujuk ke RS untuk dilakukan pemeriksaan yang lain.
2. Diagnosis Tuberculosis Ekstra Paru
a. Gejala dan keluhan pasien tergantung pada organ yang terkena,
misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB
Pleura (pleunitis), pembesaran kelenjar limfa superfasialis TB dan
lainya.
b. Petugas melakukan diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis, dan atau
histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ tubuh yang
terkena.
c. Petugas melakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga
ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai, untuk menemukan
kemungkinan adanya TB paru.

Diagnosis Tuberculosis pada anak


Petugas mendiagnosa TB pada anak dengan Sistim Skoring (Scoring
System) gejala dan pemeriksaan penunjang TB dengan parameter sebagai
berikut :
a. Kontak TB BTA negative / tidak tahu skor 2, BTA positif skor 3
b. Uji Tuberkulin (test mantoux) negative skor 0, positif skor 3
c. Berat badan / keadaan gizi BB / TB < 90 % skor 1, klinis gizi buruk
atau Bb / TB <70% skor 2
d. Demam yang tidak diktehaui penyebabnya ≥ 2 minggu skor 1
e. Batuk kronik ≥ 3 minggu skor 1
f. Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksida, inguinal ≥ 1 cm, lebih dari 1
KGB, tidak nyeri skor 1
g. Ada pembengkakan tulang / sendi panggul, lutut, falang skor 1
h. Foto toraks ada gambaran sugestif (mendukung TB) skor 1
Kesimpulan :
1. Skor ≥ 6 diberi OAT 2 bulan terapi kemudian di evaluasi
a. Bila respon positif terapie TB diteruskan
b. Respon negative dirujuk ke RS untuk evalusi lebih lanjut
2. Jika petugas menemukan salah satu keadaan dibawah ini, petugas
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan :
a. Foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura atau milier atau
kavitas.
b. Gibbus, koksitis
3. Tanda bahaya pasien mengalami kejang, kaku kuduk, penurunan
kesadaran, kegawatan lain, misalnya sesak nafas.
6. Diagra
m Alir
7. Unit 1. BP Umum
Terkait 2. Laborat
8. Rekaman Historis

No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai